Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

HIGIENE INDUSTRI

DOSEN PEMBIMBING
Farhana Syahrotun N., S.ST .,M.KKK

DISUSUN OLEH
Salsabilla Cindy Pratama
R0221120

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


SEKOLAH VOKASI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
2021/2022
I. Sejarah Higiene Industri

Higiene industri diperkirakan mulai muncul sejak adanya kesehatan kerja, yaitu
saat timbulnya hubungan antara pekerjaan dengan pengajian. Pada abad ke – 16 seorang
dokter yang bernama Hippocrates mengetahui munculnya petunjuk tentang gambaran
berbagai penyakit yang diderita oleh pekerja pertambangan dan metalurgi yaitu,
keracunan timbal. Penyakit terserbut disebabkan oleh terjadinya pemajanan terhadap
debu – debu dan batuan di tambang. Sehingga, memungkinkan para pekerja melihat
dan menghirup debu - debu tersebut. Pada abad tersebut juga ditemukan sedikit para
pekerja yang menyelimuti mukanya dengan loose bladder sebagai alat pelindung
terhadap kontrol bahaya yang muncul.

Pada abad ke – 17 ( 1633-1714 ), Bapak hiperkes (Higiene Perusahaan dan


Kesehatan Kerja) yang bernama Bernadinne Ramzz telah memperjelas di dalam
bukunya yang berjudul “ De Morbis Artricum Diatriba” tentang persoalan bahwa
pekerjaan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang disebut sebagai penyakit akibat
kerja. Disamping itu dia juga menjelaskan tentang cara – cara menegakkan diagnosa
PAK (Penyakit Akibat Kerja)

Selanjutnya, pada abad ke 18 terjadi revolusi industry di inggris, pada saat itu
di temukan cara berproduksi baru, yaitu dengan mesin - mesin seperti, mesin
pintal,mesin tenun, generator dan mesin pengangkutan. Sehingga dengan demikian
proses produksi dapat dilaksanakan dengan cepat. Perkembangan produksi baru ini juga
yang menyebabkan higene industri berkembang pesat, terutama dalam upaya
pencegahan pencemaran udara di lingkungan kerja suatu industri.

Perkembangan hygiene industri di Indonesia juga tidak diketahui secara pasti


kapan tepatnya. Namun diprediksi perkembangan hygiene industri di Indonesia yang
sesungguhnya baru dirasakan beberapa tahun setelah kemerdekaan yaitu pada saat
munculnya undang-undang kerja dan undang-undang kecelakaan. Dimana Pokok-
pokok tentang hygiene industri dan kesehatan kerja telah dimuat dalam undang-undang
meskipun tidak atau belum diberlakukan saat itu juga.
II. Pengertian Higiene Industri

Higene Industri merupakan ilmu higiene yang mempelajari mengenai cara


mengatisipasi, mengenal, mengevaluasi dan mengendalikan berbagai faktor bahaya
yang timbul di dalam lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, kesejahteraan, dan ketidak effisienan masyarakat yang berada di
lingkungan kerja maupun kepada masyarakat yang berada di luar industri. Higiene
industri juga melakukan penilaian terhadap faktor penyebab penyakit secara kualitatif
dan kuantitatif di lingkungan kerja.

III. Ruang Lingkup Higiene Industri


Ruang lingkup kegiatan hygiene lingkungan industri mencakup antisipasi, pengenalan,
evaluasi, dan pengendalian. Ruang lingkup higiene industri membentuk suatu siklus
berurutan selama aktivitas industri berjalan.

a. Antisipasi (Anticipation)
• Antisipasi merupakan kegiatan memprediksi potensi bahaya dan resiko yang
ada di tempat kerja. Antisipasi ini dilakukan pada tahap awal higiene industri
di tempat kerja.
• Tujuan antisipasi adalah untuk mengetahui potensi bahaya dan risiko,
mempersiapkan tindakan yang perlu dilakukan sebelum memasuki area kerja
dan memulai proses produksi, dan memperkecil kemungkinan risiko yang
terjadi pada saat memasuki area pekerjaan.
• Kunci dalam tahapan antisipasi adalah informasi. Informasi yang diperlukan
antara lain adalah karakteristik bangunan tempat kerja, mesin yang digunakan,
proses kerja, bahan baku, alat yang dipakai dan cara kerja yang dilakukan.

• Metode di dalam antisipasi :

1. Pengumpulan Informasi
2. Melalui studi literature
3. Mempelajari hasil penelitian
4. Dokumen-dokumen perusahaan
5. Survey lapangan
6. Analisis dan diskusi
7. Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
8. Pembuatan Hasil

b. Pengenalan (Recognition)

• Adalah rangkaian aktivitas dalam mengetahui serta mengukur seluruh aspek


lingkungan kerja agar mendapat suatu metode yang logis dan sistematis untuk
menghasilkam suatu hasil yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

• Bahaya – bahaya yang terkait dengan isu higiene industri antara lain:

1. Bahaya fisik
Merupakan bahaya yang timbul dari excess-nya tingkat kebisingan,
radiasi pengion, suhu ekstrim dan pressure.

2. Bahaya biologi
Disebabkan oleh organisme hidup atau sifat organisme yang dapat
memberikan dampak kesehatan bagi manusia.
3. Bahaya kimia
Timbul dari konsentrasi mists, uap, gas atau padatan dalam bentuk debu
di udara. Selain itu, bahaya kimia juga beracun ketika terabsorpsi
dengan kulit.

4. Bahaya ergonomi
Adalah design peralatan kerja, prosedur kerja yang tidak sesusai, area
kerja. Selain itu, bahaya ini juga berpotensi dapat menyebabkan
kecelakaan ketika pengangkatan dan saat proses menjangkau tapi tidak
memadai dan kondisi visual yang buruk.

• Tujuan pengenalan adalah untuk mengetahui karakteristik suatu bahaya


secara menyeluruh, mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko,
mengetahui proses kerja yang berisiko, dan mengetahui berapa pekerja yang
terpapar risiko bahaya.
c. Evaluasi (Evaluation)
• kegiatan simpling dalam melakukan analisa terhadap hasil rekognisi sehingga
dapat ditentukan apakah suatu lingkungan kerja itu berbahaya atau tidak
terhadap pekerja dengan metode yang lebih spesifik dan membandingkan
dengan batasan – batasan yang telah ditentukan.
• Evaluasi faktor bahaya lingkungan menilai secara kuantitatif tingkat faktor
bahaya lingkungan dengan cara :
1. Pengukuran
2. pengambilan contoh uji
3. pengujian dan analisis laboratorium yang dilakukan dengan peralatan,
metode dan prosedur standar yang hasilnya dapat mencerminkan tingkat
keterpaparan dan permasalahan teknis yang diuji.
• Manfaat evaluasi diantaranya adalah :
1. Mengetahui adanya potensi kecelakaan pada sesuatu alat produksi tanpa
pengaman.
2. Mengetahui efektifitas alat penanggulangan
3. Membantu diagnosis penyakit akibat kerja.
• Tujuan evaluasi diantaranya adalah:
1. Sebagai monitor keefektifan alat-alat penanggulangan untuk
mengetahui kemampuan alat produksi dalam mengurangi faktor bahaya
dan sebagai inspeksi kondisi lingkungan untuk melihat penerapan
undang-undang tentang higiene perusahaan.
d. Pengendalian (Control)
• Pengendalian merupakan proses untuk menurunkan tingkat risiko dari
kemungkinan bahaya yang terjadi pada pekerja, pengendalian dilakukan jika
hasil evaluasi terdapat pengukuran yang melebihi nilai ambang batas.
• Pengendalian dapat menggunakan metode hirarki pengendalian yaitu :
1. Eliminasi
2. Subtitusi
3. Rekayasa teknik
4. Administrasi
5. APD (Alat Pelindung Diri)
IV. Tujuan Higiene Industri
Tujuan utama dari higiene Industri ialah :
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan kerja yang setinggi – tingginya
melalui pencegahan , pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja,
pemeliharaan, peningkatan kesehatan, mempertinggi efisiensi dan daya
produktivitas tenaga kerja.
2. Meningkatkan produktivitas pekerja dengan melakukan pemberantasan kelelahaan
,penglipat gandaan kegairahan dan kenikmatan kerja, perlindungan bagi masyarakat
sekitar industri, serta perlindungan masyarakat luas dari bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk industri.

V. Manfaat Higiene Industri


1. Mencegahan dan memanimilasir berbagai penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
2. Melindungi masyarakat luas dari bahaya yang timbul dari hasil produksi perusahaan
3. Memelihara dan meningkatkan daya produktifitas bagi tenaga kerja manusia
4. Memelihara higiene industri dan sanitasi agar terciptanya kebersihan di lingkungan
kerja
5. Meningkatkan kesehatan tenaga kerja
6. Memberantas kelelahan kerja
7. Meningkatkan keggairahan bagi pekerja saat bekerja
8. Memberikan perlindungan bagi masyarakat sekitar agar terhindar dari kotoran
bahan- bahan dari industri yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibun, Abdurrozzaq,.2020. “Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja” dalam Jurnal Teknik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (hlm.83-87). Medan: Yayasan Kita Menulis

Yenita, Riski Novera.2017. “Sejarah Higiene Industri”, dalam jurnal Higiene Industri (hlm.11-
14). Yogyakarta: Grup Penerbita CV Budi Utama

Setyaningsih, Yuliani.2018. “Buku Ajar Higiene Lingkungan Industri”,


http://eprints.undip.ac.id/80307/1/buku_ajar_higiene_industri__revisi1_yuliani_fkm_2.pdf,
diakses pada 28 Agustus 2021 pukul 18.30.

MH Alif,2020. “Penjelasan Lengkap Higiene Industri (Definisi, Ruang Lingkup, dan Potensi
Bahaya di Lingkungan Industri, serta Perbedaan Batasan Antara Higiene Industri dan Ilmu
Kesehatan Kerja dengan Ilmu KESMAS”, https://www.alifmh.com/2019/12/Penjelasan-
Lengkap-Higiene-Industri-Definisi-Ruang-Lingkup-dan-Potensi-Bahaya-di-Lingkungan-
Industri-serta-Perbedaan-Batasan-antara-Higiene-Industri-dan-Ilmu-Kesehatan-Kerja-
dengan-Ilmu-KESMAS.html, diakses pada 28 Agustus pukul 19.00

Anda mungkin juga menyukai