Anda di halaman 1dari 19

STATISTIC KECELAKAAN KERJA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata kuliah: Keselamatan Kerja
Dosen Pengampuh: Muchti Yuda Pratama, S.Psi, M.Kes

Disusun oleh:
SEM. V/KESMAS Pem. K3
Bagas Rizki Prioutomo (0801182298)
Nabila Syahlan (0801183401)
Novia Lani Cania Mangunsong (0801181130)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UIN SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
DAFTAR ISI

ABSTRAK.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1

2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

3. Tujuan ......................................................................................................................... 2

4. Kerangka Teori

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Statistik Kecelakaan Kerja......................................................................... 3

2. Tujuan Pengumpulan Statistic Kecelakaan................................................................. 6

3. Jenis Perhitungan Statistik........................................................................................... 7

C. PENUTUPAN

1. Kesimpulan ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16

i
STATISTIK KECELAKAAN KERJA

Disusun oleh :

Bagas Rizki Prioutomo, Nabila Syahlan, Novia Lani Cania Mangunsong

Abstrak

Pada masa sekarang dengan semakin berkembangnya aspek-aspek ilmu pengetahuan


dan teknologi sangat berpengaruh kepada semua aspek kehidupan kita.
Perkembangan yang terjadi mempermudah setiap kegiatan kita sehari-hari.
Meskipun begitu tetap saja sampai saat ini kecelakaaan kerja masih terjadi, biarpun
mungkin telah berkurang namun hal tetap saja hal ini harus dicegah agar
produktivitas kerja dan perusahaan tidak terganggu serta mengakibatkan kerugian
bagi kedua belah pihak. Kecelakaan kerja merupakan permasalahan yang sudah
umum terjadi pada dunia kerja. Semua pekerjaan memilikin risiko terjadinya
kecelakaan kerja biarpun pekerjaan tersebut dianggap rendah akan risiko
kecelakaan kerja. Angka kecelakaan kerja pada negara Indonesia sendiri masih
tergolong cukup tinggi. Dari data historis pada tahun 2013 terdapat 22 kali
kecelakaan kerja. Setelah diteliti ternyata terdapat kecelakaan kerja kecil sebesar
90%, kecelakaan sedang sebesar 5% dan kecelakaan berat sebesar 5%. Hal ini
harus dicegah dan ditangani agar tidak menggangu produktivitas perusahaan dan
bekerja. Disinilah penerapan program K3 diperlukan pada perusahaan dan
lingkungan kerja untuk menghindari dan mencegah terjadinya kecelakaan pada saat
bekerja. Meskipun dengan penerapan K3 masih bisa saja terjadi kecelakaan kerja,
maka dibutuhkan evaluasi dan penghitungan pembanding angka kecelakaan kerja
yang terjadi dari tahun ke tahun agar dapat mengevaluasi di mana letak kesalahan
yang terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan ilmu
statistik dalam K3. Penerapan statistik ini dikenal sebagai statistik kecelakaan kerja.
Adanya statistik kecelakaan dari tahun ke tahun dapat bermanfaat untuk melihat tren
kejadian kecelakaan perhitungan statistik kecelakaan kerja. Dengan adanya statistic
ini, maka perusahaan dapat melihat dimana letak kesalahan serta memperbaikinya
lebih baik.

ii
A. PENDAHULUAN
1. Pengantar

Pada masa sekarang dengan semakin berkembangnya aspek-aspek ilmu


pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh kepada semua aspek kehidupan kita.
Perkembangan yang terjadi mempermudah setiap kegiatan kita sehari-hari. Hal ini
juga termasuk ke dalam ranah dunia kerja. Pekerjaan yang kini ada semakin beragam
dan bervariasi seiring mengikuti perkembangan yang terjadi. Namun biarpun
pekerjaan semakin mudah, tetap saja terdapat risiko-risiko dalam setiap pekerjaan
tetap ada. Risiko dalam pekerjaan tersebur terkadang terlihat sepele namun hal
tersebut jika dibiarkan berpeluang bertambah besar dan dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja. Sampai saat ini kecelakaaan kerja masih terjadi, biarpun mungkin
telah berkurang namun hal tetap saja hal ini harus dicegah agar produktivitas kerja
dan perusahaan tidak terganggu serta mengakibatkan kerugian bagi kedua belah
pihak.

2. Latar Belakang

Kecelakaan kerja merupakan permasalahan yang sudah umum terjadi pada


dunia kerja. Semua pekerjaan memilikin risiko terjadinya kecelakaan kerja biarpun
pekerjaan tersebut dianggap rendah akan risiko kecelakaan kerja. Angka kecelakaan
kerja pada negara Indonesia sendiri masih tergolong cukup tinggi. Dari data historis
pada tahun 2013 terdapat 22 kali kecelakaan kerja. Setelah diteliti ternyata terdapat
kecelakaan kerja kecil sebesar 90%, kecelakaan sedang sebesar 5% dan kecelakaan
berat sebesar 5%1. Namun hal ini tetap harus dicegah dan antisipasi agar tidak terjadi
kecelakaan yang dapat merugikan kedua belah pihak, yaitu pekerja dan perusahaan.
Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan penurunan produktivitas yang berpengaruh
kepada kinerja perusahaan.

1
Dian Palupi Restuputri, Resti Prima Dyan Sari, “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study (Hazop)” Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/621

ii
Maka dari itu hal ini harus dicegah dan diatasi dengan penerapan K3 pada
perusahan dan dunia kerja. Meskipun dengan penerapan K3 masih bisa saja terjadi
kecelakaan kerja, maka dibutuhkan evaluasi dan penghitungan pembanding angka
kecelakaan kerja yang terjadi dari tahun ke tahun agar dapat mengevaluasi di mana
letak kesalahan yang terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
penggunaan ilmu statistik dalam K3. Penerapan statistik ini dikenal sebagai statistik
kecelakaan kerja. Statistik kecelakaan kerja sendiri dapat membantu perusahaan
dalam menghitung serta mengevaluasi kecelakaan kerja yang terjadi agar semakin
baik kedepannya.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, dapat dirumuskan permasalahan yang


ada yaitu apa itu statistik kecelakaan kerja itu dan tujuan serta manfaatnya pada dunia
kerja.

4. Kerangka Teori

Perhitungan kecelakaan kerja adalah hal yang fundamental dalam dunia


keselamatan dan kesehatan kerja karena tujuan utama dari keselamatan dan kesehatan
kerja adalah pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan menghitung
kecelakaan kerja, kita bisa menghitung lagging indicator  berupa Indikator yang
menunjukkan performa K3 di masa lalu. Dengan didapatkannya performa tersebut
maka dapat dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi kesalahan-kesalahan maupun
kelemahan penerapan K3 pada tahun yang lalu, baik dari peningkatan kualitas pekerja
maupun perusahaan. Pengevaluasian dengan statistik kecelakaan kerja menggunakan
berbagai perhitungan, yang kesemuanya untuk melihat aspek kecelakaan kerja mulai
dari cidera pekerja, waktu kerj yang terbuang dan lain-lain.

ii
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Statistik Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja


yang dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja yang tidak aman ataupun karena
human error.2 Kecelakaan kerja yang terjadi harus dilakukan pencegahan agar tidak
terjadi kembali dan merugikan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun pekerja.
Kecelakaan kerja dapat dicegah bila diketahui penyebabnya. Penyebab kecelakaan
kerja dapat dijelaskan melalui beberapa teori. Teori kecelakaan kerja yang pertama
adalah Teori Domino yang dikemukakan oleh Heirich, dan kedua adalah modifikasi
teori domino yang dikemukakan oleh Frank E Bird dari International Loss Control
Institute, yang nantinya akan dikenal sebagai dasar manajemen K3.3

Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi agar dapat memperbaiki kesalahan
dan kelamahan yang ada sehingga kedepannya dapat meminimalkan kecelakaan kerja
yang terjadi. salah satu cara pengevaluasiannya yaitu dengan statistik kecelakaan dan
kerja.

Secara sempit statistik dapat diartikan sebagai data Dalam arti yang luas
statistik dapat berart sebagai alat untuk menentukan sampel mengumpulkan data,
menyajikan data menganalisa data dan menginterpretasi data, sehingga menjadi
informasi yang berguna.4 Di dalam penerapannya pada K3, di kenal dengan nama

2
Dian Palupi Restuputri, Resti Prima Dyan Sari, “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study (Hazop)” Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/621

3
Anita Dewi PS, “Dasar-Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja”. Jember : Jember University Press,
2018. Hlm. 18.

4
Fuad F, “Statistik Kecelakaan Kerja (Work Accident Statistics)” Diakses pada Tanggal 8 November
2020. Dari https://jurnal-k3lh.web.id/2015/01/09/statistik-kecelakaan-kerja-work-accident-statistics/

ii
Statistik Kecelakaan Kerja. Statistik kecelakaan kerja merupakan salah satu bentuk
upaya peningkatan keselamatan kerja perusahaan dalam bentuk penilaian kinerja K3.5

Satuan perhitungan kecelakaan adalah peristiwa kecelakaan. Adanya statistik


kecelakaan dari tahun ke tahun dapat bermanfaat untuk melihat tren kejadian
kecelakaan perhitungan statistik kecelakaan kerja meliputi Incident Rate, Frequency
Rate, Severity Rate, dan Safe T-Score. Dengan menggunakan statistik dapat
memberikan masukan ke manajemen mengenai tingkat kecelakaan kerja serta
berbagai faktor yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mencegah menurunnya
kinerja K3.6 Untuk melakukan perhitungan statistika kecelakaan kerja, diperlukan
data mengenai jumlah pekerja per tahun, jumlah jam kerja pertahun, serta jumlah hari
hilang per tahun akibat kecelakaan kerja. Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi
kecelakaan yang disebabkan oleh atau diderita pada waktu menjalankan pekerjaan
yang berakibat kematian atau kelainan-kelainan dan meliputi penyakit akibat kerja.7
Statistik kecelakaan kerja dapat memberi gambaran situasi secara lengkap
mengenai:
 Berapa banyak kecelakaan yang terjadi
 Jenis kecelakaan
 Seberapa parah
 Golongan pekerja yang terkena
 Mesin dan peralatan yang digunakan
 Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
5
Nikita Ayu Dwijayanti, “Kinerja Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan
Plywood Tahun 2012–2016”. Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari https://e-
journal.unair.ac.id/IJOSH/article/download/5303/pdf.
6
Rini Halila Nasution, “Sistem Manajemen K3”. Diunduh pada Tanggal 8 November 2020.
Dari https://rinihalila.files.wordpress.com/2015/09/kuliah-2-smk3.pdf
7
Nikita Ayu Dwijayanti, “Kinerja Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan
Plywood Tahun 2012–2016. Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari https://e-
journal.unair.ac.id/IJOSH/article/download/5303/pdf

ii
 Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
 dan lain-lain8

Di Indonesia, peraturan keselamatan dan kesehatan kerja terkait dengan kecelakaan


diatur dalam 5 peraturan berikut:
1. Per Menaker No. Per.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan
Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
2. Per Menaker No. Per.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
3. Permenaker RI No. Per-03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 609 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja
Dan Penyakit Akibat Kerja
5. Permenaker No. Per-01/Men/I/2007 Tentang Pedoman Pemberian
Penghargaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).9

Dari kelima peraturan tersebut, peraturan mengenai statistik kecelakaan kerja


sendiri tidak diatur secara spesifik. tidak ada yang membahas detail mengenai
klasifikasi kecelakaan dan bagaimana cara menghitung statistik kecelakaan kerja.
Namun, Permenaker No. Per-01/Men/I/2007 setidaknya memberikan definisi terkait
dengan kecelakaan kerja hilang waktu berupa: “Kecelakaan kerja yang
menghilangkan waktu kerja apabila kecelakaan yang menyebabkan seorang pekerja
tidak dapat melakukan pekerjaannya telah terjadi kecelakaan kerja selama 2 x 24
jam”. Oleh karena minimnya referensi penghitungan kecelakaan kerja di Indonesia,

8
Halila Nasution, “Sistem Manajemen K3”. Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://rinihalila.files.wordpress.com/2015/09/kuliah-2-smk3.pdf
9
Statistik Kecelakaan Kerja, diakses pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://www.patrarijaya.co.id/statistik-kecelakaan-kerja/

ii
banyak praktisi keselamatan kerja yang menggunakan referensi negara lain untuk
menghitung kecelakaan kerja di Indonesia.10

2. Tujuan Pengumpulan Statistic Kecelakaan

Statistic kecelakaan mungkin dikumpulkan pada suatu persusahaan, pada


perusahaan – persusahaan di suatu daerah, pada perusahaan – persusahaan dari suatu
jenis industry atau untuk seluruh perusahaan pada suatu negara. Statistic-statistik
khusus mungkin pula di kumpulkan mengenai jenis-jenis kecelakaan tertentu
(misalnya kecelakaan oleh karena arus listrik atau kecelakaan oleh karena tangga),
tentang golongan-golongan tenaga kerja tertentu (misalnya tenaga kerja kerja muda)
atau untuk memperoleh keterangan-keterangan lain.

Statistic mengenai hal yang sama untuk tahun-tahun yang berlainan sangat
berguna bagi menilai apakah kecelakaan-kecelakaan tersebut bertambah atau
berkurang dan betapa efektif tidaknya usaha pencegahan. Statistic mengenai berbagai
perusahaan dengan kondisi-kondisi yang kira-kira serupa dimaksudkan untuk menilai
yang lebih baik keadaan-keadaan positif yang dapat diterapkan Bersama untuk
pencegahan lebih baik.11

Penggunaan statistik bertujuan untuk menilai kinerja program K3 dalam


upaya penurunan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Memberi gambaran
situasi secara lengkap mengenai:

 Berapa banyak kecelakaan yang terjadi

 Jenis kecelakaan
 Seberapa parah
 Golongan pekerja yang terkena
10
Statistik Kecelakaan Kerja, diakses pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://www.patrarijaya.co.id/statistik-kecelakaan-kerja/
11
P.K, Suma’mur. 1987. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung

ii
 Mesin dan peralatan yang digunakan
 Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
 Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
 dan lain-lain

Pengumpulan statistic Kesehatan adalah pertukaran information


tentang deteksi bahaya dan resiko dan bagaimana menanganinya.12

3. Jenis Perhitungan Statistik

Ada beberapa jenis perhitungan yang sering dipakai untuk menilai


program K3 adalah:

a. Rerata kekerapan kecelakaan (frequency rate),


b. Rerata keparahan kecelakaan (severity rate)
c. Persentase kejadian kecelakaan kerja (incident rate)
d. Rerata hilangnya waktu kerja (average time lost injury/ ATLR) dan,
e. Perbandingan kinerja K3 pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya (Safe T
Score).
f. Safety Sampling (Survey K3)
g. Frequency Severity Indicator (FSI)

Rerata kekerapan kecelakaan (frequency rate). Frekuensi Rate (FR)


digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan tidak
bisa bekerja per sejuta orang karyawan. Data yang digunakan untuk
menganalisis FR, yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja (lost
time injury); dan jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (total person-
hours worked/ man hours).
12
Elgstrand, Kaj dan Nils F Peterson. 2009. OSH for Development. Stockholm: Royal Institute of
Technology

ii
Rumus :

Jumlah cidera yang menyebabkan hilangnya waktu kerja x 1.000 .000


FR=
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan

Contoh soal

Suatu tempat kerja memiliki karyawan sebanyak 500 orang,jumlah jam kerja
yang dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang. Pada saat yang sama cidera yang
menyebabkan hilangnya waktu kerja sebanyak 46. Berapa nilai FR?

Jawab :

FR = (46 x 1.000.000) / 1.150.000\

FR = 40

Nilai frekuensi 40 ini berarti bahwa pada periode orang kerja tersebut terjadi
hilangnya waktu kerja sebesar 40 jam per sejuta orang kerja. Angka ini tidak bisa
mengidikasikan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Angka ini mengindikasikan
bahwa karyawan tidak berada di tempat kerja.

Rerata keparahan kecelakaan (severity rate). Severity rate (SR) digunakan sebagai
indikator hilangnya hari kerja untuk per sejuta jam kerja orang. Data yang digunakan
untuk menganalisis SR adalah hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja dan
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours).

Rumus :

jumlah hari kerja hilang x 1.000 .000


SR=
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan

Contoh soal

ii
Sebuah tempat kerja telah mengkaryawankan karyawan dengan jumlah jam
kerja 365.000 jam orang.Selama setahun telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang
menyebabkan hilangnya hari kerja sebanyak 175 hari. Berapa nilai SR?

Jawab:

SR = (175 x 1.000.000/ 365.000)

SR = 479

Nilai SR = 479 mengindikasikan bahwa selama kurun waktu tersebut berarti telah
terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja orang.

Persentase kejadian kecelakaan kerja (incident rate)/. Incident rate (IR) digunakan
untuk menginformasikan mengenai persentase jumlah kecelakaan kerja yang terjadi
di tempat kerja. Data yang digunakan untuk menganalisis IR adalah :

a. Jumlah kasus
b. Jumlah tenaga kerja terpapar.
Rumus :

jumlah kasus x 100


IR=
jumlahtenaga kerja yang terpapar

Contoh soal

ii
Suatu tempat kerja dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja yang
telah dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang dan Lost Time Injury (LTI) sebesar 46.
Berapakah nilai IR ?

Jawab:

IR = 46 x 100/ 500

IR = 9,2%

Rerata hilangnya waktu kerja (average time lost injury/ ATLR). Ukuran
indikator ini sering juga disebut duration rate, digunakan untuk mengindikasikan
tinkat keparahan suatu kecelakaan. Penggunaan ALTR yang dikombinasikan dengan
FR akan lebih menjelaskan hasil kinerja program K3. ALTR dihitung dengan
membagi jumlah hari yang hilang akibat kecelakan kerja dengan jumlah jam kerja
yang hilang (LTI).

Contoh soal

Suatu tempat kerja dengan tenaga kerja sebanyak 500 orang, jumlah jam kerja
yang telah dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang dan Lost Time Injury (LTI) sebesar
46. Misalkan dari laporan kecelakaan kerja selama 6 bulan diperoleh informasi
sebagai berikut: terdapat 10 kasus hilang waktu kerja selama 3 hari sekali = 30;
terdapat 8 kasus hilang waktu kerja selama 6 hari sekali = 48, terdapat 12 kasus
hilang waktu kerja selama 14 hari sekali = 168, terdapat 4 kasus hilang waktu kerja
selama 20 hari sekali= 80, terdapat 10 kasus hilang waktu kerja selama 28 hari sekali
= 280, terdapat 2 kasus hilang waktu kerja selama 42 hari sekali = 84, Dari
keseluruhann kasus total waktu kerja hilang = 690. Sehingga rerata hilangnya waktu
kerja yaitu 690/ 46 = 15. Informasi ini memberi gambaran mengenai hilangnya waktu
kerja kecelakaan sebesar 40 tiap sejuta jam kerja orang dengan rata-rata
menyebabkan 15 hari tidak masuk kerja.

ii
Perbandingan kinerja K3 pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
(Safe T Score). Safe T Score adalah nilai indikator untuk menilai tingkat perbedaan
antara dua kelompok yang dibandingkan. Nilai signifikasi perbedaan ini dalam
statistik disebut t-test. Perbedaan ini dipakai untuk menilai kinerja yang telah
dilakukan.

Rumus :

FR ( Sekarang ) x FR(Sebelumnya)
SafeT Core=
√¿¿

Interpretasi hasil:

Skor positif mengindikasikan jeleknya rekam kejadian, sebaliknya skor negatif


menunjukkan peningkatan rekam sebelumnya. Secara lebih lengkap:

Safe T Score di antara +2 hingga -2, artinya tidak ada perbedaan bermakna

Safe T Score = +2, menunjukkan penurunan kinerja

Safe T Score = -2, menunjukkan peningkatan kinerja

ii
Contoh soal :

Tempat Kerja A Kasus Kecelakaan Jam Kerja Orang FR


Tahun Lalu 10 10.000 1.000
Tahun Sekarang 15 10.000 1.500

Tempat Kerja B Kasus Kecelakaan Jam Kerja Orang FR


Tahun Lalu 1.000 1000.000 1.000
Tahun Sekarang 1.100 1000.000 1.000

Nilai FR pada lokasi A meningkat 50 %, sedangkan pada lokasi B

meningkat 10 %. Apakah nilai FR lokasi A dan B bermakna ?

Lokasi A

Safe T score = (1.500-1.000)/ v(1000/0,01)

= 500/317

= + 1,58

Artinya peningkatan FR 50% pada lokasi A tidak bermakna.

Lokasi B

Safe T score = (1.100-1.000)/ v(1.000/0,01)

= 100/317

= +3,17

Artinya peningkatan 10% pada lokasi B ini ada perbedaan yang bermakna, yaitu
penurunan kinerja yang perlu mendapatkan perhatian. 13

13
Anita Dewi PS, Dasar-Dasar Keselamatan Kerja & Kesehatan Kerja (Jember: UPT Penerbitan UNEJ,
2012) ,hlm 36-40.

ii
Safety Sampling (Survey K3)

Yang dimaksud Safety Sampling adalah mendapatkan data dengan cara


observasi ke lapangan. Sebelum dilakukan observasi, terlebih dahulu ditetapkan apa
yang mau diobservasi. Setelah itu tulis semua elemen yang akan menjadi obyek
obaservasi. Misalnya observasi cara kerja/perilaku yang tidak selamat, maka
sebelumnya kita tentukan jenis aktifitas apa saja yang tergolong ‘‘unsafe-act’’ Baru
setelah ditentukan maka dilakukanlah observasi dengan turun dilakukan. Setiap hasil
observasi/temuan harus dicatat dalam bentuk turus sehingga nantinya memudahkan
membuat prosentase hasil pengamatan.Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang
akurat maka masing-masing aspek amatan perlu divalidasi, dengan kata lain dihitung
jumlah amatan minimum sehingga hasil amatan tersebut merupakan hasil yang
akurat. Untuk menentukan jumlah amatan yang representatif digunakan rumus
sebagai berikut:

Rumus :
N = 4 (1-P) / Y2 (P)
Keterangan:
N = Jumlah keseluruhan pengamatan yang dibutuhkan
Y = derajat akurasi yang diinginkan (biasanya 10% atau 5%)
P = Prosentase dari unsafe observation.
ContohSoal:
Dari hasil survey awal ditemukan 126 jumlah observasi ditemukan 32 amatan unsafe
act, dengan demikian % unsafe act = 32 x 100/126 = 0,254. Untuk mengetahui
jumlah amatan yang sebenarnya untuk hasil yang akurat, maka dimasukkanlah ke
dalam rumus sebagai berikut:
N = 4 (1-P) / Y2 (P)
N = 4 (1-0,25) / 0.102(0,25)
=3/0,0025 = 1.200 ( Jumlah Observasi yang sebaiknya dilakukan )

ii
Frequency Severity Indicator (FSI)
Frequency Severity Indicator adalah kombinasi dari frekwensi dan severity rate.14
Rumus :
( Frekwensi Rate x Severity Rate )
FSI =
1.000

C. PENUTUP
1. Kesimpulan

Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam lingkungan kerja


yang dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja yang tidak aman ataupun karena
human error. Kecelakaan kerja yang terjadi harus dilakukan pencegahan agar tidak
terjadi kembali dan merugikan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun pekerja.
Kecelakaan kerja dapat dicegah bila diketahui penyebabnya.
14

ii
Penggunaan statistik bertujuan untuk menilai kinerja program K3 dalam
upaya penurunan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Rerata kekerapan kecelakaan (frequency rate). Frekuensi Rate (FR)


digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan tidak bisa
bekerja per sejuta orang karyawan. Data yang digunakan untuk menganalisis FR,
yaitu jumlah jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja (lost time injury); dan jumlah
jam kerja orang yang telah dilakukan (total person-hours worked/ man hours).

DAFTAR PUSTAKA

Dwijayanti, Nikita Ayu.2018 “Kinerja Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di
Perusahaan Plywood Tahun 2012–2016”. Diambil pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://e-journal.unair.ac.id/IJOSH/article/download/5303/pdf
Restuputri, Dian Palupi. Dyan Sari, Resti Prima. “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study (Hazop)” Diambil pada Tanggal 8 November 2020. Dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/621

ii
FF, Fuad. “Statistik Kecelakaan Kerja (Work Accident Statistics)” Diakses pada Tanggal 8 November
2020. Dari https://jurnal-k3lh.web.id/2015/01/09/statistik-kecelakaan-kerja-work-accident-statistics/

“Statistik Kecelakaan Kerja”, diakses pada Tanggal 8 November 2020. Dari


https://www.patrarijaya.co.id/statistik-kecelakaan-kerja/

PS , Anita Dewi, 2018. “Dasar-Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja”. Jember :


Jember University Press.
Nasution, Halila. “Sistem Manajemen K3”. Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://rinihalila.files.wordpress.com/2015/09/kuliah-2-smk3.pdf

P.K, Suma’mur. 1987. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV. Haji
Masagung
Elgstrand, Kaj dan Nils F Peterson. 2009. OSH for Development. Stockholm: Royal Institute of
Technology

ii

Anda mungkin juga menyukai