PENDAHULUAN
tempat atau lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi atau terbebas dari kejadian kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
suatu perusahaan atau tempat kerja.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang telah
mengamanatkan antara lain bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan
kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu :
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
kerja
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
kepada pekerjaan atau jabatannya. Selanjutnya dinyatakan bahwa fokus utama kesehatan
kerja , yaitu:
1) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan kapasitas kerja
2) Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan yang mendukung keselamatan dan
kesehatan
3) Pengembangan organisasi kerja dan budaya kerja kearah yang mendukung kesehatan
dan keselamatan di tempat kerja juga meningkatkan suasana sosial yang positif dan
operasi yang lancar serta meningkatkan produktivitas perusahaan.
Dalam Permenaker No.3 tahun 1982 disebutkan tugas pokok kesehatan kerja antara lain:
1. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
2. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
3. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi
4. Pembinaan danpengawasan perlengkapan kesehatan kerja
5. Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja , pemilihan
alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat
kerja
6. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus
7. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dan fungsi terkait terhadap
permasalahan yang berhubungan dengan aspek kesehatan kerja
baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang
prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja terlalu berat atau
kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seseorang pekerja menderita
gangguan atau penyakit akibat kerja.
Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan lingkungan tempat kerja pada saat bekerja,
misalnya panas,debu,zat kimia dan lain-lain, dapat merupakan bebam tambahan trhadap
pekerja. Beban beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri atau bersama sama menjadi
gangguan atau penyakit akibat kerja.
Perhatian yang baik pada kesehatan kerja dan perlindungan risiko bahaya di tempat kerja
menjadikan pekerja dapat lebih nyaman dalam bekerja. Dalam Undang-undang No. 36
tahun 2009 dinyatakan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga
kerja
2.3 Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Yang
dimaksud
dengan
pelayanan
kesehatan
menurut
Permenakertrans
No
Per/03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan tenaga kerja adalah usaha kesehatan yang
dilaksanakan dengan tujuan:
1.
Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun
mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja
2.
Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja
3.
Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik tenaga
kerja
4.
Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit
kesehatan
kerja
ini
dapat:
diselenggarakan
sendiri
oleh
pengurus,
diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayanan
kesehatan lain, dan atau pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama
menyelenggarakan suatu pelayanan kesehatan kerja. Pelayanan kesehatan kerja ini bertugas
dalam:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
g.
h.
Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas pertolongan
pertama pada kecelakaan
i.
j.
k.
l.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja ini dipimpin dan dijalankan oleh seorang
dokter yang disetujui oleh Direktur. Dokter yang menjalankan pelayanan kesehatan ini
diberikan kebebasan profesional oleh pengurus. Selain itu mereka juga bebas memasuki
tempat-tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksaan dan mendapatkan
keterangan-keterangan yang diperlukan dan jika diperlukan, keterangan-keterangan tersebut
wajib diberikan kepada pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja (Per
03/Men/1982).
tenaga kerja maka pengurus wajib mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki kelainankelainan tersebut dan sebab-sebabnya untuk menjamin terselenggaranya keselamatan dan
kesehatan kerja. Untuk menunjang agar pemeriksaan kesehatan berkala ini mencapai
sasaran yang luas, maka pengurus dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan diluar
perusahaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
Pemeriksaan kesehatan ini dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.
Akan tetapi, pemeriksaan kesehatan khusus ini dapat dilakukan pula terhadap:
a.
Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan lebih dari 2 (dua minggu)
b.
Tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita
dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
c.
Pemeriksaan kesehatan khusus dapat juga diadakan bila terdapat keluhan-keluhan diantara
tenaga kerja, atau atas pengamat pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja, atau
atas penilaian Pusat Bina Hyperkes dan keselamatan dan balai-balainya atau atas pendapat
umum di masyarakat. Dokter yang melakukan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan ini
adalah dokter yang ditunjuk oleh pengusaha dan telah memenuhi syarat sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi Nomor Per 10/Men/1976 dan
syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh Direktur Jenderal pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja (Per 02/Men/1980).
2.5 Penyakit Akibat Kerja
Menurut Per 01/Men/1981 yang dimaksud Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat
ditemukan atau didiagnosis sewaktu dilaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja. Diagnosis
penyakit akibat kerja ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
kondisi pekerja serta lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat
antara penyakit dan pekerjaannya.setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh
dokter pemeriksa maka dokter wajib membuat laporan medik yang bersifat rahasia (Kep
333/Men/1989).
Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang berada
dibawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segara melakukan tindakan-tindakan
preventif. Dalam hal ini pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya (Per 01/Men/1981)
Kepmenkes No. 920 tahun 1986 tentang upaya pelayanan swasta di bidang medik.
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif dan
Pelayanan Rujukan
1.
Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat & aman,
Higiene Kantin.
Advokasi
2.
Imunisasi
3.
Melakukan rujukan
Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi
simtomatis
4.
Rehabilitasi medik
5.
RUJUKAN MEDIK > pengobatan & rehabilitasi > Pos UKK > Puskesmas
> BKKM > RSU/RS.Khusus
RUJUKAN KESEHATAN :
1. Sampel Lingkungan > Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai Kesehatan
dan Keselamatan Kerja
2. Sampel Laboratorium > Balai Latihan Kerja
3. Kasus Pencemaran > Kabupaten/Ko
5. Faktor mental-psikologis seperti : suasana kerja dan hubungan kerja antara pekerja dan
juga antar pengusaha.
Faktor-faktor tersebut dalam jumlah yang cukup dapat mengganggu daya kerja seorang
tenaga kerja, sebagai contohnya adalah :
1. Penerangan yang kurang menyebabkan kelelahan mata;
2. Kegaduhan mengganggu daya mengingat, konsentrasi pikiran;
3. Gas-gas debu diserap tubuh lewat pernafasan;
Sifat badan yang salah mengurangi hasil kerja dan timbul kelelahan.
Sebaliknya apabila faktor-faktor tersebut dicari kemanfaatannya dapat diciptakan suasana
kerja yang lebih serasi misalnya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3) Kapasitas Kerja
Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu orang dengan orang lainnya dan
sangat tergantung kepada keterampilan, keserasian, keadaan gizi, usia, dan ukuran tubuh.
Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki seseorang, maka semakin efisien badan
dan jiwa bekerja, sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit. Kesegaran jasmani dan
rohani adalah penunjang penting dalam produktifitas seseorang dalam bekerja. Tingkat gizi
seseorang, terutama bagi pekerja kasar dan berat adalah faktor penentu derajat produktifitas
kerjanya.
Mencegah Gangguan Pada Kesehatan dan Daya Kerja Berikut ini adalah beberapa cara
mencegah atau tindakan pencegahan terhadap gangguan-gangguan pada kesehatan dan
daya kerja, antara lain:
1. Substitution, yaitu mengganti bahan yang lebih berbahaya dengan yang kurang
berbahaya;
Suara
Suhu
Cahaya
Radiasi ro / ra, infrared, ult. Violet
Tekanan tinggi
Getaran
Bahan kimia
Debu, uap, gas, larutan
biologics
fisiologis
mental-psikologis
tuli, ggn komunikasi
heat stroke, heat cramps,
hyperpyrexia
frostbite
ggn penglihatan, silau, kecelakaan
kelainan kulit, kelainan ssn darah
katarak pada lensa mata
conjunctivitis photoelectrica
caisson disease
kelelahan, ggn. gerak, penglihatan
pneumoconiosis, dermatosis
keracunan, dermatitis, metal fume
fever
5) Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor didalam tempat kerja yg bersifat fisika diantaranya adalah :
iklim kerja
kebisingan
pencahayaan
Getaran
gelombang mikro, dll
6) Faktor Kimia
Debu
: menyebabkan pneumoconiosis,silicosis
uap menyebabkan
gas menyebabkan
larutan menyebabkan
: keracunan
7) Ergonomi
Mempermasalahkan hal-ihkwal manusia kerja dengan tujuan membina keserasian antara
kesanggupan tenaga kerja dengan sarana kerjanya, tata kerja dan lingkungannya sehingga
diperoleh efisiensi dan produktivitas kerja tinggi dan akhirnya meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan pekerja.sikap tubuh dlm kerja :
semua sikap tubuh yang tak alami hindari. bila tak mungkin usahakan beban statik
diperkecil
tempat duduk harus menjamin relaksasi otot-otot, tidak ada penekanan pada paha shg
terjaga sirkulasi darah dan sensibilitas pada paha.
8) Gizi Kerja
Gizi kerja adalah nutrisi (zat makanan) yg diperlukan pekerja unt memenuhi kebutuhan
sesuai dg jenis pekerjaan, sehingga kesehatan dan daya kerja menjadi setinggi-tingginya.
Gizi pada umumnya mempelajari bagaiman amemberikan makanan sebaik-baiknya
sehingga kesehatan tubuh optimal
dipertimbangkan dlm menyusun menu :
pola makan
kepercayaan / agama
keuangan
daya cerna
praktis
volume
variatif
ekonomi
pengetahuan ttg. Gizi
prasangka buruk thd. bahan makanan
faddisme: kesukaan berlebihan thd. jenis makanan tertentu
Lingkungan kerja :
tekanan panas: air 1,9 - 2,8 l, garam 0,1- 0,2 %
pengaruh kronis bahan kimia: vit c mengurangi pengaruh racun
logam berat, larutan organik, fenol, sianida dll
parasit & mikro organism
psikologis
kesejahteraan tinggi, tanpa perhatian gizi & olah raga
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pelayanan kesehatan bertugas dalam :
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan
khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitair
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan tenaga kerja
f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
g. Pertolongan pertama pada kecelakaan
h. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk petugas pertolongan
pertama pada kecelakaan
i.
j.