Anda di halaman 1dari 32

Fitri Sari Dewi, SKM, MKKK

STIKes Ibnu Sina Batam

Kesehatan
Lingkungan
Industri
Pendahuluan
• Bekerja membutuhkan lingkungan tempat kerja yang bersih, sehat,
aman dan nyaman  lingkungan tempatkerja harus memenuhi
kebutuhan fisiologis pekerja serta bebas pencemaran.
• Tempat kerja yang pengertiannya adalah tiap ruangan atau
lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga
kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber sumber
bahaya.harus sehat  (UU No 1 Tahun 1970).
• Tempat kerja yang merupakan tempat yang paling mungkin memiliki
resiko bahaya terhadap pekerja adalah pabrik atau industri.
Penyehatan Tempat Kerja
Penyehatan lingkungan tempat kerja adalah segala upaya untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan tempat kerja beserta lingkungannya dan pengaruhnya
terhadap manusia. Upaya Pelayanan Kesehatan Lingkungan di tempat kerja secara
umum bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang
lain yang berada di tempat kerja, serta sumber produksi, proses  dan lingkungan
kerja dalam keadaan aman. Upaya penyehatan ini diatur dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.03/MEN/1982  Tentang Pelayanan Kesehatan
Kerja, yang  tujuannya lebih terperinci yaitu  
• Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental.
• Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
• Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga
kerja.
• Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
sakit.
Sejarah perkembangan
• Manusia selalu berusaha meningkatkan kesejahteraannya
• Perkembangan produksi: produksi domestikkerajinansistem
prabrik modern
• Revolusi industri dimulai dengan adanya mesin uap
- perlu banyak bahan baku
- perlu banyak tenaga kerja
• Data revolusi industri:
- 50% penduduk Inggris meninggal usia 20 th
- usia buruh = 22 th CDR 36/1000, usia kelas sosial ekonomi tinggi
= 44 th CDR 22/1000
• Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tinggi
Penyakit Jabatan
• Penyakit yang disebabkan oleh berbagai faktor berbahaya yang ada
didalam lingkungan kerjanya
• Diketahui sejak lama:
- Mesir kuno: kesehatan petani, pekerja pencelup menderita
penyakit yang sama
- Yunani & Romawi: keracunan Pb, keracunan Cu pada pekerja
tambang, dst.
- Sebelum Ramazinni: Paracelcus penyakit akibat logam (orang
pertama kesehatan industri)
- Ramazinni (1633-1714): Bapak ilmu kesehatan kerja, menulis
buku ‘penyakit jabatan dan cara pencegahannya’
- Revolusi industri  aturan kesejahteraan pekerja
Peraturan K3
• Di luar negeri dimulai dari UU yang membatasi jam kerja dari 79 jam
menjadi 40 jam per minggu
- Usia chimney sweeper dari 10 th menjadi 14 th (1788) dan 21 th (1840)
-1980-1900 terbentuk asosiasi dari pekerja
• Di Indonesia: 1910 aturan perburuhan dari Belanda, berdasarkan survey
tenaga ahli ILO 1953 dicabut diundangkan UU no.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja  dibentuk Lembaga K3 dibawah Dep.Perburuhan
- UU kecelakaan 1947-1951 mengatur kompensasi
- 1970 mengatur hak dan kewajiban baik pengusaha dan pekerja
- 1997 NAB
- Jamsostek
- SMK3
- K3 untuk B3
Pengertian Perusahaan /
Industri
• Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan pekerja dengan tujuan
mencari laba atau tidak baik milik swasta maupun milik pemerintah. Lingkungan perusahaan
adalah segala sesuatu yang berada di dalam batas administrasi perusahaan
• Menurut Darmanto Djojodibroto, bahwa perusahaan adalah badan hukum yang menjalankan
suatu usaha dan oleh karenanya memerlukan ruangan atau lapangan tertutup maupun
terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan usaha tersebut. Perusahaan ada yang kecil dan ada yang besar.
Perusahaan yang besar biasanya mempunyai pegawai atau tenaga kerja berjumlah banyak.
Para pegawai berstatus tetap, honorer, purna waktu, paruh waktu dan harian lepas.
• Tempat kerja didirikan untuk membuka lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan
kerja untuk masyarakat. Tempat kerja yang baik harus selalu memperhatikan syarat-syarat
tempat kerja yang baik yang memenuhi berbagai aspek.
• Tempat kerja adalah suatu tempat dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja demi
keperluan suatu usaha, serta dimana didalamnya terdapat sumber-sumber bahaya bagi para
pekerja. Karyawan dapat menderita sakit karena kondisi lingkungan industri yang kurang
baik, oleh karena itu lingkungan industri harus diupayakan agar selalu sehat, bersih, aman,
dan nyaman.
Sasaran Kesehatan
lingkungan Tempat kerja
• Terdapat tiga unsur pokok sasaran lingkungan kerja, yakni unsur-
unsur : mesin sebagai peralatan kerja, manusia sebagai pekerja
dan lingkungan kerja.
• Sistem pengendalian keselamatan kerja terdiri dari standart,
pengukuran, evaluasi, dan koreksi untuk mencapai tujuan
keselamatan.
• Ada tujuh alternatif kegiatan koreksi yaitu : pemakaian/pemberian
alat pengaman, pengubahan rencana, pemberian dukungan
prosedur, pelatihan, pemberian peringatan, peningkatan
pengawasan kualitas lingkungan dan pengubahan proses produksi.
tiga unsur pokok sasaran
lingkungan kerja
Disiplin ilmu untuk pemecahan masalah
Kesehatan  lingkungan tempat kerja

• Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu


kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang
bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-setingginya baik
fisik dan mental maupun social dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau
gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan factor-
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap
penyakit-penyakit umum. Ilmu yang mendukung adalah :
1. Higiene Industri

Mempelajari, mengevaluasi dan mengontrol pengaruh-


pengaruh dari lingkungan kerja yang menyebabkan timbulnya
penyakit, gangguan pada kesehatan, kenyamanan bekerja
dari pekerja tersebut.
Dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor penyebab
penyakit dalam lingkungan kerja melalui pengukuran yang
hasilnya untuk dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif
terhadap lingkungan kerja.
Tujuan Utama:
• Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan
tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
• Sebagai alat untuk meningkatkan produksi dengan
memperhatikan lingkungan kerja yang memenuhi
syarat.
2. Ergonomi
• Ergonomi merupakan ilmu kesehatan kerja yang mempelajari secara khusus
hubungan antara pekerja dan alat atau mesin yang digunakan dalam lingkungan
kerja, untuk menjaga keserasian.
• Ergonomi adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan dan  berusaha untuk
menserasikan antara pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya
dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi tingginya melalui
pemanfaatan manusia seoptimal - optimalnya.
• Pekerja yang melaksanakan tugas secara terus menerus akan mengalami
kelelahan. Secara umum, faktor-faktor yang dapat mengakibatkan kelelahan adalah
:
-          Keadaan yang monoton
-          Faktor lingkungan : penerapan, iklim/cuaca dan kebisingan
-          Intensitas kerja manual atau mental
-          Faktor-faktor psikologis : tanggung jawab, kegelisahan, konflik
-          Sakit, keluhan dan kebiasaan makan.
•  
3. Bio Mekanik
• Bio mekanik sebagai upaya mempelajari struktur dan fungsi tubuh
hubungannya dengan dinamika sistem manusia.
• Penerapan bio mekanik dalam pelaksanaan kerja pada industri
adalah dalam rangka menetapkan ketentuan-ketentuan atau
persyaratan yang harus dipenuhi oleh pekerja maupun suatu sistem
kerja tertentu untuk dapat mencapai hasil optimal dari kerja
tersebut, tanpa mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja pada
pekerjaan
• Satu contoh penerapan biomekanik adalah dalam perencanaan
tempat kerja. Tujuan dari perencanaan tempat kerja adalah untuk
menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari tekanan-tekanan
yang  tidak perlu.
4. Epidemiologi

• Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinasi dari peristiwa


kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan
kesehatan yang menimpa sekelompok  masyarakat dalam hal ini
pekerja dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah
- masalah kesehatan di tempat kerja.
• Studi epidemiologi merupakan suatu siklus studi yang
berkelanjutan, dimulai dengan pengumpulan dan analitik data yang
disebut epidemiologi deskriptif dan dilanjutkan dengan bentuk
rancangan dan formulasi hipotesis yang disebut studi analitik,
dilanjutkan test hipotesis dan hasil analisisnya dapat digunakan
untuk keperluan pemecahan masalah kesehatan di masyarakat
tempat kerja
• Pengendalian lingkungan kerja dalam rangka upaya pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan akibat kerja ditinjau dari pendekatan
epidemiologi pada dasarnya ditujukan pada upaya penemuan penyebab
terjadinya penyakit dan kecelakaan kerja. Karena prinsip epidemiologi pada
dasarnya mendapatkan hubungan kausal antara penyakit dan faktor
pemaparan lingkungan. Untuk penanggulangan kecelakaan kerja perlu
dipahami konsep – konsep kecelakaan  sebagai berikut :
1. Kecelakaan timbul akibat adanya penyebab yaitu kerja (perbuatan) dan
kondisi yang tidak aman.
2. Kerja dan keadaan yang tidak aman ditimbulkan oleh kesalahan manusia
sebagai tenaga kerja.
3. Kesalahan manusia disebabkan oleh berbagai faktor antara lain lingkungan
kerja, kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan ketrampilan serta adat
kebiasaan.
5. Manajemen Risiko
• Konsep dasar Pencegahan adalah melingkupi upaya intervensi pada setiap fase
kehidupan manusia untuk menjamin suatu keadaan optimal dari perkembangan fisik,
intelektual dan sosial. Perhatian utama dari Kedokteran Pencegahan adalah dalam
pengaruh lingkungan terhadap manusia.

• Tahap-tahap pelaksanaannya adalah :


Pencegahan tingkat pertama
1).  Health Promotion
Termasuk pendidikan kesehatan, tingkat gizi yang baik, pengembangan kepribadian,
perumahan yang sehat dan memadai dan lain- lain
2). Spesifik Protection
Termasuk imunisasi, hygiene perorangan, sanitasi  lingkungan, proteksi terhadap
bahaya dalam kerja dan proteksi  terhadap kecelakaan.
Pencegahan Tingkat Kedua
1).  Diagnosa dini penyakit dan pengobatan segera
Termasuk case finding, screening survey, pemeriksaan selektif, isolasi penderita
infeksius dan pengobatan yang memadai.
2). Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Termasuk penyediaan pelayanan dan fasilitas untuk memberikan pengobatan yang
memadai untuk menghentikan proses penyakit dan mencegah timbulnya komplikasi.

Pencegahan Tingkat Ketiga


• Tingkat pencegahan ini adalah rehabilitasi yaitu usaha yang berhubungan dengan
penyediaan fasilitas di rumah sakit dan di dalam masyarakat yang bertujuan untuk
mendidik kembali para penderita agar kemampuannya dapat digunakan secara
maksimal, pendidikan masyarakat dan kalangan industri agar mereka menerima
penderita yang sudah direhabilitasi dan memperkerjakan mereka secara selektif
cacat yang sudah direhabitasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjalankan suatu program
pencegahan adalah sebagai berikut :
1). Hasil promosi atau upaya – upaya peningkatan tidak dapat dilihat dalam
waktu yang pendek. Hal ini berarti bahwa diperlukan perhatian dan usaha yang
terus menerus untuk masa waktu yang relatif lama sebelum dapat dilihat
hasilnya.
2). Beberapa jenis pengobatan memerlukan suatu perubahan sikap dari pihak
karyawan.
3) Follow up dari suatu diagnosa harus segera dilaksanakan.
4). Pencatatan dan pelaporan harus segera dilaksanakan dengan rapi dan betul.
5). Untuk dapat melaksanakan program tersebut dengan berdaya guna dan
berhasil guna, perusahaan harus dilaksanakan memiliki tenaga dokter dan
tenaga medis full time.
6). Sudah harus dipikirkan untuk mengasuransikan resiko terhadap
pertanggungan biaya pelayanan kesehatan dan pengobatan.
6. Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan

• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah


bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses,
dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif (Lientje Setyawati, 2000).
• Tujuan dilaksanakannya Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah menciptakan suatu sistem Keselamatan dan kesehatan  di
tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi
dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
• Struktur Penerapan SMK3
1.  Komitment dan kebijakan manajemen
2. Perencanaan tentang identifikasi bahaya, penilaian dan 
pengendalian, penetapan peraturan, penetapan tujuan dan sasaran,
penetapan indikator kinerja.
3.   Penerapan jaminan kemampuan dan kegiatan pendukung
4.  Pengukuran dan evaluasi
5.  Tinjauan ulang dan peningkatan
Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja

Agar pekerja berada dalam keserasian yang sebaik baiknya maka perlu
adanya keseimbangan di antara:

• Beban kerja (fisik, mental, sosial)


• Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja fisik, kimia, biologi,
fisiologis, mental psikologis
• Kapasitas kerja (tergantung ketrampilan, keserasian-fitness, keadaan
gizi, jenis kelamin, usia ukuran tubuh).
Penyakit akibat kerja

Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:


 Golongan fisik
 Golongan Kimia
 Golongan Infeksi
 Golongan Fisiologi
 Golongan Mental, Psikologi
Penyakit akibat kerja (1)

Penyebabnya dapat dikelompokkan dalam:


 Golongan fisik:
 Suara (pekak, tuli)
 Radiasi sinar radioaktif (kulit, susunan darah)
 Radiasi infra merah (katarak pada lensa)
 Suhu (heat stroke, frost bite)
 Sinar (penerangan lemah, kelainan pada mata dan kelelahan,
penerangan karena silau, mudah kecelakaan).

 Golongan kimia:
 Debu: pneumoconiosis (silicosis, asbestosis)
 Uap: metal fume fever, penyakit kulit, keracunan
 Gas CO: kurang O2 terbentuk carboxy haemoglobine
 Larutan: penyakit kulit
Penyakit akibat kerja (2)

 Golongan infeksi: penyakit kulit yang disebabkan oleh bibit


penyakit anthrax & brucella pada pekerja penyamakan kulit.

 Golongan fisiologis: yang diakibatkan oleh peralatan yang tidak


anatomis, akan melelahkan dan merubah fisik pekerja.

 Golongan mental, psikologis: yang diakibatkan oleh hubungan


kerja yang tidak baik, membosankan (monoton).
Diagnosa

Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh


lingkungan kerja adalah berbeda dengan
penyakit umum…..

?
Diagnosa

Diagnosa penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan kerja adalah berbeda dengan
penyakit umum…..

?
Pemeriksaan klinis tidak cukup, harus diteliti
tempat kerja dan cara kerja, wawancara dan
kuesioner untuk mengetahui keadaan sebelum
kerja, kebiasaan hidup (merokok dan hal lain
yang mendukung).
Langkah-langkah penelitian

 Riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan, diteliti sejak timbul gejala


sejak dini dan perkembangan penyakit selanjutnya yang dikaitkan
dengan pekerjaan (sejak awal, sebab ada kemungkinan dapat
diakibatkan oleh pekerjaan terdahulu, sebelumnya).
 Pemeriksaan klinis, untuk menentukan tanda dan gejala yang sesuai
suatu sindrom, contoh: Pneumoconiosis, keracunan Pb (noda timah
hitam pada gusi).
 Pemeriksaan lab untuk memastikan dugaan yang diperoleh dari
pemeriksaan klinis, dengan memeriksa darah, air seni, faeces dll,
Rontgen, untuk menentukan penyakit paru-paru pneumo-coniosis).
 Pemeriksaan ruang kerja yang ada kaitannya dengan penyebab
penyakit dari lingkungan kerja, contoh pneumoconiosis harus diteliti
kadar debu yang terkandung dalam udara di daerah pernafasan
pekerja (breathing zone) diameter 5-10 micron.
Metoda Pengontrolan

Sumber Lingkungan Kerja Penerima


• Substitusi bahan - pemeliharaan lingk..bersih - training, penyuluhan
• Perubahan proses - ventilasi umum - rotasi pekerja
• Menutup proses - perlebar jarak S&P - ruangan khusus (AC)
• Isolasi proses - pemantauan menerus - alat pemantauan film
• Metoda basah - program maintenance badge
• Ventilasi lokal LEV yang menerus - perlindungan individu
- pembatas (respirator)
- pemeliharaan
kesehatan
Pembahasan
Bagaimana caranya melakukan pengontrolan
lingkungan kerja selama periode pekerjaan itu
berlangsung (dikaitkan dengan risiko yang terjadi
apabila penanganannya kurang benar).
Di dalam pengontrolan akan dibahas mengenai
potensi dari risiko-risiko yang ditemukan dalam
industri terhadap kesehatan pekerja dan usaha-
usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko
tersebut sekecil mungkin.
Keahlian yang dituntut
• Mampu mengenal faktor-faktor lingkungan kerja
yang memberikan pengaruh kepada: kesehatan
pekerja, kenyamanan bekerja.
• Mampu mengevaluasi lingkungan kerja tersebut
yaitu dengan melalui pengukuran-pengukuran.
• Menyimpulkan apa yang diperlukan untuk
mengurangi/mengontrol pengaruh-pengaruh
tersebut.
Pelaksanaan pekerjaan
• Pengumpulan data primer dan sekunder dari
industri yang bersangkutan
• Analisis data dan rekomendasi dari hasil data
yang diperoleh
• Penentuan hal-hal yang perlu dilakukan melalui
pengontrolan dan pengukuran
• Tindakan yang perlu diambil sehubungan dengan
hasil pengukuran yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai