Anda di halaman 1dari 13

STANDARD OPERATION PROCEDURE

IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Disiapkan oleh :- Diperiksa dan Disetujui Oleh :-

Rusli Azis Marasabessy


Pengawas Operasional Kepala Teknik Tambang

Tanggal 17 Oktober 2022 Tanggal 17 Oktober 2022


IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 2 / 13

1. LATAR BELAKANG
1.1. CV. MUNCUL KARYA PRATAMA telah membuat komitmen untuk menjadi suatu perusahaan yang
mendorong minat dan tekad seluruh karyawan untuk meningkatkan kompetensi sehingga mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara berkualitas, aman, bersih dan sehat.

1.2. SOP ini dibuat agar memastikan bahwa perusahaan memenuhi persyaratan Peraturan Menteri ESDM
No 38 tahun 2014 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan Batubara,
yang mengharuskan sebuah organisasi/perusahaan mengidentifikasi semua bahaya dan menilai
resiko terkait yang berada dilingkungan kerja.

1.3. Dalam Rangka mendukung hal di atas kita perlu memastikan adanya SOP yang dapat membantu
kita mengidentifikasi secara sistematis semua bahaya di tempat kerja dan melakukan penilaian risiko
pada semua bahaya tersebut untuk menentukan tingkat kritisnya resiko.

2. TUJUAN

2.1. Membuat Suatu Sistem untuk mengelola risiko yang ada di setiap Job Site / Area kerja.

2.2. Untuk memastikan bahwa terdapat Standart, Prosedur Kerja, Peraturan, Rencana pengelolaan
dan Pengendalian untuk mengurangi risiko diatas sampai ketingkat yang dapat di terima agar
melindungi karyawan serta aset perusahaan.

3. RUANG LINGKUP
3.1. SOP ini di berlakukan untuk semua area kerja CV. MUNCUL KARYA PRATAMA.
4. DEFINISI
4.1. BAHAYA: Merupakan benda,bahan (ZAT), aktifitas atau kondisi yang mempunyai potensial untuk
menyebabkan penyakit, cedera, kerusakan, kerugian atau pencemaran :
4.1.1. Benda: Berupa benda fisik seperti Meja, Kursi, Truk, Ban, Perkakas dll.
4.1.2. Bahan: (ZAT) Berupa zat kimia seperti Diesel, Minyak, Debu, Gas dll.
4.1.3. Aktifitas : Berupa suatu yang sedang dilakukan oleh karyawan atau yang tidak dilakukan oleh
karyawan (tugas/prilaku).
4.1.4. Kondisi : Berupa kondisi berbahaya seperti lantai atau jalan yang licin dan kondisi berbahaya
lainnya.
4.2. RESIKO diidentifikasikan sebagai : Adanya kesempatan atau kemungkinan satu atau lebih bahaya
bertemu dan mengakibatkan kerugian atau kemungkinan mengakibatkan kerugian apapun
(termasuk Nearmiss, Cidera, Kerusakan Harta Benda atau Dampak Lingkungan.

5. KEBIJAKAN

5.1. Dengan terbitnya SOP ini maka segala hal yang berkaitan dengan Laporan HSE dan Statistik
Bulanan, Tiga Bulanan dan Tahunan, harus di sesuaikan dengan prosedur yang tercakup dalam SOP
ini
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 3 / 13

6. TANGGUNG JAWAB DAN PENEGAKAN


6.1. Setiap Branch Manager / Penanggung Jawab Operasional bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa proses penilaian resiko dilaksanakan di bagiannya.

6.2. Branch Manager / Penanggung Jawab Operasional bertanggung jawab untuk :


6.2.1.Memastikan bahwa proses penilaian resiko digunakan dicabangnya agar semua bahaya/ aspek
teridentifikasi serta resiko/ dampak ternilai
6.2.2.Dari analisa penilaian resiko yang terkumpul,harus menyusun ‘’Profil Resiko dicabang/Site’’.
6.2.3.Semua karyawan wajib mengikuti sosialisasi agar memahami bagian dari profil resiko terkait
dengan pekerjaan atau tugas yang harus mereka lakukan.

6.3. Pengawas Operasional / Pengawas Tekhnis/Pengawas Langsung bertanggung jawab untuk:


6.3.1. Berpartisipasi dalam proses ‘ Penilaian resiko agar memastikan bahwa semua bahaya/dampak
diarea kerja telah teridentifikasi dengan baik
6.3.2. Semua karyawan wajib memahami bagian dari profil risiko terkait dengan pekerjaan atau tugas
yang harus mereka lakukan.

6.4. Semua Karyawan bertanggung jawab untuk: Memastikan bahwa proses Penilaian resiko dijalankan
setiap hari di tempat dimana mereka bekerja dan karyawan wajib membuat Hazard Report/Green Card
atas potensi bahaya di tempat kerjanya secara konsisten / terus menerus.

6.5. HSE Departement bertanggung jawab secara umum untuk memfasilitasi proses penilaian risiko.

7. PROSEDUR
7.1. Setiap ‘’Benda’’, ‘’Bahan’’, ‘’Aktifitas Rutin dan Non Rutin’’, dan ‘’Kondisi’’, yang berpotensi
mengandung resiko yang berdampak pada kesehatan karyawan dan pada harta benda
perusahaan maupun pada lingkungan yang dilakukan karyawan ataupun mitra kerja, harus melewati
Proses Penilaian Resiko / HIRA/ IBPR dengan menggunakan formulir standart dan mengisi secara
rinci dan lengkap.
Bahaya dan resiko yang dinilai meliputi yaitu terkait dengan setiap Proses Kerja, Aktifitas baik itu
terjadi di Lingkungan Kerja maupun Aktifitas terkait di Kontraktor langsung maupun tidak langsung.
Formulir standart MKP.HSE.FRM.005.R00 Penilaian Resiko / HIRA / IBPR harus digunakan dalam
Proses Penilaian Resiko / HIRA / IBPR.

7.2. Branch Manager / Penanggung Jawab Operasional bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
terdapat prosedur formal ditiap Job Site untuk memastikan pembiasaan “Penilaian Resiko / HIRA /
IBPR” dijalankan dengan cara yang terorganisir.

7.3. Semua karyawan harus menerima/mendapat sosialisasi tentang “Penilaian Resiko / HIRA / IBPR” yang
sudah ada, baru maupun revisi terbaru secara terus menerus.

7.4. Semua karyawan yg berpartisipasi dalam Proses Pelaksanaan Penilaian Resiko harus mengikuti
Pelatihan / pembiasaan HIRA /IBPR/Penilaian Resiko dan wajib menandatangani absensi kehadiran
setiap kali menghadiri Pelatihan HIRA / IBPR.
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 4 / 13

7.5. Pembiasaan Pelatihan HIRA / IBPR harus mengikut sertakan ujian lisan atau tertulis.
7.6. Catatan rinci semua Pelatihan HIRA / IBPR yang dilakukan disemua Job Site harus disimpan dengan
baik
7.3. Pengawas Operasional harus membagi proses kerja ke bagian lebih kecil dan menunjukan tim untuk
melakukanProses Penilaian Resiko (HIRA/IBPR)
7.4. Hasil dari Penilaian Resiko/HIRA di catat dalam ‘’Profil Resiko” sesuai ketentuan SOP ini harus dibuat
Disetiap cabang dan satu salinan harus diberikan kepada pihak terkait costumer/mitra kerja bila di
perlukan.Profil risiko dicatat pada formulir standart MKP.HSE.FRM.006.R00 Profil Resiko/Risk Profile
7.5. Bagian terkait dari Profil Resiko/Risk Profile harus di perbanyak dan didistribusikan kepada karyawan
untuk digunakansebagai materi referensi dalam bekerja
7.6. Branch Manager / Penanggung Jawab Operasional bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
rincian Risk Profile yang disusun mencakup semua proses dan aktifitas disetiap Site.
7.7. Risk Profile mencakup / meliputi Faktor Internal :
7.7.1. Kegiatan dan proses rutin dan non rutin
7.7.2. Perubahan pada organisasi, lingkungan kerja, kegiatan / bahan material
7.7.3. Modifikasi pada Sistem Keselamatan Pertambangan, perubahan sementara, dampak operasi,
proses dan kegiatan
7.7.4. Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta kegiatan
dan instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan didalam lokasi kerja
7.7.5. Kondisi normal dan abnormal / kondisi proses serta potensi insident dan keadaan darurat selama
siklus pemakaian produk / atau siklus lamanya proses
7.7.6. Ketidakpatuhan terhadap rekomendasi sebelumnya, Standar / Prosedur Keselamatan
Pertambangan yang ada / ketidakpatuhan terhadap tindak lanjut rekomendasi insiden
7.7.7. Faktor Personal Pekerja / Karyawan
7.7.8. Desain area kerja, Proses, Instalasi, Peralatan, Prosedur operasi dan organisasi kerja termasuk
kemampuan adaptasi manusia
7.7.9. Pengamanan Instalasi
7.7.10.Kelayakan sarana, prasarana, instalasi serta peralatan pertambangan
7.7.11.Kompetensi tenaga teknik
7.7.12.Evaluasi laporan hasial kajian teknis pertambangan
7.8. Risk Profile mencakup / meliputi Faktor Eksternal :
7.8.1. Budaya, Politik, Hukum, Keuangan, Teknologi, Ekonomi, Alam dan Lingkungan yang kompetitif
secara lokal, Nasional, Regional dan Internasional
7.8.2. Pendorong utama dan perkembangan isu yang berdampak terhadap tujuan organisasi
7.8.3. Persepsi dan nilai-nilai dari para pemangku kepentingan eksternal
7.8.4. Kegiatan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja, termasuk yang dilakukan oleh
Perusahaan Jasa Pertambangan dan para tamu
7.8.5. Fasilitas yang baru dibangun, peralatan atau proses yang baru diperkenalkan, serta kegiatan
dan Instalasi Perusahaan Jasa Pertambangan diluar lokasi kerja
7.8.6. Bahaya-bahaya yang teridentifikasi yang berasal dari luar lokasi kerja yang dapat
membahayakan keselamatan dan kesehatan orang ditempat kerja yang berada dalam kendali
perusahaan
7.8.7. Kewajjiban hukum yang berkaitan dengan identifikasi bahaya dan penilaian resiko serta
pengendalian yang diperlukan
7.8.8. Hal-hal lain yang mempengaruhi Keselamatan Pertambangan
7.9. Rincian Penilaian Resiko / IBPR harus disusun untuk setiap hal dalam daftar Risk Profile.
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 5 / 13

7.10.Dari proses penilaian resiko, semua daerah dimana resiko tidak cukup dapat dikurangi dan oleh itu
membutuhkan Pengendalian Tambahan harus didata dalam formulir standar dan tindakan perbaikan
harus dilakukan serta diawasi
7.11.Jika tingkat Resiko Residual masih dalam kategori “AA” (15 - 25) atau “A” (08- 12), serta resiko masih
belum dikurangi dengan cukup dan tidak dapat diterima
7.12.Branch Manager / Penanggung Jawab Operasional dan HSE Department bertanggung jawab untuk
melakukan Penilaian Resiko tambahan (HIRA/IBPR) dan membuat serta mengimplementasi
pengelolaan tambahan yang akan mengurangi resiko terkait sampai ke tingkat yang dapat diterima (B
atau “C”)
7.13.Ringkasan Risk Profile harus diulas setahun sekali untuk dipastikan masih bahwa masih berlaku
7.14.Jika terjadi kecelakaan atau kejadian berbahaya, penyakit akibat kerja serta terindentifikasi resiko
yang baru, IBPR terinci harus dilakukan dan Risk Profile harus direvisi/diperbaharui/disesuaikan.
(ulasan Risk Profile yang lengkap dan semua dokumen terkait harus dilakukan setiap kali proses,
aktifitas, infrastruktur, terjadi perubahan dalam peralatan instalasi /proses serta kegiatan perusahaan
atau bahaya baru diperkenalkan di Site).
7.15.Jika tidak ada proses, aktifitas atau bahaya baru yang diperkenalkan di Site, Risk Profile dan semua
dokumentasi terkait serta pengendalian yang ada dan tambahan harus diulas, seperti jenis resiko “AA”
/”A”wajib diulas setahun sekali dan jenis resiko “B” / “C” wajib diulas dua tahun sekali.
7.16.Dalam proses penentuan kontrol guna mengurangi resiko K3LH yang ada jika di identifikasi adanya
aspek legal yang terkait maka hal ini harus menjadi bagian dari rencana kerja.
7.17.Untuk benda,bahan,aktifitas atau kondisi yang spesifik dengan potensi resiko yang ekstreme, yaitu
tingkat resiko (MKP.HSE.FRM.001.R00) masih dalam kategori ‘AA’(15-25),serta resiko masih belum
dikurangi dengan cukup dan tidak dapat diterima, harus dilakukan Penilaian Resiko tambahan dan
membuat serta mengimplementasi pengelolaan tambahan yang akan mengurangi resiko terkait
sampai tingkat yang dapat diterima (B atau C).
7.17.1.Semua Jenis resiko ‘AA’ dan ‘A’ harus di ulas setahun sekali
7.17.2.Semua jenis resiko ‘B’ dan ‘C’ harus diulas dua tahun sekali
7.18.Untuk setiap aktifitas yang kritis akan di inventaris dalam Profil Resiko dan harus dikendalikan dalam
Program Kerja. Semua jenis resiko ‘AA’ dan ‘A’ harus di prioritaskan dalam Program Kerja HSE Jenis
Resiko ‘B’ dan ‘C’ menjadi prioritas kedua setelah program diatas
7.18.1.Profil Resiko harus mengikut sertakan hal-hal berikut
7.18.1.1.Benda, Bahan, Aktifitas rutin dan Non rutin dan Kondisi yang memiliki potensi resiko.
Aktifitas dapat mengacu pada lampiran E - Daftar Tugas
7.18.1.2.Daftar Jabatan (mengacu Pada Lampiran C)
7.18.1.3.Daftar Paparan kesehatan kerja pertugas (mengacu pada lampiran D) Prosedur
Pengelolaan Kesehatan Kerja mengacu pada MKP.HSE.SOP.07.R00
7.19.Profil Resiko harus mengikut sertakan hal-hal berikut
7.19.1.Penilaian dari tingkat ke kritisan tugas (tingkat resiko)
7.19.2.Profil Resiko harus ditinjau setiap tahun atau bilamana terdapat perubahan penilaian resiko atau
jabatan baru atau tugas baru yang diperkenalkan
7.19.3.Analisa Keselamatan Kerja (AKK) harus dilakukan untuk setiap tugas berisiko yang terdaftar
pada Profil Resiko .
7.19.4.Penyusunan AKK harus menggunakan formulir standart sesuai dengan
MKP.HSE.FRM.008.R00
Analisa keselamatan kerja.
7.19.5.Analisa Keselamatan Kerja / AKK harus tersusun atasdalam urutan kronologis
7.19.5.1.Semua langkah tugas
7.19.5.2.Semua bahaya dan pemaparannya perlangkah tugas
7.19.5.3.Langkah pengendaliannya yang ada untuk mengurangi resiko.
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 6 / 13

7.19.6.Analisa Keselamatan Kerja / AKK selanjutnya akan diproses oleh HSE Dept Head Office untuk
menjadi ketentuan baku dalam Work Instruction
7.19.7.Jika terdapat tugas atau prosedur yang berisiko tinggi / AKK / JSA atau WIN tidak ada,maka
Penanggung Jawab Operasional memastikan dibuatnya prosedur tertulis bekerja dengan aman
oleh sebuah tim dari orang-orang yang ahli sebelum melakukan apapun dalam pekerjaan
tersebut
7.19.8.Selama Proses aktual dalam menyelesaikan tugas tersebut, dengan menggunakan proses AKK
7.20.Agar memastikan pemenuhan ketentuan SOP ini, HSE Dept harus berpartisipasi sebagai fasilitor
terhadap tim yang sedang melaksanakan Proses Penilaian Resiko.
7.21.Semua karyawan harus mengikuti sosialisasi mengenai semua ‘’Penilaian Resiko’’,yang ‘’Ada’
Penilaian Resiko yang direvisi secara terus menerus.
7.22.Penilaian Resiko harus dikaji ulang/direvisi secara berkala apabila terdapat:
7.22.1.Penambahan atau perubahan aktfitas
7.22.2.Penambahan atau perubahan fasilitas
7.22.3.Penambahan atau perubahan system kerja
7.22.4.Perubahan design atau lay-out tempat kerja
7.22.5.Jika terjadi kecelakaan (insiden) ditempat kerja
7.22.6.Jika peralatan atau perkakas baru dimasuki pada tempat kerja,dan
7.22.7.Kapan saja bila manajemen merasa kondisi-kondisi perlu ditinjau keabsahan tehadap Penilaian
Resiko yang telah dilakukan.
7.23.Setiap adanya Perubahan Desain, Metode Kerja dan Proses harus dilakukan Penilaian Risiko
dan persetujuan sebelum diterapkan di tempat kerja yang meliputi sebagai berikut:
7.23.1.Peralatan baru (atau uji coba)
7.23.2.Bahan baru (atau uji coba)
7.23.3.Metode Kerja/Proses Baru
7.23.4.Desain
7.23.5.Perubahan ini harus mencakup pra-komissioning/uji kelayakan setiap peralatan atau fasilitas
baru
7.24.Dalam Identifikasi bahaya dan penilaian resiko wajib dimasukan pengendalian resiko dan
evaluasinya untuk mencegah terjadinya insident yg serupa baik yang bersifat property
damage/kerusakan harta benda, karyawan maupun kerusakan lingkungan
7.25.Pengendalian Lanjutan Dalam Pengendalian Resiko, pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi,
resiko sedang wajib diturunkan resikonya menjadi low risk/resiko yang dapat diterima melalui
JSA, Risk Assesment / HIRA (Hazard Identification Risk Assesment) dari sumber bahaya yang sudah
teridentifikasi.
7.26.Penerapan dan Pendokumentasian langkah – langkah pengendalian resiko terhadap aktifitas
kerja dengan cara meninjau dan mengevaluasi prosedur kerja secara periodik dan prosedur masih
relevan dengan aktifitas kerja yang ada
7.27.Resiko/bahaya yang sudah diidentifikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah
pengendalian untuk menurunkan tingkat resiko/bahaya menuju titik aman.
7.28.Bahaya yang sudah diidentfikasi dan dilakukan penilaian memerlukan langkah pengendalian untuk
menurunkan tingkat resiko / bahaya menuju ke titik aman
7.29.Hierarki Pengendalian Resiko wajib dibuat dan dijalankan berdasarkan tingkat kefektifannya :
7.29.1.Eliminasi : menghilangkan bahaya dari proses atau tempat agar mengeliminir bahaya secara
keseluruhan
7.29.2.Subtitusi : mengganti bahan, zat atau proses dengan yang lain agar mengurangi tingkat
paparan
7.29.3.Pemisahan : menyingkirkan bahaya dari karyawan dengan memberi perlindungan, mengurung,
dan menyimpan ditempat atau waktu terpisah
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 7 / 13

7.29.4.Rekayasa : Ke-3 (tiga) metode pengendalian diatas mencakup proses rekayasa untuk
menghilangkan bahaya dengan cara mendesain ulang peralatan,tempat kerja atau perkakas
untuk mengeliminir atau mengurangi waktu paparan atau tingkat batas paparan
7.29.5.Administrasi : mengendalikan dengan prosedur dan peraturan kerja.menyesuaikan waktu dan
kondisi paparan dengan menggunakan proses administrasi untuk mengurangi waktu paparan
atau waktu tingkat batas paparan
7.29.6.Praktek Kerja / Pelatihan : memberikan praktek kerja / pelatihan berdasarkan kompetensi yang
sesuai kepada karyawan untuk meningkatkan pengetahuan , keterampilan dan kesadaran agar
mereka mampu mengendalikan serta mengurangi resiko
7.29.7.Alat Pelindung Diri : Hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Menyediakan APD yang sesuai
dan tepat pada karyawan , dalam usaha mengurangi tingkat keparahan dari resiko
7.30.Untuk memastikan semua resiko dikurangi / dikelola secara efektif, hirarki pengendalian resiko diatas
harus diterapkan pada setiap bahaya atau daerah resiko yang terdata dalam risk profile dan rincian
penilaian resiko. Tujuannya untuk mencapai tingkat kemungkinan tertinggi dalam efisiensi biaya
melalui pengurangan resiko.
7.31.Dalam Pelaksanaan Identifikasi Bahaya, menggunakan metode observasi dan wawancara dengan
pekerja langsung dilapangan.
7.32.Penentuan item – item HIRA/IBPR harus melalui tahapan sebagai berikut :
7.32.1.Identifikasi Bahaya
7.32.2.Penilaian Resiko
7.32.3.Penentuan Kriteria Resiko
7.32.4.Prioritas Resiko
7.32.5.Pengendalian
7.32.6.Pendokumentasian
7.33.Sistem Inspeksi Pra-Commisioning atau Percobaan yang dilaksanakan untuk semua peralatan
dan proyek baru
7.33.1.HSE Dept ditiap cabang harus ikut serta dalam proses persetujuan untuk menyetujui ‘barang
dan jasa’ agar persyaratan K3L terpenuhi Jika terdapat ketidakpastian yang
menyangkut penerimaaan yang berkaitan dengan persyaratanK3L ,HSE Dept dari kantor pusat
atau ahli HSE dari luar cabang harus terlibat dalam proses persetujuan
7.33.2.Semua deviasi identifikasi selama proses pra-penerimaan/Pra-commisioning/persetujuan
harus dicatat sacara rinci dan harus diperbaiki,sebelum ‘barang dan/atau jasa’tersebut diterima
dan di alihkan untuk pemakaian (catatan kemajuan tindakan perbaikan harus disimpan untuk
semua perbaikan/modifikasi serupa)
7.33.3.Sebelum desain,metode dan/atau proses yang baru boleh digunakan,semua karyawan harus
dilatih secara benar sampai mereka memahami dan kompeten untuk menangani semua bahaya
dan resiko yang berkaitan dengan desain,metode,proses,peralatan dan barang baru yang
sedang dicoba (agar mengurangi resiko cedera,kerusakan,atau kerugian).
Form Standart MKP.HSE.FRM.005.R00 Formulir persetujuan untuk desain, metode, proses,
peralatan dan barang baru yang diuji coba harus dilengkapi dengan semua kasus diatas.
7.20.Setiap perencanaan pembangunan fasilitas atau infrastruktur baru harus dilengkapi dengan Kajian
lingkungan yaitu ‘’Identifikasi Aspek’’ dan ‘’Dampak penting’’ untuk mengelola risiko Terhadap
Lingkungan Peraturan lingkungan mengacu pada Peraturan Pemerintah yaitu:
Permen No.27 Tahun 1999 tentang Analisa mengenai dampak lingkungan hidup
6.19.2.Keputusan Kepala Bapedal N0.105 tahun1997 tentang Paduan Pemantauan Pelaksanaan
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
6.19.3.Keputusan menteri Negara lingkungan hidup No.12 tahun 1994 tentang Pedoman Umum
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 8 / 13

6.19.4.Departemen HSE cabang mengumpulkan,mengkaji dan merangkum seluruh hasil evaluasi aspek
dan dampak penting lingkungan
6.19.5.Branch Manager / Penanggung Jawab Operasional dapat berhubungan dengan Manajemen
Perusahan dan DepartemenHSE untuk mendukung AMDAL,RKL dan Rencana Pengelolaan
Lingkungan
6.19.6.Departemen HSE cabang akan mensosialisasikan peraturan-peraturan mengenai lingkungan yang
di terapkan untuk memastikan semua karyawan mengerti dan menerapkan ketentuan tersebut

8. FLOW PROSES
8.1. Flow proses untuk SOP ini terlampir sebagai ‘’lampiran-A’
9. REFERENSI
9.1. Dibawah ini tercatat referensi yang berhubungan dengan aturan pembuatan dokumen ini:
Perencanaan Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
9.1.1 OHSAS 18001:2017 Clause 4.3.1
Resiko
9.1.2 ISO 14001:2004 Clause 4.3.1 Aspek Lingkungan
9.1.3 Permenker
Element 3 Peninjauan Ulang Perancangan (design) dan kontrak
No.05/MEN/1996
10. RIWAYAT PERUBAHAN

Tanggal Perubahan Nomor Revisi Item Yang Berubah

11. PENUTUP

SOP ini akan memastikan bahwa perawatan dan inspeksi K3L akan dikelola dan dikendalikan dengan
baik agar meminimalkan serta mengurangi risiko operasional sampai ketingkat yang tetap diterima.

12. LAMPIRAN
12.1. Dibawah ini tercatat referensi yang berhubungan dengan aturan pembuatan dokumen SOP ini :

Nomor Lampiran/Doc Judul Lampiran / Dokumen


Attachment A Diagram Proses
(1) Hierarki Pengendalian Risiko (2) Rumus Risiko (3) Matriks Risiko Tabulasi
Attachment B (4) Kode Bahaya Matriks Resiko (5) Form IBPR & Risk Assesment Tanpa Kontrol
(6) Form IBPR & Risk Assesment Dengan Kontrol (7) HIRA Kontrol Tambahan
Attachment C Daftar Jabatan
Attachment D Daftar Bahaya Kesehatan
Attachment E Daftar Tugas
MKP.HSE.FRM.001.R00 Formulir Penilaian Risiko K3L / Hazard Identification Risk Assesment
MKP.HSE.FRM.002.R00 Formulir Pengendalian Tambahan HIRA / HIRA Additonal Controll
MKP.HSE.FRM.006.R00 Formulir Penilaian Resiko - Risk Profile
MKP.HSE.FRM.004.R00 Formulir Analisa Keselamatan Kerja - Job Safety Analysis (JSA)
MKP.HSE.FRM.005.R00 Formulir Persetujuan / Approval Form
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 9 / 13

Lampiran – A
Peta Proses

1. Adanya aktivitas kerja karyawan sesuai dengan tugas


Adanya aktivitas
dan tanggung jawabnya masing-masing.
kerja
Masing-masing Dept./Section mengindentifikasi
2. bahaya dan mem-proses penilaian risiko yang ada di
area kerjanya dengan mengisi formulir HIRADC, No.
Mengisi formulir HIRACD MKP.HSE.FRM.001.R00

Masing-masing Dept./Section menyusun Daftar


3. Bahaya & Risiko Penting dan satu copy dikirimkan ke
HSE Dept.
Menyusun Daftar Bahaya &
Risiko Penting HSE Dept. bersama dengan Dept. Manager dari
masing- masing Dept./Section mensosialisasikan
4. hasil HIRADC kepada seluruh karyawan terkait
dengan pekerjaan dan tugasnya, misalnya melalui
Safety Talk.
Sosialisasi hasil HIRADC

Masing-masing Dept./Section mengendalikan


5. risiko berdasarkan Hirarki Pengendalian Risiko,
Melakukan referensi MKP.HSE.FRM.001.R00 Penilaian Risiko
pengendalian risiko dan Matrik Risiko.

Masing-masing Dept./Section bersama dengan HSE


6. Dept. melakukan kegiatan inspeksi terhadap
implementasi HIRADC yang sudah ditetapkan.
Melakukan inspeksi
terhadap implementasi
HIRADC

Melakukan review
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 10 / 13

Lampiran-B

HIERARKI PENGENDALIAN RESIKO


1. Eliminasi : menghilangkan bahaya dari proses atau tempat agar mengeliminir bahaya secara keseluruhan
2. Subtitusi : mengganti bahan, zat atau proses dengan yang lain agar mengurangi tingkat paparan
3. Pemisahan : menyingkirkan bahaya dari karyawan dengan memberi perlindungan megurung dan
menyimpan ditempat atau waktu terpisah
4. Rekayasa : Ke-3 metode pengendalian diatas mencakup proses rekayasa untuk menghilangkan bahaya
dengan cara mendesain ulang peralatan,tempat kerja atau perkakas untuk mengeliminir atau
mengurangi waktu paparan atau tingkat batas paparan
5. Administrasi : mengendalikan dengan prosedur dan peraturan kerja, menyesuaikan waktu dan kondisi
paparan dengan menggunakan proses administrasi untuk mengurangi waktu paparan atau
waktu tingkat batas paparan
6. Pelatihan : memberikan pelatihan berdasarkan kompetensi yang sesuai kepada karyawan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran agar mereka mampu
mengendalikan serta mengurangi resiko
7. Alat Pelindung Diri : Hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Menyediakan APD yang sesuai dan tepat
pada karyawan, dalam usaha mengurangi tingkat keparahan dari resiko
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 11 / 13

LAMPIRAN – C

Daftar Jabatan

No Jabatan No Jabatan
1 Branch Manager 5 Product Support
2 Marketing 6 HSE Officer

3 Inventory 7 General Admin

4 Warehouse

LAMPIRAN – D

Daftar Bahaya Kesehatan

No. Bahaya Kesehatan No. Bahaya Kesehatan

1 Mata merah 11 Serangan Panas

2 Asbestosis 12 Infeksi

3 Cedera Punggung 13 Menghirup Uap Beracun

4 Biologis 14 Kekurangan Oksigen

5 Kebutaan 15 Radiasi

6 Keracunan Karbon Monoksida 16 Gerakan Berulang-ulang

7 Zat Kimia 17 Silikosis

8 Kekurangan Cairan 18 Getaran

9 Radang kulit 19 Bronkhopulmoner

10 Kehilangan Pendengaran 20 Antrakosis


IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 12 / 13

LAMPIRAN – E
Daftar Tugas
No. Tugas No. Tugas
1 Induksi dan Re-Induksi 24 Mengganti Galon dispanser
2 Training Dasar Pertolongan Pertama 25 Mengepak dan Membungkus barang
3 Training Dasar Pemadam kebakaran 26 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
4 Seftifikasi Spesifikasi Khusus Kimper 27 Menghitung Persediaan Gudang
5 APD/PPE 28 Membersihkan Ruangan (Warehouse,Office)
6 JSA 29 Memeriksa Apar
7 HIRA 30 Menggunakan Perkakas Tangan &
8 Dasar Keselamatan 31 Bertenaga
Melakukan Perjalanan Dinas Luar Kota
9 Defensive Driving Training 32 Membersihkan Dan Merawat Warehouse
10 Forklift Operator 33 Mengganti Bola Lampu kantor
11 Mengoperasikan Forklift manual 34 Mengganti Bola Lampu Ware House
12 Office Safety 35 Mengoperasikan Alat Pemadam Api Ringan
13 Inspeksi Cabang 36 Membersihkan Pantry Dan Toliet
14 Mengoperasikan Komputer 37 Memukul dengan Palu
15 Mengadakan Pertemuan / Meeting 38 Mengecek Kualitas Part
16 Mengendarai Mobil Perusahaan 39 Memuat dan Membongkar Barang Part
17 Mencuci Unit 40 Pengecekan Kondisi Part Dilapangan
18 Pengangkatan Manual 41 Membuka dan Menutup Warehouse
19 Mengoperasikan Forklift 42 Mengganti Ban Sarana
20 Melakukan Pengecatan 43 Mengganti Tinta Printer
21 Mengisi Bahan Bakar di Area Pengisian 44 Melakukan P2H unit sarana
22 Solar
Mengoperasikan Mesin Gerinda 45 Mengantar Barang Ke Costumer
23 Menggunakan Tangga

1. RUMUS RESIKO

Formula yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan resiko yaitu :
R = PXS
R = Resiko
P = Probabilitas (Kemungkinan) S = Severity (Keparahan)
Probabilitas,Frekuensi dan Keparahan harus dihitung dalam skala 1≤ (P/S)≤5 dan Resiko dinyatakan
dalam skala 1≤(R)≤25
Penilaian Resiko (R) atau tingkat kekritisan
Resiko = Probabilitas x Keparahan (R = P x S) (1≤R≤25)
IBPR (Identifikasi Bahaya & Pengendalian Resiko)

Nomor Dokumen BBA.HSE.SOP.IN.003 Revisi : 00 Tanggal Efektif 17 Okt 2022 Hal : 13 / 13

2. MATRIKS RESIKO(TABULASI)

5 5 10 15 20 25

4 4 8 12 16 20

3 3 6 9 12 15
Kemungkinan / Probality

2 2 4 6 8 10

1 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5
Keparahan / Severity

3. KODE BAHAYA BERDASARKAN MATRIKS RESIKO

MATRIKS RESIKO DAN KODE BAHAYA


“MATRIKS RESIKO” dan “KODE BAHAYA” dibawah ini harus digunakan sebagai petunjuk dalam
Proses Penilaian Resiko
KODE TINDAKAN YANG
POTENSI RESIKO TINGKAT RESIKO KEMUNGKINAN AKIBAT
BAHAYA DIPERLUKAN
Kematian atau kerugian barang Stop dan perbaiki
AA 15 - 25 Resiko Kritikal
besar >US$ 10.000 segera

LTI Serius / kerugian barang besar Perbaiki dalam 12


A 8 - 12 Resiko Tinggi
>US$ 5.000 to 10.000 jam atau kurang

LTI / kerugian barang besar > US$ Perbaiki dalam 3


B 3-6 Resiko Sedang
1.000 – 5.000 hari atau kurang
Cedera ringan atau kerugian barang
C 1-2 Resiko Rendah Perbaiki jika dapat
ringan

Anda mungkin juga menyukai