Lingkungan Kerja
Secara umum, lingkungan kerja adalah kehidupan fisik, sosial, dan psikologi dalam
perusahaan yang memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Beberapa ahli
mendeskripsikan lingkungan kerja sebagai segala hal yang ada di sekitar karyawan dan
yang memengaruhi mereka dalam bekerja dan menjalankan tugas. Ada juga ahli yang
berpendapat bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat dan perkakas yang dihadapi
oleh karyawan, termasuk lingkungan, metode kerja, dan pengaturan kerja sebagai seorang
individu atau kelompok.
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan di sekitar tempat kerja yang berbentuk
fisik. Faktor fisik tersebut meliputi setiap hal dari mulai fasilitas parkir di luar gedung
perusahaan, lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan di sekitar tempat kerja yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan
dengan sesama karyawan ataupun hubungan dengan staf di bawahnya.
Lingkungan kerja non fisik ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Perusahaan
hendaknya dapat mencerminkan kondisi lingkungan kerja yang mendukung kerja
sama antar tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang
sama. Kondisi lingkungan kerja yang diharapkan adalah suasana kekeluargaan,
komunikasi yang baik, memberikan jaminan rasa aman, sehat, dan sejahtera, bebas
kecelakaan kerja dan penyakit.
1) Penerangan
Baik buruknya penerangan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan kenyamanan
karyawan dalam bekerja. Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan akan membantu
menciptakan semangat dan kegairahan kerja. Penerangan disini bukan terbatas pada
penerangan listrik, tetapi termasuk juga penerangan dari sinar matahari.
2) Warna
Warna dan komposisi warna yang digunakan akan memengaruhi keadaan jiwa karyawan.
Komposisi warna yang kurang tepat dapat menggangu pemandangan sehingga akan
menimbulkan rasa tidak senang atau kurang mengenakkan bagi yang memandang.
Sedangkan penggunaan warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat lainnya dapat
Kesehatan di Lingkungan Kerja _ X akl 1,2 & 3 4|
Page
mempengaruhi semangat dan kegairahan kerja karyawan dan ketenangan bekerja para
karyawan akan terpelihara.
3) Temperatur
Temperatur yang nyaman akan membuat karyawan bekerja dengan nyaman dan mampu
menghasilkan output sesuai dengan yang diharapankan.
4) Sirkulasi Udara
Sirkulasi atau pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan pikiran. Pertukaran
udara yang cukup dalam ruang kerja sangat diperlukan apabila ruang tersebut penuh
dengan karyawan. Sistem sirkulasi udara yang baik akan menyegarkan fisik dan psikis
karyawan, sebaliknya sirkulasi udara yang buruk akan menimbulkan rasa pengap, sehingga
mudah menimbulkan kelelahan dan emosi bagi karyawan.
Selain ventilasi untuk sistem sirkulasi udara, tinggi atau rendahnya bangunan gedung turut
mempengaruhi baik buruknya proses pertukaran udara. Gedung dengan atap yang tinggi
akan menimbulkan proses pertukaran udara yang lebih baik dibandingkan dengan gedung
yang memiliki atap rendah.
6) Tata ruang
Tata ruang atau penataan ruangan yang ada di dalam ruang kerja akan memengaruhi
kenyamanan karyawan dalam bekerja.
8) Kebisingan
Kebisingan dapat menggangu konsentrasi karyawan dalam bekerja. Jika karyawan sedang
fokus mengerjakan tugasnya tentu tidak senang mendengarkan suara yang bising. Dengan
terganggunya konsentrasi ini akibat dari kebisingan yang terjadi maka pekerjaan yang
dilakukan akan banyak menimbulkan kesalahan/kekeliuran dan kerusakan, sehingga
berpotensi merugikan perusahaan. Perusahaan hendaknya dapat meminimalisir atau
menghilangkan suara bising yang muncul di sekitar kantor.
10) Bau-bauan
Bau-bauan yang terlalu menyengan akan mengganggu kenyamanan karyawan sehingga
11) Dekorasi
Dekorasi juga akan mempengaruhi kinerja dari karyawan. Dekorasi yang bagus dan nyaman
akan membuat karyawan nyaman dalam bekerja sehingga menghasilkan output yang tinggi
begitu juga sebaliknya.
12) Musik
Musik akan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan kerja dan kejiwaan seseorang. Bagi
karyawan yang nyaman dengan adanya musik maka hal ini akan membantu dalam
penyelesaian pekerjaannya, akan tetapi bagi karyawan yang tidak nyaman dengan adanya
musik hal ini hanya akan membuat karyawan tersebut tidak dapat berkonsentrasi dalam
bekerja. Sehingga perusahaan harus mempertimbangkan betul-betul jika ingin
menggunakan musik ketika jam bekerja berlangsung.
13) Keamanan
Rasa aman yang dirasakan oleh karyawan akan membuat karyawan nyaman dan semangat
dalam bekerja. Karyawan tersebut akan berkonsentrasi dan tidak dibebani dengan pikiran
mengenai keamanan saat bekerja, sehingga akan menghasilkan output yang tinggi.
Dengan menerapkan K3, maka perusahaan dan karwayan yang bekerja akan sama-sama
merasa terjamin. Karyawan akan terjamin kesehatan dan keselamatan pada saat bekerja.
Perusahaan akan terjamin dengan kinerja dari karyawannya.
Pelatihan K3 adalah
pelatihan yang diselenggarakan untuk membekali, meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan pekerja mengenai K3, biasanya tentang prosedur
pelaksanaan pekerjaan dan pengetahuan tentang bahaya-bahaya yang ada di sekitar
mereka dan pencegahannya.
Secara umum, tujuan pelatihan k3 adalah untuk meningkatkan efektivitas performa kerja
para karyawan atau pekerja di suatu perusahaan atau badan usaha. Dengan adanya
bimbingan dan edukasi yang intensif tentang pengetahuan dasar dan praktek, calon ahli K3
dalam pelatihan K3 ini diharapkan mampu:
* Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekerja
* Membantu pekerja melaksanakan pekerjaannya dengan aman, tanpa
menimbulkan risiko bagi kesehatannya
Menurut Soehatman Ramli (2010), pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Induksi K3
Induksi K3 yaitu pelatihan yang diberikan sebelum seseorang mulai bekerja atau
memasuki tempat kerja. Pelatihan ini ditujukan untuk pekerja baru, pindahan,
mutasi, kontraktor dan tamu yang berada di tempat kerja.
2. Pelatihan Khusus K3
Pelatihan ini berkaitan dengan tugas dan pekerjaan masing-masing pekerja.
Misalnya pekerja di lingkungan pabrik kimia harus diberi pelatihan mengenai bahan-
bahan kimia dan pengendaliannya.
3. Pelatihan K3 Umum
Pelatihan K3 umum merupakan program pelatihan yang bersifat umum dan diberikan
kepada semua pekerja mulai level terbawah sampai manejemen puncak. Pelatihan
ini umumnya bersifat awareness yaitu untuk menanamkan budaya atau kultur K3 di
kalangan pekerja. Misalnya pelatihan mengenai dasar K3 dan petunjuk keselamatan
seperti keadaan darurat dan pemadam kebakaran.
1. Tahap Persiapan
Perusahaan menyediakan kartu pemeriksaan ( terlampir )
Perusahaan menunjuk seseorang atau beberapa orang untuk mengisi data – data
tenaga kerja yang akan diuji dan jenis pengujian kesehatan badan yang
diperlukan. Kartu yang telah diisi diserahkan kepada dokter pemeriksa yang
ditunjuk. Dokter pemeriksa menentukan waktu pelaksanaan pengujian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakuakn oleh dokter pemeriksa dan pemeriksaan dilakukan seperti lazimnya yang
dilakukan oleh setiap dokter untuk memeriksa kesehatan badan seseorang. Pemeriksaan ini
meliputi :
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan mental
c. Pemeriksaan fisik
d. Pemeriksaan kesegaran jasmani
e. Pemeriksaan radiologi
f. Pemriksaan laboratorium
g. Pemriksaan – pemeriksaan tambahan
Pada anamesa ini hendaknya dokter pemeriksa menegaskan agar supaya pertanyaan –
pertanyaan dijawab dengan teliti dan seluas-luasnya. Yang perlu ditanyakan adalah :
Riwayat-riwayat penyakkit umum, seperti TBC, DM, Jantung, syaraf, hipertensi /
hipotensi, penyakit ginjal, kulit, dll
Riwayat perawatan di rumah sakit, mengapa ia dirawat, belum atau pernah
dirawat, berapa lama waktu perawatan dan jenis penyakit yang dideritanya.
Riwayat kecelakaan, apakah pernah mendapat kecelakaan, sebab – sebabnya,
adakah hubungan antara kecelakaan dengan pekerjaannya, bagian anggota
Pemeriksaan Mental
Pemeriksaan mental dapat dilakukan dengan baik sewaktu sedang melakukan anamnesa
atau pemeriksaan fisik dengan cara mengemukakan pertanyaan – pertanyaan umum dan
spesifik tentang hal – hal berikut :
Tujuan saat melamar pekerjaan
Tujuan terakhir apabila diterima dalam jabatan tertentu
Rasa puas dengan berbagai situasi mengenai dirinya dan lingkungan
pekerjaannya
motivasi bekerja terus dengan jabatan yang didudukinya sekaranginteligensia, dll
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik ini dilakukan di tempat yang penerangannya cukup dan dalam suasana
tenang serta tidak tergesa – gesa. Adapun pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
Pengukuran berat badan (harus dalam keadaan berpakaian minimal)
Pengukuran tinggi badan (harus tanpa alas kaki)
pengukuran lingkar dada
Pengukuran nadi & frekuensi pernafasan ( dalam keadaan berbaring & tenang,
jika denyut nadi teratur cukup diukur selama 30 detik dan hasilnya dikalikan dua,
jika tidak teratur dihitung selama 60 detik atau 1 menit )
Pengukuran tekanan darah (posisi berbaring, tenang)
Pemeriksaan indera penglihatan/mata
Pemeriksaan indera pendengaran/telingapemeriksaan indera pencium/hidung
Pemeriksaan indera perabaan
Pemeriksaan indera perasa
Pemeriksaan Radiologi
Terutama untuk memeriksa keadaan paru – paru dan jantung
Pemeriksaan Labolatorium
Yaitu pemeriksaan darah, urine, dan feces ( tinja ).
Pemeriksaan laboratorium rutin darah : kadar Hb, hitung leukosit, hitung jenis dan
laju endapan darah ( LED )
Pemeriksaan laboratorium rutin urine : warna, kejernihan, reduksi, protein dan
sedimen