PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal
yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan
organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik
dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja,
penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat
atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat
meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja,
meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan
ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah
maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan
ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan,
seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan
meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak
baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.
Dengan makin meningkatnya perkembangan industri dan perubahan secara global
dibidang pembangunan secara umum di dunia, Indonesia juga melakukan perubahan-
perubahan dalam pembangunan baik dalam bidang tehnologi maupun industri. Dengan
adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-
kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan K3 di perusahaan?
2. Apa fungsi dan tujuan dari K3 ?
3. Apa APD (alat pelindung diri) yang digunakan di PT. FREEPORT?
4. Apa fungsi kesmas terhadap K3?
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini khususnya untuk mahasiswa adalah untuk
menambah pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja diperusahaan, dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca makalah ini serta untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
a. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Direktur
Berperan dalam mengandalikan system manajemen dalam suatu organisasi
perusahaan.
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Manajer Kontruksi
Konstruksi mempunyai tugas memberikan pertimbangan teknis kepada direktur
perusahaan , terhadap perencanaan struktur pengorganisasian dibawah tanah oleh konsultan
perencana/ arsitek dalam rangka permohonan IM, bekerja sama dengan tim di area proyek
mempersiapkan Alat Pelindung Diri dan:
a) Membuat ijin kerja khusus untuk memulai bekerja
b) Memberikan safety briefing sebelum memulai pekerjaan.
c) Melakukan SHE Induksi bagi karyawan baru
d) Melakukan pemeriksaan rutin kendaraan dan peralatan yang digunakan dalam proyek.
e) Melakukan pemeriksaan rutin peralatan keadaan tanggap darurat
f) Melakukan inspeksi / safety patrol si area kerja dan
g) ginformasikan ke karyawan jika ada temuan.
h) Memeriksa area sebelum dan sesudah waktu kerja
i) Melakukan investigasi kecelakaan.
j) Mengkoordinasikan evakuasi pekerja / karyawan dalam hal terjadi keadaan darurat.
k) Memberikan SWA (Stop Otoritas Kerja) di lapangan untuk pekerjaan yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan kerja atau kerusakan peralatan.
l) Memberikan saran dan masukkan untuk program pembangunan SHE
m) Memberikan peringatan kepada pekerja yang tidak memakai atau penyalahgunaan alat.
n) Membuat laporan tiap bulan kinerja SHE di Site (KPI) dan didistribusikan ke kantor
pusat dan Pertamina (Sumber:Kesehatan dan keselamatan kerja dengan Komitmen Pekerja,
USU Respositori)
c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagian Tim Arsitek
Arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan).
Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan
perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan
memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi
penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau
membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
d. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Tim Kontruksi
1. Tugas Kontruksi
a) Sebelum bekerja di area perusahaan, kontraktor harus mengisi form ijin kerja kontraktor.
( disetujui oleh Manager seksi di perusahaan)
b) Pimpinan kontraktor harus memastikan bahwa peralatan K3L yang dipersyaratkan dalam
bekerja telah dipenuhi dan digunakan oleh karyawannya.( Alat pelindung diri, Alat pemadam
kebakaran, dll )
c) Kontraktor harus mematuhi peraturan yang berlaku di PT FREEPORT INDONESIA .
d) Apabila kontraktor melakukan pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan khusus maka
kontraktor harus mengikuti ketentuan yang ada dalam prosedur ijin kerja khusus.
e) Apabila di dalam pekerjaan tersebut mengandung potensi bahaya untuk terjadinya
pencemaran lingkungan maka kontraktor harus mengikuti ketentuan yang ada dalam prosedur
ijin kerja khusus.
f) Setelah selesai bekerja kontraktor harus membersihkan tempat kerja.
Kegunaannya melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll.
Terbuat dari bahan polyethylene, plastik, katun, aluminium dan bahan sintetis lainnya.
Contohnya :
1. Pelindung wajah dan mata
Kegunaannya melindungi mata dari loncatan bunga api, loncatan benda-benda kerja,
percikan bahan kimia dan sinar yang bersifat keras
2. Topi Pengaman (helmet)
Melindungi kepala dari kemungkinan benturan atau pukulan dan kejatuhan benda.
3. Pelindung telinga
Memiliki kegunaan melindungi pendengaran petugas dari suara keras yang
melampaui batas kekuatan pendengar dengan spesifikasi sesuai tempat kerja. Pelindung
telinga ini terbuat dari karet.
4. Pelindung Kaki
Kegunaannya melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas, dll.
Dengan spesifikasi daya sekat 1 6 kV, 6 20 kV dan terbuat dari bahan karet, kulit, kanvas,
dan bahan sintesis lainnya.
5. Pelindung Tangan
Kegunaannya melindungi tangan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll ,
dengan spesifikasi daya sekat l.000 Volt, I-6 kV, 6 k V. Terbuat dari bahan katun, nilon,
kanvas, kufit, karet, lapisan asbes dan bahan sintetis lainnya dan memiliki ukuran pendek
dan panjang.
6. Pakaian Pelindung
Kegunaannya melindungi badan terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, panas dll.
Dengan spesifikasi besar (LL), besar (L), sedang (M) dan kecil (S). terbuat dari bahan katun,
karet, neoprene, polveethane, campuran/lapisan sabes, timah hitam dan bahan sintesis lainya.
D. Studi Kasus
Kepolisian Resor Mimika, Papua, bekerja sama dengan manajemen PT Freeport Indonesia
menginvestigasi kecelakaan kerja yang menewaskan seorang pekerja Lukas Rapi, 48, di area
Power Plant Light Industrial Park (LIP) Kuala Kencana, Selasa (30/8).
Kapolres Mimika AKBP Yustanto Mudjiharso di Timika, Jumat, mengatakan pihaknya telah
memeriksa empat orang saksi terkait kejadian itu.
"Kami sudah mintai keterangan empat orang saksi. Prinsipnya, kita lakukan investigasi
bersama dengan pihak manajemen Freeport sehingga ada kesamaan pandangan terkait
kecelakaan kerja tersebut. Jangan sampai manajemen punya keterangan lain, kita juga punya
keterangan lain," jelas Yustanto seperti ditulis Antara, Jumat (2/9/2016).
Jenazah korban telah diterbangkan ke Makassar, Kamis (1/9) untuk dikebumikan di kampung
halamannya di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
Isteri Lukas Rapi bersama empat orang anaknya, perwakilan keluarga serta perwakilan pihak
manajemen PT Freeport ikut mengantar jenazah Lukas.
Korban meninggal setelah terlindas alat berat yang dikemudikan oleh rekan kerjanya sendiri,
Derek Nathaniel Sirwa pada Selasa (30/8) sekitar pukul 08.30 WIT.
Saat itu alat berat yang dikemudikan Derek Sirwa tengah mengangkut peti kemas. Korban
tidak melihat kedatangan alat berat tersebut karena mengawasi pekerja yang sedang melepas
rantai trailer.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan
keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan
K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan
dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Setelah kita memahami apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja, maka
kita dapat menyimpulkan bahwa, Peranan K3 terhadap upaya kesehatan masyarakat adalah:
1. Agar dalam menangani korban kecelakaan kerja lebih cepat.
2. Untuk mencegah kecelakaan dan sakit pada pekerja di tempat mereka
bekerja.
3. Menunjukan cara yang lebih baik untuk selamat menghilangkan kondisi
kelalaian.
4. Memperbaiki kesadaran terhadap setiap masyarakat dalam kesehan
keselamatan kerja
5. Mengurangi kerugian bagi pekerja dan pengusaha
B. Saran
Dengan adanya system kesehatan dan keselamataan kerja para karyawan atau
pekerja dapat lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatannya dalam bekerja sehingga
resiko terkena kecelakaan kerja dapat diantisipasi dengan penggunaan alat pelindung diri
(APD) yang khusus.