Anda di halaman 1dari 63

PERSIAPAN DAN PEMERIKSAAN KECELAKAAN TAMBANG

Selasa, 8 Februari 2022


Herna Rosalin Manullang, S.ST

SUBDIREKTORAT KESELAMATAN PERTAMBANGAN


DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DEFINISI DAN DASAR HUKUM

Peraturan Menpan RB nomor 36 Tahun


2017 tentang Jabatan Fungsional Inspektur
Tambang, Pasal 6, Ayat 3, Huruf b

pemeriksaan atas kecelakaan atau kejadian berbahaya


atau kasus lingkungan atau bencana akibat kegiatan
usaha pertambangan;

Keputusan Menteri ESDM nomor


1827 K/30/MEM/2018 tentang Pelaksanaan
Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

bahwa suatu kejadian kecelakaan yang terjadi di wilayah operasi


pertambangan dilakukan penyelidikan oleh KTT, PTL atau Inspektur
Tambang berdasarkan pertimbangan dari Kepala Inspektur
Tambang atau Kepala Dinas atas nama Kepala Inspektur
Tambang 2
Kecelakaan:
Suatu kejadian yang mendadak (kontak langsung dengan
bahan/zat/energi yang melebihi batas kekuatan body/struktur)
yang tidak direncanakan, tidak terkendali, tidak dikehendaki,
mengakibatkan cidera/mati, rusak alat/lingkungan,
produksi/proses terhenti.

Kejadian Berbahaya:
Suatu kejadian yang dapat membahayakan jiwa
pekerja tambang dan atau menghalangi kegiatan
produksi pertambangan
KTT/PTL segera melakukan penyelidikan terhadap
semua kecelakaan dan kejadian berbahaya dalam
waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam
KECELAKAAN TAMBANG?
Terdiri dari 5 unsur

Kecelakaan tambang
Benar-benar terjadi Akibat kegiatan Kecelakaan Kerja
Yaitu tidak diinginkan, tidak Usaha pertambangan atau pengolahan
direncanakan, dan tanpa unsur dan/atau pemurnian atau kegiatan
kesengajaan penunjang lainnya.

1 3 5
Terjadi di dalam wilayah
kegiatan usaha pertambangan atau wilayah

2 4 proyek

Mengakibatkan cidera Terjadi pada jam kerja


Pekerja tambang atau orang yang diberi Pekerja tambang yang mendapat cidera
izin oleh KTT atau PTL atau setiap saat orang yang diberi izin

Lampiran III Kepmen ESDM 1827 /K/30/MEM/2018


KEJADIAN BERBAHAYA?
Terdiri dari 4 unsur

Akibat kegiatan
Usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau
Benar-benar terjadi pemurnian atau kegiatan penunjang lainnya/
kegagalan dalam mengantisipasi faktor alam
Yaitu tidak diinginkan, tidak
direncanakan, dan tanpa unsur
yang berada di WIUP Kejadian Berbahaya
kesengajaan Hampir Celaka

1 3
2 4
Berpotensi mengakibatkan Terjadi di dalam wilayah
Kematian atau terhentinya kegiatan kegiatan usaha pertambangan atau wilayah
lebih dari 24 jam proyek

Kepdirjen Minerba No. 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran I


APA YANG HARUS DILAKUKAN
INVESTIGASI?
RASIO KECELAKAAN

Kecelakaan cidera mati (fatality)

Kecelakaan berakibat cidera berat

Kerusakan barang tanpa korban akibat suatu Kejadian dan


kecelakaan cidera ringan

Kejadian Hampir Celaka

Penyimpangan, pelanggaran norma,


kondisi tidak aman, tindakan tidak aman

Sumber: F. Bird (1974). Management Guide to Loss Control,


GA: Institute Press Analysis of 1 753 498 reported accident,
representing 21 different industrial
KRITERIA CIDERA AKIBAT KECELAKAAN TAMBANG

Cidera Ringan Cidera Berat Mati


• Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja Kecelakaan tambang yang
Cidera akibat kecelakaan tambang yang tambang tidak mampu melakukan tugas semula selama sama mengakibatkan pekerja tambang mati
menyebabkan pekerja tambang tidak dengan atau lebih dari 3 (tiga) minggu termasuk hari minggu dan akibat kecelakaan tersebut
mampu melakukan tugas semula lebih dari 1 hari libur;
(satu) hari dan kurang dari 3 (tiga) minggu, • Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja
termasuk hari minggu dan hari libur. tambang cacat tetap (invalid); dan
• Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya
pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi
mengalami cidera seperti salah satu di bawah ini: keretakan
tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas
jari, lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya
tengkorak bagian, pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan
kekurangan oksigen, luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang
dapat mengakibatkan ketidakmampuan tetap; atau persendian
yang lepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.
KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
Terkait Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya pada Usaha Pertambangan Mineal dan Batubara Berdasarkan Peraturan Perundangan

TINDAK LANJUT
Amanah Kepdirjen Minerba
PENCEGAHAN No. 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran I
Amanah Permen ESDM
No.26 Tahun 2018
Pasal 14 dan Pasal 16

ADMINISTRASI
Amanah Kepmen ESDM
TANGGAP DARURAT No.1827.K/30/MEM/2018 Lampiran III
Amanah Kepmen ESDM
No.1827.K/30/MEM/2018 Lampiran III

INVESTIGASI
Amanah Kepmen ESDM
PELAPORAN No.1827.K/30/MEM/2018 Lampiran III
Amanah Kepmen ESDM
No.1806.K/30/MEM/2018 Lampiran
XVI
PEMBERITAHUAN AWAL KECELAKAAN PEMBERITAHUAN AWAL KEJADIAN BERBAHAYA
KEPADA KEPALA INSPEKTUR TAMBANG KEPADA KEPALA INSPEKTUR TAMBANG

1. Nama Perusahaan Pertambangan : 1. Nama Perusahaan Pertambangan:


2. Data Korban:
a Nama Korban : 2. Perusahaan yang mengalami Perusahaan Pertambangan :
b Jenis Kelamin : L/P kejadian berbahaya: Kontraktor :
Sub Kontraktor :
c Umur :
3. Spesifikasi Kejadian Berbahaya:
d Perusahaan Korban : Perusahaan Pertambangan/Kontraktor/Subkontraktor
e Bagian/Departemen :
f Pekerjaan :
g Lama Kerja Untuk Pekerjaan huruf f : 4. Data Kejadian Berbahaya
3. Data Kecelakaan a Hari :
a Hari : b Tanggal :
b Tanggal : c Lokasi :
c Lokasi : d Jam :
d Jam : e Shift :
e Shift : f Saksi :
f Saksi Langsung Kecelakaan :
4. Kronologis Kecelakaan : 5. Kronologis Kejadian Berbahaya:

5. Akibat Kecelakaan :
6. Akibat Kejadian Berbahaya:

(tempat), (tanggal)
Kepala Teknik Tambang/ (tempat), (tanggal)
Kepala Teknik Tambang/
Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan

........... ...........
KETENTUAN JIKA TERJADI KECELAKAAN/KEJADIAN BERBAHAYA

Untuk kepentingan pemeriksaan kecelakaan, KTT


tidak boleh mengubah keadaan tempat, atau kondisi
perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan akibat kecelakaan, kecuali
untuk memberikan pertolongan.

Dalam hal dianggap perlu untuk kepentingan


kelangsungan pekerjaan, keadaan di tempat
kecelakaan hanya dapat diubah dengan
persetujuan KAIT.

Kepdirjen Minerba No. 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran I


TUJUAN INVESTIGASI?
01 Mengetahui/Mencari Penyebab Kecelakaan

Mengambil Langkah-langkah Perbaikan atau


02 Langkah Koreksi

03 Mencegah Tidak Terulangnya Kejadian Yang Sama

Mengetahui Komitmen dan Kesungguhan


04 Perusahaan Dalam Mengelola K3
Mengetahui kronologis Menentukan Penyebab- Menetapkan potensi Mengembangkan cara- Mendefinisikan gejala-
terjadinya kecelakaan penyebab kecelakaan bahaya cara pencegahan gejala atau tanda
terjadinya kecelakaan
 TAKUT CATATAN / RECORD TIDAK BAIK
 TAKUT TERKENA SANKSI DISIPLIN
 TAKUT REPUTASI JELEK
 TIDAK INGIN PEKERJAAN TERGANGGU
 TIDAK MENGERTI MANFAAT DARI KECELAKAAN
YANG DILAPORKAN
 TAKUT THD PERAWATAN DOKTER
 MENGANGGAP KECELAKAAN ADALAH PELANGGARAN / KESALAHAN
 TIDAK INGIN ADA PERUBAHAN SIKAP DARI PENGAWAS
TAHAPAN

INVESTIGASI
PADA PUKUL 03.10 WITA
KTT MENDAPAT TELEPON EMERGENCY
TERJADI KECELAKAAN DI JALAN HAULING

Bagaimana Tindakan yang Tepat untuk


Merespon Kondisi Tersebut?
 PENGENDALIAN PADA TEMPAT KEJADIAN

 PERTOLONGAN PERTAMA & PANGGILAN PELAYANAN DARURAT

 PENGENDALIAN TERHADAP POTENSI KEC. KEDUA YG MUNGKIN TJD

 IDENTIFIKASI SUMBER FAKTA-FAKTA

 LINDUNGI FAKTA-FAKTA DARI PERUBAHAN, PENGGANTIAN & PEMIDAHAN

 LAPORAN AWAL KECELAKAAN

 INVESTIGASI/PENYELIDIKAN

 LAPORAN HASIL INVESTIGASI


TAHAP PENYELIDIKAN KECELAKAAN ATAU KEJADIAN BERBAHAYA

PERSIAPAN PELAKSANAAN PELAPORAN PEMANTAUAN EVALUASI


PELAKSANAN PENYELIDIKAN
TINDAKAN KECELAKAAN/
KOREKSI KEJADIAN
BERBAHAYA

Draft Kepdirjen Minerba (Juknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan)


TAHAPAN PERSIAPAN
Investigasi Kecelakaan Tambang
TAHAP PERSIAPAN

Pembentukan dan Penetapan Tim


Penyelidikan Kecelakaan

Persiapan Peralatan Ukur dan Uji


Persiapan

Pengumpulan Data dan Dokumen

21
TAHAP PERSIAPAN : PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN TIM PENYELIDIKAN KECELAKAAN

Pembentukan
Tim perwakilan bagian
Keselamatan Pertambangan;

sehat jasmani dan rohani


penanggung jawab area;

memiliki integritas

perwakilan manajemen yang memiliki


mampu bekerja dalam tim; dan kewenangan dalam bidang
operasional dan perwakilan dari
bagian Keselamatan Pertambangan;
mampu berkomunikasi efektif dan

dokter atau tenaga ahli yang


berkompeten dalam melakukan
analisis sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan dalam penyelidikan
22
bila diperlukan
TAHAP PERSIAPAN : PERSIAPAN PERALATAN UKUR DAN UJI

UKUR DAN UJI

Dalam hal pelaksanaan


penyelidikan kecelakaan
atau kejadian berbahaya Contoh
perusahaan
alat ukur jarak, alat ukur suhu,
menyediakan peralatan
alat ukur kualitas dan kuantitas
ukur dan uji yang sesuai
udara, alat ukur kebisingan
dengan kasus kejadian
suara, alat ukur uji ketebalan uji
kecelakaan
non destructive test, dan lain-lain.

24
PENGUMPULAN DATA
POSITION/TKP
1 Mengukur posisi antar unit, posisi unit terhadap tanggul,
posisi unit terhadap jalan, jejak pengereman, posisi
korban, rambu-rambu, sudut tikungan, superelevasi,
lebar jalan, grade jalan, dll

2 PEOPLE/SESEORANG
Mengetahui kondisi cidera korban, posisi korban, posisi
saksi, keterangan saksi langsung dan saksi tidak
langsung saat dan sebelum kecelakaan

3 PART/PERALATAN
Memeriksa kondisi kedua unit DT meliputi fisik
dan fungsi
PAPER/SOP/JSA/DLL
4 Memeriksa prosedur operasional DT, standar
komunikasi, standar jalan, standar tanggap darurat,
standar pengecekan unit, standar kelayakan unit,
catatan training pekerja, catatan medis pekerja, dll.
FAKTOR KECELAKAAN

Mesin
Manusia

Material Metode

Lingkungan Kerja
1. MANUSIA
PELAKSANA /PEKERJA EKSEKUTIF (PENENTU KEBIJAKAN)

PENGAWAS (SUPERVISOR) PEREKAYASA (ENGINEER)

MANAGER-MANAGER TEKNISI
2. MESIN/PERALATAN
ALAT GALI

ALAT PENDUKUNG LAINNYA ALAT MUAT

Mesin

PERKAKAS (TOOL)
ALAT ANGKUT/PEMINDAH

ALAT PENGOLAH
3. MATERIAL
BIJIH TAMBANG

BAHAN PELEDAK BAHAN KIMIA


Mesin

BARANG-BARANG (BESI, KAYU DLL)


4. METODE
PROSEDUR

KAJIAN TEKNIS IBPR


Paper

INSTRUKSI KERJA
5. LINGKUNGAN KERJA
Lingkungan
Kerja

Kebisingan Debu Getaran Pencahayaan Gas Radiasi Temperature


Berbahaya/
Beracun
TAHAP PERSIAPAN : PENGUMPULAN DATA DAN DOKUMEN

Posisi Korban, Alat, Saksi, Kondisi Material, Dan Lingkungan Kerja


1 Lokasi Kecelakaan

sketsa yang menggambarkan kondisi lingkungan kerja (debu, kebisingan,


lokasi, posisi korban, alat, jarak, getaran, pencahayaan, kuantitas dan
dan/atau dimensi kualitas udara, iklim kerja, radiasi, faktor
kimia, faktor biologi, dan kebersihan
lingkungan kerja) di lokasi.

material (kondisi, jenis, dan


karakteristik) yang berkaitan
foto situasi dari beberapa sisi
dengan kecelakaan
pasca kecelakaan atau kejadian
berbahaya yang menunjukkan
fakta di lapangan;

34
CONTOH 1
DATA LAPANGAN

RAMBU-RAMBU JALAN HAULING


FOTO LOKASI KEJADIAN
TAHAP PERSIAPAN : PENGUMPULAN DATA DAN DOKUMEN

Data Dan Dokumen Berkaitan Dengan Orang Yang Terlibat


2 Kecelakaan, Seperti:

Saksi surat keterangan dokter yang menjelaskan


Langsung kondisi medis korban kecelakaan dan saksi
Saksi kecelakaan berdasarkan hasil pemeriksaan,
Tidak terdiri dari:
Langsung surat izin
rekaman medis hasil pemeriksaan mengoperasikan unit
data pribadi korban berkala; atau peralatan
kecelakaan dan saksi
rekaman medis hasil
kecelakaan
pemeriksaan pasca
kecelakaan data Training Need Analysis (TNA),
rencana pelatihan dan rekaman
pelatihan/kompetensi korban
kecelakaan dan saksi kecelakaan
struktur organisasi perusahaan yang menunjukkan
posisi dan jabatan korban kecelakaan dan saksi
kecelakaan atau kejadian berbahaya;
status ikatan kerja dan deskripsi
pekerjaan korban kecelakaan dan
saksi kecelakaan

40
TAHAP PERSIAPAN : PENGUMPULAN DATA DAN DOKUMEN

Data Dan Dokumen Berkaitan Dengan Kondisi Dan Material


3 Sarana, Prasarana, Instalasi Dan Peralatan Pertambangan, Seperti:

kondisi teknis (statis


dan mekanis)
data teknis
berkaitan dengan
kondisi fisik (kerusakan,
spesifikasi dan sistem pengamanan
suhu, dan bau); design sarana, sertifikasi
(proteksi
prasarana, instalasi kelayakan
keselamatan) dari
dan peralatan sarana,
perangkat lunak setiap alur proses.
pertambangan yang prasarana,
pendukung instalasi dan
digunakan
peralatan; peralatan
pertambangan

dokumen dan rekaman yang


material (kondisi, jenis, dan berkaitan dengan
karakteristik) yang berkaitan pemeliharaan sarana,
dengan kecelakaan atau kejadian prasarana, instalasi dan
berbahaya peralatan pertambangan

41
TAHAP PERSIAPAN : PENGUMPULAN DATA DAN DOKUMEN

4 Data dokumen dan rekaman pendukung lainnya, seperti:

buku tambang alur


pemberian
dan
pelaporan
buku daftar kecelakaan dokumen pekerjaan
manajemen yang terkait
risiko yang dengan
legalitas perusahaan pemegang berkaitan kecelakaan
dengan
IUP dan IUJP kecelakaan

prosedur kerja (SOP,


pengesahan KTT atau PTL dan PJO alur proses dari suatu sistem instruksi kerja, dan job
operasional yang safety analysis/JSA)
berhubungan dengan yang berkaitan dengan
kecelakaan atau kejadian kecelakaan
berbahaya
rencana dan realisasi dokumen dan
program keselamatan peraturan rekaman digital
hasil inspeksi perusahaan yang (video, cctv,
pertambangan internal beserta hasil audit internal dan/atau terkait dengan drone, dan lain-
berkaitan dengan tindaklanjutnya eksternal SMKP Minerba kejadian lain
kecelakaan yang berkaitan kecelakaan
dengan kecelakaan 42
TAHAPAN PELAKSANAAN
Investigasi Kecelakaan Tambang
TAHAP PELAKSANAAN
LOKASI
melakukan identifikasi seluruh bahaya
yang ada di lokasi serta melakukan
penilaian dan menentukan pengendalian
berupa tindakan pengamanan dan
pencegahan yang tepat agar potensi
kecelakaan susulan tidak terjadi 3
1

2
RAPAT PEMBUKAAN UJI
tim penyelidikan bersama dengan pihak tim penyelidikan melakukan
yang terkait dengan kecelakaan atau pemeriksaan dan/atau pengujian antara
kejadian berbahaya mengawali kegiatan lain terhadap lokasi, sarana, prasarana,
penyelidikan dengan opening meeting, peralatan, dan/atau instalasi yang diduga
dalam rangka koordinasi kegiatan berhubungan dengan kecelakaan
penyelidikan
44
TAHAP PELAKSANAAN

4 5 6 7

ANALISIS
WAWANCARA REKONSTRUKSI & TINDAKAN BERITA ACARA
KOREKSI

1. Persipaan Tim penyelidikan bersama Analisis kecelakaan atau Pembuatan berita acara
2. identifikasi saksi langsung saksi melakukan kejadian berbahaya harus hasil penyelidikan
dan saksi tidak langsung rekonstruksi jika didasarkan pada hasil kecelakaan sesuai format
3. Melakukan wawancara diperlukan dan apabila pengumpulan data dan dan ketentuan
rekonstruksi dilakukan fakta, untuk
maka rekonstruksi tersebut mengidentifikasi akar
dilakukan dengan aman penyebab kecelakaan
dan selamat

45
TAHAP PELAKSANAAN
3

Periksa dan Uji


2
tim penyelidikan melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian
1 antara lain terhadap lokasi, sarana, prasarana, peralatan,
dan/atau instalasi yang diduga berhubungan dengan kecelakaan,
Penilaian Lokasi
dengan tujuan untuk:
1) mengumpulkan fakta dan data yang ada di tempat
Opening Meeting tim penyelidikan menuju ke lokasi kejadian kecelakaan;
kecelakaan untuk melakukan 2) melakukan verifikasi informasi yang telah diperoleh
identifikasi seluruh bahaya yang sebelumnya dengan membandingkan fakta dan data yang ada
tim penyelidikan ada di lokasi serta melakukan di tempat kejadian kecelakaan; dan
bersama dengan pihak penilaian dan menentukan 3) memastikan rambu-rambu peringatan telah
yang terkait dengan pengendalian berupa tindakan terpasang pada lokasi kecelakaan.
kecelakaan mengawali pengamanan dan pencegahan yang
kegiatan penyelidikan tepat agar potensi kecelakaan atau
kejadian berbahaya susulan tidak SPIP
dengan opening
meeting, dalam rangka terjadi, termasuk menghentikan Mencatat kondisi fisik SPIP
(kerusakan, suhu, dan batu)
koordinasi kegiatan kegiatan pertambangan apabila
penyelidikan diperlukan Lokasi Melakukan identifikasi atas
dugaan kegagalan fungsi
Melakukan identifikasi
Mencatat fakta kecelakaan terhadap kerusakan
yang masih ada di lokasi perangkat lunak SPIP
kejadian
Alat ukur dan uji Catat dan rekam membuat sketsa yang Melaukan identifikasi sistem
menggambarkan kondisi yang pengamanan (proteksi
alat ukur dan alat Pencatatan fakta di lapangan berhubungan dengan keselamatan)
uji diperlukan terkait kecelakaan antara lain; kecelakaan berdasarkan hasil Mencatat kondisi jenis dan
untuk proses keadaan cuaca, kondisi observasi dan pengukuran karakteristik material SPIP
pengukuran dan lingkungan kerja, waktu, Pengukuran lingkungan kerja
pengujian semua dampak, sketsa lokasi, lokasi kejadian kecelakaan
yang berkaitan kronologi singkat, serta
dengan analisis singkat berkaitan Mencatat, kondisi jenis
kecelakaan dengan penyebab terjadinya material 46
kecelakaan
TAHAP PELAKSANAAN
4 Wawancara Saksi

INDENTIFIKASI MELAKUKAN MENGAKHIRI


PERSIAPAN SAKSI WAWANCARA WAWANCARA

01 02 03 04

47
TAHAP PELAKSANAAN
4 Wawancara Saksi

aman, nyaman,
TEMPAT bebas gangguan,
PERSIAPAN
privasi, bersih dan
01 1.1 rapih

sketsa, foto, peta


SARANA lokasi, model, alat
PENDUKUNG tulis, alat perekam,
daftar periksa,
1.2 prosedur, dll

48
TAHAP PELAKSANAAN
4 Wawancara Saksi
INDENTIFIKASI
SAKSI
02
SAKSI
SAKSI
TIDAK
LANGSUNG
LANGSUNG
2.1 2.2
saksi langsung Tim penyelidikan kecelakaan atau saksi tidak langsung
merupakan orang yang kejadian berbahaya dapat merupakan orang yang
menjadi korban dalam mengetahui korban,
meminta bantuan tenaga ahli,
kecelakaan dan masih pekerjaan atau profesi
sebagai orang yang memiliki korban, cedera korban,
hidup; orang yang
pengetahuan dan keahlian dalam dan peralatan atau
terlibat dalam kejadian
kecelakaan orang yang bidang tertentu yang berkaitan material yang terlibat
melihat, mendengar, dengan kegiatan penyelidikan kecelakaan atau kejadian
mencium bau dan/atau berbahaya, dan tidak
merasakan secara termasuk dalam saksi
langsung kecelakaan langsung

KTT atau PTL memastikan bahwa saksi langsung dan


tidak langsung tetap berada di site selama kegiatan
penyelidikan berlangsung.
49
TAHAP PELAKSANAAN
4 Wawancara Saksi Prinsip-prinsip umum yang diterapkan dalam proses
MELAKUKAN wawancara saksi
WAWANCARA

6.
5. 1. Wawancara
dilakukan sesegera
mungkin setelah
4. kecelakaan
2.
Waktu Prioritaskan urutan
Memahami & Komunikasi
Empati  Menggunakan wawancara saksi sesuai
Pewawancara diminta bahasa sehari-hari dengan hubungannya
untuk dapat  Menggunakan dengan kecelakaan.
memperhatikan dan pertanyaan yang
berupaya mengendalikan terbuka Lakukan verifikasi posisi
kondisi emosional saksi,  Tidak memotong jawaban
Rekam saksi langsung saat
seperti kondisi defensif, apabila tidak perlu Wawancara terjadinya kecelakaan Penilaian
cemas, stres, bingung,  Menanyakan kembali Apabila akan dilakukan
marah, sedih atau Saksi
tertekan
apabila kurang jelas perekaman (audio atau
 Tidak menanyakan opini visual), sampaikan kepada
saksi saksi sebelum perekaman
memperkenalkan diri dan
menjelaskan tujuan
3.
 Tidak membuat analisis dan
dilakukan. dilakukannya wawancara
kesimpulan di hadapan saksi
sebelum mengajukan
 Mendengarkan secara aktif dan
memberikan umpan balik pertanyaan, agar dapat
meningkatkan kerja sama
Maksud dan Tujuan
50
PERTANYAAN TERHADAP SAKSI
• Jelaskan dengan lengkap pekerjaan dan kondisi yang sedang berlangsung sampai
timbulnya kejadian ini?
• Jelaskan urutan kejadian dari awal sampai kejadian?
• Kemukakan segala sesuatu yang tidak sebagaimana biasanya yang Anda lihat sebelum
atau ketika terjadinya kecelakaan (apa yang di lihat, di dengar, atau di cium)?

• Apa keterlibatan Anda dalam kejadian ini?


• Kondisi yang mana yang mengakibatkan kejadian ini (cuaca, waktu, peralatan yang
rusak)?
• Bagaimana sikap tanggapnya orang terhadap kejadian ini (tindakan, penanganan,
tanggap darurat?
• Menurut Anda apa yang menyebabkan kejadian ini?
• Menurut Anda apa yang seharusnya dilakukan sehingga kejadian dapat dihindari?

• Mohon berikan daftar saksi yang lain yang dapat dimintai keterangan?

• Tambahan komentar atau hal lain yang ditemukan


TAHAP PELAKSANAAN
4 Wawancara Saksi
MENGAKHIRI WAWANCARA

Sebelum mengakhiri
kegiatan wawancara
berikan kesempatan
kepada saksi untuk
memberikan saran
perbaikan agar kecelakaan
serupa dapat dihindari,
pewawancara juga perlu
memastikan saksi dapat
dihubungi kembali apabila
diperlukan informasi
tambahan. Akhiri
wawancara dengan
menunjukkan kesan positif
dan rasa terima kasih atas
waktu dan kerjasamanya.

53
TAHAP PELAKSANAAN
5 Rekonstruksi
Jika diperlukan rekontruksi kejadian kecelakaan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan
keselamatan selama pelaksanaan rekontruksi, dengan mempertimbangkan:

1. Hasil identifikasi bahaya yang telah dilakukan

2. kualifikasi petugas yang melakukan rekonstruksi

3. kondisi kesehatan fisik dan mental saksi

4. Kondisi sarana, prasarana, instalasi dan peralatan yang akan digunakan dalam proses rekonstruksi

5. Perlindungan terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam proses rekonstruksi

6. pengamanan terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; dan

7. pengamanan terhadap seluruh potensi bahaya yang ada di sekitar lokasi kecelakaan.
54
TAHAP PELAKSANAAN
5 TINDAKAN PENGAMANAN DAN PENCEGAHAN TERHADAP
POTENSI KECELAKAAN SUSULAN

Melihat penyebab kecelakaan awal dan potensi yang sama mungkin terjadi pada kegiatan dilokasi yang lain

6. pengamanan terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan; dan

55
TAHAPAN PELAKSANAAN:
PEMBUATAN KRONOLOGI
Investigasi Kecelakaan Tambang
TAHAP PELAKSANAAN: PEMBUATAN KRONOLOGI
Hasil
Wawancara Pengujian
OPENING
1) mempelajari seluruh data dan fakta yang dikumpulkan;
2) menghubungkan seluruh data dan fakta menjadi sebuah

PENILAIAN
rangkaian cerita kronologi;
3) kronologi kecelakaan disusun sesuai dengan urutan
LOKASI waktu (hari, tanggal, dan jam/menit/detik), dimulai dari
pra-kontak atau pra kejadian, kontak atau kejadian, dan
pasca kontak atau pasca kejadian;
4) dalam mendiskripsikan kronologi kecelakaan, kronologi
PEMERIKSAAN
DAN UJI
yang baik dapat menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, KRONOLOGI
dimana, mengapa dan bagaimana kecelakaan dapat
terjadi;
5) tidak membuat kesimpulan, analisis penyebab atau
asumsi pada tahap ini; dan
WAWANCARA 6) kronologi/urutan kecelakaan ini dapat ditinjau kembali
atau disesuaikan setelah analisis penyebab diselesaikan,
lakukan verifikasi kembali kepada saksi apabila terdapat
ketidaksesuaian dengan keterangan saksi.

REKONSTRUKSI
Tinjauan Tinjauan
Dokumen Rekaman
57
DATA KORBAN
Nama/ No. Id :
Umur :
Perusahaan :
Jabatan :
Lama Bekerja :

DATA TEKNIS
1. Spesifikasi unit yang terlibat
2. Spesifikasi peralatan yang terlibat
3. Spesifikasi kondisi tempat kejadian
4. Spesifikasi Material
5. dll

FAKTA LAPANGAN
1. Lokasi Kejadian (menggambarkan kondisi kejadian saat itu meliputi baricade,
cuaca, peralatan, unit, tempat kejadian, material, rambu-rambu/sign, dll)
2. Data Pengukuran (tinggi, lebar, panjang, jarak antar unit, posisi korban, jarak
pandang, kemiringan, suhu, kandungan gas, posisi peralatan, dll)
3. Data Terkait (semua data yang berhubungan dengan kejadian, dapat berupa
dokumen, izin, keterangan dokter, prosedur,dll)

RINGKASAN WAWANCARA
Hasil wawancara terhadap saksi langsung dan tidak langsung
ANALISIS TERJADINYA KECELAKAAN/
KEJADIAN BERBAHAYA
Bercerita runut analisis terjadinya kecelakaan berurutan dari mulai terjadi
kecelakaan , proses evakuasi, sampai dengan surat keterangan dokter.
Analisis tersebut dengan memasukan data, fakta dan hasil wawacara yang
telah dikumpulkan sebagai bentuk pembuktian.

PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN/


KEJADIAN BERBAHAYA
Penyebab langsung, penyebab dasar dan kurang kendali manajemen yang
diperoleh dari hasil analisis penyebab

PEMBUKTIAN KECELAKAAN/ KEJADIAN BERBAHAYA


Pembuktian kategori kecelakaan tambang atau kejadian berbahaya
berdasarkan Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
TINDAKAN KOREKSI
Mencantumkan rekomendasi hasil perbaikan terhadap
penyebab terjadinya kecelakaan

PENDAFTARAN DIBUKU TAMBANG


Pendaftaran dibuku tambang hasil rekomendasi tindak
lanjut investigasi kecelakaan

TANDA TANGAN BERITA ACARA


Tim yang terlibat dalam investigasi dan Kepala Teknik
Tambang/PTL
TERIMA KASIH
www.minerba.esdm.go.id

Brown Canyon Semarang (Bekas tambang bahan galian C)


sumber: https://id.pinterest.com/pin/714172453380403049/

Anda mungkin juga menyukai