DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini dengan judul “ERGONOMI DAN
FAAL KERJA DI HOME INDUSTRI PERCETAKAN” dengan tujuan untuk memenuhi tugas
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai ergonomi dan faal kerja dibagian industri, Kami juga menyadari
bahwa didalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat di
Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................6
C. Tujuan Penulisan............................................................................................7
A. Lingkungan Fisik...........................................................................................8
B. Lingkungan Kimia.........................................................................................9
C. Biologis..........................................................................................................10
D. Psikologis.......................................................................................................11
E. Fisiologis........................................................................................................13
A. Definisi...........................................................................................................16
C. Kegunaan.......................................................................................................17
A. Definisi...........................................................................................................24
B. Jenis-Jenis MSDs...........................................................................................24
3
BAGIAN VI RISIKO MSDs/KELELAHAN
A. Definisi...........................................................................................................35
B. Jenis-Jenis MSDs...........................................................................................35
A. Potensial Hazard............................................................................................37
B. Proses Kerja...................................................................................................37
C. Rekomendasi..................................................................................................37
BAGIAN IX REFERENSI
4
BAGIAN I
ERGONOMI DAN FAAL KERJA
A. Latar Belakang
Percetakan adalah proses untuk mereproduksi teks dan gambar, termasuk kegiatan
pendukung yang terkait, seperti penjilidan buku, jasa pembuatan piringan, dan pencitraan
data. Fokusnya adalah mereproduksi konten dalam bentuk media.( (Rambatan, 2015)
subsektor industri kreatif yang perlu dipahami lebih jauh definisi dan ruang lingkupnya
sesuai dengan konteks serta perkembangannya saat ini. Beberapa negara maju di Eropa,
kreatifnya dalam ruang lingkup penerbitan (publishing), tanpa terlalu menekankan pada
yaitu:
penyusunan, dan distribusi barang cetakan seperti buku, surat kabar, majalah, dan
brosur. Penerbit bertanggung jawab sepenuhnya dalam memutuskan isi, struktur, dan
tampilan buku.
dengan perkembangan Internet. Hal ini memengaruhi keluaran produk dan juga rantai
nilai penjualan. Produk yang dulunya berbentuk fisik berubah menjadi bentuk digital.
on demand). Hal ini membantu para penulis pemula untuk menerbitkan dan
5
memasarkan hasil karyanya tanpa harus mengajukan ke penerbit mayor. Keberadaan
manusia,bahan, serta metode yang digunakan, yang dimana ketiga unsur tersebut tidak
dapat dipisahkan dalam mencapai penerapan K3 yang efektif dan efisien. Dan penerapan
pada K3 dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu adanya organisasi kerja, administrasi K3,
kepedulian keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya merugikan tenaga kerja, tetapi
Pada tabel dibawah ini dapat kita lihat data 10 tahun terakhir tentang kecelekaan
pada pekerja.
1 2009 96.314
2 2010 98.711
3 2011 99.314
4 2012 99.491
5 2013 129.911
6 2014 105.383
7 2015 105.182
8 2016 110.285
6
9 2017 123.041
10 2018 173.105
Indonesia dalam 10 tahun terakhir mengalami fluktuasi. Angka kecelakaan kerja tertinggi
terdapat pada tahun 2018 sebesar 173.105 dan angka kecelakaan terendah terdapat pada
perusahaannya. Ergonomi yang memiliki arti penting bagi tenaga kerja, baik sebagai
subyek maupun obyek. Akan tetapi sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan
aspek ergonomi bagi para pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu
sendiri.
Jadi menyadari hal tersebut kita sebagai mahasiwa diberikan tugas oleh Dosen
keadaan kesehatan keselamatan kerja disebuah perusahaan industry Non formal. Dan
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana gambaran postur atau posisi kerja pada pekerja bagian percetakan?
5. Bagaimana perbaikan lingkungan kerja (sesuai hasil survei) pada pekerja bagian
percetakan ?
7
6. Bagaimana alur proses kerja pada pekerja bagian percetakan ?
C. Tujuan Masalah
2. Untuk mengetahui gambaran postur atau posisi kerja pada pekerja bagian percetakan
percetakan
5. Untuk mengetahui perbaikan lingkungan kerja (sesuai hasil survei) pada pekerja
bagian percetakan
8
BAGIAN II
LINGKUNGAN KERJA
A. Lingkungan Fisik
1. Bising
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat
proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.
2. Radiasi
Pengertian radiasi menurut Diwardojodan Ruslan yaitu suatu pancaran energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik atau cahaya
9
keluhan rasa pedih, gatal, dan membuat
pandangan menjadi gelap.
3. Suhu Dingin
ekstrim dapat menyebabkan turunnya produktivitas kerja serta timbulnya penyakit akibat
kerja.
Lingkungan Fisik Hasil Observasi
Di tempat percetakan ini sendiri suhunya
tidak dingin namun tidak juga terasa panas.
Ventilasi yang kurang, memiliki AC tetapi
tidak berfungsi hanya menggunakan kipas
angin yg kurang terasa. Namun di tempat
Suhu dingin percetakan ini sendiri di bagian lantai 2
memiliki pintu teras yg cukup besar ketika di
buka udara jadi terasa dingin, namun ketika di
tutup udara yg masuk kurang.
B. Lingkungan Kimia
1. Zat Kimia
dari tinta yang digunakan tentu sedikit banyak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh
10
2. Debu
Partikel debu yang berada di lokasi kerja dapat berpotensi masuk ke dalam saluran
berdampak pada kerusakan patologis manusia. Namun, kerusakan ini tergantung dari
sifat, intensitas, lama pajanan, dan kerentanan individu. Keberadaan partikel debu di
lingkungan kerja percetakan dapat mengganggu produktivitas serta kesehatan pekerja.
Partikel debu dalam kondisi tertentu merupakan bahaya yang dapat menyebabkan
C. Faktor Biologi
1. Jamur
Jamur adalah pertumbuhan organisme kecil berwarna hitam, putih, oranye, hijau,
hingga ungu yang tidak diinginkan dan bisa ditemukan hampir di mana-mana. Di luar
ruangan, jamur memainkan peran penting di alam, mengolah dedaunan, tanaman, dan
pohon-pohon kering. Jamur bertahan hidup di lingkungan lembap dan berkembang biak
dengan cara melepaskan pasukan spora kecil dan ringan yang melakukan perjalanan
melalui udara. Di dalam rumah, jamur ditemukan sebagai hasil dari kondensasi
permukaan akibat kelembapan yang belebihan, kurangnya ventilasi, atau suhu rendah;
11
uap atau sirkulasi udara yang tidak mumpuni dalam kamar mandi; maupun kebocoran air,
seperti dari atap atau pipa yang bocor, lantai kayu yang lapuk, atau bekas banjir. Dalam
jumlah kecil, spora jamur biasanya tidak berbahaya, tetapi ketika mereka mendarat di
tempat basah di rumah Anda, koloni jamur dapat mulai berkembang. Ketika jamur
tumbuh di permukaan, spora dapat dilepaskan ke udara di mana mereka dapat dengan
mudah terhirup. Beberapa jenis jamur dalam ruangan mampu menghasilkan racun yang
sangat ampuh (mikotoksin) yang larut dalam lemak dan mudah diserap oleh lapisan usus,
saluran udara, dan kulit. Bagi orang-orang yang sensitif terhadap jamur, menghirup atau
menyentuh spora jamur dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk bersin, pilek, iritasi
tenggorokan, batuk atau suara mengi, iritasi mata, dan ruam kulit. Orang dengan alergi
jamur serius mungkin memiliki reaksi yang lebih parah, termasuk sesak napas. Pada
orang dengan asma yang alergi terhadap jamur, menghirup spora dapat memicu serangan
asma.
Lingkungan Fisik Hasil Observasi
Pada ruangan tempat editing sangat lembab
terdapat air yang menetes dari pendingan
ruangan/Ac sehingga menyebabkan tembok
menjadi basah yang kemudian membuat
Tembok berjamur tembok tersebut menjadi berjamur, yang jika
dihirup atau jika disentuh jamur tersebut dapat
menyebabkan reaksi alergi termasuk bersin,
pilek, iritasi tenggorokan, batuk, atau suara
mengi, dan ruam kulit,
Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi,
dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan mengganggu pelaksanaan
12
a. Stressor Ekstraorganisasi
Stressor ekstraorganisasi adalah faktor penyebab stres yang berasal dari luar
1) Perubahan sosial
Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau
lingkungan, pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
Secara umum diakui bahwa keluarga mempunyai dampak besar terhadap tingkat
stres seseorang. Situasi keluarga baik krisis singkat, seperti pertengkaran atau sakit
anggota keluarga, atau relasi buruk dengan orangtua, pasangan, atau anak-anak dapat
b. Stressor Kelompok
Dengan berbagi masalah dan kebahagiaan bersama-sama, mereka jauh lebih baik. Jika
hubungan antar rekan kerja ini berkurang pada individu, maka situasi akan ini akan
membuat stress.
penting pada karyawan, terutama pada tingkat organisasi yang lebih rendah.
c. Stressor Individu
Terdapat kesepakatan mengenai dimensi situasi dan disposisi individu yang dapat
kepribadian tipe A, kontrol personal. Faktor stres yang mempengaruhi seorang individu
13
adalah beban kerja, terbatasnya waktu kerja dan peran ganda. Pola kepribadian karyawan
saat mengalami stres kerja berbeda-beda. Menurut Cooper dan Davidson dalam Rivai
(2009:313) individual stressor memiliki beberapa item yaitu tipe kepribadian seseorang,
kontrol personal, dan tingkat kepasrahan seseorang, serta tingkat ketabahan dalam
menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran. Ketika karyawan mengalami stres
tanggapan karyawan bisa biasa saja sampai dengan ektsrim (berlebihan). Karyawan di
tuntut bekerja dengan intensitas tinggi, tentu saja akan mengalami stres. Untuk itu para
Keluhan yang dirasakan oleh karyawan pada saat bekerja, sering merasakan pegal di bagian
anggota tubuh tertentu seperti kaki atau betis pegal-pegal, bahu terasa pegal, beberapa karyawan
Tabel 1.1
Tahun 2019
1 21-30 2 40
2 31-50 3 60
Total 5 100
14
Tabel 1.2
1 SD 1 20
2 SMP 2 40
3 SMA/SMK 2 40
Total 5 100
Tabel 1.3
Tahun 2019
1 Design 1 20
2 Percetakan 1 20
3 Multitalent 1 20
4 Tukang Las 2 40
Total 5 100
15
pekerja bagian Multitalent sebanyak 1 responden ( 20 % ), dan pekerja bagian Las ( Boxing)
16
BAGIAN III
POSTUR KERJA ( BERDIRI & DUDUK )
A. Definisi
Posisi kerja mempunyai suatu gambaran yang terdiri dari posisi badan, kepala dan
anggota tubuh ( tangan & kaki ) baik dalam hubungan antar bagian-bagian tubuh tersebut
atau letak pusat gravitasinya, posisi kerja yang sesuai dengan aturan ergonomis akan
berdampak lebih baik untuk pekerja dibandingkan dengan posisi kerja yang tidak sesuai
dengan aturan ergonomis, karena posisi kerja sangat berpengaruh terhadap kondisi
seorang pekerja untuk menghasilkan sesuatu yang kita inginkan. Pekerjaan dengan waktu
yang lama yang posisinya tetap atau sama baik dengan berdiri atau duduk akan
menghasilkan ketidaknyaman.
Posisi kerja dalam keadaan berdiri akan membuat seorang pekerja selalu berusaha
menyeimbangkan posisi tubuhnya sehingga menyebabkan beban kerja pada kaki dan
otot-otot punggung kondisi ini juga dapat menyebabkan mengumpulnya darah pada
anggota tubuh bagian bawah. Dan pada saat berdiri batang tubuh dikhawatirkan mudah
terdevisiasi dari postur yang awalnya berdiri netral dan memiliki risiko yang tinggi
terkena cedera saat melakukan gerakan seperti, fleksi,menekuk dan memutar batang
tubuh lebih dari 20 derajat, Sedangkan posisi kerja duduk tanpa adanya penyesuaian akan
(Pangaribuan,2009 )
B. Antropometri
Adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan ciri-ciri fisik
masalah desain, Antropometri termasuk bagian dari ergonomi yang secara khusus juga
mempelajari tentang ukuran tubuh manusia seperti dimensu linear, serta isi dan juga
( Stevenson,1989).
17
Antropometri statis adalah pengukuran tubuh manusia dengan posisi diam, yang
diambil secara lurus dan dilakukan pada permukaan tubuh.posisi diam dalam jangka
waktu yang lama ketika bekerja dapat mengakibatkan pekerjaan tidak efektif dan sakit
setelah bekerja. Secara statis pengurangan pasokan oksigen dan glukosa dari darah. Pada
postur kerja statis Panjang otot tetap dan kontraksi otot juga menetap pada satu periode
daerah punggung yang dapat menimbulkan resiko terjadinya low back poin.
kegiatan, contohnya pada saat pengukuran sudut putaran tangan dan pergelangan
menarik beban yang merupakan bentuk pekerjaan yang dilakukan dengan postur dinamis
yang memiliki tingkat resiko ergonomis yang cukup serius. Pada posisi kerja ini otot
mengalami pengerutan dan pengenduran secara silih berganti, postur kerja ini memiliki
C. Kegunaan
2. perancangan suatu perkakas dan alat-alat kerja seperti mesin, perlengkapan kerja, dan
lainnya.
18
D. Cara menghitung manual dan aplikasi bagi Reba ( Rapid entire Body Assesment )
Reba menurut sue hignetdan lynn McAtamney digunakan untuk mengukur postur tubuh
pekerja.
Pekerja 1
Nama Asri
Umur 33
Pekerjaan Design
Shift 09.00-21.00
REBA SCORE
Bagian A Bagian B
Bagian Skor adjustment Total Ket. Bagian Skor Adjustment Total Ket.
Arms
Arms
Score A: 8
Score B: 2
REBA score: 8 = Risk level tinggi, action perlu perbaikan secepatnya (necessary soon)
19
Pekerja 2
Umur 28
Shift 09.00-21.00
REBA SCORE
Bagian A Bagian B
Bagian Skor adjustment Total Ket. Bagian Skor Adjustment Total Ket.
+1 Arms raised +1
+1 Arms
Score A: 4
Score B: 5
20
Pekerja 3
Nama Gazali
Umur 21
Shift 09.00-21.00
REBA SCORE
Bagian A Bagian B
Bagian Skor adjustment Total Ket. Bagian Skor Adjustment Total Ket.
+1 Arms
+1 Arms
Score A: 9
Score B: 5
REBA score: 10 = Risk level tinggi, action perlu perbaikan secepatnya (necessary soon)
21
Pekerja 4
Umur
Shift 09.00-18.00
REBA SCORE
Bagian A Bagian B
Bagian Skor adjustment Total Ket. Bagian Skor Adjustment Total Ket.
Arms
arms
Score A: 7
22
Score B: 6
REBA score: 9 = Risk level tinggi, action perlu perbaikan secepatnya (necessary soon)
Pekerja 5
Nama Abdi
Umur
Shift 09.00-18.00
REBA SCORE
Bagian A Bagian B
Bagian Skor adjustment Total Ket. Bagian Skor Adjustment Total Ket.
Arms
arms
23
Score A: 7
Score B: 6
REBA score: 9 = Risk level tinggi, action perlu perbaikan secepatnya (necessary soon)
24
Cara menghitung nila REBA
25
BAGIAN IV
RISIKO MSDs/ KELELAHAN
A. Pengertian
iluminasi.
4. Psikososial, yang terakhir ini disebabkan karena kepuasaan kerja, stress mental,
Dengan adanya MSDs terhadap pekerja terkhusus pekerja fisik sudah seharusnya
akibat cedera atau cacat fisikyang hamper terjadi disetiap inbdustri disebabkan
Cara mengatasi keluhan tersebut, kita dapat melakukan tindakan seperti diet,
menjaga postur tubuh yang baik, dan juga Ergonomi Exercise( Melysa,2007).
B. Jenis-jenis MSDs
Jenis-jenis MSDs dapat dibagi menurut lokasi nyerinya, karena nyeri merupakan
tanda awal dari MSDs di salah-satu bagian tubuh, dengan tingkat nyeri yang berbeda
26
1. Nyeri leher
Beberapa hal yang dapat berpengaruh pada nyeri dileher yaitu, pergerakan lengan
atas dan leher yang berulang-ulang, beban statis pada otot leher dan bahu, serta
posisi leher yang berbahaya saat bekerja, studi longitudinal menyatakan bahwa
lama kerja menggunakan tangan lebih tinggi dari bahu maka akan berhubungan
dengan nyeri pada leher. Dimana leher akan terasa sakit,kaku, nyeri pada otot-otot
2. Nyeri bahu
Nyeri pada bahu biasanya ditandai dengan gejala diberbagai sendi,
Yaitu keluhan yang sering terjadi yang dapat mengurangi kualitas hidup
seseorang, hal ini biasa terjadi tiba-tiba karena cederav yang disebabkan karena
4. Nyeri punggung
Merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman atau terdapat pada daerah ruas
lumbalis kelima dan sakralis, gejala yang timbul dapat berupa nyeri yang bersifat
sementara atau menetap atau menjalar. Yang sering terjadi ditempat kerja yaitu
nyeri punggung akibat dari trauma kumulatif, misalnya duduk dengan waktu yang
lama atau posisi kerja yang kurang ergonomis. Hal ini desebabkan juga karena
27
C. Keluhan MSDs pekerja di lokasi survei dengan menggunakan Nordic Body Map
Dari hasil observasi terkait keluhan MSDs yang ditemukan pada pekerja bagian
Terdapat 5 responden yang memiliki jenis kelamin yang sama yaitu laki-laki, dimana
dari 5 responden keluhan tertinggi yang dirasakan yaitu sangat sakit pada bagian
pinggang, betis kiri dan betis kanan, dan pada keluhan Sakit yang tertinggi pada
bagian bahu kanan, lengan atas kiri, dan lengan atas kanan, bagian
punggung,pinggang, pergelangan tangan kanan,paha kiri dan kanan, betis kiri dan
betis kanan, pergelangan kaki kiri dan pergtelangan kaki kanan, serta pada kaki kiri
dan kanan. Dan pada keluhan sedikit sakit terdapat pada seluruh bagian tubuh. Dan
pada bagian tubuh yang tidak terasa sakit sama sekali terdapatv pada seluruh bagian
Nordic Body Map Kuesioner merupakan salah satu bentuk kuesioner checklist
ergonomi. Dengan Nordic Body Map dapat melakukan identifikasi dan memberikan
penilaian terhadap keluhan rasa sakit yang dialami. Kuesioner Nordic Body Map
pada para pekerja karena sudah terstandarisasi dan tersususn rapi.Pengumpulan data
skala likert” dengan skala 1 sampai dengan 5. Responden diminta untuk memberikan
penilaian terhadap bagian tubuhnya yang dirasakan sakit selama melakukan aktivitas
kerja sesuai dengan skala likert yang telah ditentukan. Berikut ini adalah tabel
Printing.
28
Nama: Asri
Umur: 42 tahun
29
Nama: Mas Juki
Umur: 32 tahun
30
Nama: Gazali
Umur: 22 tahun
31
Nama: Mas Ji
Umur: 48 tahun
32
Nama: Abdi
Umur: 36 tahun
33
BAGIAN V
PENGENDALIAN (HIRARKI PENGENDALIAN)
A. Pengendalian secara tekniks (Eliminasi, Subtitusi, Isolasi)
1. Eliminasi
pilihan dalam melakukan pengendalian tapi sangat sulit untuk dilakukan, yang
suatu system karena terdapat kekurangan pada desain. Metode ini merupakan yang
palki baik sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku kerja dalam menghindari
resiko contoh eliminasi yang dapat dilakukan yaitu, eliminasi bahaya pada saat jatuh,
bahaya ergonomi, ruangan yang terbatas, bahaya kebisingan, dan kimia. Lampu pada
ruang kerja perlu di ganti karena kurang pencahayaan, serta ventilasi atau jendela
perlu di ganti dengan yang lebih besar, pendingin ruangan yang tidak berfungsi, kipas
angin tidak terlalu bagus, meja tempat mendesain (untuk komputer), kursi yang tidak
nyaman.
2. Subtitusi
Yaitu mengganti bahan baku atau alat yang ada dengan jenis lain yang tidak
terlalu menimbulkan bahaya. Misalnya mengganti mesin yang sudah rusak atau tidak
layak pakai dengan mesin yang lebih canggih dan juga mengganti material berbahaya
Lampu pada ruang kerja diganti menjadi lampu yang lebih terang
pencahayaannya, ventilasi perlu diperbesar agar udara di dalam ruangan tidak terlalu
panas, tidak terlalu lembab, dan bisa menambah pencahayaan di dalam ruang
percetakan. Ventilasi ini sangat penting pada bagian cetak karena bau/zat kimia dari
hasil cetakan bisa keluar dan tidak tinggal dalam ruang percetakan. Pendingin
ruangan juga harus diganti dengan yang baru karena suhu pada tempat kerja sangat
tidak nyaman/terasa panas bagi karyawan karena kipas angin tidak terlalu terasa
34
karena karyawan banyak di dalam ruangan tertutup. Meja perlu diganti dengan meja
kaki yang lebih tinggi agar karyawan yang mendesain tidak terlalu membungkuk
berlama-lama dan juga kursi diganti dengan yang memiliki gabus atau bantalan agar
Pada tempat percetakan ini tidak ada bagian atau alat yang perlu di isolasi (hanya
Pada industri percetakan ini, tidak diberlakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
oleh karena itu pada seluruh karyawan baru memeriksakan diri mereka ke tenaga
Adapun Shift kerja pada karyawan terhitung 12 jam kerja yaitu dari jam 09.00 pagi
sampai 21.00 malam dan tidak ada jadwal lembur bagi karyawan.
C. Pengendalian dengan APD (APD sesuai potensi bahaya sesuai dengan topik)
Alat pelindung diri (APD) alat yang digunakan untuk melindungi seluruh atau
tempat kerja. Penggunaan Alat pelindung driri sering kali dianggap tidak penting oleh
para pekerja padahal penggunaan alat pelindung diri ini sangat penting dan berpengaruh
terhadap keselamatan dan kesehatan pada pekerja. Kedisiplinan pekerja pada alat
pelindung diri tergolong masih sangat rendah sehingga menimbulkan resiko terjadinya
35
APD yang perlu digunakan di tempat percetakan yaitu masker yang berfungsi untuk
menyaring udara yang masuk pada pernafasan dan zat kimia pada tinta tidak mudah
terhirup serta menyaring debu yang ada pada ruangan. Sarung tangan juga perlu
digunakan agar saat mengganti tinta tidak terjadi kontak langsung dengan kulit.
36
BAGIAN VI
PERBAIKAN LINGKUNGAN KERJA
(REKOMENDASI UNTUK HOME INDUSTRY) YANG SESUAI DENGAN
LOKASI SURVEI
A. Redesign fasilitas kerja dengan memanfaatkan aset yang ada
1. Mengubah instalasi meja dan kursi untuk tempat desain karena ukuran meja tidak
sesuai dengan posisi kursi untuk duduk. Meja cukup rendah untuk komputer sehingga
tidak ergonomis jika digunakan untuk mendesain karena membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk melakukan desain. Mengubah kursi juga diperlukan karena kursi
yang digunakan tidak cukup nyaman karena tidak ada bantalan atau gabus pada kursi
tersebut sehingga dapat membuat bagian punggung dan pantat terasa sakit. Perlu juga
penambahan beberapa meja untuk bagian cutting karena posisi karyawan saat proses
cutting tidak baik karena harus membungkuk dilantai dengan waktu yang cukup lama.
Suhu pada ruang yang dingin perlu dikurangi karena dapat membuat dinding tembok
menjadi berjamur karena sangat lembab. Suhu panas pada bagian percetakan juga
tidak baik karena membuat karyawan kurang nyaman saat bekerja sehingga perlu
dipasangi pendingin ruangan/AC atau juga kipas angin yang bisa memberi kesejukan
2. Zat kimia
Tinta yang berserakan disekitar mesin cetak, selain terlihat sangat kotor juga tidak
baik jika terjadi kontak langsung pada kulit karena dapat menyebabkan dermatitis.
Tinta tersebut perlu diberi sebuah wadah/tempat agar tidak berserakan atau juga
dipindahkan ke tempat yang tidak terlihat. Tempat yang bagus digunakan seperti
37
3. Debu
Debu pada tempat percetakan sedikit mengganggu karena membuat karyawan sering
bersin dan batuk. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembersihan pada tempat
percetakan sebelum dan sesudah bekerja. Perlu juga untuk memindahkan barang-
barang yang sudah tidak terpakai di dalam ruangan tersebut karena membuat ruang
kerja menjadi kecil dan tidak pernah dibersihkan sehingga debu pada barang tersebut
4. Jamur
Pada dinding tembok yang sangat lembab membuatnya menjadi berjamur dimana
jamur ini jika tumbuh ke permukaan spora dapat dilepaskan ke udara di mana mereka
dapat dengan mudah terhirup. Beberapa jenis jamur dalam ruangan mampu
menghasilkan racun yang sangat ampuh (mikotoksin) yang larut dalam lemak dan
mudah diserap oleh lapisan usus, saluran udara, dan kulit. Bagi orang-orang yang
sensitif terhadap jamur, menghirup atau menyentuh spora jamur dapat menyebabkan
reaksi alergi, termasuk bersin, pilek, iritasi tenggorokan, batuk atau suara mengi,
iritasi mata, dan ruam kulit. Pada ruang yang memiliki AC/pendingin ruangan perlu
mengurangi suhunya agar tidak terlalu dingin dan juga untuk tidak menyalakan
pendingin ruangan sepanjang hari. Untuk dinding tembok yang berjamur, perlu
38
BAGIAN 7
ALUR PROSES KERJA
39
BAGIAN 8
DOKUMENTASI HASIL LAPANGAN
40
Gambar 1.3. Barang yang tidak terpakai dalam ruang percetakan
41
Gambar 1.5. Proses pemasangan stiker pada mobil
42
Gambar 1.6. Proses pencetakan
43
BAGIAN 9
REFERENSI
Akhiri Joko Purnomo, Annisa Purbasari, Abdullah Merjani. 2018. Usulan Perbaikan Risiko
41-47
Ardhita Meila Pramesti Dewi. 2019. Hubungan Antara Postur Kerja Dengan Keluhan
Ari Ashari, M.Furqaan Naiem, Muhammad Rum Rahim. 2018. Gambaran Keluhan Gangguan
Kesehatan Pada Operator Percetakan Kota Makassar. Jurnal Risiko Keluhan Dermatitis
Arif Nurma Etika, Viki Dekita Audina, Kun Ika Nur Rahayu. 2017. Pengaruh Ergonomis
Lanto Widodo, Silvi Arianti, dan Fajar Aulia Kurniawan. 2018. Perencangan Stasiun Kerja
Ergonomis Pada Stasiun Kerja Printing CV. Karyamitra Lestari. Jurnal Ilmiah Tekhnik
Industri. Vol.6.No.1,29-34
Lulu ratnasari, Sadi, Intan Berlianty. 2019. Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap
Produktivitas Dengan Pendekatan Ergonomi Makro Di PT. Murakabi Jaya Mandiri. Jurnal
Nur Rizqi Septiana, Evi Widowati. 2017. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Jurnal
Raden Irham Susetyo, Ika Zenita Ratnaningsih.2017. Persepsi Terhadap Keselamatan Dan
Vol.5(1),55-59
44
Syafiq Hilmi MZ, Retno Maulanasari, Ali ridwan, Enti Nur Hayati. 2019. Perancangan Stasiun
Kerja Bengkel Bubut (Operator Mesin Bubut ). Prosiding Sendi. Vol.4.No 1, 662-672
45