Anda di halaman 1dari 22

Dr.

Febi Kolibu
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIK):
Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami serta dapat menjelaskan aspek
kesehatan kerja dengan implikasi pada bidang
kesehatan lainnya
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK):
1. Menjelaskan pengertian kesehatan kerja
2. Menjelaskan aspek hukum tentang kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam
ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja,
masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik,
atau mental, maupun sosial, dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta
penyakit-penyakitumum.
Hukum kesehatan kerja adalah semua
ketentuan hukum yang berhubungan
dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan
kerja dan penerapannya serta hak dan
kewajiban baik dari perorangan maupun
segenap lapisan masyarakat
Sasaran kesehatan kerja:
1. Mencegah terjadinya kecelakaan
2. Mencegah timbulnya penyakit akibat
pekerjaan
3. Mencegah atau mengurangi kematian
4. Mencegah atau mengurangi cacat tetap
5. Mengamankan material, konstruksi,
pemakaian, pemeliharaanba-ngunan-
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin,
pesawat-pesawat, instalasi-instalasi dan
sebagainya.
6. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras
tenaga kerja dan menjamin kehidupan
produktifnya
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-
alat dan sumber-sumber produksi lainnya pada
saat bekerja dan sebagainya.
8. Menjamin tenaga kerja yang sehat, bersih,
nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan
kegembiraan dan semangat kerja
9. Memperlancar, meningkatkan, dan
mengamankan produksi, industri serta
pembangunan.
Aspek hukum kesehatan kerja
Undang-undang kerja (1948-1951)
walaupun tidak untuk seluruh
pasalpasalnya,
dengan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun
1951 mengatur tentang jam
kerja, cuti tahunan, cuti hamil, cuti haid
bagi pekerja-pekerja wanita, peraturan
tentang kerja bagi anak-anak, orang muda,
wanita, persyaratan tempat kerja dan lain-
lain
Undang-undang kecelakaan (diumumkan tahun
1947 disahkan tahun 1951)
Undang-undang kompensasi pekerja (workmen
compensation law) Perusahaan yang diwajibkan
memberi tunjangan, majikan berkewajiban
membayar ganti rugi kepada buruh yang
mendapat kecelakaan berhubungan dengan
hubungan kerja pada perusahaan itu. Penyakit
yang timbul karena hubungan kerja dipandang
sebagai kecelakaan. Jikalau buruh meninggal
dunia akibat kecelakaan yang demikian itu, maka
kewajiban membayar kerugian itu berlaku
terhadap keluarga yang ditinggalkannya.
Dan seterusnya.
Undang-undang keselamatan kerja tahun
1970
Undang-undang ini berisi Ketentuan-
ketentuan umum tentang keselamatan kerja
yang sesuai dengan perkembangan
masyarakat, industrialisasi, teknik dan
teknologi dalam rangka pembinaan norma-
norma keselamatan kerja.
Hak dan kewajiban tenaga kerja, yaitu:
1. memberikan keterangan yang benar bila
diminta oleh pegawai pengawas dan atau
ahli keselamatan kerja.
2. Memakai alat-alat perlindungan dirinya
yang diwajibkan.
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-
syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan.
4. Meminta kepada Pengurus agar
dilaksanakan semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja pada
pekerjaan dimana syarat-syarat keselamatan
dan kesehatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan
diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggungjawabkan.
Undang-undang Kesehatan no 23 tahun 1992
Pasal 23
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
2.Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan- penyakit akibat kerja, dan
syarat kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan
kesehatan kerja
4.Ketentuan megenai kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 84
Barang siapa yang menyelenggarakan
tempat kerja yang tidak memenuhi
ketentuan dipidana dengan pidana
kurungan paling lama satu tahun dan atau
pidana denda paling banyak lima belas
juta”.
TEMPAT KERJA
Yang dimaksud dengan tempat kerja disini
adalah tempat kerja yang terbuka atau
tertutup, bergerak atau tidak bergerak yang
dipergunakan untuk memproduksi barang
atau jasa oleh satu atau beberapa orang
pekerja
Undang-undang kesehatan no 36 tahun
2009
Pasal 164
1. Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan
2. Upaya kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 meliputi pekerja
disektor formal maupun informal
3. Upaya kerja sebagaimaa dimaksud pada
ayat 1 berlaku bagi setiap orang selain
pekerja yang berada dilingkungan tempat
kerja
4. Upaya kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 dan 2 berlaku juga
bagi kesehatan pada lingkungan tentara
nasional Indonesia baik darat, laut maupun
udara serta kepolisian republik Indoneia.
5. Pemerintah menetapkan standar kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan
2.
6. Pengelola tempat kerja wajib menaati
standar kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat 5 dan menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta
bertanggungjawab atas terjadinya
kecelakaan kerja
7. Pengelola tempat kerja wajib bertanggung
jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi
dilingkungan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 165
1. Pengelola tempat kerja wajib melakukan
segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
kerja
2. Pekerja wajib menciptakan dan menjaga
kesehatan tempat kerja yang sehat dan
menaati peraturan yang berlaku ditempat
kerja.
3. Dalam penyeleksian pemilihan calon
pegawai pada perusahaan/instansi, hasil
pemeriksaan kesehatan secara fisik dan
mental digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan
keputusan
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1, ayat 2 dan ayat 3 dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 166
1. Majikan atau pengusaha wajib menjamin
kesehatan pekerja melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan serta wajib menanggung seluruh
biaya pemeliharaan kesehatan pekerja
2. Majikan atau pengusaha menanggung
biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja
yang diderita oleh pekerja sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
3. Pemerintah memberikan dorongan dan
bantuan untuk perlindungan pekerja
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat
2.
Sumber:
1. M.Jusuf Hanafiah & Amri Amir, etika
kedokteran & hukumkesehatan, 1999
2. Undang-undang kesehatan no 23 tahun
1992
3. Undang-undang kesehatan no 36 tahun
2009

Anda mungkin juga menyukai