Anda di halaman 1dari 34

TENTIR HIGIENE INDUSTRI

By:

Nabila Syifa Siregar

Prilyana Fajria Imawati

Vania Widyadhari Haris Putri

OHSC 2018
1. DEFINISI DAN RUANG LINGKUP HI
• Industrial hygiene atau Occupational hygiene merupakan hal yang sama.
Industrial dan Occupational = work
Hygiene = protecting health
Kesimpulannya, Industrial hygiene atau Occupational hygiene adalah protecting
people’s health at work. Apapun dan dimanapun pekerjaan kita, tidak menimbulkan
gangguan kesehatan untuk diri sendiri, dan lingkungan kerja.
• Protecting people’s health at work dapat dilakukan dengan mengidentifikasi hazard di
tempat kerja untuk kemudian mempelajari hazard tersebut agar bisa diminimalisir
atau bahkan dihilangkan secara keseluruhan, baik itu hazard kecil ataupun besar.
• Industrial Hygienists adalah kunci dari ini semua, mereka sebagai orang yang
mendeteksi health hazards dan mengaturnya.
• Pengetahuan ilmiah: kimia, biologi, fisika, matematika, toksikologi, dan
epidemiologi.
• Industrial hygienists tidak bisa bekerja sendirian, di tempat kerja, industrial hygienists
dan pekerja bersama-sama terbentuk dalam satu tim dimana setiap orang di dalamnya
memiliki peran yang seimbang.
o Industrial hygienist membawa pengetahuan teknis mereka ke tempat kerja
o Worker membawa pengetahuan dan keahlian pribadi tentang pekerjaan
mereka
o Mereka bersama dalam satu tim memiliki satu pemahaman bagaimana mereka
melindungi diri sendiri dan atau saling melindungi di tempat kerja, sehingga
pulang ke rumah dalam keadaan sehat.
• Yang dilakukan industrial hygienist yaitu:
o Menghubungkan keselamatan fisik pekerja dengan kesehatan lingkungan,
sehingga tidak hanya pekerja yang terlindungi namun juga orang-orang di
sekitar.
o Menyatukan pekerja dan manager sehingga setiap orang saling melindungi
o Menghubungkan healthy workers dengan healthy business, dimana pekerja
yang sehat membentuk bisnis yang lebih sehat dan kuat (less ilnesses, less
injuries, less costs) sehingga terbentuk kesehatan dan produktivitas untuk
semua orang.
o Menghubungkan rumah dengan kerja, karena ketika kesehatan terlindungi di
tempat kerja, secara tidak langsung pekerja juga melindungi keluarga di
rumah.

OHSC 2018
2. KONSEP DASAR KEILMUAN HIGIENE INDUSTRI
• Alasan diperlukan penerapan higiene industri di tempat kerja:
o Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya dan risiko yang
berdampak pada kesehatan pekerja
o Pekerja merupakan modal utama dalam suatu perusahaan yang mutlak
dilindungi kesehatannya
o Banyak kejadian penyakit atau injuri akibat kerja
o Adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk menciptakan
lingkungan kerja yang sehat
o Mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat berarti melanggar HAM
• Interaksi antara orang dan lingkungan

• Definisi Higiene Industri

• AIHA : Ilmu dan seni yang mencakup upaya Anticipation, Recognition, Evaluation,
dan Control terhadap bahaya kesehatan kerja atau faktor lingkungan kerja atau stress,
yang timbul di dan dari tempat kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan
kesehatan dan kehidupan atau ketidaknyamanan yang berarti dan ketidak efisienan
pada pekerja atau warga masyarakat
• IOHA : Occupational Hygiene adalah disiplin untuk mengantisipasi, mengenali,
mengevaluasi dan mengendalikan bahaya kesehatan di lingkungan kerja dengan
tujuan melindungi kesehatan dan kesejahteraan pekerja dan menjaga masyarakat pada
umumnya.

OHSC 2018
3. RUANG LINGKUP HI
1. Antisipasi : Kegiatan prediksi bahaya di tempat kerja
2. Rekognisi : Kegiatan pengenalan bahaya, sebenarnya rekognisi sama halnya
dengan identifikasi bahaya namun dalam bidang kesehatan kerja lebih cocok
digunakan kata rekognisi karena identifikasi lebih ke hanya mengetahui apa apa saja
tanpa memahami bahayanya.
3. Evaluasi : Kegiatan evaluasi terhadap bahaya yang sudah dikenali apakah perlu
dilakukan pengendalian atau tidak.
4. Pengendalian : Kegiatan pengendalian bahaya dengan 5 hirarki pengendalian
Siklus ini tidak akan berakhir selama kegiatan industri
masih berjalan.

Penjelasan :
Antisipasi mulai dilakukan jika ada proses kegiatan industri, pola baru atau perubahan di
lingkungan kerja bisa dari segi fisik pekerjaan, layout pekerjaan, atau bahan-bahan yang
digunakan. Setelah itu dilakukan rekognisi, evaluasi apakah benar berpotensi menimbulkan
kerugian. Jika tidak maka dilakukan maintenance program. Jika berbahaya, maka dilakukan
pengendalian hingga aman dan kembali lagi ke tahap rekognisi bahaya yang lain.

OHSC 2018
4. FOKUS UTAMA HI
Fokus utama keilmuan
• Rekognisi hazards
• Evaluasi hazards
• Kontrol hazards yang dilakukan di lingkungan kerja dan polutan yang berasal dari
proses kerja
• Komunikasi hazards yaitu memberitahukan tentang hazards agar orang-orang aware
terhadap hazards tersebut dan tau bagaimana mengahadapi hazards tersebut.
Fokus utama objek

Fokus pada industrial hygiene pada sumbernya yaitu berupa material yang
berpotensi menimbulkan bahaya, bagaimana bahaya tersebut di lingkungan kerja,
dan bagaimana pajanannya terhadap pekerja. Diseasenya hanya sekedar pengetahuan
tambahan saja.

TUJUAN UTAMA HIGIENE INDUSTRI


Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Oleh : Menjadi tanggung jawab pemberi kerja bersama dengan para pekerja. Jika
pengusaha menyediakan APD, pekerja wajib menggunakan APD. Ada kolaborasi dan
koordinasi diantara keduanya. Dalam pelaksanannya pihak pengusaha dapat mendelegasikan
tugas tsb ke petugas yang kompeten → Industrial Hygienist.
Industrial hygienist : orang yang memiliki keahlian dan kemampuan di bidang higiene
industri, yaitu melakukan rekognisi, evaluasi, dan pengendalian bahaya kesehatan di tempat
kerja serta mampu mengambil keputusan secara independen. Kemampuan bisa didapat baik
melalui pendidikan formal ataupun pelatihan-pelatihan khusus di bidang HI.

PERANAN DAN FUNGSI INDUSTRIAL HYGIENIST


• Membantu pimpinan dalam upaya memelihara tenaga kerja dan lingkungan kerja yang
sehat, nyaman, aman.
• Melakukan inspeksi di perusahaan secara berkala untuk mengenal dan mengukur serta
memonitor bahaya yang berpotensi mengancam kesehatan dan keselamatan pekerja.

OHSC 2018
• Aktif mereview aspek kesehatan kerja terhadap setiap rencana konstruksi, renovasi
fasilitas, agar tetap memenuhi aturan panduan HI.
• Membuat, merencanakan, menerapkan, dan melakukan evaluasi program kegiatan untuk
mengurangi atau menghilangkan bahaya di lingkungan kerja serta risiko dan dampaknya.
• Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja.
• Membantu pelaksanaan program pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja serta
lingkungan.

5. KONSEP ANTISIPASI
Antisipasi → tahap awal penerapan HI dimana akan mudah untuk dilakukan jika seseorang
memiliki pengalaman dan pengetahuan.
• Definisi : kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja yang
berasal dari semua faktor lingkungan kerja dan aktivitas kerja.
o Walaupun kenyataan di lapangan yang dilakukan adalah identifikasi, namun
dalam identifikasi tersebut sudah termasuk antisipasi
o Antisipasi biasanya dilakukan jika bahaya belum diketahui sama sekali.
Contoh: perusahaan atau pabrik yang baru mulai produksi dan atau ketika
akan membangun sesuatu.
• Tujuan :
o Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi
bahaya dan risiko lebih nyata
o Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau
suatu area dimasuki
o Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses
dijalankan atau suatu area dimasuki.
• Kunci antisipasi : Informasi, yang dimana bisa diperoleh baik dari pengalaman
atau pengetahuan-pengetahuan. Misal: sumber belajar, kasus yang pernah terjadi, atau
diskusi dan konsultasi dengan ekpertnya.
• Informasi berupa:
o Karakteristik tempat kerja INTINYA MENCARI
o Mesin yang digunakan POTENSI BAHAYA DAN
o Proses kerja dari mesin dan alat produksi RISIKO KESELAMATAN
o Bahan yang digunakan DAN KESEHATAN YA!
o Alat yang dipakai
o Cara kerja yang dilakukan
o Jumlah dan karakteristik pekerja, dll.
• Langkah-Langkah antisipasi:
o Pengumpulan informasi (melalui studi literatur, mempelajari hasil penelitian,
dokumen-dokumen perusahaan, survey lapangan)
o Analisis dan diskusi dengan pihak yang kompeten
o Pembuatan hasil (disini akan didapatkan daftar potensi bahaya dan risiko yang
dikelompokkan berdasarkan lokasi dan unit, kelompok pekerja, jenis potensi
bahaya, tahapan proses produksi).

OHSC 2018
▪ HIRADC/HIRAC/HIRA/IBPR.
Hazard : benda tajam
Risk : tersayat
Konsekunsi : luka
Hasil antisipasi ini masih berupa daftar saja dan belum tentu benar
membahayakan pada keadaan yang sebenarnya. Hasil ini juga belum bisa
dijadikan ukuran untuk menyatakan suatu area atau proses berbahaya dan
berisiko atau tidak.

6. KONSEP REKOGNISI
• Definisi : serangkaian kegiatan utk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih
komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan
suatu hasil yang objektif dan bisa dipertanggungjawabkan.
Mengenali bahaya maksudnya mengidentifikasi bahaya.
Mengukur bahaya maksudnya agar diketahui informasi mendalam mengenai
bahayanya baik itu konsentrasinya, dosis, ukuran, jenis, kandungan, struktur, sifat, dll.

• Tujuan :
o Mengetahui karakteristik bahaya secara detil
o Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko
o Mengetahui proses kerja yang berisiko
o Mengetahui pekerja yang berisiko
• Hal yang diperhatikan dalam melakukan rekognisi:
o Jenis bahan yang dikerjakan
o Cara kerja
o Waktu pemaparan
o Jam dan waktu kerja
o APD yang digunakan → sesuai atau tidak, masih layak atau tidak.
o Pengendalian yang sudah ada, dll
• Metode Rekognisi Bahaya
Secara kuantitatif : menggunakan alat ukur dan metode yang akurat
Secara kualitatif : menggunakan panca indera dan memahami tahapan proses produksi
kerja.
a. ACCIDENT OR INJURY REPORT
Berfungsi untuk menemukan proses atau area yang berisiko, dan berguna untuk
rekognisi bahaya yang menimbulkan traumatik injury. Namun metode ini hanya
bisa dilakukan setelah terjadi banyak kejadian kecelakaan.
b. PHYSICAL EXAMINATIONS
Berfungsi untuk media rekognisi bahaya yang ada di tempat kerja, sering dilakukan
untuk mengidentifikasi kondisi kronik yang mungkin disebabkan kontak dengan
bahaya di tempat kerja. Yang diperlukan: data pemeriksaan awal dan pemantauan
kesehatan secara periodik.

OHSC 2018
c. EMPLOYEE NOTIFICATION
Pekerja mengenali bahaya sebelum dilakukan rekognisi oleh petugas K3 →
didukung oleh kondisi manajemen yang kondusif membuat pekerja mau
menyampaikan masalah yang dihadapi di tempat kerja.
d. REQUIRED INSPECTION
Inspeksi dapat mengindikasikan masalah-masalah sebelum menjadi bahaya K3
bagi pekerja.
e. LITERATURE & DISCUSSION WITH OTHER PROFESSIONAL
Melakukan review secara periodik terhadap suatu masalah untuk kemudian
didiskusikan dengan para ahli yang lain.
Misal: masalah yang dihadapi di perusahaan A pernah dialami di perusahaan B
sebelumnya, sehingga saran perbaikan sanga mungkin didapat dari tenaga ahli lain.
f. WALK THROUGH INSPECTION
Untuk melakukan rekognisi bahaya yang sudah jelas diketahui keberadaannya di
tempat kerja.
o Pertanyaan-pertanyaan di walk through inspection:

g. SAMPLING & SPOT INSPECTION


Terbatas pada bahaya atmosfir (air quality studies) dan untuk menentukan jumlah
sampel dan titik pengukuran yang tepat. Minusnya: belum menggambarkan kondisi
yang sebenarnya.
h. PRELIMINARY HAZARD ANALYSIS
Untuk mempelajari potensi bahaya, sangat cocok diterapkan pada sistem operasi
baru atau yang sudah dimodifikasi.
i. REVIEW OF PROCESS FLOWS
Mengevaluasi potensi bahaya pada setiap langkah proses produksi atau langkah
kerja yang ada dari awal sampai akhir.
j. FAULT TREE ANALYSIS

OHSC 2018
Teknik safety analysis secara induksi, dari yang diketahui sampai yang belum
diketahui. Suatu kejadian, dicari akar permasalahan atau penyebab dasar dari
kejadian tersebut.
k. CRITICAL INCIDENT TECHNIQUE
Menginterview beberapa pekerja untuk mendapatkan informasi tentang unsafe act
yang mungkin terjadi ketika bekerja
l. FAILURE MODE AND EFFECT
Mengasumsikan jika terjadi kegagalan pada suatu komponen atau elemen di dalam
suatu sistem, lalu ditentukan efek atau dampak dari kegagalan pada komponen atau
elemen tersebut.
m. JOB SAFETY ANALYSIS
Menguraikan pekerjaan dalam bentuk task dan komponen lain yang terlibat →
setiap task direview untuk menentukan potensi bahaya yang mungkin akan
memajan pekerja. Dilakukan untuk mengevaluasi langkah atau prosedur kerja.
❖ METODE YANG PALING BAIK UNTUK DIGUNAKAN
TIDAK ADA yang paling baik karena yang sering digunakan yaitu kombinasi dari
beberapa metode dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan.

7. KONSEP SAMPLING
• Sampling = pengambilan sampel = mengambil sebagian kecil dari sesuatu dengan
tujuan untuk melihat gambaran secara keseluruhan.
• Alasan dilakukan sampling :
o Objek yang diamati terlalu banyak atau besar
o Homogenitas objek yang diamati (karena sama jadi gaperlu diteliti semua,
cukup dua)
o Keterbatasan waktu
o Keterbatasan sumber daya (manusianya, dana, dll)
o Untuk efisiensi
• Sampling Occupational Health Hazard
1. Material Sampling
Sampling dengan mengambil bagian dari objek yang diamati.
Cocok untuk sampling bahaya kimia dan bahaya biologi.
Hasilnya hanya sampel dan perlu pengukuran dan analisis untuk mengetahui
konsentrasi/dosisnya.
2. Area Sampling
Sampling dengan melakukan pengukuran di area yang terpajan suatu bahaya.
Cocok untuk sampling bahaya fisik dan bahaya ergonomi.
• Strategi Sampling
Rujukan utama→ NIOSH Manual Analytical Method
WHAT to sample : apa yang akan disampling (fisik, kimia biologi, ergonomic, dll)
WHEN to sample : kapan? (siang/malam, pre/during/end of shift/end of work week)
▪ Prior to shift : 16 jam setelah terpajan

OHSC 2018
▪ During shift : 2 jam setelah terpajan
▪ End of shift : As soon as possible setelah terpajan
▪ End of the work week : 5 hari setelah hari kerja berakhir.
▪ Discretionary : Kapan saja
WHERE to sample : dimana? (general air: sumber dan area / pekerja: pajanan, cairan
tubuh)
WHOM to sample : siapa? Mereka yang berisiko terpajan. Minimal 2 orang agar ada
variasi exposurenya.
HOW LONG to samp : berapa lama waktu yang diperlukan dalam pengambilan satu
sample?
HOW MANY to sample : berapa banyak sampel yang diambil tergantung luas area,
material, dan jumlah pekerja
HOW LONG& HOW MANY to sample

8. KONSEP MEASUREMENT
• Definisi : kegiatan untuk mengukur suatu bahaya di tempat kerja dengan
menggunakan peralatan, strategi, dan metode tertentu sehingga diperoleh besaran
bahaya secara kuantitatif.
• Tujuan :
o Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik
o Mengetahui tingkat risiko
o Mengetahui pajanan pada pekerja
o Memenuhi peraturan (legal aspek)
o Mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan
o Memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja, dll.
• Proses :
o Direct measurement : langsung mengukur bahaya, hasil langsung diketahui

OHSC 2018
o Indirect measurement : bahaya diukur dengan mengambil sampel, perlu
analisis laboratorium sehingga hasil tidak langsung diketahui.
• Lokasi :
o General Air

▪ Mengukur konsentrasi emisi bahaya


▪ Dilakukan dekat dengan sumber sejauh ± 1 meter

o Area
▪ Dilakukan pada area yang terpajan bahaya, umumnya area yang terpajan
adalah area yang terjangkau oleh distribusi bahaya.
o Pekerja
▪ PAJANAN : Dilakukan pada bagian tubuh yang terpajan misal
telingan oleh noise, area pernafasan oleh debu, kulit oleh bahan kimia.
▪ BIOMONITORING : Dilakukan dengan mengambil cairan tubuh
sebagai media pengukuran (saliva, urin, feses, udara ekspirasi, darah)
• Langkah-Langkah Pengukuran :
o Tentukan titik pengukuran baik pada sumber, area, maupun pekerja
o Kumpulkan informasi
o Persiapkan alat ukur/sampling
▪ Pastikan sesuai dengan bahaya
▪ Pastikan berfungsi dengan baik
▪ Pastikan alat ukur lengkap
▪ Pastikan alat ukur terkalibrasi
▪ Pastikan prosedur sudah sesuai
▪ Siapkan form pencatatan
o Pelaksanaan pengukuran/sampling
▪ Pastikan alat ukur diletakkan di tempat yang tepat
▪ Pastikan langkah pengoperasian sesuai standar
▪ Pastikan waktu pengukuran sesuai standar
▪ Pastikan prosedur persiapan sesuai dengan benar
▪ Perhatikan keselamatan operator saat pengukuran
o Setelah pengukuran
▪ Lanjutkan dengan analisis data
▪ Bandingkan hasil dengan standar
▪ Susun rekomendasi untuk tindakan perbaikan jika diperlukan

OHSC 2018
• Kesalahan dalam pengukuran :
o Kesalahan alat
o Kesalahan prosedur
o Kesalahan titik sampling
o Kerusakan sample
o Kesalahan metode analisis
o Kesalahan interpretasi
• Alat ukur :

Hazard Alat ukur area Alat ukur personal


Bising Sound level meter Noise dosimeter
Pencahayaan Light meter -
Debu High volume dust sampler Personal dust sampler
Radiasi Survey meter Film badge
Gas/Vapour Gas detector Gastec
Getaran Vibration meter Vibration meter dengan
piringan
Kecepatan angin Anemometer -

9. BAHAYA KESEHATAN KERJA, KONSEP


PAJANAN, DAN NAB
• Definisi : bahaya yang terdapat di tempat kerja yang berasal dari setiap komponen
proses kerja dan interaksinya yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan,
ketidaknyamanan, dan penyakit akibat kerja atau penyakit yang terkait dengan
pekerjaan.
Komponen proses kerja :
o Pekerja
o Lingkungan
o Mesin dan peralatan
o Material dan bahan
o Cara kerja/metode/prosedur → misalnya kerjanya jongkok
• Intinya : bahaya yang terdapat di lingkungan kerja. (Lingkungan kerja=dimana orang
melakukan pekerjaannya)
• Lingkungan kerja dibagi menjadi 2:
o Industrial environment → yang dibahas di HI
o Nonindustrial environment/residential environment → kalo ini dibahasnya
sama kesling
• Orang-orang lebih aware terhadap bahaya keselamatan daripada bahaya kesehatan
karena ketika terjadi kecelakan seperti terkena mesin gergaji, orang langsung tau
bahwa ada bahaya. Beda ketika terpajan dengan bahaya kesehatan seperti terpajan
debu. Berbicara mengenai bahaya kesehatan itu berbicara mengenai low
concentration.

OHSC 2018
• Ciri-ciri bahaya kesehatan kerja :
o Berdampak pada kesehatan
o Dampak bersifat kronis. Misalnya menghirup uap kimia berbahaya → langsung
pingsan.
o Umumnya berada pada konsentrasi rendah/low level. Kalo bahaya keselamatan,
high level.
o Memajan pekerja berulang-ulang. Bahaya itu kan udah ada di tempat kerja, tiap
pekerja datang, mereka terkena bahaya itu. Begitu seterusnya selama mereka
bekerja disana. Tapi mereka masih merasa fine fine aja karena kadarnya sedikit.
• Bahaya → sesuatu yang dapat menimbulkan loss
Bahaya kesehatan kerja → lossnya berupa health.
• Risiko kesehatan kerja → probability of loss.
Dipengaruhi oleh :
o Magnitude of hazard (konsentrasi dan dosis)
o Efek rating ( tingkat dampak, ex: fatality, very serious, serious, moderate, low,
trivial). Setiap bahaya punya efek rating yang berbeda-beda→ data severity
setiap level. Ex: antara asam sulfat dan asam cuka lebih berbahaya asam sulfat
o Probability (kemungkinan)
o Frekuensi pajanan
o Durasi pajanan
• Perbedaan risiko kesehatan dan keselamatan
Risk = Probability x Severity/Konsekuensi
DI HEALTH :
Risk = Hazard x Exposure
Exp = C x T
T → Frekuensi dan Durasi
Risk = Hazard x C x F x D
severity waktu
Waktu disini sama aja probabilitas, karena semakin sering kontak maka
probabilitasnya akan semakin tinggi.

OHSC 2018
o Antara bintang atas dan bintang bawah → rentang outcome yang timbul. Outcome
merupakan kombinasi antara probability dan consequences.
o Bintang atas → problem → Health aspect
Probability tinggi & Consequence rendah (low level consentration)
Oleh karena itu yang harus dikendalikan disini adalah probabilitynya.
Contoh: kerja di daerah yang berbedu, setiap hari terpajan debu tapi masih sehat
sehat aja, itu karena low level concentration.
o Bintang bawah → catastrophe → Safety aspect
Probability rendah & Consequence tinggi
Misalnya: gempa di Palu baru sekali, tidak setiap hari. Tapi sekalinya gempa
berdampak besar, atau contoh terjadi kebakaran di suatu perusahaan. Jarang
terjadi, tapi sekalinya terjadi menghabiskan hampir seluruh bisnis.
• Dampak pajanan bahaya kesehatan dipengaruhi oleh
o Kadar bahaya di lingkungan kerja → seberapa besar bahaya di tempat kerjanya.
Makin tinggi bahaya di lingkungan kerja, dampak juga semakin besar. Makanya
perlu HI, biar meskipun bahaya tinggi tapi tidak berdampak besar.
o Tingkat pajanan pada pekerja
o Karakteristik pekerja (umur, status kesehatan, dll)
Makanya jangan heran kalau lihat pekerja yang bekerja di tempat yang sama,
melakukan pekerjaan yang sama tapi tidak semuanya sakit → ada faktor internal
dari orangnya.
Misalnya: antara orang tua dan orang muda, ketika bekerja di tempat panas orang
tua akan lebih cepat collapse.
o Waktu terpajan (frekuensi dan durasi)
o Proteksi yang dilakukan (APD, dll)
o Karakteristik fisiologi pekerja
• Tipe bahaya kesehatan lingkungan kerja
o Bahaya fisik → bising, getaran, radiasi (pengion dan non ion), pencahayaan,
tekanan udara, temperature ekstrem (temperatur lingkungan kerja normal itu
tidak bisa ditentukan, tergantung orang dan tempat tinggal, beda level normal
antara orang Indonesia dengan orang Finlandia)
Ada juga yang membagi bahaya fisik menjadi 3 (Peter H. Wald, M.D.,
M.P.H):

OHSC 2018
o Bahaya kimia → yang bersifat toksik, karsinogen, mutagenik, dll. Tidak
membicarakan bahaya kimia yang misalnya mudah terbakar, karena itu
masuknya dalam safety aspect.
o Bahaya biologi → virus, bakteri, jamur, dll. Banyak terdapat di laboratorium
atau di tempat pelayanan kesehatan (misalnya, rumah sakit).
o Bahaya faktor ergonomi → terutama yang menimbulkan efek-efek
muskuloskeletal. Makanya kenapa muskuloskeletal disorder, bukan
muskuloskeletal disease karena tidak jelas penyebabnya, pokoknya ada
gangguan.
o Bahaya psikososial → yang menyebabkan stres
10. KAJIAN PAJANAN / EXPOSURE ASSESSMENT
• Definisi : hal yang penting untuk diidentifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko-
risiko di tempat kerja.
• Tujuan : mengidentifikasi dan mengkualifikasi exposure pada masa lalu, sekarang,
dan masa mendatang bisa fisik, kimia atau biologi yang berdampak pada masalah
kesehatan.
• E=CxT
C = Konsentrasi (magnitude of hazard) → intensitas, konsentrasi, dosis
T = Waktu (frekuensi atau durasi)
• 4 karakteristik penting untuk determinasi exposure:
o Keadaan natural agentnya
o Intensitas exposure → seberapa banyak?
o Durasi exposure → seberapa lama?
o Frekuensi exposure → seberapa sering?
Orang K3 harus tau pajanan perharinya berapa karena berkaitan dengan
aturan/regulasi yang nantinya akan dibuat. Juga harus bisa menentukan suatu
keadaan baik atau tidak, karena orang K3 menjadi salah satu orang yang bisa
menghentikan operation disamping direktur utama dan pimpinan operation.
• Variasi waktu exposure:
o Short-term exposure → detik, menit, jam, hari
o Long-term exposure → mingguan, bulanan, tahunan

OHSC 2018
o Cumulative exposure → total exposure dalam periode waktu tertentu

• Lingkup human exposure assessment (WHO):


1. Identifikasi dan evaluasi terhadap sumber bahaya
2. Menentukan konsentrasi agen di lingkungan/media
3. Identifikasi jalur/rute pajanan → sampai sekarang pajanan lewat kulit, mulut
belum bisa dicari jumlahnya.
4. Menentukan itensitas, durasi, frekuensi exposure
5. Menentukan jumlah dosisnya
6. Menghitung jumlah orang yang terpajan
7. Identifikasih high-risk groups
• Hubungan antara konsentrasi hazard di lingkungan, pajanan, dan dosis.

Penjelasan:
Pekerja bekerja di lingkungan tempat kerja yang ada udara, air, makanan, dan debu
lalu ada kontak dengan bahaya (exposure). Kontak ini dipengaruhi oleh dua faktor,
exposure factors (konsentrasi dan waktu) dan physiological factors. Setelah kontak,
bisa didapatkan exposure concentrationnya (berapa besar bahaya yang kontak ke
orang). Bahaya yang kontak ini ada yang disimpan di dalam tubuh (kimia, biologi)
ada yang tidak (fisik). Sebagian yang kontak akan masuk melalui absorbsi, masuk ke
dalam tubuh dan timbul dosis. Macam dosis ada 3, absorbed dose (dosis yang
diserap), target organ dose (organ-organ dimana suatu hazard akan berkumpul, ada
yang di darah atau hati atau liver tergantung hazardnya), biologically effective dose
(dosis yang aktif secara biologis)
• Setiap bahaya yang masuk ke tubuh akan mengalami ADME:
A → Adsorbsi
D → Distribusi
M → Metabolisme
E → Ekskresi

OHSC 2018
• The environmental-health chain

Penjelasan :
Sumber akan mengeluarkan hazard yang disebut dengan emission contoh, knalpot
yang mengeluarkan gas buang (bagi lingkungan ini adalah sumber). Emisi akan
menyebar ke lingkungan (pathways), menimbulkan environmental concentration
(udara, air, soil, tanah). Konsentrasi akan lanjut ke receiver (pekerja). Tidak semua
hazard di tempat kerja kontak dengan pekerja. Makin ke kanan makin rendah

Misal jumlah exposure: di source 100, di pathways pasti ≤ 100 (kalo tidak lebih kecil
paling tidak jumlahnya sama), dan di receiver pun begitu, sejumlah ≤ 100 (kalo tidak
lebih kecil paling tidak jumlahnya sama).
o Kadar bahaya di sumber pasti lebih tinggi dibandingkan di pathways, artinya
makin jauh dari sumber makin rendah konsentrasinya.
o Sebanyak-banyaknya jumlah di pathways dan receiver, tidak akan lebih banyak
dari jumlah di sumber.
o Pas masuk ke tubuh (jadi dosis) akan lebih sedikit lagi karena udah ada yang
dibuang oleh tubuh. Ini sebabnya kenapa health effect bersifat kronis dan dalam
jangka panjang.

OHSC 2018
Sources and Emissions:
o Titik sumber (point sources), contoh: di industri mengeluarkan bising dari
sebuah mesin. Mesin disini yang menjadi titik sumber.
o Jalur sumber (line-sources), contoh pipa di tempat kerja yang mengalirkan
bahaya kimia, pipa disini yang menjadi jalur sumber.
Transport, transformation, and fate:
Faktor yang mempengaruhi distribusi bahaya:
Dari dalam: karakteristik bahayanya, misal titik didih dan titik uap yang semakin
rendah akan semakin berisiko
Dari luar: angin, dll.

Exposure pathways and routes:


o Inhalasi → pernapasan
o Ingestion → jalur makan, biasanya disebabkan perilaku kerja yang buruk,
contoh: lagi kerja dengan bahan kimia sambil makan gorengan.
o Dermal contact (absorpsion) → kulit, lebih mudah mendeteksi kalo hazardnya
cairan dibanding hazardnya berupa gas. Bisa juga hazard dalam bentuk energi
seperti bising, panas, gelombang elektromagnetik.
Khusus bahaya fisik, exposure = jumlah dosis.

Exp./dosis Concentration Time


100% 85 8 jam
Kalo C nya naik, T nya turun, untuk mendapatkan dosis 100%. Dosis tidak
boleh melebihi 100% karena melebihi ambang batas.

• Dose
→ Jumlah polutan yang masuk ke tubuh dan merupakan bagian dari exposure.
o Absorbed dose (internal dose) → jumlah agen yang diterima/masuk ke dalam
tubuh dalam waktu tertentu.
o Target organ dose → konsentrasi hazard yang terkumpul di organ dalam tubuh
meskipun jalur masuknya berbeda.
o Biologically effective dose → jumlah hazard setelah melewati proses ADME

• Hubungan exposure/dose dan health effects

OHSC 2018
Makin banyak dosis/exposurenya maka dampaknya semakin besar pula. Sampai
akhirnya bertambahnya dosis sudah tidak mempengaruhi dirinya → pas udah dead.

• Key considerations of Human Exposure Assessment


1. Time and Location
o Exposure duration and frequency
o Time between exposure and effects, orang pas kena pajanan tidak selalu
langsung terasa efeknya, ada masa inkubasi sampai muncul gejala awal. Dan
setiap orang punya imun yang berbeda, jadi gejala pertama yang muncul dari
setiap orang beda-beda waktunya.
o Time-acitivity and exposure settings
o Time activity data
Kombinasi dari konsentrasi dilingkungan tertentu dalam pengukuran. Hasil
pengukuran diperoleh dari aktivitas yang mana? Kalo diperolehnya tinggi,
tidak bisa di generalisasi untuk populasi
2. Additional factors
o Personal habits → pake APD tidak?
o Life-style factors → suka konsumsi makanan yang tidak sehat yang
memperburuk hazard yang sudah masuk ke dalam tubuh
o Socio-economic and cultural factos → perbedaan cara makan di daerah
yang berbeda. Misal orang di Sumatera cenderung terkena hipertensi
karena budaya makannya dengan santan.
o Status nutrisi
o Aktivitas fisik

• Human exposure assessment approach


o Direct: dilakukan dengan langsung mengecek berapa pajanannya atau
mengukur berapa hazard yang ada di tubuh.
▪ Biological monitoring
▪ Personal monitoring
o Indirect: menanyakan kepada pekerjanya, intinya mau tau pajanannya tinggi
atau tidak.
▪ Kuesioner
▪ Diaries → time shift, misal pagi kerja di lokasi A, siang kerja di lokasi
B.
▪ Environmental monitoring
▪ Emission inventories and models

OHSC 2018
• Environmental exposure vs Occupational exposure
1. Hazard di tempat kerja > lingkungan
2. Di occupational setting, orang yang terpajan lebih jelas atau sudah diketahui
sedangkan di lingkungan sulit mengetahui orang yang terpajan
3. Di occupational setting, mudah diketahui hazardnya
4. Alasan pekerja di tempat kerja terpajan bahaya mudah diketahui karena pekerjaan
mereka sudah jelas
5. Di lingkungan umum, lama waktu terpajannya tidak bisa ditentukan.

Contoh-contoh:

OHSC 2018
PENGENDALIAN BAHAYA KESJA

• Exposure
❖ Dosis → Bahaya Kimia
❖ Konsentrasi/exposurenya langsung → Bahaya Fisik
• Standar → NAB → Permenaker nomor 5 tahun 2018
• Apabila bahaya melewati NAB maka diperlukan pengendalian namun apabila tidak
melewati NAB hanya perlu di-monitoring

HAZARD CONTROL PRINCIPLES


• Prinsip:
1. Semua hazard dapat dikendalikan
2. Biasanya banyak metode alternatif untuk pengendalian
3. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
4. Beberapa situasi akan membutuhkan lebih dari satu metode pengendalian untuk
mendapatkan hasil yang optimum

3M untuk Pengendalian:

Murah biayanya Mudah aplikasinya Manfaatnya banyak

HIERARKI PENGENDALIAN HI
1. Engineering Control
Wajib
2. Administrative Control
3. APD

OHSC 2018
• Engineering Control → MAIN CONTROL
Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain
pekerja.

• Administrative Control → COMPLEMENTARY (Pelengkap)


Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan
lingkungan kerja.
Mengatur orang untuk bekerja sesuai dengan kemampuan, cth: Jam kerja sesuai
• Personal Protective Equipment (APD) → Additional (Tambahan)
Pengendalian bahaya dengan cara memberikan APD yang digunakan pekerja saat
bekerja. Tapi dalam kondisi tertentu, dari Additional bisa jadi Requirement (Wajib
digunakan) kalau Engineering tidak bisa sepenuhnya mengontrol hazard.

POINTS OF CONTROL
1. Source
2. Pathway
3. Worker

Metode HoC

*Pengendalian akan optimal jika semua point controlnya di kendalikan.

OHSC 2018
11. METODE PENGENDALIAN
Bergantung pada:
1. Lingkungan dari agent
2. Portal entri ke dalam tubuh
3. Memerlukan skill dan pemahaman mengenai hazard yang mana akan memudahkan
untuk memilih metode yang sesuai

Metode:
1. Sumber
a. Substitusi
b. Mengubah proses untuk minimalisasi exposure pada pekerja
c. Prosesnya ditutup (Isolasi), cth: nge-cat mobil dengan spray dimasukkan ke
dalam glove box, peletakkan genset di pinggir-pinggir
d. Wet work methods→ ngurangin debu
e. Local exhaust ventilation → dilakukan ketika kontaminan sudah menyebar
f. Adequate Maintenance Program

2. Air Path
a. Housekeeping → pembersihan segera
b. General Exhaust Ventilation → cth: roof fans
c. Dilution Ventilation
d. Meningkatkan jarak antara sumber dan penerima Roof fans
e. Monitoring area → cth: di migas ada UV monitor

3. Receiver
a. Training dan Edukasi (PALING PENTING)
b. Split-up Dose → Merotasi pekerja
c. Enclosure of Worker (AC pada Crane Cabin)
Crane Cabin
d. Personal Monitoring Devices → Dosimeter
e. Personal Protective Devices → Respirator

IH CONTROL MODELS
• Substitution → Mengganti material dan equipment
• Change/Alteration → Mengubah proses
• Isolasi → Untuk meminimalisasi exposure pada pekerja
• Wet work methods
• Local Exhaust Ventilation → Mengambil udara yang terkontaminasi sebelum ke
lingkungan. Kalo udah ada LEV, udah gaperlu pake masker lagi.
• Personal Protective Equipment → Hanya bisa mengendalikan exposure
• Administrative Controls
• Training

OHSC 2018
PRINSIP ENGINEERING CONTROLS
• Eliminasi → Paling efektif tapi tidak efisien
❖ Menyingkirkan hazard yang berdampak pada kesehatan di tempat kerja
❖ Menghentikan proses yang dapat melepaskan hazard yang berdampak pada kesehatan
❖ Menghentikan seluruh kegiatan pekerja di area yang berisiko

• Substitusi → Mengganti material


❖ The least expensice and most positive method
❖ Dapat dilakukan dengan mengganti material, mengganti proses, mengganti peralatan

• Isolation → Untuk meminimalisasi exposure pada pekerja


❖ Tiap proses kerja yang berpotensi menyebabkan bahaya harus di-isolasi untuk
meminimalisasi exposure pada pekerja
❖ Mendesign lokasi tempat proses kerja yang berpotensi agar jauh dari pekerja
❖ Sentralisasi control rooms.

 Glove box

• Minimalisasi
❖ Mengurangi jumlah pemakaian tanaman berbahaya
❖ Mengurangi jumlah penyimpanan bahan berbahaya
❖ Mengurangi angka variasi hazard yang disimpan

OHSC 2018
• General Ventilation → Memasukkan dan membuang udara dari ruang kerja (Sirkulasi
udara)
❖ Digunakan untuk mengontrol suhu dan kelembaban atau mengencerkan konsentrasi
dari udara yang terkontaminasi dibawah level yang berbahaya.
❖ Menggunakan konveksi yang natural melalui pintu atau jendela yang dibuka, ventilasi
atap atau cerobong asap
• Local Exhaust Ventilation → Menangkap kontaminan pada sumbernya sebelum
kontaminan tersebut menyebar ke area kerja
❖ Sebaiknya digunakan saat kontaminan tidak dapat dikontrol dengan substitusi,
merubah prosesnya, atau isolasi.
❖ Penggunaan serta pemilihan dari pembersih udaranya bergantung pada
kontaminannya, konsentrasi kontaminan tersebut dan standard udara berpolusi.

• Administrative Controls
❖ Memonitor area kerja atau pekerja termasuk monitor peralatan secara berkala dan
menggunakan dosimeter.
❖ Training dapat digunakan untuk memberikan pengetahuan pada pekera mengenai
metode dan prosedur yang dapat digunakan untung menghindari hazard dan
mengembangkan penghindaran perilaku error pada pekerja.
❖ Merotasi jadwal pekerja yang masuk dan keluar dari area berbahaya.
❖ Menjaga kebersihan tempat kerja.
❖ Cek kesehatan pada saat sebelum dan sesudah bekerja.
• Personal Protective Equipment (APD)
❖ Sebaiknya dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir ketika engineering dan
administrative control tidak cukup.
❖ Kelemahan terbesar → Tidak mengeliminasi hazard dari tempat kerja dan kalau gagal
maka terjadi exposure langsung dari hazard ke pekerja.
❖ Bisa tidak efektif kalau pekerja tidak memiliki pengetahuan soal APD itu sendiri.

OHSC 2018
CARA MENENTUKAN METODE TERHADAP HAZARD
1. Memastikan bahwa hazard telah teridentifikasi dengan benar
2. Mengidentifikasi metode alternatif lainnya
3. Menetapkan alternatif mana yang memberikan solusi terbaik
4. Memilih alternatif terbaik
5. Implementasi
6. Following-up

12. PERATURANPERUNDANG-UNDANGAN,
STANDAR, DAN TLV’S
• Tipe peraturan:
A. Mandatory (Wajib)
➔ Bersifat izin dan harus diikuti
➔ Mempunyai konsekuensi hukum
➔ Berbeda untuk tiap negara
➔ Dikeluarkan oleh pemerintah
Contoh:
Indonesia:
Permenaker 05/2018
Kepmenaker 14/1969
Permenkes 70/2016
Permenkes 48/2016
Internasional:
OSHA: PEL (Permissible Exposure Limit), Amerika
HSE: WEL (Working Exposure Limit), Inggris
NOHSC: National Exposure Standard, Australia
B. Voluntary (Sukarela)
➔ Bersifat saran dan tidak harus diikuti
➔ Tidak memiliki konsekuensi hukum
➔ Digunakan banyak negara
➔ Dikeluarkan lembaga ilmiah
Contoh:
Indonesia:
SNI
Internasional:
ACGIH: Health based (TLVs)
NIOSH: REL (Recommended Exposure Limit)

OHSC 2018
DOSE-RESPONSE RELATIONSHIP

Notes:
Walaupun sudah ada
dosisnya di dalam tubuh
tetapi belum memiliki
NAB
respon selama belum
melewati maximum
effect

NOAEL DAEL

• NOAEL (No Observe Adverse Effect Level)


➔ Di mitokondrianya udah ada efeknya tapi belum ada symptomnya, cth: pusing,
batuk, dll.
➔ Semakin jauh jaraknya dari titik 0 dosisnya (x) maka makin panjang waktu hingga
respon terlihat

NAB vs BML
NAB = Threshold Limit BML = Environmental Quality
Values (TLV’s) Standards (EQSs)
Lingkungan Lingkungan Ambien (air, udara,
Lingkungan Kerja
penggunaannya kebisingan, getaran)
Institusi
Kemenakertrans KemenLH
Pelaksana
Orientasi Manusia Ekosistem (termasuk manusia)
Sama-sama instrument untuk mengatur lingkungan
NILAI AMBANG BATAS
• Definisi: Standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. (Permenaker 05/2018)
• Beberapa ambang batas:
❖ NAB → TLVs, WEL, PEL, REL
❖ BML → Air, udara, bising, getaran
❖ ADI → (Acceptable Daily Intake)
❖ Indoor Air Quality Standards

OHSC 2018
• Regulasi terkait:
Permenaker 05/2018 (K3 Lingkungan Kerja)
Pasal 1: Definisi NAB
Pasal 2: Pajanan Singkat Diperkenankan → kadar bahan kimia di udara tempat
kerja yang tidak boleh dilampaui agar tenaga kerja yang terpajan pada periode
singkat (15 menit) masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi,
kerusakan jaringan tubuh maupun terbius yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4
kali dalam sehari.
Pasal 3: Kadar Tinggi Diperkenankan → kadar bahan kimia di udara tempat kerja
yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap selama tenaga kerja
melakukan pekerjaan

TLV’s ACGIH (American Conference of Governmental Industrial Hygienist)


• Yang mengeluarkan standard (TLV’s) bahaya kesehatan di lingkungan kerja
• Lembaga tempat ahli HI berkumpul dari seluruh dunia
• TLV yang dikeluarkan merupakan kumpulan dari hasil penelitian tentang bahaya
kesehatan di tempat kerja dari seluruh dunia
• 3 Kategori TLV:
1. Threshold Limit Value – Time-Weighted Average (TLV-TWA)
Konsentrasi TWA untuk 8 jam kerja sehari dan 40 jam perminggu untuk seumur
hidup bekerja tanpa menimbulkan efek merugikan

C = Konsentrasi kontaminan
T = Durasi waktu pada saat konsentrasi diukur

Contoh TWA:
a. Seorang karyawan menghabiskan empat jam dari shift 8 jam di area dimana
konsentrasi CO yang diukur di udara tetap konstan pada 50 ppm. Selama 4 jam
tersisa, karyawan bekerja dimana tidak ada CO terukur di udara. Berapa TWA 8
jam pajanan CO pada pekerja tersebut?
Jawab:
(4ℎ)(50 𝑝𝑝𝑚)+ (4ℎ)(0𝑝𝑝𝑚) 200 𝑝𝑝𝑚 .ℎ
=
8ℎ 8ℎ

= 25 ppm
b. Hasil pengukuran pajanan chloroform pada 6 sampel masing masing selama 6
menit terlihat pada tabel berikut. Berapakah TWA pajanannya?

OHSC 2018
Sample Number Results (ppm)
1 55
2 65
3 55
4 60
5 45
6 60
Jawab:
1
[ (60 min)(55 ppm) + (60)(65) + (60)(55) + (60)(60) + (60)(45) +
360 min
(60)(60)] = 57 ppm
2. Threshold Limit Value – Short-Term Exposure Limit (TLV-STEL)
15 menit dari exposure TWA yang tidak seharusnya melebihi dalam waktu apapun
per-hari kerja, bahkan saat 8 jam TWA berada di dalam TLV-TWA.
3. Threshold Limit Value - Ceiling (TLV-C)
Bahaya-bahaya yang dosisnya hanya sedikit tetapi responsnya langsung terlihat

SINGKATAN-SINGKATAN
• BEI = Biological Exposure Indices (Cek kesehatan pekerja pada awal masuk kerja
dan saat keluar untuk mengecek jumlah pajanan di tubuh)
• Karsinogenisitas = Karsinogen adalah agent yang menginduksi neoplasma jinak
atau neoplasma ganas (intinya menyebabkan kanker)
Notasi Karsinogenisitas:
A→ Karsinogen
A1→ Human Karsinogen
A2→ Suspected Human Karsinogen
A3→ Animal Karsinogen
A4→ Suspected Animal Karsinogen
A5→ Belum tahu ini karsinogen/tidak
• IFV = Inhalable Fraction and Vapor
• Sensitization
Dermal/Kulit = DSEN
Respiratory/Pernapasan = RSEN
• SKIN = Kalau ada bahan dengan notasi “Skin” di notasi, berarti melalui absorpsi

OHSC 2018
13. PROFESI HI
PERKEMBANGAN PROFESI HIGIENE INDUSTRI
Pada tahun 1957-an, profesi Higiene Industri dulu dikenal sama seperti profesi
keselamatan kerja yang berfungsi sebagia penasehat dan alat untuk meningkatkan mutu
ilmiah kesehatan.
Menurut OSHA (1998) kesadaran tentang higine industry telah muncul sejak lama
(sebelum tahun masehi/SM). Hubungan antara lingkungan dengan kesehatan tenaga kerja
telah dikenali pada abad 4 SM oleh Hiprocates dengan mencatat adanya racun yang
berbahaya pada industry pertambangan. Pada abad 1 M, Pliny mendeskripsikan risiko
kesehatan pada pekerja yang berhubungan dengan zinc dan sulfur. Perkembangan
selanjutnya, Bernardine Ramazini (1933-1714) menulis buku yang berisi berbagai penyakit
dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja.
Di Indonesia sendiri, sejarah Higine Industri menurut Suma’mur (1996) memprediksi
sejarah Higiene Industri dimulai sejak jaman penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda,
terdapat dinas kesehatan militer dan yang berubah menjadi dinas kesehatan sipil, dimana
usaha-usaha kesehatan kerja ditunjukan untuk memberikan pelayanan kesehatan alakadarnya
terhadap pekerja-pekerja pribumi agar dapat menghasilkan bahan-bahan yang diperlukan
Belanda.
Setelah Indonesia Merdeka Higiene Industri perusahaan dan kesehatan kerja dan
undang-undang kecelakaan. Tahun 1957, dibentuk Lembaga Kesehatan Buruh, tahun 1967
dirubah menjadi Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh.
Reorganisasi Kabinet Ampera tahun 1966, secara resmi didirikan Dinas Higiene
Perusahaan atau sanitasi umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Dept. Kesehatan. Pada
tahun 1970 untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan Perundangan-undangan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Perkembangan selanjutnya, diadakan Kongres
Nasional Hiperkes di Sahid Garden Hotel Yogyakarta tahun 1986.

TINGKATAN PROFESI DAN JABATAN HIGIENE INDUSTRI


A. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Ketenagakerjaan Bidang
Higiene Industri
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP. 209/MEN/X/2008
1. Ahli Higiene Industri Muda (HIMU)
• Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan dasar-dasar
hygiene industry rutin berdasarkan pada pemahaman prosedur atau intruksi
dibawah pengawasan atasan langsung
2. Ahli Higiene Industri Madya (HIMA)
• Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan dasar-dasar
hygiene industry rutin dan mempunyai kemampuan melaksanakan tugas
pekerjaan mandiri yang menuntut proses Analisa dalam menerapkan
prosedur, memecahkan persoalan dan mengajukan gagasan kepada atasannya.

OHSC 2018
3. Ahli Higine Industri Utama
• Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan dasar-dasar
hygiene industry rutin dan mempunyai kemampuan melaksanakan tugas
pekerjaan mandiri maupun terkoordinasi yang menuntut proses
Analisa/evaluasi/sintesa dalam menerapkan prosedur, memecahkan persoalan
dan mengajukan gagasan kepada atasannya.
B. Level of Industrial Hygienist (ABIH atau American Board of Industrial
Hygiene)
1. Industrial Hygienist-in-training (IHIT)
• Bagian dari progam sertifikasi ABIH (1972)
• Penghargaan ini diberikan kepada orang yang memiliki gelar sarjana atau
universitas di bidang Hygiene Industri baik di industry kimia, Teknik, fisika,
kedokteran atau ilmu biologi atau studi dan pelatihan khusus.
• Selesai satu tahun penuh dalam praktik HI yang di legalisasi.
2. Occupational Health and Safety technologiest (OHST)
Bagian dari progam sertifikasi ABIH (1976)
• Melakukan tugas di bawah pengawasan ahli HI
• Perancang Certified Industrial Hygiene Technologist (CIHT)
• Pengambilan sampel udara
• Monitoring
• Instrumentasi
• Investigasi khusus
• Spesialis prosedur laboratorium
3. Industrial Huygienist
• Mengarahkan progam HI
• Memeriksa lingkungan kerja
• Mempelajari operasi dan proses kerja
• Membuat pengukuran bahaya yang tepat
• Mempelajari aspek pemantauan biologis
• Menafsirkan hasil pemeriksaan lingkungan
• Membuat keputusan tentang kebutuhan atau efektivitas tindakan
pengendalian
• Menyiapkan aturan, peraturan, standard an prosedur
• Mengawasi staf teknis dan administrasi di tempat kerja HI
• Mempersiapkan anggaran dan rencana
• Mengenal pemerintah yang terkait operasi atau proses kerja
• Menghubungkan operasi HI untuk research dan pengembangan, atau
departemen atau fungsi lain dalam grup perusahaan
• Mempersiapkan laporan mingguan, bulanan dan tahunan

OHSC 2018
4. The Industrial Hygiene Manager
• Menyajikan testimoni dari ahli yang expert sebelum dihadapkan hokum,
siding, komisi kopensasi pekerja dll
• Mempersiapkan teks yang sesuai untuk label dan informasi kehati-hatian
untuk bahan dan produk
• Melakukan progam pendidikan untuk pekerja dan masyarakat
• Melakukan studi epidemiologi pekerja dan industry
• Melakukan penelitian untuk memajukan pengetahuan mengenai pengaruh
pekerjaan terhadap kesehatan pekerja
KODE ETIK (AIHA, 1994)
Industrial Hygienist harus:
1. Mempraktekkan profesi mereka mengikuti prinsip-prinsip ilmiah yang diakui dengan
kesadaran bahwa kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan orang-orang mungkin
bergantung pada penilaian profesional mereka, dan bahwa mereka berkewajiban
untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
2. Memberikan konseling pada pihak yang terkena secara faktual mengenai potensi
risiko dan tindakan pencegahan kesehatan yang diperlukan untuk menghindari efek
buruk pada kesehatan.
3. Menjaga kerahasiaan informasi pribadi dan bisnis yang diperoleh selama pelaksanaan
kegiatan industrial hygiene, kecuali bila diwajibkan oleh hukum atau mengabaikan
pertimbangan kesehatan dan keselamatan.
4. Hindari keadaan di mana kompromi penilaian profesional atau konflik kepentingan
dapat muncul.
5. Lakukan layanan hanya di bidang kompetensi mereka.
6. Bertanggung jawab untuk menegakkan integritas profesi.
PERAN DAN FUNGSI
1. Mengarahkan program Higiene Industri
2. Memeriksa dan mempelajari lingkungan kerja, operasi dan proses, serta mendapatkan
rincian lengkap tentang sifat pekerjaan, bahan, peralatan yang digunakan, produk,
jumlah populasi karyawan dan jam kerja
3. Menafsirkan hasil pemeriksaan lingkungan dalam hal yang berkaitan dengan
gangguan kesehatan, efisiensi pekerja dan gangguan atau kerusakan pada masyarakat,
serta memberikan kesimpulan yang spesifik kepada pihak-pihak yang berkepentingan
seperti manajemen, pejabat kesehatan dan perwakilan karyawan
4. Membuat keputusan yang spesifik untuk kebutuhan atau efektivitas tindakan
pengendalian dan bila perlu menyarankan prosedur yang cocok dan efektif untuk
lingkungan kerja dan lingkungan umum.
5. Menyiapkan aturan, regulasi, standar dan prosedur atau panduan untuk perilaku
bekerja yang sehat dan untuk pencegahan gangguan dalam masyarakat.
6. Menjalankan program-program pelatihan bagi pekerja dan masyarakat dalam
pencegahan penyakit akibat kerja dan gangguan pada masyarakat.

OHSC 2018
7. Hadir sebagai saksi ahli di pengadilan, forum dengar pendapat, komisi kompensasi
pekerja (BPJS ketenagakerjaan), instansi pemerintah, dan badan investigasi yang
ditunjuk secara hukum.
8. Menyediakan informasi pencegahan dalam bentuk teks dan label untuk material dan
produk yang digunakan oleh pekerja dan masyarakat.
9. Melakukan studi epidemiologi untuk mengetahui adanya penyakit akibat kerja dan
menetapkan atau memperbaiki Nilai Ambang Batas atau standar untuk menjaga
kesehatan dan efisiensi.
10. Melakukan penelitian untuk meningkatkan pengetahuan mengenai dampak pekerjaan
terhadap kesehatan dan upaya pencegahan gangguan kesehatan kerja, polusi udara di
masyarakat, kebisingan, gangguan, dan masalah terkait lainnya.

Bekerja hanya di daerah


prevention saja, namun
meskipun tidak
Ahli Dokter mangawasi penyakit,
Higiene Kesehatan Industrial Hygienist harus
Industri Kerja
bisa identifikasi.

OHSC 2018
TANGGUNG JAWAB
1. Rekognisi dan identifikasi semua bahaya kimia, fisik, dan biologi yang dapat
mengganggu fisik, mental, dan kesejahteraan sosial pekerja dan masyarakat.
2. Pengukuran dan pendokumentasian tingkat pajanan lingkungan agen-agen berbahaya
tertentu.
3. Evaluasi terhadap pajanan yang signifikan dan kaitannya dengan penyebab penyakit
yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
4. Menerapkan upaya pengendalian yang sesuai untuk mencegah pajanan yang berisiko
dan memonitor efeftifitasnya.
5. Administrasi program higiene industri di tempat kerja.
6. Bekerja sama dengan bagian medis, keselamatan (safety), dan anggota lainnya dalam
tim kesehatan kerja (occupational health team) dalam mengembangkan dan
menjalankan program-program pencegahan melalui pendekatan yang menyeluruh
(comprehensive.
7. Mengembangkan prosedur-prosedur untuk menjamin pengembangan profesionalisme
yang berkelanjutan.
8. Berpartisipasi dalam menyusun kebijakan K3 di tempat kerja.

OHSC 2018

Anda mungkin juga menyukai