Disusun oleh:
SEM. V/KESMAS Pem. K3
Bagas Rizki Prioutomo (0801182298)
Nabila Syahlan (0801183401)
Novia Lani Cania Mangunsong (0801181130)
ABSTRAK.......................................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
3. Tujuan ......................................................................................................................... 2
4. Kerangka Teori
B. PEMBAHASAN
C. PENUTUPAN
1. Kesimpulan ................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 16
i
STATISTIK KECELAKAAN KERJA
Disusun oleh :
Abstrak
ii
A. PENDAHULUAN
1. Pengantar
2. Latar Belakang
1
Dian Palupi Restuputri, Resti Prima Dyan Sari, “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study (Hazop)” Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/621
ii
Maka dari itu hal ini harus dicegah dan diatasi dengan penerapan K3 pada
perusahan dan dunia kerja. Meskipun dengan penerapan K3 masih bisa saja terjadi
kecelakaan kerja, maka dibutuhkan evaluasi dan penghitungan pembanding angka
kecelakaan kerja yang terjadi dari tahun ke tahun agar dapat mengevaluasi di mana
letak kesalahan yang terjadi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
penggunaan ilmu statistik dalam K3. Penerapan statistik ini dikenal sebagai statistik
kecelakaan kerja. Statistik kecelakaan kerja sendiri dapat membantu perusahaan
dalam menghitung serta mengevaluasi kecelakaan kerja yang terjadi agar semakin
baik kedepannya.
3. Rumusan Masalah
4. Kerangka Teori
ii
B. PEMBAHASAN
Selain itu juga perlu dilakukan evaluasi agar dapat memperbaiki kesalahan
dan kelamahan yang ada sehingga kedepannya dapat meminimalkan kecelakaan kerja
yang terjadi. salah satu cara pengevaluasiannya yaitu dengan statistik kecelakaan dan
kerja.
Secara sempit statistik dapat diartikan sebagai data Dalam arti yang luas
statistik dapat berart sebagai alat untuk menentukan sampel mengumpulkan data,
menyajikan data menganalisa data dan menginterpretasi data, sehingga menjadi
informasi yang berguna.4 Di dalam penerapannya pada K3, di kenal dengan nama
2
Dian Palupi Restuputri, Resti Prima Dyan Sari, “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study (Hazop)” Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/621
3
Anita Dewi PS, “Dasar-Dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja”. Jember : Jember University Press,
2018. Hlm. 18.
4
Fuad F, “Statistik Kecelakaan Kerja (Work Accident Statistics)” Diakses pada Tanggal 8 November
2020. Dari https://jurnal-k3lh.web.id/2015/01/09/statistik-kecelakaan-kerja-work-accident-statistics/
ii
Statistik Kecelakaan Kerja. Statistik kecelakaan kerja merupakan salah satu bentuk
upaya peningkatan keselamatan kerja perusahaan dalam bentuk penilaian kinerja K3.5
ii
Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
dan lain-lain8
8
Halila Nasution, “Sistem Manajemen K3”. Diunduh pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://rinihalila.files.wordpress.com/2015/09/kuliah-2-smk3.pdf
9
Statistik Kecelakaan Kerja, diakses pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://www.patrarijaya.co.id/statistik-kecelakaan-kerja/
ii
banyak praktisi keselamatan kerja yang menggunakan referensi negara lain untuk
menghitung kecelakaan kerja di Indonesia.10
Statistic mengenai hal yang sama untuk tahun-tahun yang berlainan sangat
berguna bagi menilai apakah kecelakaan-kecelakaan tersebut bertambah atau
berkurang dan betapa efektif tidaknya usaha pencegahan. Statistic mengenai berbagai
perusahaan dengan kondisi-kondisi yang kira-kira serupa dimaksudkan untuk menilai
yang lebih baik keadaan-keadaan positif yang dapat diterapkan Bersama untuk
pencegahan lebih baik.11
Jenis kecelakaan
Seberapa parah
Golongan pekerja yang terkena
10
Statistik Kecelakaan Kerja, diakses pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://www.patrarijaya.co.id/statistik-kecelakaan-kerja/
11
P.K, Suma’mur. 1987. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung
ii
Mesin dan peralatan yang digunakan
Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
dan lain-lain
ii
Rumus :
Contoh soal
Suatu tempat kerja memiliki karyawan sebanyak 500 orang,jumlah jam kerja
yang dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang. Pada saat yang sama cidera yang
menyebabkan hilangnya waktu kerja sebanyak 46. Berapa nilai FR?
Jawab :
FR = 40
Nilai frekuensi 40 ini berarti bahwa pada periode orang kerja tersebut terjadi
hilangnya waktu kerja sebesar 40 jam per sejuta orang kerja. Angka ini tidak bisa
mengidikasikan tingkat keparahan kecelakaan kerja. Angka ini mengindikasikan
bahwa karyawan tidak berada di tempat kerja.
Rerata keparahan kecelakaan (severity rate). Severity rate (SR) digunakan sebagai
indikator hilangnya hari kerja untuk per sejuta jam kerja orang. Data yang digunakan
untuk menganalisis SR adalah hilangnya hari kerja akibat kecelakaan kerja dan
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours).
Rumus :
Contoh soal
ii
Sebuah tempat kerja telah mengkaryawankan karyawan dengan jumlah jam
kerja 365.000 jam orang.Selama setahun telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang
menyebabkan hilangnya hari kerja sebanyak 175 hari. Berapa nilai SR?
Jawab:
SR = 479
Nilai SR = 479 mengindikasikan bahwa selama kurun waktu tersebut berarti telah
terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 479 hari per sejuta jam kerja orang.
Persentase kejadian kecelakaan kerja (incident rate)/. Incident rate (IR) digunakan
untuk menginformasikan mengenai persentase jumlah kecelakaan kerja yang terjadi
di tempat kerja. Data yang digunakan untuk menganalisis IR adalah :
a. Jumlah kasus
b. Jumlah tenaga kerja terpapar.
Rumus :
Contoh soal
ii
Suatu tempat kerja dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja yang
telah dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang dan Lost Time Injury (LTI) sebesar 46.
Berapakah nilai IR ?
Jawab:
IR = 46 x 100/ 500
IR = 9,2%
Rerata hilangnya waktu kerja (average time lost injury/ ATLR). Ukuran
indikator ini sering juga disebut duration rate, digunakan untuk mengindikasikan
tinkat keparahan suatu kecelakaan. Penggunaan ALTR yang dikombinasikan dengan
FR akan lebih menjelaskan hasil kinerja program K3. ALTR dihitung dengan
membagi jumlah hari yang hilang akibat kecelakan kerja dengan jumlah jam kerja
yang hilang (LTI).
Contoh soal
Suatu tempat kerja dengan tenaga kerja sebanyak 500 orang, jumlah jam kerja
yang telah dicapai 1.150.000 juta jam kerja orang dan Lost Time Injury (LTI) sebesar
46. Misalkan dari laporan kecelakaan kerja selama 6 bulan diperoleh informasi
sebagai berikut: terdapat 10 kasus hilang waktu kerja selama 3 hari sekali = 30;
terdapat 8 kasus hilang waktu kerja selama 6 hari sekali = 48, terdapat 12 kasus
hilang waktu kerja selama 14 hari sekali = 168, terdapat 4 kasus hilang waktu kerja
selama 20 hari sekali= 80, terdapat 10 kasus hilang waktu kerja selama 28 hari sekali
= 280, terdapat 2 kasus hilang waktu kerja selama 42 hari sekali = 84, Dari
keseluruhann kasus total waktu kerja hilang = 690. Sehingga rerata hilangnya waktu
kerja yaitu 690/ 46 = 15. Informasi ini memberi gambaran mengenai hilangnya waktu
kerja kecelakaan sebesar 40 tiap sejuta jam kerja orang dengan rata-rata
menyebabkan 15 hari tidak masuk kerja.
ii
Perbandingan kinerja K3 pada tahun berjalan dan tahun sebelumnya
(Safe T Score). Safe T Score adalah nilai indikator untuk menilai tingkat perbedaan
antara dua kelompok yang dibandingkan. Nilai signifikasi perbedaan ini dalam
statistik disebut t-test. Perbedaan ini dipakai untuk menilai kinerja yang telah
dilakukan.
Rumus :
FR ( Sekarang ) x FR(Sebelumnya)
SafeT Core=
√¿¿
Interpretasi hasil:
Safe T Score di antara +2 hingga -2, artinya tidak ada perbedaan bermakna
ii
Contoh soal :
Lokasi A
= 500/317
= + 1,58
Lokasi B
= 100/317
= +3,17
Artinya peningkatan 10% pada lokasi B ini ada perbedaan yang bermakna, yaitu
penurunan kinerja yang perlu mendapatkan perhatian. 13
13
Anita Dewi PS, Dasar-Dasar Keselamatan Kerja & Kesehatan Kerja (Jember: UPT Penerbitan UNEJ,
2012) ,hlm 36-40.
ii
Safety Sampling (Survey K3)
Rumus :
N = 4 (1-P) / Y2 (P)
Keterangan:
N = Jumlah keseluruhan pengamatan yang dibutuhkan
Y = derajat akurasi yang diinginkan (biasanya 10% atau 5%)
P = Prosentase dari unsafe observation.
ContohSoal:
Dari hasil survey awal ditemukan 126 jumlah observasi ditemukan 32 amatan unsafe
act, dengan demikian % unsafe act = 32 x 100/126 = 0,254. Untuk mengetahui
jumlah amatan yang sebenarnya untuk hasil yang akurat, maka dimasukkanlah ke
dalam rumus sebagai berikut:
N = 4 (1-P) / Y2 (P)
N = 4 (1-0,25) / 0.102(0,25)
=3/0,0025 = 1.200 ( Jumlah Observasi yang sebaiknya dilakukan )
ii
Frequency Severity Indicator (FSI)
Frequency Severity Indicator adalah kombinasi dari frekwensi dan severity rate.14
Rumus :
( Frekwensi Rate x Severity Rate )
FSI =
1.000
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
ii
Penggunaan statistik bertujuan untuk menilai kinerja program K3 dalam
upaya penurunan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijayanti, Nikita Ayu.2018 “Kinerja Program Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Di
Perusahaan Plywood Tahun 2012–2016”. Diambil pada Tanggal 8 November 2020. Dari
https://e-journal.unair.ac.id/IJOSH/article/download/5303/pdf
Restuputri, Dian Palupi. Dyan Sari, Resti Prima. “Analisis Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan
Metode Hazard And Operability Study (Hazop)” Diambil pada Tanggal 8 November 2020. Dari
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/view/621
ii
FF, Fuad. “Statistik Kecelakaan Kerja (Work Accident Statistics)” Diakses pada Tanggal 8 November
2020. Dari https://jurnal-k3lh.web.id/2015/01/09/statistik-kecelakaan-kerja-work-accident-statistics/
P.K, Suma’mur. 1987. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta: CV. Haji
Masagung
Elgstrand, Kaj dan Nils F Peterson. 2009. OSH for Development. Stockholm: Royal Institute of
Technology
ii