Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Lingkungan kerja yang tidak sehat dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang merugikan
semua pihak. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu menyediakan lingkungan kerja yang
sehat bagi karyawan, mitra, tamu dan pengunjung untuk meningkatkan kualitas kesehatan
dan produktivitas. Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah gangguan
kesehatan akibat lingkungan kerja . Lingkungan kerja dikaitkan dengan segala sesuatu yang
berada di sekitar pekerja atau yang berhubungan dengan tempat kerja yang dapat
mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.Kesehatan
lingkungan kerja membahas tentang kegiatan pemecahan masalah kesehatan di lingkungan
kerja . Pemecahan masalah lingkungan kerja pada hakekatnya merupakan upaya pengurangan
terhadap beban tambahan bagi pekerja dan upaya penyerasian antara kapasitas kerja dengan
lingkungan kerja . Apabila tidak memenuhi persyaratan maka lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dalam dua bentuk yaitu kecelakaan kerja (Occupational
accident) dan penyakit akibat kerja (Occupational diseaces). Kesehatan lingkungan kerja
sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene Industri atau Higiene Perusahaan.
Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat
lingkungan kerja. Menurut Suma’mur (1976) Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam
ilmu hygiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian pada faktor penyebab penyakit
secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan kerja Perusahaan, yang hasilnya digunakan
untuk dasar tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan
masyarakat di sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan
mengecap derajat Kesehatan yang setinggi- tingginya. Di Indonesia, upaya Kesehatan
lingkungan kerja dikembangkan selaras dengan aspek ergonomi, kesehatan dan keselamatan
kerja, baik dari segi keilmuan maupun penerapannya. Sedang pada perusahaan besar
diberbagai Negara, pelaksananya adalah Industrial Hygienist yang mempunyai latar belakang
pendidikan teknis yang memperoleh tambahan pengetahuan dibidang lain yang terkait seperti
fisika, kimia, kesehatan, kedokteran dan sebagainya.
1.2 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami teknik monitoring lingkungan
kerja.
2. Mahasiswa dapat mengenal masalah yang ada
3. dilingkungan kerja.
4. Dapat melakukan penilaian di lingkungkungan kerja.
5. Mahasiswa dapat melakuan upaya pengendalian
dilingkungan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
objektifitas program.
Lingkungan kerja adalah Segala sesuatu yang berada disekitar tenaga kerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan.
a. Suhu
b. Kelembapan
c. Pencahayaan
d. Kebisingan
e. Getaran
f. Radiasi
Lingkungan Biologi
Lingkungan kerja biologi adalah keadaan faktor-faktor biologis di tempat kerja ang
dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung kinerja karyawan dan
menimbulkan potensi bahaya/ memberi dampak pada penyakit akibat kerja. Faktor
biologis antara lain Virus, Bakteri, dan Parasit.
Lingkungan Psikologi
Lingkungan kerja psikologi, misalnya yaitu keadaan hubungan kerja antar karyawan,
atau hubungan kerja antaran karyawan dengan atasan, atau pekerjaan yang monoton,
dan lain sebagainya. Lingkungan psikologi ini juga dapat menyebabkan stress kerja
yang berhubungan dengan kesehatan jiwa, rasa ketidaknyamanan terhadap pekerjaan
dan menurunnya produktivitas.
Untuk mengetahui secara kualitatif tentang faktor bahaya lingkungan, dapat dilihat
dari:
1. Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi
2. Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil samping, hasil produk dan sisa
produksi bahan buangan.
3. Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi & proses
4. Majalah, surat kabar, jurnal, dan keluhan tenaga kerja.
2.2.3.Pengendalian Lingkungan
Dalam upaya pengendalian potensi bahaya di tempat kerja, maka perlu adanya pemahaman
tentang prinsip- prinsip dasar pengendalian yang harus diikuti yaitu melalui tahapan sebagai
berikut :
1. Pengenalan potensi bahaya yang ada maupun resiko yang mungkin timbul
( Hazards Identification).
2. Penilaian tingkat resiko yang mungkin timbul (Risks Assessment ).
3. Penentuan dan pemilihan tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat
dengan menggunakan metode hirarki pengendalian ( Risks Control ).
4. Penunjukan atau penugasan kepada siapa yang akan diberi tugas dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian.
5. Tinjauan ulang untuk mengukur efektifitas penerapan sarana pengendalian
yang telah diterapkan ( Review of Control).
Secara prinsip, potensi bahaya dapat dikendalikan melalui 2 (dua) metode yaitu :
Sistem pengendalian ini merupakan program pengendalian potensi bahaya yang utama untuk
pengendalian jangka panjang dan bersifata permanen. Pengendalian ini merupakan
pengendalian dengan metode menghilangkan atau meniadakan potensi bahaya pada
sumbernya.
OPSI 1 :
Sebagai contoh : operator harus dipindahkan pada tempat yang aman selama proses
peledakan pada operasi peledakan di pertambangan; suatu garis keliling daerah aman harus
diberitahukan secara jelas di sekitar fasilitas tegangan tinggi; dll.
OPSI 5 : Seluruh alat pelindung diri didesain untuk memisahkan atau memberi
penghalang antara tubuh manusia dengan potensi sumber energi yang membahayakan.