Anda di halaman 1dari 29

ERGONOMI KESEHATAN

Dr. apt. Samuel Budi Harsono, M.Si.


Divisi Farmakologi dan Farmasi Klinik
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
• Ergonomi berasal dari kata-kata dalam bahasa
Yunani yaitu Ergos yang berarti kerja dan
Nomos yang berarti ilmu, sehingga secara
harfiah dapat diartikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan pekerjaannya.
Definisi Ergonomi
• Penerapan ilmu biologi manusia sejalan
dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
penyesuaian bersama antara pekerja dan
manusia secara optimum, dengan tujuan agar
bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
Tujuan Ergonomi
• Menghindari terjadinya kecelakaan kerja
• Dalam rangka efisiensi kerja
• Untuk kepentingan kesejahteraan
• Pembebanan rendah-hasil besar
• Penyesuaian alat dan lingkungan kerja
• Pencegahan sakit dan kecelakaan kerja
Disiplin Ilmu yg terkait :
• Fisiologi
• Anatomi
• Kesehatan kerja
• Higiene perusahaan
• Arsitek
• Psykologi
• Teknik
• Biometri
• Dan lain-lain.
Tenaga Kerja :

• Sektor Modern
• Sektor Tradisional
• Sektor Informal
Daftar Periksa Ergonomi

• Penyimpanan dan penanganan barang / material


• Alat-alat / perkakas
• Faktor keamanan pada mesin produksi
• Penyempurnaan rancangan meja kerja
• Pencahayaan di tempat kerja
• Bangunan dan lingkungan kerja
• Bahaya-bahaya lingkungan kerja
• Fasilitas umum
• Peralatan pelindung diri
• Pengaturan pekerjaan
Berkaitan dengan bidang penyelidikan yang dilakukan, ergonomi
dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, yaitu:

1. Penyelidikan tentang Display.


Display adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan
informasi tentang keadaan lingkungan dan mengkomunikasikannya kepada
manusia dalam bentuk angka-angka, tanda-tanda, lambang dan
sebagainya. Informasi ini dapat disajikan dalam bentuk statis, misalnya
peta suatu kota dan dapat pula dalam bentuk dinamis yang
menggambarkan perubahan variabel menurut waktu, misalnya
speedometer.

2. Penyelidikan tentang Kekuatan Fisik Manusia.


Dalam hal ini penyelidikan dilakukan terhadap aktivitas-aktivitas manusia
pada saat bekerja dan kemudian dipelajari cara mengukur
aktivitas-aktivitas tersebut. Penyelidikan ini juga mempelajari perancangan
obyek serta peralatan yang disesuaikan dengan kemampuan fisik manusia
pada saat melakukan aktivitasnya.
3. Penyelidikan tentang Ukuran Tempat Kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan
rancangan tempat kerja yang sesuai dengan dimensi
tubuh manusia agar diperoleh tempat kerja yang baik
sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
manusia.

4. Penyelidikan tentang Lingkungan Kerja.


Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik
tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya,
kebisingan suara, temperatur, getaran dan lain-lain
yang dianggap mempengaruhi tingkah laku manusia.
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara
lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana
(1979) sebagai berikut:

1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang


meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam
suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah
untuk perancangan sistem kerja yang dapat
meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.

2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang


berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia untuk digunakan dalam perancangan
peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan
pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan
dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan,
misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan
sebagainya

4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat


kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera
penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.

5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan


dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap
pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.
Asuransi Tenaga Kerja

• Membicarakan aspek hukum tentang


kesehatan kerja pada masa kini harus
diketahui pula tentang program Asuransi
Tenaga Kerja (Astek).
• Program ini sangat penting untuk tenaga kerja
yang bukan pegawai negeri sipil dan anggota
ABRI.
• Program ini dilaksanakan berdasarkan pengalaman
banyaknya korban yang terjadi akibat kecelakaan
kerja yang mendatangkan kerugian baik jasmani
maupun rohani. Karena itu, pemerintah membuat
satu jaminan sosial bagi pekerja yang dapat
kecelakaan pada waktu melakukan pckcrjaan di suatu
perusahaan.

• Jaminan sosial ini bertujuan memberikan


perlindungan terhadap risiko sosial ekonomi yang
menimpa peketja.

• Ketentuan pokok mengenai jaminan sosial ini diatur


dalam Undang-undang Nο. 14 tahun 1969.
• Salah satu dari jaminan ini adalah program Astek. Menunit
Peraturan Pemerintah RI Nο. 33 tahun 1977 tentang Astek.

• programnya adalah berupa Asuransi Kecelakaan Kerja,


Asuransi Tabungan Hari Tua dan Asuransi Kematian. Dalam
pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah ini dijelaskan bahwa
setiap perusahaan wajib menyelenggarakan program Astek.
Dengan demikian, program ini akan memberikan jaminan
terhadap kecelakaan, penyakit atau kematian yang timbul dan
dengan hubungan kerja.
• Undang-undang kesehatan kerja telah menjadi
perhatian pemerintah sejak berdirinya negara
Republik Indonesia. Pemerintah merasa perlu
merumuskan suatu kebijakan umum yang mengatur
kesejahteraan pekerja dengan mengeluarkan
perundang-undangan yang mengatur dan melindungi
kesejahteraan pekerja.
• Di antara beberapa undang-undang yang pernah
dibuat adalah:
A.Undang-undang Kerja (1948-1951)
Peraturan Pemerintah Nο. 1 tahun 1951 mengatur
tentang jam kerja, cuti tahunan, cuti melahirkan, cuti
haid bagi pekerja wanita, peraturan tentang kerja
bagi anak. orang muda, wanita, persyaratan tempat
kerja, dan lain-lain.
B. Undang-undang Kecelakaan diumumkan tahun
1947
Dinyatakan berlaku tahun 1951. Undang-undang kecelakaan ini disebut
juga Undang-undang Kompensasi Pekerja (Workmen Compensation Law)
mengatur tentang penggantian kerugian kepada buruh yang mendapat
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Beberapa pasal yang patut diketahui antara lain


adalah:
• Di perusahaan yang diwajibkan memberi tunjangan, majikan
berkewajiban membayar ganti rugi kepada buruh yang mendapat
kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan itu.
• Penyakit yang timbul karena hubungan kerja dipandang sebagai
kecelakaan.
• Jikalau buruh meninggal dunia akibat kecelakaan yang demikian itu,
kewajiban membayar kerugian itu berlaku terhadap keluarga yang
ditinggalkannya.
• Dan seterusnya.
C. Undang-undang Keselamatan Kerja
tahun 1970.
Undang-undang ini berisi ketentuan umum tentang
keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat,industrialisasi, teknik, dan
teknologi dalam rangka pembinaan norma
keselamatan kerja.

• Dalam Undang-undang Keselamatan kerja ini diatur


tentang keselamatan kerja di segala tempat kerja,
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di
dalam air, maupun di udara dalam wilayah hukum
Indonesia.
Dalam Undang-undang Keselamatan Kerja ini
juga dicantumkan hak dan kewajiban tenaga
kerja, yaitu:
1.Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai
pengawas dan atau ahli keselamatan kerja.
Memakai alat perlindungan dirinya yang diwajibkan.
2.Memenuhi dan menaati semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
3.Meminta kepada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
4.Menyatakan keberatan kerja pada keadaan dengan syarat
keselamatan dan kesehatan kerja serta alat perlindungan yang
diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang
masih dapat dipertanggungjawabkan.
D. Ketentuan hukum mengenai kesehatan kerja juga terdapat
dalam UU Kesehatan. Pasal 23 Undang-undang Kesehatan ini
menyatakan:
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja
yang optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) dan (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

• Pada pasal ini diatur agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya untuk
memperoleh produktivitas kerja yang optimal. Diingatkan dalam pasal ini
bahwa kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,pencegahan
penyakit akibat kerja dan syarat-syarat kesehatan. Dengan demikian,upaya
kesehatan kerja pada hakikatnya merupakan penyerasian kapasitas
kerja,beban kerja dan lingkungan kerja. Pelayanan kesehatan kerja adalah
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan
jaminan sosial tenaga kerja dan mencakup upaya peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,dan pemulihan
kesehatan.
• Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan pekerja
baik fisik maupun psikis sesuai dengan jenis pekerjaannya,
persyaratan bahan baku,peralatan, dan proses kerja serta
persyaratan tempat atau lingkungan kerja.
• Yang dimaksud dengan tempat kerja di sini adalah tempat
kerja yang terbuka atau tertutup, bergerak atau tidak
bergerak yang dipergunakan untuk memproduksi barang atau
jasa oleh satu atau beberapa orang pekerja. Dalam pasal ini
ditegaskan bahwa yang wajib menyelenggarakan kesehatan
kerja adalah tempat yang mempunyai risiko bahaya kesehatan
atau mudah terjangkit penyakit atau yang mempunyai
karyawan lebih dari 10 orang.
• Sanksi hukum bagi yang melanggar ketentuan
tentang kesehatan kerja, diatur dalam pasal yang
sama dengan sanksi hukum pada pelanggaran
kesehatan lingkungan. Untuk Kesehatan pasal 94
berbunyi:
• “Barang siapa yang menyelenggarakan tempat kerja
yang tidak memenuhi ketentuan dipidana dengan
pidana kurungan paling lama satu tahun dan atau
pidana denda paling banyak lima belas juta”.
Kelelahan Kerja / Occupational Fatique
• Kelelahan adalah suatu mekanisme
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi
pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan
biasanya menunjukkan kondisi yang
berbeda-beda dari setiap individu, tetapi
semuanya bermuara kepada kehilangan
efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh.
• Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot
dan kelelahan umum.

– Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan


nyeri pada otot.

– kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemauan


untuk bekerja yang disebabkan oleh monotoni (pekerjaan
yang sifatnya monoton), intensitas dan lamanya kerja fisik,
keadaan lingkungan, kondisi mental dan psikologis, status
kesehatan, dan gizi.
• Pengaruh-pengaruh tersebut terakumulasi di dalam
tubuh manusia dan menimbulkan perasaan lelah
yang dapat menyebabkan seseorang berhenti
bekerja (beraktivitas).

• Kelelahan dapat diatasi dengan beristirahat untuk


menyegarkan tubuh. Apabila kelelahan tidak segera
diatasi dan pekerja dipakasa untuk terus bekerja,
maka kelelahan akan semakin parah dan dapat
mengurangi produktivitas pekerja. Kelelahan sama
halnya dengan keadaan lapar dan haus sebagai suatu
mekanisme untuk mendukung kehidupan.
• Di samping kelelahan otot dan kelelahan umum, Grandjean
(1988) juga mengklasifikasikan kelelahan ke dalam 7 bagian
yaitu:
– Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata
– Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban fisik yang
berlebihan
– Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan
mental atau intelektual
– Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan
berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti pada
pekerjaan yang membutuhkan keterampilan
– Pekerjaan yang bersifat monoton
– Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka panjang
– Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan memulai
periode tidur yang baru
• Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan
otot, yaitu
• Teori kimia dan teori syaraf pusat.
1.Teori kimia menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah
akibat berkurangnya cadangan energy dan meningkatnya sisa
metabolism sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot.
• Suma’mur menyatakan bahwa produktivitas mulai menurun
setelah empat jam bekerja terus menerus (apapun jenis
pekerjaannya) yang disebabkan oleh menurunnya kadar gula
di dalam darah. Itulah sebabnya istirahat sangat diperlukan
minimal setengah jam setelah empat jam bekerja terus
menerus agar pekerja memperoleh kesempatan untuk makan
dan menambah energy yang diperlukan tubuh untuk bekerja.
2.Teori syaraf pusat menjelaskan bahwa bahwa perubahan kimia
hanya merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang
terjadi menyebabkan dihantarkannya rangsangan syaraf
melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan
otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak
dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial
kegiatan pada sel syaraf menjadi berkurang dan menyebabkan
menurunnya kekuatan dan kecepatan kontraksi otot serta
gerakan atas perintah menjadi lambat. Sehingga semakin
lambat gerakan seseorang menunjukkan semakin lelah kondisi
seseorang.
• Pengukuran Kelelahan
Sampai saat ini belum ada cara untuk mengukur
tingkat kelelahan secara langsung.
Pengukuran-pengukuran yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya hanya berupa indikator yang
menunjukkan terjadinya kelelahan akibat kerja.
Grandjean (1993) dalam Tarwaka et al (2004)
mengelompokkan metode pengukuran kelelahan
dalam beberapa kelompok, yaitu:
– Kualitas dan kuantitas kerja yang dilakukan
– Uji psikomotor
– Uji hilangnya kelipan (flicker-fusion test)
– Perasaan kelelahan secara subjektif
– Uji mental
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai