Anda di halaman 1dari 28

Dialiser Pakai Ulang

(DPU)
Pendahuluan

• Dialiser pakai ulang adalah penggunaan dialiser


lebih dari satu kali untuk pasien yang sama,
umumnya dipakai kembali bila volume dialiser
80% dari dialiser baru.
Perkembangan dan Masalah Reuse
• Reuse atau pemakaian ulang membran dialisis
sudah lama dilakukan oleh pusat-pusat dialisis
dipelbagai negara.

• Tahun 1964, membran reuse pertama kali


dilakukan di Inggris oleh Shaldon dkk.

• Di Eropa, 10% pasien dengan CKD yang


menjalani HD dengan membran reuse dan
terdapat kecenderungan untuk terus berkurang.
Perkembangan dan Masalah Reuse

• Tahun 1998, penggunaan reuse meningkat


dengan tajam.

• Di RSCM menggunakan tehnik reuse secara


manual.

• Pada tahun 2005 praktek reuse digunakan secara


otomatis.

• Frekuensi pemakaian membran reuse rata-rata 5


kali (2-7 kali).
Keuntungan & kerugian
dari dialiser pakai ulang
• Kerugian membran reuse, yaitu :
1.Efektifitas membran dan klirens dialiser akan
menurun setelah beberapa kali pemakaian.
2.Risiko penularan infeksi lebih besar.
3.Keterpaparan dari cairan desinfektan yang
digunakan.
4.Keluhan atau perasaan terbakar pada ujung
fistula
5.Resiko terpapar terhadap pelaksana riuse
Keuntungan & kerugian
dari dialiser pakai ulang

• Keuntungan penggunaan membran reuse :


1. Mengurangi biaya dialisis.
2. Mengurangi paparan siasa zat kimia
pada dialiser baru.
3. Meningkatkan biokompatibilitas dialiser
Perlengkapan Instalasi Reuse

A. Ruang reuse
- Bak dan saluran pembuangan
- Kran dan selang air RO minimal 2 titik
Perlengkapan Instalasi Reuse

A. Ruang reuse
- Luas ruang 3 x 4 m2
- Ventilasi cukup dan exhaust fan
Perlengkapan Instalasi Reuse

B. Perlengkapan lain :
• Mesin otomatis
Perlengkapan Instalasi Reuse

B. Perlengkapan lain :
• Renalin / Formalin
 H2O2
• H2O2
 Renalin pada
• Spuit 50 cc tempatnya
• Sodium hipokloride
 Spuit 50 cc
(bleach) 1%
 Wadah kecil
tertutup
Perlengkapan Instalasi Reuse

B. Perlengkapan lain :  Kacamata


• Baju pelindung
 Masker
(apron)
• Kaca mata  Baju Pelindung

• Masker  Sarung tangan


Perlengkapan Instalasi Reuse

B. Perlengkapan lain :
• Lemari penyimpanan
sesuai hari
Tehnik Pemrosesan Dialiser Pakai Ulang

1. Indentifikasi pasien.
2. Pembilasan (rinsing).
3. Pencucian (cleaning), test dialiser
4. Desinfekfeksi atau sterilisasi.
5. Pencatatan (documentation).
6. Pembilasan desinfektan.
7. Test strip (test residual).
Tahapan dalam proses ulang dialiser
menggunakan mesin Renatron

 Penempelan nama pasien dan tanggal yang jelas


pada dialiser untuk mencegah kekeliruan dan
untuk mengetahui sudah berapa kali dialiser
tersebut digunakan.
 Segera setelah prosedur hemodialisis, dialiser dicuci
dengan air yang telah diolah dengan water
treatment, biasanya disebut air RO ( Reverse
Osmosis ) untuk menghilangkan bekuan darah yang
terdapat dalam kapiler dialiser.
 Sambungkan dialiser ke mesin Renatron.
 Sambungkan selang venous mesin Renatron ke ve
nous dialiser
 Sambungkan selang dialiset
inlet mesin renatron ke
dialisat inlet dialiser.
 Sambungkan selang dialisat
out let mesin renatron ke
dialisat out let dialiser.
 Sambungkan selang arteri
mesin renatron ke arteri
dialiser.
 Tekan dan tahan tombol
Hold to test.
 Putar ke arah kanan tombol
set sesuai 80% total volume
dari dialiser.
 Tekan tombol Mute dan
Reset secara bersamaan
untuk memilih mode
dialiser.
 Ada tiga pilihan mode di layar pada Program Step, yaitu:
 CH : Untuk dialiser Low dan Intermediate Flux
 HF : Untuk High Flug Dialiser
 OO : Untuk mode kalibrasi dan sanitasi

 Tekan tombol START PROCESS, proses sterilisasi


berlangsung selama 10 menit.
Ada tiga tahap pada pembuatan dialiser proses ulang,
yaitu :
Cleaning Cycle ( fase cleaning ). Membersihkan
kompartemen darah dan kompartemen dialisat
Testing Cycle ( fase test ). Test priming volume dan
leak test
Desinfektan Cycle ( fase desinfektan ). Desinfektan
kompartemen darah dan kompartemen dialisat
dengan Renalin 3,5%
Setelah proses komplit, akan muncul tulisan PROCESS
COMPLETTE dan alarm berbunyi.
Tekan tombol mute alarm dan selanjutnya tekan tombol
Reset dan keluarkan dialiser dari mesin renatron
dengan hati-hati untuk mencegah terbuangnya cairan
desinfektan dan dialiser yang dapat mengakibatkan
proses desinfektan kurang efektif.
Tutup kedua kompartemen dengan tutup
dialiser yang sudah direndam dengan Renalin
1%.Setelah dialiser diproses, yakinkan dan
cek hal-hal berikut :
Pastikan kedua kompartemen sudah terisi dengan
Renalin
Pastikan dialiser tidak rusak atau bocor
Pastikan dialiser bagian luar dan bagian dalam
kelihatan bersih
II. Teknik pemrosesan ulang dialiser
secara manual
• Dalam pelaksanaan resue dengan manual
terdiri dari langkah-langkah :
– Rinsing (pembilasan)
Pembilasan bertujuan untuk membersihkan
sisa-sisa darah seteleh proses dialisis. Segera
setelah hemodialisis berakhir, ginjal buatan
dilepaskan dari bloodlines . Bilas ginjal buatan
dengan air RO (reverse osmosis) dengan
tekanan 15-20 psi.
• Cleaning (pencucian)
– Masukkan hidrogen peroksida (H2O2) 3% kedalam
kompartemen darah dan kompartemen dialisat jika
diperlukan dengan spuit 50 cc dengan tekanan yang
cukup untuk membuang sisa-sisa darah. Dapat juga
digunakan bleach (sodium hipokloride) dengan
konsentrasi 1% untuk melarutkan deposit protein pada
dialiser. Biarkan 3 – 5 menit kemudian bilas kembali
dialiser dengan air RO. Langkah ini dapat diulang apabila
secara fisik masih tampak sisa-sisa darah, dan dapat pula
direndam sampai ke esokkan harinya baru dilakukan
pembilasan.
Tes kualitas dialiser
• Tes kualitas ginjal buatan harus dipertahankan demi
kepentingan pasien :
– Visual : dilihat apakah masih ada bekuan darah di
dalam ginjal buatan bila masih ada maka ginjal buatan
tersebut sebaiknya harus dibuang.

– Mengukur volume priming : volume priming diukur


dengan menggunakan gelas ukur, terlebih dahulu tutup
kedua kompartemen dialisat untuk mendapatkan hasil
yang maksimal, pegang dialiser dengan posisi vertikal
diatas gelas ukur, kemudian dorong cairan didalam
kompartemen darah dengan tekanan udara
menggunakan spuit 50 cc, lakukan beberapa kali untuk
mengeluarkan semua cairan. Hitung cairan yang ada
didalam gelas ukur, bila kurang dari 80% dari volume
priming awal maka dialiser harus dibuang.
• Sterilisasi
– Germisida dimasukkan kedalam kompartemen darah
dan kompartemen dialisat. Pada saat pengisian
germisida, kompartemen darah dan kompartemen
dialisat harus dipastikan bebas dari udara. Ujung bagian
inlet dan outlet dari kompartemen darah, dan kedua
kompartemen dialisat ditutup dengan rapat. Dialiser
yang sudah terisi dengan cairan germisida 2 – 4%
disimpan pada lemari penyimpanan yang tertutup,
bebas dari cahaya matahari, dan letakkan dialiser
dengan posisi kompartemen dialisat kearah atas.
Dialiser harus disimpan minimal 24 jam.
Langkah-langkah kerja pembersihan germisida

1. Bagian inlet dihubungkan dengan arteriline, ujung


bloodline pada outlet ditempatkan kedalam gelas ukur
untuk menampung hasil bilasan. Jalankan blood
pump mulai dari 100 sampai 150 cc / menit dengan
menggunakan NaCl 0.9% sebanyak 2 botol (1000
cc).
2. Setelah pembilasan dengan 1000cc, matikan
pump ganti kolf ketiga, isi venous traph ¾
NaCL lalu sambungkan arteriline dengan
venusline.

3. Kemudian lanjutkan dengan priming dalam


selama minimal 20menit, buka kedua klem
pada bloodline jalankan bloodpump 300
cc/menit. Setelah proses selesai maka
dilanjutkan untuk tes residu (tes renalin).
Perbedaan pembuatan dialiser pakai ulang secara
manual dan otomatis
No Perbedaan Manual Otomatis
1 Waktu pengerjaan 10 menit 10 menit
2 Pengukuran volume Ketepatan kurang Lebih tepat
3 Kontrol kebocoran Jarang dilakukan Sudah ada (leak test)
4 Sterilisasi / desinfeksi Steril dan kontak Lebih steril dan sedikit
dengan petugas kontak dengan petugas
5 Reaksi terhadap Lebih sering Jarang
pasien
6 Komposisi cairan Kurang tepat Lebih tepat
7 Kontak bahan kimia Sering / besar Jarang / kecil
8 Kenyaman kerja Kurang nyaman Nyaman
9 Biaya Lebih murah Lebih Mahal
Simpulan
1. Melakukan pemprosesan ulang dialiser baik
dengan menggunakan mesin otomatis maupun
secara manual harus dengan hati-hati, tepat dan
benar, karena dapat berdampak negatif terhadap
pasien maupun tenaga pelaksana reuse.

2. Petugas yang melaksanakan reuse harus selalu


memperhatikan universal precoution dengan
menggunakan alat pelindung, seperti baju
pelindung (apron), kaca mata dan masker.
Simpulan

3. Pemakaian membran reuse harus


memperhatikan volume dan kondisi dari dialiser,
bila kurang dari 80% maka sebaiknya tidak
digunakan.

4. Informed consent harus diberikan kepada setiap


pasien yang akan menggunakan dialiser pakai
ulang.

Anda mungkin juga menyukai