Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang
melakukan penilaian pada faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di
lingkungan kerja Perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif pada
lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan
terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan mengecap derajat Kesehatan yang
setinggi- tingginya.
Sehingga Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan antisipasi,
rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan atau stresses,
yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan kesehatan
dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun warga
masyarakat.
Ada juga yang menyebut bahwa Higiene Industri sama dengan Higiene Perusahaan yang
terkait dengan kesehatan lingkungan kerja.
Personil Ahli higiene industri adalah profesi yang paling erat dengan Higiene industri. Ahli
Higiene Industri adalah orang yang tugasnya menangani mengenai higiene industri,
berdasarkan jenjang sertifikasinya. yaitu :
Saat ini beberapa perusahaan industri sudah mensyaratkan sertifikasi tersebut ketika
mereka melakukan perekrutan karyawan baru untuk posisi Industrial Hygienist.
Membuat perhitungan koreksi untuk pengendalian bahaya atau hazard terkait kesehatan
dengan cara mengurangi (mengelola) atau menghilangkan (bila mungkin) eksposur.
Misalnya : mengganti zat berbahaya dengan zat yang kurang berbahaya, merubah proses,
memasang sistem ventilasi udara, menerapkan housekeeping yang baik, dan memastikan
penggunaan alat pelindung diri (APD) serta monitoring dan analisis untuk mendeteksi
besaran eksposur, engineering, dan metode lain untuk meminimalisir bahaya atau hazard
yang ada.
Konsep dasarnya adalah bagaimana membatasi adanya bahaya atau hazard yang bisa
berdampak pada pekerja dan cara membatasinya adalah dengan konsep “antisipasi,
rekognisi, evaluasi dan pengendalian” terhadap bahaya atau hazard yang ada di tempat
kerja. Pendekatannya dengan cara “promotif dan preventive” untuk melindungi kesehatan
pekerja dan mencegah timbulnya efek dari bahaya tersebut.
1. Antisipasi
a Mengetahui potensi bahaya dan risiko sejak dini sebelum menjadi bahaya dan risiko
yang nyata.
b Meminimalkan kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan
atau suatu area dimasuki.
c Mempersiapkan tindakan yang perlu, sebelum suatu proses dijalankan atau suatu
area dimasuki.
Metode antisipasi
a Pengumpulan Informasi
b Dokumen-dokumen perusahaan
c Melalui studi literature
Dwi Harsono Page 2 of 7
d Mempelajari hasil penelitian
e Survey lapangan
f Analisis dan diskusi
g Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten
h Pembuatan Hasil
Hasil dari kegiatan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko,yang bertujuan untuk
memudahkan dalam pengelompokan sesuai dengan tujuan. Pengelompokan tersebut bisa
dibagi berdasarkan :
2. Rekognisi
Rekognisi adalah kegiatan mengenali suatu bahaya atau hazard lingkungan kerja yang
lebih detil dan lebih komprehensif, menggunakan metode yang sistematis untuk hasil yang
objektif dan hasilnya bisa dipertanggung jawabkan. Bahaya yang dimaksud berhubungan
dengan “pekerjaan” dan pemahaman mengenai akibatnya (dampak) terhadap para pekerja
atau orang disekitarnya.Didalam konsep rekognisi ini melakukan pengenalan dan
pengukuran guna mendapatkan informasi tentang : konsentrasinya, dosisnya, ukuran
(partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dan lainnya.Occupational health hazards
yang terkait dengan higiene industri antara lain Faktor : Fisika, Kimia, Biologi, Ergonomi,
Psikososial.
a Faktor Fisika
Faktor Fisika adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja yang bersifat
fisika, disebabkan oleh penggunaan mesin, peralatan, bahan dan kondisi lingkungan di
sekitar Tempat Kerja yang dapat menyebabkan gangguan dan penyakit akibat kerja pada
Tenaga Kerja, meliputi Iklim Kerja, Kebisingan, Getaran, radiasi gelombang mikro, Radiasi
Ultra Ungu (Ultra Violet), radiasi Medan Magnet Statis, tekanan udara dan pencahayaan.
Bahaya Fisika adalah bahaya yang timbul dari tingginya tingkat kebisingan, getaran, radiasi
gelombang mikro, radiasi Ultra Ungu (Ultra Violet), radiasi Medan Magnet Statis, tekanan
udara dan pencahayaan, dll
b Faktor Kimia
Faktor Kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja yang bersifat
kimiawi, disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dan turunannya di Tempat Kerja yang
dapat menyebabkan penyakit pada Tenaga Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara
berupa gas, uap dan partikulat
Bahaya Kimia adalah bahaya yang muncul dari tingginya konsentrasi uap, gas atau
padatan atau debu di udara, termasuk juga bahan yang bersifat korosi, iritant atau beracun
ketika terserap oleh kulit.
Faktor Biologi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja yang bersifat
biologi, disebabkan oleh makhluk hidup meliputi hewan, tumbuhan dan produknya serta
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.
Bahaya Biologi adalah bahaya yang disebabkan oleh organisme hidup yang dapat
berdampak pada kesehatan manusia.
d Faktor Ergonomi
Faktor Ergonomi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas tenaga kerja,
disebabkan oleh ketidaksesuaian antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi
kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap tenaga kerja.
Bahaya Ergonomi adalah bahaya dari design peralatan kerja, area kerja, prosedur kerja
yang tidak memadai atau tidak sesuai. Berpotensi juga untuk menyebabkan kecelakaan
atau pekerja sakit, diantaranya proses mengangkat benda atau meraih benda yang tidak
memadai, kondisi visual yang buruk, gerakan monoton yang dilakukan secara tidak benar
dari sisi postur tubuh
e Faktor Psikologi.
Faktor Psikologi adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, disebabkan oleh
hubungan antar personal di tempat kerja, peran dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Bahaya psikologi adalah suatu bahaya non-fisik yang timbul karena adanya interaksi dari
aspek-aspek uraian tugas, desain kerja dan organisasi serta managemen di tempat kerja
serta konteks lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan fisik, sosial dan
psikologi
Tujuan rekognisi :
a Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil baik dari segi : sifat, kandungan,
efek, severity, pola pajanan, besaran.
b Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko.
c Mengetahui pekerja yang berisiko.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah proses pengambilan keputusan yang hasilnya adalah laporan tingkat
bahaya atau hazard dalam indutri.
Tahap penilaian atau evaluasi lingkungan kerja ini dilakukan dengan pengukuran,
pengambilan sampel dan analisis di laboratorium secara kuantitatif dan terinci, serta
membandingkan hasil pengukuran tingkat bahaya dengan standar baku mutu.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah proses untuk menurunkan tingkat risiko dari kemungkinan bahaya
pada pekerja.
a Eliminasi :
yaitu upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan kegiatan
pekerja di daerah yang berpotensi bahaya.
b Substitusi
modifikasi proses untuk mengurangi mengurangi bahaya, dapat dilakukan dengan :
mengubah beberapa peralatan proses, mengubah kondisi fisik bahan baku untuk
dapat menghilangkan potensi bahayanya.
c Isolasi
menghapus sumber paparan bahaya lingkungan pekerja dengan menempatkannya
di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari pekerja lainnya.
d Engineering control
melakukan modifikasi pada faktor lingkungan kerja selain pekerja seperti :
menghilangkan semua bahaya ditimbulkan., mengurangi sumber bahaya dengan
cara mengganti bahan menjadi ke kurang berbahaya, proses kerja ditempatkan
terpisah, menempatan ventilasi.
e Administrasi control
Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi pekerja dengan
lingkungan kerja, seperti : pengaturan jadwal kerja yaitu mengurangi waktu kerja di
area kerja yang mengandung bahaya. Termasuk juga adalah training yang
memberikan meningkatkan kemampuan pekerja untuk mengenali bahaya dan
bekerja dengan aman melalui prosedur yang sesuai.
Penggolongan Alat pelindung diri berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi
terkena resiko dari bahaya :
Mata
Sumber bahayanya seperti : cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis
powder, proyektil, gas, uap dan radiasi. APD yang disarankan : safety spectacles,
goggle, faceshield, welding shield.
Telinga
Sumber bahayanya seperti : suara dengan tingkat kebisingan 85 dB selama 8 jam.
APD yang disarankan : ear plug, ear muff, canal caps.
Kepala
Sumber bahayanya seperti: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut
terlilit benda berputar. APD yang disarankan: helmet, bump caps.
Pernapasan
Sumber bahayanya seperti: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).
APD yang disarankan: respirator, breathing apparatus
Tubuh
Sumber bahayanya seperti: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia
atau logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust
terkontaminasi. APD yang disarankan: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full
body suit, jacket.
Kaki
Sumber bahayanya seperti: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh,
cipratan bahan kimia dan logam cair, aberasi. APD yang disarankan: safety shoes,
safety boots, legging, spat.
G. Sumber referensi :