BAB I
PENDAHULUAN
Hidup Sehat”.
3. Meningkatkan Kerja Sama Lintas Sektor, Lintas Program dan Peran Serta
Masyarakat.
BAB I : Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang dan tujuan
diterbitkannya Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Tanjung Enim Tahun 2017 serta
sistematika penyajiannya.
BAB II : Gambaran Umum. Pada bab ini disajikan gambaran umum UPTD
Puskesmas Tanjung Enim yang meliputi uraian tentang letak geografis, administratif
dan informasi umum lainnya.
BAB III : Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator
mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masayarakat.
BAB V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Pada bab ini dijelaskan tentang
sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan sumber daya kesehatan
lainnya.
BAB VI : Kesimpulan. Bab ini disi dengan sajian tentang hal-hal penting yang
perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan UPTD Puskesmas
Tanjung Enim Tahun 2017. Selain keberhasilan pencapaian bab ini juga
mengemukakan hal yang dianggap masih kurang dalam rangka pembangunan
kesehatan di masa mendatang.
Lampiran. Bagian ini berisi tabel resume / angka pencapaian UPTD Puskesmas
Tanjung Enim dan 81 tabel data kesehatan dan data yang terkait kesehatan
berdasarkan jenis kelamin.
BAB II
GAMBARAN UMUM
Pada bulan Januari 2003 UPTD Puskesmas Tanjung Enim pindah ke gedung
bekas kantor camat lama yang di pimpin oleh dr. Hendriyatno dengan luas bangunan
2.088 m² (36 m x 58 m ), luas tanah 2.470 m² ( 38 m x 65 m ) yang terletak di jalan
Jend A Yani no 10 Tanjung Enim. Pada bulan Mei 2004 gedung Puskesmas di
perluas dengan membangun gedung baru bertingkat dua untuk pelayanan dengan
luas bangunan 174 m². Pada bulan juni 2004 UPTD Puskesmas Tanjung Enim
membuka pelayanan Unit Gawat Darurat 24 jam. Seiring dengan peningkatan
jumlah kunjungan dan kebutuhan akan mutu pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat, maka pada bulan maret 2006 gedung Puskesmas di perluas dengan
membangun gedung baru seluas 200 m² ( 10 m x 20 m ) untuk pelayanan Un it
Gawat Darurat, Laboratorium.
TABEL 2. 2
JUMLAH PENDUDUK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TANJUNG ENIM
TAHUN 2017
JUMLAH PENDUDUK RASIO
JUMLAH RASIO BEBAN
NO DESA / KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JENIS
PENDUDUK TANGGUNGAN
KELAMIN
JML JML
1 2 3 4 5 6 7
3.1 MORTALITAS
Kejadian kematian dalam suatu kelompok dapat mencerminkan kondisi
kesehatan masyarakatnya. Keberhasilan pelayanan kesehatan dan berbagai
program pembangunan kesehatan lainnya juga dapat diukur tingkat kematian yang
ada. Hal tersebut dijabarkan dalam penjelasan berikut :
3.2 MORBIDITAS
Situasi penyakit yang digambarkan pada sub bab ini meliputi penyakit
Malaria, TB Paru, HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual lainnya, Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), Kusta.
Tuberculosis (TB) Paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi target
MDG’s (Millenium Development Goals) untuk diturunkan. Diperkirakan sepertiga
penduduk dunia terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Diperkirakan 95% kasus TB
dan 98% kematian TB di dunia terjadi di Negara berkembang (WHO, 2006).
Pada tahun 2017 sebanyak 60 orang penderita BTA positif, dapat lihat Tabel
7. Jumlah Kasus TB Anak usia 0 – 14 tahun 51 orang. Angka kesembuhan
berjumlah 50 orang dan pengobatan lengkap berjumlah 45 orang. Tidak ada jumlah
kematian selama pengobatan dapat dilihat di lampiran tabel 9.
Penyakit HIV, AIDS, dan Infeksi Menular Seksual merupakan suatu penyakit
yang menyerang kekebalan tubuh. Dari tahun ke tahun penyakit HIV, AIDS, dan
Infeksi Menular Seksual senantiasa meningkat. Berbagai upaya penanggulangan
telah ditempuh, namun tidak mampu membendung peningkatan kasus yang terjadi.
Permasalahan ini tidak dapat dipungkiri bertalian dengan morbilitas penduduk yang
meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman dan
pengguna NAPZA suntik yang meluas. Hal ini disebabkan juga karena penderita IMS
merasa malu untuk berobat ke fasilitas kesehatan sehinga biasanya mereka mencari
pengobatan pada praktek-praktek swasta.
Jumlah Kasus HIV di Kecamatan Lawang Kidul Tahun 2017 tidak ada kasus
AIDS (lihat lampiran tabel 11)
Selama tahun 2017 ditemukan penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi PD3I, lihat lampiran Tabel 19 dan tabel 20.
a. Polio
Polio merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang dapat membasmi.
Strategi untuk membasmi polio didasarkan atas pemikiran bahwa virus polio akan
mati bila ia disingkirkan dari tubuh manusia dengan pemberian imunisasi.
Strategi yang sama telah digunakan untuk membasmi penyakit cacar pada
tahun 1970 (Depkes RI, 2007).
Hasil surveilans AFP UPTD Puskesmas Tanjung Enim tahun 2017 tidak ada
kasus AFP (Non Polio), dapat di lihat di lampiran tabel 18.
b. Difteri
c. Pertusis
Penyakit batuk rejan atau juga dikenal sebagai “Pertusis” biasanya terjadi
pada anak-anak di bawah umur 1 tahun. Sepanjang tahun 2017 tidak ditemukannya
kasus penderita pertusis. Dapat dilihat pada tabel 19.
e. Hepatitis B
f.Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai
dengan demam, batuk, konjungtivitis ( peradangan selaput ikat mata ) dan ruam
kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
b. Penyakit Diare
Selama tahun 2017 tidak ditemukan kasus Filariasis pada UPTD Puskesmas
Tanjung Enim.dapat dilihat lampiran Tabel 23.
Data penyakit tidak menular (PTM) diperoleh dari laporan kesakitan (LB-1)
dari bidan desa, penanggung jawab pustu dan puskesmas dan Poli PTM UPTD
Puskesmas Tanjung Enim, serta Posbindu PTM di desa / Kelurahan diantaranya
meliputi data penyakit hipertensi, Rheumatik, Diabetes Mellitus, dan deteksi dini
kanker.
3.2.2.1 Rematik
3.2.2.2 Hipertensi
3.2.2.3 Kanker
Kanker adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh
tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat
menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat. Ada beberapa jenis kanker
antara lain kanker leher Rahim dan kanker payudara.
Deteksi dini kanker Rahim bisa dilakukan dengan pemeriksaan IVA ( Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat ) yaitu pemeriksaan dengan cara mengamati dengan
menggunakan speculum, melihat leher Rahim yang telah di pulas dengan asam
asetat atau asam cuka ( 3-5% ), pada lesi prakanker akan menampilkan warna
bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Sedangkan deteksi dini Kanker
Payudara dengan pemeriksaan payudara secara manual. Lampiran tabel 26.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari
variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan / panjang badan, lngkar
kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson dalam anwar, 2009). Status gizi
balita diawali dari janin, bayi dan periode dua tahun pertama kehidupan. Hal ini
terjadi karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat.
Masalah gizi pada balita bermula pada saat bayi lahir dengan berat
timbangan rendah. Pada tahun 2017 tidak ada kasus bayi dengan BBLR. Status gizi
masyarakat juga dapat dilihat dari persentase anak balita dengan gizi buruk. Balita
dengan gizi buruk adalah anak balita yang mempunyai berat badan di bawah garis
merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS) berjumlah 43 orang .Lihat tabel 47
BAB IV
4.1.3 Pertolongan Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Selama kurun waktu tahun 2017 tercatat jumlah ibu yang melahirkan
sebanyak 1.628 orang dimana 1.459 orang diantaranya melahirkan ditolong oleh
tenaga kesehatan yang kompeten (95,1%) dapat di lihat di lampiran tabel 29.
Diharapkan selanjutnya capaian yang ada dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan
lagi seiring dengan perbaikan kualitas dan kompetensi kebidanan tenaga kesehatan.
4.1.5 Jumlah Ibu Hamil yang mendapat Tablet Fe1 dan Fe3
4.1.6 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas
Menurut Jenis Kelamin
disamping meningkatkan kandungan vitamin A pada ASI (Air Susu Ibu) sehingga
bayi yang disusui akan lebih kebal terhadap penyakit.
Neonatus adalah bayi dengan usia <28 hari yang harus mendapatkan
pelayanan kesehatan ataupun kunjungan oleh tenaga kesehatan untuk memantau
kondisi kesehatannya. Hal ini dilakukan mengingat pada usia tersebut, bayi sangat
rawan terhadap gangguan kesehatan terutama penyakit Tetanus Neonatorium
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN-1) dilakukan pada kurun waktu 1-7 hari setelah
lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN-2) atau KN lengkap dilakukan pada kurun waktu
hari ke 8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.
Puskesmas Tanjung Enim yaitu 1.447 dari 1.446 neonatus sebesar 99% berarti
hampir semua neonatus sudah mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan
dasar. Dengan demikian diharapkan kedepan usaha yang telah dicapai dapat lebih
ditingkatkan sehingga dapat dicegah sedini mungkin resiko kematian neonatus.
Dapat dilihat pada tabel 38.
Usia bayi merupakan bagian dari periode emas yang harus memperoleh
pemantauan status kesehatannya. Hal ini dilakukan mengingat bayi masih sangat
rentan terhadap penyakit-penyakit infeksi yang bisa jadi dapat mengancam
keselamatan jiwanya. Upaya untuk mencegah terjadinya hal-hal yang fatal pada usia
ini salah satunya dengan kunjungan bayi oleh tenaga kesehatan.
Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bai (usia 0-11 bulan) untuk
memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan
dan kematian.
Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk
kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Bagi yang mendapat ASI Ekslusif adalah
bayi yang mendapat ASI saja sampai berumur 6 bulan. Meskipun ASI sangat
bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu-ibu yang tidak
memberikan ASI pada bayi mereka.
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang mendapat ASI saja
sampai berumur 6 bulan. Tahun 2017 jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif
sebanyak 558 bayi dari 550 bayi (75,3%), jumlah ini merupakan total keseluruhan
bayi laki-laki dan perempuan yang mendapat ASI Ekslusif dapat dilihat di tabel 39.
Pada tahun 2017 tidak terdapat Balita Gizi Buruk di wilayah UPTD
Puskesmas Tanjung Enim, dapat di lihat si lampiran tabel 48.
Anak usia sekolah dasar merupakan generasi penerus sebagai sumber daya
manusia yang sangat potensial di masa mendatang. Pertumbuhan dan
perkembangan anak usia ini akan terganggu karena menderita sakit, kekurangan
atau kelebihan gizi dan masalah psikososial.
terpadu lintas sektor dan lintas program dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan anak dan membentuk perilaku hidup sehat anak berada di sekolah. Hal
ini tidak terlepas dari keterkaitan antara kesehatan dan pendidikan sebagai dua dari
tiga indikator indeks pembangunan manusia (IPM) yang menentukan kualitas SDM.
Program UKS dikenal dengan nama Trias UKS yang salah satunya adalah
pelayanan kesehatan. Program ini dilaksanakan secara komprehensif dengan
mengutamakan kegiatan promotif dan preventif serta didukung dengan kegiatan
kuratif dan rehabilitatif demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Dalam
pelaksanaannya, petugas kesehatan dibantu oleh guru UKS dan dokter kecil.
Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut tahun 2017 adalah 6.718 (lihat
tabel 52). diperlukan usaha yang brsifat promotif yang lebih intens untuk melakukan
pendekatan ke masyarakat khususnya yang telah berusia lanjut.
4.1.17 Desa Kelurahan Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Ditangani < 24
Jam
Selama tahun 2017 terdapat kejadian luar biasa sebanyak 12 orang di desa
Lingga wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Enim. Dapat di lihat di lampiran tabel 28.
Berdasarkan hasil pendataan Gakin tahun 2017 sebanyak 11.493 jiwa yang
termasuk keluarga miskin. Seluruh Gakin (100%) tersebut dijamin kesehatannya
4.2.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat inap dan Gangguan Jiwa
4.3.1 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada rumah tangga dinilai berdasarkan 10
indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI
eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
pakai sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk, makan
buah dan sayur, melakukan aktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok didalam
rumah.
Selama tahun 2017 rumah tangga yang dipantau 1.865 rumah tangga (100%)
yang berperilaku hidup bersih dan sehat berjumlah 1.656. Dapat di lihat di lampiran
tabel 57. Masih kurangnya pemantauan tersebut menjadi tugas tenaga kesehatan
untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan yang optimal agar perilaku hidup
masyarakat yang bersih dan sehat dapat mendukung program kesehatan.
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah,
namun sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga yang sehat dan
sejahtera.
BAB V
jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.
Gambar 3
Kondisi UKBM yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Enim adalah
sebanyak 7 Desa siaga, 7 unit poskesdes dan 58 unit posyandu, secara rinci dapat
dilihat pada lampiran table 69, 70 dan tabel 71.
Tahun 2017
4 Perawat 27 orang
5 Bidan 28 orang
6 Tenaga Kefarmasian 3 orang
7 Tenaga Kesehatan Masyarakat 2 orang
8 Tenaga Kesehatan Lingkungan 2 orang
9 Tenaga Gizi Nutrisionis 4 orang
10 Tenaga Laboratorium 1 orang
13 Staf Penunjang Administrasi 4 orang
14 Sopir ( Honda ) 1 orang
15 Cleaning Service ( Honda ) 3 orang
16 Tenaga Kerja Sukarela (TKS) 9 orang
17 Satpam (Jaga Malam) Honda 1 orang
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Dari uraian Profil kesehatan UPTD Puskesmas Tanjung Enim Tahun 2017
dapat dilihat beberapa Indikator yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB), umur harapan hidup, status gizi dan angka kesakitan.
1. Kematian ibu dengan penyebab kehamilan, persalinan atau nifas pada tahun
2017 di wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Enim terdapat 2 orang kematian
ibu yaitu di Kelurahan Tanjung Enim dan Desa Darmo.
2. Kematian Neonatal terlaporkan pada tahun 2017 berjumlah 14 orang yaitu di
Desa Lingga dan Kelurahan Tanjung Enim 3 orang, Desa Tegal Rejo 2
orang,Kelurahan Tanjung Enim Selatan 1 orang, Desa Keban Agung 5 orang,
Desa Darmo 2 orang.
3. Status Gizi masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator BBLR, status gizi
balita dan desa rawan gizi. Pada tahun 2017 tidak terdapat bayi yang lahir
dengan BBLR dan tidak terdapat balita gizi buruk.
4. Morbiditas berdasarkan pola 10 penyakit terbanyak di wilayah UPTD
Puskesmas Tanjung Enim didominasi oleh Penyakit ISPA.
5. Akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dijamin dengan beberapa
program jaminan antara lain Jamsoskes Sumsel Semesta., dan BPJS
Kesehatan.
6. Kategori rumah sehat pada tahun 2017 yaitu 13.213 ( 92,09% ) rumah yang
ada di wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Enim termasuk dalam kategori
rumah sehat.
7. Sarana kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Enim tahun 2017
terdiri dari 1 buah Puskesmas Induk dengan sarana Unit Gawat Darurat
(UGD) 24 jam, Puskesmas Pembantu (Pustu) 3 buah, Polindes 7 buah dan
58 Posyandu yang tersebar di 4 desa dan 3 Kelurahan.
6.2 SARAN