Hygienis Perusahaan
“Penciptaan Lingkungan Kerja, Permenaker Tentang Kewajiban Hygienis Perusahaan”
Pengertian Hygienis
Hygienis adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi lingkungan
terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh
lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga
terjamin pemeliharaan kesehatan. Misalnya, minum air yang direbus, mencuci tangan
sebelum memegang makanan, dan pengawasan kesegaran ataupun mutu daging (Azwar,
1990).
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subyeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan
tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, serta membuang bagian makanan
yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan (Depkes RI, 2004).
Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang
dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan
kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya
dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta bila perlu
pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya
akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan setinggi-tingginya.
Jenis sifat-sifat Higiene Perusahaan :
1. Sasaran adalah lingkungan kerja
2. Bersifat tehknik
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/masyarakat memperoleh derajat kesehatan setingg-
tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.
Kesehatan lingkungan kerja yang sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene
Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan Kesehatan Kerja
adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu Kegiatannya bertujuan
agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan kerja, masyarakat
sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi
perusahaan, diantaranya melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan
perbaikan yang mungkin dapat dilakukan. Sehingga dibutuhkan pemahaman mengenai
hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.
Kapan mulainya perkembangan Higiene Industri atau Perusahaan secara tepat tidak
pernah diketahui dengan pasti, namun ada perkiraan bahwa Higiene Industri atau Perusahaan
mulai timbul sejak kesehatan Kerja ada yaitu sejak adanya hubungan antara pekerjaan dengan
penggajian.
Selanjutnnya pada abab ke-16 mulai ada petunjuk yang lebih jelas tentang gambaran
penyakit-penyakit yang diderita oleh para tenaga kerja tambang dimana kebanyakan penyakit
yang diderita para tenaga kerja adalah penyakit saluran pernapasan yang penyebabnya diduga
sebagai akibat terjadinya pemajanan terhadap debu dan batu-batuan yang ditambang.
Pada abad ke-17, Berdadinne Ramzz yang oleh beberapa penulis dianggap sebagai
Bapak Hiperkess (Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja ) telah memperjelas persoalan
bahwa pekerjaan dapat menimbulkan penyakit yang disebut sebagai penyakit akibat kerja
dan juga tentang cara-cara menegakkan diagnose penyakit akibat kerja.
Pada pertengahan abad 18, dengan terjadinya revolusi di inggris, dimana pada saat itu
mulai di temukan cara-cara berproduksi baru,yaitu ditemukan mesin – mesin baru untuk
industry tekstil.
Di Indonesia,
Seperti halnya dengan perkembangan hygiene industry di Negara-negra maju,
perkembangan hygiene industry di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya.
Kemajuan-kemajuan yang terjadi di eropa sangat dirasakan sejak timbulnya revolusi industry,
namun perkembangan hygiene industry di Indonesia yang sesungguhnya baru dirasakan
(terjadi) beberapa tahun setelah kita merdeka yaitu pada saat munculnya undang-undang
kerja dan undang-undang kecelakaan. Pokok-pokok tentang hygiene industry dan kesehatan
kerja telah dimuat dalam undang-undang tersebut, meskipun tidak atau belum diberlakukan
saat itu juga. Hygiene perushaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari
pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk mencegah
timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan. Selain itu, hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja juga merupakan bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan
kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang
menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan.
Menurut Thomas J. smith “higiene industry is the Hygiene industri atau perusahaan
dianggap sebagai ilmu dan seni yang mampu mengantisipasi, mengenal, mengevaluasi dan
mengendalikan bahaya faktor-faktor yang timbul di dalam lingkungan kerja yang dapat
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan
dan ketidakefisienan kepada masyarakat yang berada di lingkungan kerja tersebut maupun
kepada masyarakat yang berada diluar industri”.
Jadi, hygiene industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan tenaga kerja dan
sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga kerja menjadi sumber daya manusia yang
disiplin, dedikatif, penuh tanggung jawab dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.
Hakikat Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja adalah dua hal :
1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negri, atau pekerja-pekerja bebas,
dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya
efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi. Oleh karena
hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud dan tujuan pembangunan didalam
suatu negara maka Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja selalu harus diikut
sertakan dalam pembangunan tersebut.
Tujuan utama tersebut diatas dapat terperinci lebih lanjut sebagai berikut :
Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat
kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan
mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia, pemberantasan kelelahan
kerja dan penglipatan gandaan kegairahan serta kenikmatan kerja, pelindungan bagi
masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pengotoran oleh
bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan, dan perlindungan masyarakat luas dari
bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk industri.
Tujuan utama dari Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan demikian mungkin dicapai, oleh karena
terdapatnya korelasi diantara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau
perusahaan, yang didasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
1) Untuk efisiensi kerja yang optimal dan sebaik-baiknya. Pekerjaan harus dilakukan
dengan cara dan dalam lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Lingkungan dengan cara yang dimaksud meliputi diantaranya : tekanan panas,
penerangan ditempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, perserasian
manusia dan mesin, pengekonomisan upaya. Cara dan lingkungan tersebut perlu
disesuaikan pula dengan tingkat kesehatan dan keadaan gizi tenaga kerja yang
bersangkutan.
2) Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang
meningkat jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh
bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan adalah sangat mahal
dibandingkan dengan biaya untuk pencegahannya. Biaya-biaya kuratif yang
mahal seperti itu meliputi : pengobatan, peralatan rumah sakit, rehabilitasi,
absenteisme, kerusakan mesin, peralatan dan bahan oleh karna kecelakaan,
terganggunya pekerjaan, dan cacat yang menetap.
TENTANG
KEWAJIBAN LATIHAN HYGIENE PERUSAHAAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BAGI TENAGA PARA MEDIS PERUSAHAAN.
Menimbang :
1. Bahwa pelaksanaan perlindungan dan perawatan tenaga kerja terhadap kesehatan dan
keselamatan ditempat kerja perlu dijamin penyelenggaraannya sehingga betul-betul
dapat dinikmati oleh para tenaga kerja. 2.
2. Bahwa tenaga kerja Para Medis hygiene perusahaan-perusahaan dan keselamatan
kerja harus dapat melaksanakan usaha penyelenggaraan hygiene perusahaan,
kesehatan dan keselamatan kerja diperusahaan atau tempat kerja masing-masing;
3. Bahwa untuk dapat melaksanakan tugas-tugas penyelenggaraan tersebut tenaga Para
Medis hygiene perusahaan dan keselamatan kerja harus mendapatkan latihan dalam
bidang hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja;
4. Bahwa untuk melaksanakan usaha-usaha tersebut pada angka 3, maka perlu
dikeluarkan peraturan tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja bagi tenaga Para Medis Perusahaan.
Mengingat :
Pasal 1
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga Para Medis diwajibkan untuk mengirimkan
setiap tenaga tersebut untuk mendapatkan latihan dalam bidang Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Pasal 2
Yang dimaksud tenaga Para Medis ialah tenaga Para Medis yang ditunjuk atau ditugaskan
untuk melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselarnatan Kerja diperusahaan atas petunjuk dan bimbingan dokter
perusahaan.
Pasal 3
Pusat dan Balai Bina Hygiene Perusahaan dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ditunjuk
untuk menyelenggarakan latihan dalam lapangan hygiene perusahaan kesehatan dan
keselamatan kerja dalam pasal 1 serta melaporkan tugas-tugas tersebut kepada Direktur
Jenderal Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja.
Pasal 4
(1) Setiap tenaga Para Medis yang telah dapat menyelenggarakan latihan akan mendapatkan
sertifikat. (2) Dengan sertifikat tersebut tenaga kerja medis yang bersangkutan telah
memenuhi syarat-syarat untuk menyelenggarakan pelayanan hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja sesuai dengan fungsinya.
Pasal 5
Segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan Latihan Hygiene Perusahaan,
Kesehatan Kerja tersebut akan ditentukan oleh Kepala Pusat Bina Hygiene Perusahaan,
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Pasal 6
Perusahaan-perusahaan yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut pada pasal 1
dari peraturan ini diancam dengan hukuman sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat (2)
Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Pasal 7
Pegawai Pengawas Kesehatan Kerja akan melakukan pengawasan terhadap ditaatinya
ketentuan sebagaimana tersebut pada pasal 1.
Pasal 8
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.