Anda di halaman 1dari 13

HIGIENE INDUSTRI

RIDHO ANDY SETYO


 
 
INSTITUTE KESEHATAN SUMATERA UTARA
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2020
PENDAHULUAN
• 1.1  Latar Belakang
Kesehatan lingkungan kerja yang sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan
Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu
Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat
lingkungan kerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi
konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan, diantaranya melalui pengenalan,
evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan yang mungkin dapat
dilakukan. Sehingga dibutuhkan pemahaman mengenai hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja.
Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya
yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif
dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang
hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta
bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar
dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-
tingginya
Jenis sifat-sifat Higiene Perusahaan :
1.      Sasaran adalah lingkungan kerja
2.      Bersifat tehknik

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta


prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat
kesehatan setingg-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha
- usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
terhadap penyakit-penyakit umum.

Jenis sifat-sifat kesehatan kerja yaitu :


1.      Sasaran adalah manusia
2.      Bersifat medis
• RUMUSAN MASALAH
• 1.      Bagaimana sejarah Higiene Industri ?
• 2.      Bagaimana Definisi Higiene Industri ?
• 3.      Apa Tujuan dari Higiene Industri ?
• 4.      Bagaimana Tugas Industrial Hygienist (IH) ?
• 5.      Bagaimana Hambatan Penerapan K3 & Pemecahan Masalah ?
•  
• 2.2 TUJUAN MASALAH
• 1.      Agar mengetahui sejarah Higiene Industri
• 2.      Agar mengetahui definisi Higiene Industri
• 3.      Agar mengetahui apa tujuan dari Higiene Indsutri
• 4.      Agar mengetahui Tugas Industrial Hygienist
• 5.      Agar mengetahui Hambatan Penerapan K3 & Pemecahan Masalah
Sejarah Higiene Industri Di Indonesia
Seperti halnya perkembangan Higiene Industri (HI) di Negara-negara maju,
perkembangan Higiene Industri (HI) di indonesia tidak diketahui secara pasti kapan
tepatnya. Perkembangan di Indonesia yang sesungguhnya baru terjadi beberapa tahun
setelah Negara Indonesia merdeka, yaitu dengan munculnya undang-undang kerja dan
undang-undang kecelakaan (tahun 1950-an) meskipun awalnya belum berlaku namun
telah memuat pokok-pokok tentang Higiene Industri (HI).
Selanjutnya oleh Departemen (tahun 1957) didirikan lembaga kesehatan Buruh dan pada
tahun 1965 berubah menjadi lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh. Pada tahun
1966 fungsi dan kedudukan Higiene Industri (HI) dalam aparatur pemerintah menjadi
lebih jelas yaitu dengan didirikannya Lembaga Hyperkes di Departemen Tenaga Kerja
(Depnaker) dan Dinas Hygiene Perusahaan/Sanitas Umum dan Dinas Kesehatan Tenaga
Kerja di Departemen Kesehatan (Depkes). Disamping itu juga tumbuh organisasi swasta,
yaitu Yayasan HIgiene Perusahaan yang berkedudukan di Surabaya.
Perkembangan Hiperkes di Indonesia selain melalui institusi juga dilakukan upaya
melalui penerbitan buku seperti Ilmu Kesehatan Buruh (1965) Ilmu Hiperkes (1967),
Ergonomi dan produktivitas Kerja, Majalah Triwulan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja dan Jaminan Sosial yang disebarkan ke seluruh pelosok tanah air.
Dari segi perundang-undangan yang berlaku, telah banyak ditertibkan seperti Undang-
undang tentang Keselamatan Kerja tahun 1970, peraturan menteri maupun surat Edaran
Menteri.
Upaya pembinaan Lab. Hiperkes dimulai pada tahun 1973 dan sampai saat ini telah ada
14 lab. Yang terletak di 14 propinsi di Indonesia
DEFINISI HIGIENE INDUSTRI

1)      Higiene Industri (HI) adalah :


Ilmu dan seni yang mencakup keseluruhan bidang pengawasa termasuk didalamnya identifikasi dan evaluasi faktor-
faktor yang berasal dari lingkungan dan tempat kerja yang mana diantara pekerja atau masyarakat secara
keseluruhan.
 
2)      Industry Hygienist (IH) adalah :
Seorang yang mempunyai kemampuan dan mempunyai kualifikasi pendidikan teknik mesin, kimia, fisika,
kedokteran, atau dengan ilmu-ilmu biologi.
Kemampuanya dapat meliputi 3 bidang utama yaitu :
·   Recognation (Identifikasi) : melihat faktor-faktor apa saja yang memungkinkan berpengaruh terhadap kesehatan
dan kenyamanandalam bekerja.
• Evaluation (Penilaian) : Melakukan penelitian tingkat bahaya melalui pengukuran.
• ·Recommendation, perumusan rekomendasi untuk mengurangi masalah-masalah yang terjadi karena bekerja atau
operasi kerja.
Higiene Industri adalah Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada pengenalan, evaluasi dan control faktor
lingkungan dan stress yang muncul di tempat kerja yang mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan
kesejahteraan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun lingkungan. Faktor lingkungan kerja
yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja (occupational health hazards) adalah bahaya faktor fisika, bahaya
faktor kimia, bahaya faktor biologi, faktor ergonomi dan psikilogi.

Agar pekerja bisa nyaman dan produktif perlu upaya untuk meminimalkan bahaya di tempat kerja. Upaya untuk
melakukan pengendalian bahaya tersebut melipitu: eliminasi, substitusi, isolasi dan rekayasa engineering, upaya
administrasi dan menggunakan Alat pelindung Diri (APD).
.
 
• TUJUAN HIGIENE INDUSTRI
• ·        Meningkatkan derajat kesehatan karyawan setinggi-tingginya
melalui pencegahan dan penanggulangan penyakit dan kecelakaan
akibat kerja serta pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi
karyawan.
• ·        Meningkatkan produktivitas karyawan dengan memberantas
kelelahan kerja,meningkatkan kegairahan kerja dan memberikan
perlindungan kepada karyawan dan masyarakat sekitarnya
thd.bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh perusahaan
• TUGAS INDUSTRIAL HYGIENIST (IH)

Tugas utama seorang IH : melakukan upaya Recognation, Evaluation, Recommendation &


design :
a) Pada waktu melakukan Recognation (Pengenalan) harus melihat / mengidenfitikasi
masalah-masalah kesehatan yang timbulkan dalam atmosphere / lingkungan industri seperti
pengenalan / pengidentifikasisian terhadap bahan - bahan baku yang digunakan di perusahaan
(lihat MSDM bahan yang terbaru) dan bahan sampingan yang dihasilkan. Melihat semua
penyebab-penyebab yang kemngkinan dapat menimbulkan masalah-masalah di lingkungan
kerja seperti :
-  Penyebab kimia (Liquid, dist, fume, must, vapour/gas)
- Energi fisik (elektromagnetik & ionizing radiasi, bising, getaran,temperature tinggi &
tekanan tinggi)
-  Penyebab biologi (bakteri & jamur, insects, virus dll)
-  Ergonomic (monotony, getaran berulang, gelisah, kelelahan, dll) Termasuk juga didalamnya
melihat & mengenal bekas buangan berbahaya yang ada dalam lingkungan Industri
(bagaimana penyimpanannya).
-  Possible points of release or emission of hazardous agents
-  Posture and movements of the operatives
-  Hours and duration of rest periods at work ( Pengaturan shift kerja )
-  Nature of protective aquipment provided ( Penyediaan peralatan medis )
b)      Pada waktu melakukan Evaluatian (penilaian) harus melakukan : Suasana kerja harus
dievaluasi dalam masa jangka panjang atau pendek berpengaruh terhadap kesehatan. Hal ini
dapat diselesaikan dengan gabungan pengetahuan, pengalaman dan data kualitatif.
-    Mengukur kadar/konsentrasi penyebab bahaya
-    Membandingkan hasil pengukuran dengan standard yang ada (Research toxicological data)
-    Mengetahui efek fisiologi pekerja melalui uji medis/memonitor manusia/pekerjaanya yang
terpapar, misalnya dengan melakukan pengukuran darah, urine, fungsi paru, syaraf, dll
-     Mendiagnosa bahan-bahan berbahaya kemudian melakukan perbaikan pada kondisi
lingkungan tempat kerjanya (Forming Judgment)
 
c)      Pada waktu melakukan Recommendation (Rekomendasi) & Design dilakukan
pengembangan untuk perbaikan dan pengukuran untuk mengurangi masalah-masalah yang ada,
misalnya dengan memasukan prosedur pengawasan :
1.      Penurunan jumlah orang-ornag yang terpapar masalh
2.      Mengganti bahan-bahan kimia berbahaya yang digunakan
3.      Mengubah proses kerja untuk mengirangi paparan pekerja
4.      Pemakaian prosedur ventilasi baru
5.      Meningkatka jarak& waktu diantara paparan radiasi
6.      Pengenalan udara untuk mrngurangi debu emisi pada industri tambang
7.      House keeping yang baik
8.      Memasukan fasilitas pembersih hotel & metode yang tepat untuk membuang limbah
9.      Ketentuan yang tepat tentang perlindunagn tenaga kerja
Program K3 komprehensif yang harus diterapkan :
1)  Physical environment
2)  Mengenal, evaluasi, kontrol
3)  Safety
4)  Medical problems
5)  Physical examination (Pemeriksa fisik)
6)  Emergency care (Perawatan keadaan darurat)
7)  Info. Hubungan dengan RS, PMI, pelatihan, penentuan tempat berkumpul bila ada bahaya.
8)  Rehabititation (pemulihan)
9)  Health maintenance (pemeliharaan kesehatan)
 
3)  Increasing knowledge & chage behavior occupational health education & occupational health
psychology
a) Risk perception (Pemahaman resiko)
b) Communication (komunikasi)
c) Behavior approach (pendekatan perilaku/tingkah laku)
 
4)  Role of management
a) Management commitment & involvement (keterlibatah/keikitsertaan)
b) Management Worker interaction
c) Management Training.
HAMBATAN PENERAPAN K3 & PEMECAHAN MASALAH
Hambatan-hambatan yang menyebabkan penerapan K3 tidak berkembang :
1.      Sumber tersedia terbatas : SDM, biaya, dll
2.      Perhatian masyarakat masih beragam terhadap penerapan K3
3.      Hiperkes begitu luas tanggung jawabnya sehingga tak tahu harus memulai darimana
4.      Manusia dengan keterbatasan (fisik, mental, biologi)
Walaupun K3 belum berkembang sebagaimana mestinya namun di era globalisasi penerapannya sangat dikehendaki.
Dalam era global menghendaki penerapa K3 yang baik
Seorang IH haruslah bekerja secara teliti dan cermat, bila dalam pengukuran terdapat kelainan pada pekerja (misalnya
kelainan pada paru), maka IH harus melaporkan pada dokter agar dokter membuat rekomendasi secara medis pada
pekerja yang tidak sehat tersebut untuk tidak menggunakan APD seperti respirator dan harus melakukan pemeriksaan
ulang dalam jangka waktu tertentu.
Perlu juga diidentifikasi penyebab gangguan kesehatan pada pekerja apakah penyakit yang dideritanya sebagai Penyakit
Akibat kerja (PAK) atau Bukan Penyakit Akibat Kerja (Non PAK) penyakit turunan/bawaan, PAK dapat terbagi lagi :
1.      PAK karena pekerjaan sambilan : di bengkel pribadi, penyakit karena hobi menembak, ke diskotik dll
2.      Ataukah memang benar-benar penyakit karena berkeja di perusahaan / lingkungan kerja.
Untuk mengetahui adanya PAK taupun NON PAK , maka perusahaan harus memiliki data Periodic Medical
Examination (PME) meliputi :
·         Pemeriksaan Umum (PU) : Rontgen, darah, urine, feces dll
·         Pemeriksaan Khusus (PK) : Spirometri, avdometer, hematplurgi (darah)
Pada karyawan/pekerja harus pula diketahui :
·         Riwayat Penyakit Dulu (RPD)
·         Riwayat Penyakit Dini (RPD)
Perlu juga melakukan :
·         Preplacement Medical Examination
·         Preemployment Medical Exmination.
KESIMPULAN
Higiene Industri adalah Ilmu dan seni yang mencurahkan
perhatian pada pengenalan, evaluasi dan control faktor
lingkungan dan stress yang muncul di tempat kerja yang
mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan
kesejahteraan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga
kerja maupun lingkungan. Faktor lingkungan kerja yang dapat
menimbulkan bahaya di tempat kerja (occupational health
hazards) adalah bahaya faktor fisika, bahaya faktor kimia,
bahaya faktor biologi, faktor ergonomi dan psikologi.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai