Anda di halaman 1dari 25

KESEHATAN

KERJA
Dasar Hukum :

Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
Undang-Undang Nomor 13Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan

Peraturan Pemerintah Nomer 88 tahun


2019 tentang Kesehatan Kerja
Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
yang menyatakan “setiap warga negara berhak
atas pelayanan kesehatan”.

Pasal 164-166 Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan:
memandang upaya kesehatan kerja sangat pen-
ting untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan, serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.
UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
pasal 86 dan 87

Dalam passal tersebut antara lain ditentukan sebagai berikut:


1. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja;
2. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan pro-
duktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
3. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen peru-
sahaan.
Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan
untuk melindungi setiap orang yang berada di
Tempat Kerja agar hidup sehat dan terbebas
dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan dari pekerjaan.
Kesehatan fisik

Terwujud apabila sesorang tidak merasa


dan mengeluh sakit atau tidak adanya
keluhan & memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh ber-
fungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
Kesehatan mental

Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen

Pikiran sehat : tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran


Emosional sehat : tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut,
gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
Spiritual sehat : tercermin dari cara seseorang dalam mengeks
presikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan
sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kesehatan sosial

Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang


mampu berhubungan dengan orang lain atau
kelompok lain secara baik, tanpa membeda-
kan ras, suku, agama atau kepercayan, status
sosial, ekonomi, politik, & sebagainya, serta
saling toleran dan menghargai
Kesehatan ekonomi

Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila


seseorang (dewasa) produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan se-
suatu yang dapat menyokong terhadap hidup
nya sendiri atau keluarganya secara finansial
Menurut International Labor Organization ( ILO) salah satu upaya
dalam menanggulangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
tempat kerja adalah dengan penerapan peraturan perundangan
antara lain melalui :

a. Adanya ketentuan dan syarat-ayarat K3 yang selalu mengikuti


perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
b. Penerapan semua ketentuan dan persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku sejak tahap rekayasa.
c. Pengawasan dan pemantauan p elaksanaan K3 melalui peme-
riksaan-pemeriksaan langsung di tempat kerja.
ILO dan WHO (1995) menyatakan kesehatan kerja bertujuan untuk :

• peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan


sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan
• pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan;
• perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan
• penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Fokus utama Kesehatan Kerja , yaitu:
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
pekerja dan kapasitas kerja.
2. Perbaikan lingkungan kerja dan pekerjaan
yang mendukung keselamatan dan kesehatan
3. Pengembangan organisasi kerja dan budaya
kerja kearah yang mendukung kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja juga meningkat-
kan suasana sosial yang positif dan operasi
yang lancar serta meningkatkan produktivi-
tas perusahaan
Bahaya kesehatan dapat menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh
pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja.

Beberapa faktornya dapat digambarkan sebagai berikut :


1. Somatic Hazard
Hazard yg berasal dari tubuh pekerja yaitu kapasitas kerja dan status kesehatan.
Contoh :
Pekerja yg buta warna ----> salah sambung kabel ----> kebakaran

2. Behavioral Hazard
Hazard yang terkait dengan perilaku pekerja.
Contoh :
 Pekerja di tambang batubara berambut panjang di ruang mesin berputar --
--> tertarik dalam mesin & tubuh hancur krn tergiling
 Aktivitas fisik yg rendah & pola makan yg berlemak jenuh ----> serangan
jantung & pembuluh darah
3. Environmental Hazard
Berupa faktor fisik, kimia & biologi
Faktor fisik :
 Bising ----> tuli
 Getaran (vibrasi) ----> gangguan pendengaran
 Cahaya ----> eye strain (kelelahan mata, sakit kepala, mengantuk), fatigue.
 Tekanan ----> kerusakan telinga tengah dan paru
Faktor biologi : AIDS, Hepatitis A/B/C, TBC, dll
Faktor Kimia :
 pestisida (organofosfat),
 logam berat (arsen, cobalt, aluminium), pelarut (solvent)

4. Hazard ergonomic
Terkait dengan kondisi pekerjaan dan peralatan yang digunakan oleh pekerja termasuk
work-station

5. Hazard perngorganisasian pekerjaan dan budaya kerja : stres kerja


Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :

1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh kondisi kerja.
3. Perlindungan pekerja dari risiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai
kemampuan fisik dan psikologisnya.
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada peker-
jaannya.
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab dalam penye
lenggaraan Kesehatan Kerja secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan.

Penyelenggaraan Kesehatan Kerja meliputi


upaya:
a. Pencegahan penyakit;
b. peningkatan kesehatan;
c. penanganan penyakit; dan
d. pemulihan kesehatan.
Pencegahan penyakit
Standar Kesehatan Kerja daiam upaya pencegahan penyakit meliputi:

a. identifikasi, penilaian, dan pengendalian potensi bahaya kesehatan;


b. pemenuhan persyaratan kesehatan lingkungan kerja;
c. pelindungan kesehatan reproduksi;
d. pemeriksaan kesehatan;
e. penilaian kelaikan bekerja;
f. pemberian imunisasi dan/atau profilaksis bagi Pekerja berisiko tinggi;
g. pelaksanaan kewaspadaan standar; dan
h. surveilans Kesehatan Kerja.
Peningkatan kesehatan
Standar Kesehatan Kerja dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi:

a. peningkatan pengetahuan kesehatan;


b. pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat;
c. pembudayaan keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat kerja;
d. penerapan gizi kerja; dan
e. peningkatan kesehatan fisik dan mental
Penanganan penyakit

Standar Kesehatan Kerja dalam upaya penanganan


penyakit meliputi:

a. pertolongan pertama pada cedera dan sakit yang terjadi di


Tempat Kerja;
b. diagnosis dan tata laksana penyakit; dan
c. penanganan kasus kegawatdaruratan medik dan atau rujukan.
Pemulihan kesehatan

Standar Kesehatan Kerja dalam upaya pemulihan


kesehatan meliputi:
a. pemulihan medis; dan
b. pemulihan kerja.
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA

1. MEMERIKSAKAN KESEHATAN BADAN, KONDISI MENTAL


DAN KEMAMPUAN FISIK TENAGA KERJA (ps.8)
2. MENUNJUKKAN DAN MENJELASKAN KEPADA SETIAP T
ENAGA KERJA BARU TENTANG (ps.9) :
Kondisi dan bahaya di tempat kerja
Alat pengaman/pelindung yang diharuskan di tempat kerja
Alat Pelindung Diri
Cara dan sikap kerja yang aman
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
DALAM BIDANG KESEHATAN KERJA

3. MENYELENGGARAKAN PEMBINAAN K3
4. MENTAATI SEMUA SYARAT-SYARAT DAN KETENTUA
N K3 YANG BERLAKU BIDANG KESEHATAN KERJA
5. MELAPORKAN SETIAP KEJADIAN PENYAKIT AKIBAT
KERJA
6. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN KE
RJA
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA BIDANG
KESEHATAN KERJA

1. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA DI


MINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI K3
2. MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3 YA
NG DIWAJIBKAN (BIDANG KESEHATAN KERJA)
3. MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
4. MENDAPATKAN PEMBINAAN KESEHATAN KERJA
5. MENDAPATKAN KOMPENSASI KECELAKAAN DAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai