SUMMARY
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DISUSUN OLEH:
IRMINA ADI RINGRIH K012202012
KELAS E
KESELAMATAN KERJA
Pengertian :
1. Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang
aman bebas dari kecelakaan.
2. Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak
disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
3. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang
melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja.
HIGIENE INDUSTRI
Higiene Industri merupakan ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada
pengantisipasian, pengenalan, penilaian, evaluasi, kontrol serta pencegahan faktor lingkungan
dan stress yang muncul di tempat kerja yang berpotensi menimbulkan kesakitan, gangguan
kesehatan atau kesejahteraan, ketidaknyamanan terhadap tenaga kerja dan lingkungan serta
gangguan efesiensi kerja dan pada masyarakat umumnya.
Nilai Ambang Batas Berdasarkan Kementrian RI :
1. Nilai ambang batas Iklim Kerja Indeks Suhu : 18–28 dan Kelembaban : 40%-60%
2. Tingkat kebisingan di ruang kerja maksimal 85 DBA.
3. Nilai ambang batas getaran untuk pemaparan lengan dan tangan.
4. Nilai ambang batas radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro : medan listrik
Sepanjang hari kerja : maksimal 10 kV/m, Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari
maksimal 30 kV/m, Medan magnit listrik : Sepanjang hari kerja : maksimal 0,5 mT (mili
Tesla) dan Waktu singkat sampai dengan 2 jam per hari : 5 mT
5. Pencahayaan : Intensitas cahaya diruang kerja minimal 100 lux
6. Vektor Penyakit :
a. Indeks lalat : maksimal 8 ekor/fly grill (100x100 cm) dalam pengukuran 30 menit.
b. Indeks kecoa : maksimal 2 ekor/plate (20 x 20 cm) dalam pengukuran 24 jam.
c. Indeks nyamuk Aedes aegypti : container indeks tidak melebihi 5%.
d. Tikus : Setiap ruang kantor harus bebas tikus.
Manfaat Penerapan K3 :
1. Bagi Pekerja : pekerja terlindungi dengan adanya pelayaan kesehatan kerja yang
dibutuhkan, pekerja memperoleh yankesja paripurna, pekerja dapat bekerja secara sehat
dan produktif dengan penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja dan Pendapatan pekerja dapat meningkat.
2. Bagi Pengusaha : peningkatkan keberhasilan bisnis perusahaan, angka absensi rendah
dan biaya kesehatan menurun, perusahaan sehat dan merupakan dasar untuk
kesejahteraan sosial
3. Bagi Pemerintah : para pekerja yang sehat dapat meningkatkan pembangunan daerah dan
nasional, para pekerja yang sehat merupakan aset daerah dan aset nasional.
Konsep dasar agar tenaga kerja dalam keserasian sebaik baiknya untuk produktivitas
yang optimal maka perlu ada keseimbangan yang positif – konstruktif yaitu :
1. Kapasitas kerja.
2. Beban kerja.
3. Beban tambahan dari lingkungan kerja.
Secara fisiologis : bekerja adalah hasil kerja sama dalam koordinasi yang sebaik-
baiknya dari saraf pusat dan perifer, pancaindera (mata, telinga, perasa, peraba, dll), otot dan
rangka.
Pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk beberapa hal berikut, yaitu : evaluasi
dan perancangan tata cara kerja, keselamatan kerja, pengaturan jadwal istirahat, spesifikasi
jabatan dan seleksi personil, evaluasi jabatan dan evaluasi tekanan dari faktor lingkungan
BEBAN KERJA
Setiap pekerjaan yang dilakukan seorang operator akan menjadi beban fisik maupun
mental. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan berbeda dalam hubungannya dengan
beban kerja. Aktivitas manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental
(otak). Pengukuran beban kerja dapat digunakan untuk beberapa hal berikut, yaitu : evaluasi
dan perancangan tata cara kerja, keselamatan kerja, pengaturan jadwal istirahat, spesifikasi
jabatan dan seleksi personil, evaluasi jabatan dan evaluasi tekanan dari faktor lingkung
Aspek perhitungan beban kerja terdiri atas fisik (perhitungan beban kerja berdasarkan
kriteria – kriteria fisik manusia), mental (perhitungan beban kerja dengan mempertimbangkan
aspek mental (psikologis) serta penggunaan waktu (pemanfaatan waktu lebih
mempertimbangkan pada aspek penggunaan waktu untuk bekerja). Beban kerja di pengaruhi
oleh 2 faktor yaitu faktor eksternal dari luar dan faktor internal
Beban Kerja terdiri atas beban kerja fisik dan beban kerja mental. Penilaian beban
kerja fisik dapat dilakukan dengan penelitian secara langsung dengan cara mengukur oksigen
yang dikeluarkan (energy expenditure) melalui asupan energi selama bekerja dan metode
tidak langsung dengan cara Menghitung nadi kerja, konsumsi energi, kapasitas ventilasi paru
dan suhu inti tubuh. Pengukuran beban kerja fisik dapat diukur menurut metabolisme,
respirasi, suhu tubuh dan denyut jantung, berdasar jumlah kebutuhan kalori dan berdasar
denyut nadi.
Pengukuran beban kerja secara mental dapat dilakukan secara teoritis dan secara
teknis. Pengukuran secara teoritis berupa pendekatan ergonomi-biomekanik, (pendekatan ini
mencakup pengukuran proses persepsi, neuromotorik dan biomekanik serta level
kelelahan/kejenuhan pekerja), pendekatan psikologis (Pengukuran pendekatan psikologis
menggunakan atribut-atribut seperti motivasi, antisipasi, keterampilan, dan batas marginal
kelelahan) sedangkan pengukuran secara teknis berupa pengukuran beban kerja mental secara
objektif (Objective Workload Measurement) dan pengukuran beban kerja mental secara
subjektif (Subjective Workload Measurement). Metode pengukuran beban kerja mental secara
subjektif dapat dilakukan dengan cara NASA-TLX, Harper Qoorper Rating (HQR), Task
Difficulty Scale serta Subjective Workload Assessment Technique (SWAT)
REGULASI-REGULASI YANG MENGATUR TENTANG KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA DI TEMPAT KERJA
Tujuan pelaksanan sistem kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja adalah :
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan pekerja
2. Melindungi dan mencegah pekerja dari semua gangguan kesehatan akibat lingkungan
kerja atau pekerjaannya
3. Menempatkan pekerja sesuai dengan kemampaun fisik, mental pendidikan dan
keterampilannya
4. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
Keselamatan kerja : suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman
bebas dari kecelakaan
Kecelakaan : suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta
tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia.
Kecelakaan kerja : kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan
pekerjaan disuatu tempat kerja.
Keselamatan kerja ditujukan bagi manusia (pekerja dan masyarakat), benda (alat,
mesin, banguna), lingkungan (air, udara, cahaya). Sedangkan penyebab kecelakaan yaitu
unsafe human act dan unsafe condition.
Konsep dasar agar tenaga kerja dalam keserasian sebaik baiknya untuk produktivitas
yang optimal maka perlu ada keseimbangan yang positif –konstruktif yaitu ; kapasitas kerja,
beban kerja dan beban tambahan dari lingkungan kerja. Oleh karena itu hubungan antara
fisiologi tubuh dengan beban kerja dan kapasitas kerja seharusnya berjalan bersama dalam
keseimbangan yang serasi agar supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan daya
kerja.
Secara fisiologi bekerja melibatkan semua sistem tubuh yaitu sistem kardiovaskuler,
sistem pernapasan, sistem pencernaan ,sistem saraf, sistem ekresi dan sistem muskuloskelteal,
peredaran darah keotot melakukan pertukaran zat yg diperlukan dan yg di buang. Oleh karena
itu jantung, paru, hati, usus, ginjal, harus menunjang proses pelakasanaan kerja.
Secara singkat maka beban kerja fisiologis dapat didekati :
1. Denyut jantung atay denyut nadi
2. Jumlah oksigenyg digunakan
3. Jumlah kalori yang dibutuhkan
4. Suhu tubuh ( suhu rektal)
5. Kecepatan penguapan keringat
Sedangkan kapasitas kerja fisik (personal capasity meliputi faktor usia,jenis kelamin,
antropometri, pendidikan, pengalaman, status sosial, agama dan kepercayaan, status
kesehatan, kesegaran jasmani dan lain-lain.
KELELAHAN KERJA
Pengukuran
1. Waktu reaksi,
2. Uji ketukjari (fingger-tapping test),
3. Uji flicker fusion.
4. Critical flicker fusion,
5. Uji Bourdon Wiersma,
6. Skala kelelahan IFRC (Industrial Fatique Rating Committe),
7. Skala fatique rating (FR Scale),
8. Ekskresi katekolamin,
9. Stroop test,
10. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2)
11. Indikator pengukuran kelelahan kerja: Waktu reaksi dan rasa lelah
PENYEBAB KELELAHAN
Faktor Internal → Usia, Status Gizi, Jenis Kelamin, Pengetahua dan Sikap, Gaya Hidup
Faktor Internal → Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi dan Psikososial
Penyebab Kelelahan → Aktivitas kerja fisik, Aktivitas kerja mental, Stasiun kerja tidak
ergonomi, Sikap paksa, Kerja statis, Kerja bersifat monotoni, Lingkungan kerja ekstrim,
Cara Mengatasi kelelahan → Sesuai kapasitas kerja pisik, sesuai kapasitas kerja mental,
Redisain stasiun kerja, Sikap kerja alamiah, Kerja lebih dinamis, Kerja lebih bervariasi,
Redisain lingkungan kerja, Reorganisasi kerja, Kebutuhan kalori seimbang, Istrahat setiap 2
jam.
Dampak Kelelahan
1. Menunjukkan terjadinya pelemahan kegiatan.
Perasaan berat di kepala, menjadi lelah seluruh badan, kaki merasa berat, sering
menguap, merasa kacau pikiran, manjadi mengantuk, marasakan beban pada mata kaku
dan canggung dalam gerakan, tidak seimbang dalam berdiri, mau berbaring.
2. Menunjukkan terjadinya pelemahan motivasi.
Merasa susah berpikir, lelah berbicara, menjadi gugup, tidak berkonsentrasi, tidak
dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu, cenderung untuk lupa, kurang kepercayaan,
cemas terhadap sesuatu, tidak dapat mengontrol sikap, tidak dapat tekun dalam pekerjaan.
3. Menunjukkan gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum.
Sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri di punggung, terasa pernafasan
tertekan, haus, suara serak, terasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada
anggota badan, merasa kurang sehat.