HIGIENE INDUSTRI
DOSEN PEMBIMBING
Farhana Syahrotun N., S.ST .,M.KKK
DISUSUN OLEH
Salsabilla Cindy Pratama
R0221120
Higiene industri diperkirakan mulai muncul sejak adanya kesehatan kerja, yaitu
saat timbulnya hubungan antara pekerjaan dengan pengajian. Pada abad ke – 16 seorang
dokter yang bernama Hippocrates mengetahui munculnya petunjuk tentang gambaran
berbagai penyakit yang diderita oleh pekerja pertambangan dan metalurgi yaitu,
keracunan timbal. Penyakit terserbut disebabkan oleh terjadinya pemajanan terhadap
debu – debu dan batuan di tambang. Sehingga, memungkinkan para pekerja melihat
dan menghirup debu - debu tersebut. Pada abad tersebut juga ditemukan sedikit para
pekerja yang menyelimuti mukanya dengan loose bladder sebagai alat pelindung
terhadap kontrol bahaya yang muncul.
Selanjutnya, pada abad ke 18 terjadi revolusi industry di inggris, pada saat itu
di temukan cara berproduksi baru, yaitu dengan mesin - mesin seperti, mesin
pintal,mesin tenun, generator dan mesin pengangkutan. Sehingga dengan demikian
proses produksi dapat dilaksanakan dengan cepat. Perkembangan produksi baru ini juga
yang menyebabkan higene industri berkembang pesat, terutama dalam upaya
pencegahan pencemaran udara di lingkungan kerja suatu industri.
a. Antisipasi (Anticipation)
• Antisipasi merupakan kegiatan memprediksi potensi bahaya dan resiko yang
ada di tempat kerja. Antisipasi ini dilakukan pada tahap awal higiene industri
di tempat kerja.
• Tujuan antisipasi adalah untuk mengetahui potensi bahaya dan risiko,
mempersiapkan tindakan yang perlu dilakukan sebelum memasuki area kerja
dan memulai proses produksi, dan memperkecil kemungkinan risiko yang
terjadi pada saat memasuki area pekerjaan.
• Kunci dalam tahapan antisipasi adalah informasi. Informasi yang diperlukan
antara lain adalah karakteristik bangunan tempat kerja, mesin yang digunakan,
proses kerja, bahan baku, alat yang dipakai dan cara kerja yang dilakukan.
1. Pengumpulan Informasi
2. Melalui studi literature
3. Mempelajari hasil penelitian
4. Dokumen-dokumen perusahaan
5. Survey lapangan
6. Analisis dan diskusi
7. Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
8. Pembuatan Hasil
b. Pengenalan (Recognition)
• Bahaya – bahaya yang terkait dengan isu higiene industri antara lain:
1. Bahaya fisik
Merupakan bahaya yang timbul dari excess-nya tingkat kebisingan,
radiasi pengion, suhu ekstrim dan pressure.
2. Bahaya biologi
Disebabkan oleh organisme hidup atau sifat organisme yang dapat
memberikan dampak kesehatan bagi manusia.
3. Bahaya kimia
Timbul dari konsentrasi mists, uap, gas atau padatan dalam bentuk debu
di udara. Selain itu, bahaya kimia juga beracun ketika terabsorpsi
dengan kulit.
4. Bahaya ergonomi
Adalah design peralatan kerja, prosedur kerja yang tidak sesusai, area
kerja. Selain itu, bahaya ini juga berpotensi dapat menyebabkan
kecelakaan ketika pengangkatan dan saat proses menjangkau tapi tidak
memadai dan kondisi visual yang buruk.
Hasibun, Abdurrozzaq,.2020. “Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja” dalam Jurnal Teknik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hlm.83-87). Medan: Yayasan Kita Menulis
Yenita, Riski Novera.2017. “Sejarah Higiene Industri”, dalam jurnal Higiene Industri (hlm.11-
14). Yogyakarta: Grup Penerbita CV Budi Utama
MH Alif,2020. “Penjelasan Lengkap Higiene Industri (Definisi, Ruang Lingkup, dan Potensi
Bahaya di Lingkungan Industri, serta Perbedaan Batasan Antara Higiene Industri dan Ilmu
Kesehatan Kerja dengan Ilmu KESMAS”, https://www.alifmh.com/2019/12/Penjelasan-
Lengkap-Higiene-Industri-Definisi-Ruang-Lingkup-dan-Potensi-Bahaya-di-Lingkungan-
Industri-serta-Perbedaan-Batasan-antara-Higiene-Industri-dan-Ilmu-Kesehatan-Kerja-
dengan-Ilmu-KESMAS.html, diakses pada 28 Agustus pukul 19.00