Anda di halaman 1dari 34

AK3 ?

Apa tugas baru yang akan saudara


emban ?
Lingkungan kerja yg seperti apa yang
akan di hadapi ?
Siapa yang akan menjadi mitra kerja baru
saudara ?
IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Disampaikan oleh;
RICE ROZALIA, SSTP, M.Si

2
Pengertian
KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari


badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi
tanpa membahayakan diri sendiri, teman sekerja,
keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

Ilmu terapan tentang kesehatan yang menyangkut


tenaga kerja dan lingkungan kerja serta faktor-faktor
yang berkaitan.
Tujuan Kesehatan Kerja :
Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO
Committee tahun 1995 :
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan sosial dari pekerja
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan
oleh kondisi kerja
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor
yang mengganggu kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik
dan psikologisnya
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia kepada pekerjaannya.
4
Fokus utama kesehatan kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja
dan kapasitas kerjanya;
2. Peningkatan lingkungan dan kondisi kerja untuk
menciptakan situasi keselamatan dan kesehatan
kerja yang kondusif; dan
3. Pengembangan organisasi dan budaya kerja yang
mendukung :
a) keselamatan dan kesehatan kerja,
b) peningkatan situasi sosial yang positif,
c) kelancaran proses kerja dan
d) peningkatan produktivitas.
Latar Belakang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
 Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan dan produktivitas tenaga kerja meliputi :
A. Beban Kerja
B. Lingkungan Kerja
C. Kapasitas Kerja
 Untuk mengantisipasi faktor-faktor tersebut agar
tenaga kerja tetap sehat dan produktif perlu dilakukan
program/upaya2 kesehatan kerja melalui:
1)Optimalisasi beban kerja.
2)Pengendalian lingkungan kerja
3)Peningkatan kapasitas kerja
 Program/Upaya kesehatan kerja yg efektif
dilaksanakan melalui penyelenggaraan Ply Kesehatan
Kerja
6
Berbagai Kondisi di Tempat Kerja memiliki berbagai faktor bahaya

7
Berbagai Kondisi di Tempat Kerja memiliki berbagai faktor bahaya
Karakteristik masalah kesehatan
tenaga kerja
 Pekerja adalah masyarakat yg memiliki double
risiko 1. Risiko umum & 2. Risiko di tpt kerja
 Setiap pekerja berhadapan dg risiko bahaya di tempat
kerja  berisiko penyakit/ganguan kesehatan
berupa :
◦ Penyakit akibat kerja/PAK (occupational diseases)
◦ Penyakit umum yang dicetuskan, dipermudah atau
diperberat oleh bahaya di tempat kerja atau Penyakit
terkait kerja (work related disease)
 Pengobatan pada pekerja yang sakit harus
menggunakan pendekatan kesehatan kerja
 Penempatan pekerja harus disesuaikan
dengan kondisi kesehatannya
Pelayanan Kesehatan Kerja
(Occupational Health Services)
 Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan salah satu
lembaga K3/unit kerja yang ada di perusahaan,
sebagai sarana perlindungan tenaga kerja terhadap
setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
 Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam
rangka pembinaan, pencegahan, diagnosa,
pengobatan, perawatan dan rehabilitasi terhadap
kasus kecelakaan kerja dan atau penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan  melalui upaya
kesehatan preventif, promotif, kuratif &
rehabilitatif di tpt kerja

10
Program Kesehatan Kerja dilakukan melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja/PKK (Occupational Health Services)

 PKK merupakan upaya kesehatan kerja yang


mencakup :
◦ pencegahan (preventif),
◦ peningkatan (promotif),
◦ pengobatan (kuratif) dan
◦ pemulihan (rehabilitatif)
dengan mempertimbangkan faktor2 bahaya
yang ada di tempat kerja yang berpengaruh
terhadap kesehatan tenaga kerja.

11
Upaya kesehatan kerja sec komprehensif :

1) Upaya Promotif : sosialisasi, pelatihan, KIE,


olah raga, gizi kerja, rekreasi prog P2-HIV AIDS,
TB dan P4GN di Tpt Kerja dll.
2) Upaya Preventif : Pemeriksaan kesehatan/MCU,
penyediaan air minum, pengaturan/penyesuaian
pekerjaan, perbaikan lingkungan kerja, APD,
ergonomi kerja, sanitair, Imunisasi dll
3) Upaya Kuratif : pengobatan, perawatan dan
tindakan medis lainnya
4) Upaya Rehabilitatif : fisioterapi, pemberian alat
bantu dengar, alat gerak palsu dll.
Landasan Hukum Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja

 UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja


 UU No. 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan
 Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja

Permenakertranskop No 01 tahun1976 tentang
Kewajiban latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
 Permenakertrans No 01 tahun 1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan dan K3 Bagi Tenaga
Para Medis
 Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Th 2008 ttg Juknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Kewajiban dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
(PKK)
Permenakertrans NO. 03 Tahun 1982

 Kewajiban Pengurus :
1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi
2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter
yang menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja.
 Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Kerja diberikan kebebasan untuk
memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan keterangan-
keterangan yang diperlukan.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK secara rutin
kpd Dinas Tenaga Kerja setempat dengan tembusan
kpd Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi up.
Direktur Pengawasan Norma K3.

14
Kewajiban dalam Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
Permenakertrans No. 03 Tahun 1982

 Kewajiban dokter dan paramedis perusahaan :


1. Memberikan keterangan2 tentang PKK kepada
Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja jika diperlukan
2. Memberikan bantuan kepada TK dalam
penyesuaian diri dengan pekerjaannya
3. Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
4. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja
5. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi TK yang sakit

15
Fungsi & Manfaat Pelayanan Kesehatan
Kerja
 Sebagai sarana perlindungan kesehatan tenaga
kerja melalui
 Menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (dg upaya promotif dan preventif)
 menangani/mengatasi kasus kecelakaan,
penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan
lainnya (melalui upaya kuratif dan rehabilitatif)
 Mencegah/mengurangi kehilangan jam kerja
 Meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
kerja.

16
 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat
dilakukan dalam bentuk salah satu dari 3 (tiga) pola
sebagai berikut :
1) Pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan sendiri
di dalam perusahaan (berupa klinik atau rumah sakit
perusahaan);
2) Pelayanan kesehatan kerja melalui ikatan kerja
sama dengan fasilitas kesehatan di luar
perusahaan/PROVIDER. Dibuat MOU antara perusahaan
dg unit pelayanan kesehatan di luar perusahaan
(misalnya rumah sakit, klinik, praktek dokter dll.).
Dalam hal ini upaya kesehatan preventif dan
promotifnya dilakukan melalui kunjungan dokter ke
perusahaan;
3) Pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan
secara bersama. Dalam hal ini beberapa perusahaan
(pada suatu kawasan industri) bersama-sama
menggunakan satu klinik di kawasan tersebut.

17
TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA

A. Dilaksanakan sendiri oleh perusahaan :


 Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih
 Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000 orang
tetapi memiliki tingkat risiko tinggi.
B. Bekerja sama dengan pihak luar (provider) :
 Jumlah tenaga kerja antara 500 sd 1000 orang
dengan tingkat risiko rendah
 Jumlah tenaga kerja < 500 orang
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan
No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan

1. Pelayanan kesehatan  Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga kerja


preventif dan promotif minimal 1 bulan sekali
 Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja
minimal 2 bulan sekali
2. Pelayanan kesehatan  Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
kuratif dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja
dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
 Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari
kerja
 Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat
dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya.
3. Pelayanan kesehatan  Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
rujukan lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan yang
tidak dapat ditangani di dalam perusahaan
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar
perusahaan (1)
No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan

Perusahaan dengan Kuratif, Rehabilitatif


A Preventif dan Promotif
tingkat risiko tinggi & Rujukan

1. Jumlah tenaga kerja pembinaan dan


200 s.d 500 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja diberikan selama jam
minimal setiap 2 bulan kerja
sekali

2. Jumlah tenaga kerja pembinaan dan


< 200 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja diberikan selama jam
minimal setiap 3 bulan kerja
sekali
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
melalui kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (2)

Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif &
B tingkat risiko Preventif dan Promotif
Rujukan
rendah
1. Jumlah tenaga kerja pembinaan dan pengawasan diberikan selama jam
> 500 s.d 1.000 orang kesehatan kerja dan kerja dan selama ada
lingkungan kerja minimal shift kerja dengan 500
setiap 2 bulan sekali orang tenaga kerja atau
lebih
2. Jumlah tenaga kerja pembinaan dan pengawasan
200 s/d 500 orang kesehatan kerja dan
diberikan minimal setiap
lingkungan kerja minimal
2 hari sekali
setiap 3 bulan sekali

3 Jumlah tenaga kerja pembinaan dan pengawasan


s.d 200 orang kesehatan kerja dan
diberikan minimal setiap
lingkungan kerja minimal
3 hari sekali
setiap 6 bulan sekali
 Prinsip2 Penting dalam Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja:
1) Dilakukan Secara Komprehensif dan berbasis risiko
lingkungan kerja :
a. Preventif
b. Promotif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif.
2) Prioritas pada upaya preventif dan promotif
3) Melaksanakan upaya kuratif sekurang-kurangnya berupa
pemberian P3K di tempat kerja dan pengobatan rawat jalan
tingkat pertama
4) Adanya tenaga pelaksana yaitu dokter (& paramedis) prsh
yg memiliki sertifikat kesehatan kerja/Hiperkes dan
penangungjawab yaitu Dokter Pemeriksa Kesehatan Kerja dg
Penunjukkan dari Kemenaker
5) Apabila penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah
Dokter yang bekerja di luar perusahaan, maka dokter ybs
wajib diminta oleh pengurus untuk mengunjungi perusahaan
secara rutin untuk melakukan kegiatan preventif dan promotif.
22
Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan pelayanan
kesehatan Kerja :
SARANA DASAR : SARANA PENUNJANG :
1. Perlengkapan umum: 1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Meja dan kursi 2. Alat evakuasi :
b. Tempat tidur pasien a. tandu,
c. Wastafel b. ambulance/kendaraan
d. Timbangan badan pengangkut korban dll.
e. Meteran/pengukur tinggi badan 3. Peralatan penunjang diagnosa :
f. Kartu status a. spirometer,
g. Register pasien berobat b. audiometer dll.
4. Peralatan pemantau/pengukur
2. Ruangan : lingkungan kerja :
a. Ruang tunggu a. sound level meter,
b. Ruang periksa b. lux meter,
c. Ruang/almari obat c. gas detector dll.
d. Kamar mandi dan WC
3. Peralatan medis :
a. Tensimeter dan stetoskop
b. Termometer
c. Sarung tangan
d. Alat bedah ringan (minor set)
e. Lampu senter
f. Obat-obatan
g. Sarana/Perlengkapan P3K
h. Tabung oksigen dan isinya
 Pelayanan kesehatan kerja di psh wajib mendapat
pengesahan dari Disnaker setempat.
 Pelayanan kesehatan kerja di perusahaan tidak selalu
disertai dengan praktek dokter, karena prioritas
kegiatannya berupa upaya preventif dan promotif.
 Dokter perusahaan yang menjalankan pelayanan
kesehatan kerja tidak harus memiliki Surat Ijin Praktek
(SIP) dari Dinas Kesehatan apabila tidak melaksanakan
praktek kedokteran di perusahaan tetapi wajib memiliki
Sertifikat Hiperkes/Kesehatan Kerja serta STR
 Penanggung jawab peny. PKK wajib memiliki Surat
Kepututusan Penunjukkan (SKP) sebagai Dokter
Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja dari Kemnaker.
24
Manajemen Kesehatan Kerja
 Program Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari program K3 pada umumnya.
 Dengan demikian penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja diintegrasikan dalam Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
 Pengesahan Pelayanan Kesehatan Kerja.
 Elemen-elemen audit SMK3 untuk penerapan norma
kesehatan kerja harus dipenuhi sebagaimana elemen-
elemen audit norma keselamatan dan kesehatan kerja
lainnya.
Contoh2 Implementasi Peny. PKK

Penyediaan air minum

 Mencegah dehidrasi
 Menjaga kondisi kesehatan
Indikator hidrasi pekerja dari Warna Urine
Penyediaan Wastafel dan sabun/hand soap

 Untuk cuci tangan dan muka


pada saat istirahat/mau
makan/selesai bekerja
 Mencegah keracunan makan
 Mencegah penularan penyakit
 Membersihkan kontaminasi
bahan kimia, debu, kotoran dll.
Penyediaan Kantin/ruang makan

 Menunjang kebutuhan gizi


seimbang
 Meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
 Menjaga produktivitas
 Memelihara kesehatan
Menerapkan ergonomi kerja

Hindari cara dan posisi menangangkat yang salah


Penyediaan Fasilitas Olah raga/Rekreasi

 Menjaga kebugaran
 Meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
 Mengurangi stress
 Memelihara kesehatan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja:
•Sebelum bekerja untuk menentukan pekerjaan yang sesuai
•Secara berkala minimal 1 tahun sekali untuk memantau
kondisi kesehatan pekerja
 Keterkaitan penyelenggaraan PKK di Era SJSN/BPJS:
1) BPJS Kesehatan (BPJS1)
 Memberikan pelayanan kuratif sebagaimana
pelayanan JPK Jamsostek sebelumnya melalui
layanan kesehatan yg ditunjuk/provider.
 Perusahaan yang memiliki klinik atau RS sendiri-
bisa sekaligus menjadi mitra BPJS1 (ditunjuk sbg
provider/Faskes tingkat 1)
2) BPJS Ketenagakerjaan
 membiayai kasus kecelakaan kerja & PAK
(pengobatan, perawatan, rehabilitasi dll pada Trauma
Center) termasuk memberikan kompensasi JKK
 Pembayaran premi JKK didasarkan pada tingkat risiko
lingkungan kerja
33

Anda mungkin juga menyukai