Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Konsep Keperawatan Keselamatan Kerja”


Disusun Untuk Memenuhu Tugas Mata Kuliah
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Dosen Pengampu:
Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep, Sp. Kep. Mat

Disusun oleh:

Anggi Maulida Permatasari P07220118066

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TINGKAT III / SEMESTER V
TAHUN AJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “konsep keperawatan kesehatan kerja”.
Guna memenuhi tugas mata kuliah kesehatan keselamatan kerja.

Disamping itu, saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak


yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga
dapat terselesaikanlah makalah ini.

Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan


memberikan gambaran mengenai materi terkait konsep dasar proses keperawatan.
Sehingga pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai literatur pendukung
dalam pengembangan bidang ilmu selanjutnya yang terkait dengan materi ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun bahasanya, maka penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang menjadikan makalah ini sebagai bahan literatur
mengenai materi terkait. Amin

Balikpapan, 11 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

A. Pengertian keperawatan keselamatan kerja.......................................... 2


B. Ruang lingkup keperawatan keselamatan kerja.................................... 2
C. Fungsi/peran keperawatan kesehatan kerja........................................... 4
D. Tanggung Jawab keperawatan kesehatan kerja.................................... 7

BAB III PENUTUP......................................................................................... 10

A. Kesimpulan........................................................................................... 10
B. Saran .................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah tenaga kerja di seluruh penjuru dunia meningkat secara global. Menurut
Organisasi Perburuhan Dunia/ International Labour Organisation (ILO) saat ini
terdapat sekitar 2,6 milyar angkatan kerja (ILO,2005)

Peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi sebagai akibat meningkatnya jumlah


penduduk di dunia dan kebutuhan pekerjaan yang layak bagi masyarakat.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang juga mengalami
peningkatan jumlah tenaga kerja yang signifikan. Berdasarkan data dari Biro
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005, terdapat 101,5 juta pekerja, dengan
jumlah perusahaan atau institusi kerja berjumlah 120.000.

Pekerja merupakan salah satu kelompok dalam masyarakat yang berisiko


mengalami berbagai masalah kesehatan. Menurut ILO (2005), terdapat lebih
dari2 juta kasus kematian tiap tahunnya karena kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (PAK) yang fatal. Di Indonesia, angka kesakitan pekerja pada tahun 2005
adalah 92.783. Angka kecelakaan pekerja pada tahun yang sama adalah 8904.
Sedangkan angka kematian pekerja adalah 1699 (Jamsostek, 2005).

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan, pekerja


mendapatkan perhatian dari seluruh dunia dengan diprioritaskannya
occupational health/ kesehatan kerja dalam kebijakan Healthy People 2000.
Kebijakan yang bersifat global ini ditujukan untuk memperbaiki status kesehatan
pekerja, mengurangi faktor risiko di tempat kerja, memperbaiki dan
meningkatkan pelayanan kesehatan kerja, serta mengurangi terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Eigsti, Guire, & Stone, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan kesehatan kerja
2. Bagaimana ruang lingkup keperawatan kesehatan kerja
3. Apa fungsi/peran keperawatan kesehatan kerja
4. Apa tanggung jawab keperawatan kesehatan kerja

C. Tujuan
Untuk mengetahui
1. Apa pengertian keperawatan kesehatan kerja
2. Bagaimana ruang lingkup keperawatan kesehatan kerja
3. Apa fungsi/peran keperawatan kesehatan kerja
4. Apa tanggung jawab keperawatan kesehatan kerja
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Kesehatan Kerja

Keperawatan kesehatan kerja/occupational health nursing (OHN) adalah


cabang khusus dari keperawatan komunitas yang merupakan aplikasi dari
konsep dan frame work dari berbagai disiplin ilmu(keperawatan, kedokteran,
kesehatan masyarakat, ilmu sosial dan perilaku, prinsip-prinsip manajemen)
yang bertujuan meningkatkan dan memelihara status kesehatan pekerja serta
melindungi pekerja dari kecelakaan kerja dan faktor risiko bahaya di tempat
kerja (health hazards) dalam konteks lingkungan kerja yang sehat dan aman
(American Asscociation of Occupational Health Nursing/ AAOHN dalam
Nies & Swansons, 2002; Stanhope & Lancaster, 2004).

B. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut[ CITATION Win15 \l
1033 ]:
1. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang
di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya
akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.
2. Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
a. Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
b. Peralatan dan bahan yang dipergunakan
c. Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
d. Proses produksi
e. Karakteristik dan sifat pekerjaan
f. Teknologi dan metodologi kerja
3. Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan
hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.
4. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut
bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes.
Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.
a. Sarana dan Prasarana.
b. Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter
Perusahaan dan paramedis Perusahaan).
c. Organisasi (pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Kerja,
pengesahan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja).
2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
a. Awal (Sebelum Tenaga Kerja diterima untuk melakukan
pekerjaan).
b. Berkala (sekali dalam setahun atau lebih).
c. Khusus (secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu
berdasarkan tingkat resiko yang diterima).
d. Purna Bakti (dilakukan tiga bulan sebelum memasuki masa
pensiun).
3. Pelaksanan P3K (petugas, kotak P3K dan Isi Kotak P3K).
4. Pelaksanaan Gizi Kerja.
a. Kantin (50-200 tenga kerja wajib menyediakan ruang makan,
lebih dari 200 tenaga kerja wajib menyediakan kantin
Perusahaan).
b. Katering pengelola makanan bagi Tenaga Kerja.
c. Pemeriksaan gizi dan makanan bagi Tenaga Kerja.
d. Pengelola dan Petugas Katering.
5. Pelaksanaan Pemeriksaan Syarat-Syarat Ergonomi.
a. Prinsip Ergonomi:
1) Antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja.
2) Efisiensi Kerja.
3) Organisasi Kerja dan Desain Tempat Kerja
4) Faktor Manusia dalam Ergonomi.
b. Beban Kerja :
1) Mengangkat dan Mengangkut.
2) Kelelahan.
3) Pengendalian Lingkungan Kerja.
6. Pelaksanaan Pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dan Penyakit Akibat Kerja)

C. Fungsi dan peran keperawatan keselamatan kerja

1. Sasaran-sasaran kesehatan kerja

Tujuan kesehatan kerja menurut [ CITATION Ded14 \l 1033 ]adalah:


a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-
tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja
yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari
kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor yang
membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya.
Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang
meliputi, antara lain: metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja
yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun
perubahan dari kesehatan seseorang. Pada hakekatnya ilmu kesehatan
kerja mempelajari dinamika, akibat dan problematika yang ditimbulkan
akibat hubungan interaktif tiga komponen utama yang mempengaruhi
seseorang bila bekerja yaitu:
a. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-
lain.
b. Beban kerja: fisik maupun mental.
c. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara
lain:bising, panas, debu, parasit, dan lain-lain.

2. Peran fungsi perawat dalam kesja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan


proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko
kecelakaan di lingkungan kerja.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih
tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam
bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan
pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14
tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya
mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan.
Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap
pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama. Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah peraturan
perundangan-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja
sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement,
STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi
kemajuan dan perkembangan yang ada.
3. Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja)
Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada
kebijaksanaan perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha
kesehatan, susunan dan jumlah tenaga kesehatan yang dipekerjakan dalam
perusahaan.
Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang full time di
perusahaan, maka fungsinya adalah :
a. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja
hiperkes di perusahaan
b. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk
administrasi kesehatan kerja.
c. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan
pengobatan
d. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas kesehatan
perusahaan.
e. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-cara
yang telah disetujui.
f. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta berusaha
menindaklanjuti sesuai wewenang yang diberikan kepadanya.
g. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan dengan
faktor pekerjaan dan melaporkan kepada dokter perusahaan.
h. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan perusahaan
sesuai kemampuan yang ada.
i. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan : UKS.
j. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri kunjungan
rumah sebagai salah satu dari segi kegiatannya.
k. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang
dilayani.
l. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.
m. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic dan
evaluasi.
n. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga kerja
o. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan
p. Memberikan penyuluhan dalam bidang kesehatan
q. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan, maka
pimpinan paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan mengawasi
pelaksanaan semua usaha perawatan hiperkes.

4. Fungsi

Pada pelaksanaannya K3 memiliki fungsi yang cukup banyak dan


bermanfaat, baik bagi perusahaan maupun bagi pekerja. Berikut ini adalah
beberapa fungsi K3 secara umum[ CITATION max14 \l 1033 ]:
a. Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan
adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di
lingkungan kerja.
b. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses organisir,
desain tempat kerja, dan pelaksanaan kerja.
c. Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para
pekerja di lingkungan kerja.
d. Memberikan saran mengenai informasi, edukasi, dan pelatihan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
e. Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya,
metode, prosedur dan program.
f. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya

D. Peran dan Tanggung Jawab Karyawan K3L


Setiap orang di lingkungan Perusahaan memiliki peran dan tanggung jawab
dalam K3 sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing Tugas dan tanggung
jawab individu dijelaskan dalam uraian tugas masing-masing karyawan.
1. Direktur Utama
a. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sistem manajemen K3
telah berjalan dengan baik dengan memberikan komitmen dan
menetapkan kebijakan termasuk memberikan sumber daya yang
diperlukan.
b. Melakukan tinjauan manajemen secara berkala untuk melihat kinerja
pelaksanaan SMK3 serta memberikan arahan dan peningkatan yang
diperlukan secara berkesinambungan
2. Management Representative
a. Memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen K3
ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
b. Melaporkan kepada Direktur Utama mengenai kinerja Sistem
Manajemen K3 dan peluang untuk perbaikan.
c. Memastikan kesadaran dari seluruh karyawan mengenai pentingnya
memenuhi persyaratan pelanggan.
d. Bertanggungjawab terhadap pemecahan masalah / kendala dalam
pembangunan dan penerapan Sistem Manajemen K3 di semua unit
kerja.
e. Memastikan penggunaan Standar Kerja/ Acuan Kerja terkini untuk
masing-masing unit kerja.
f. Mewakili perusahaan untuk masalah Sistem Manajemen K3 terutama
kepada Pihak Luar.
g. Merencanakan dan melaksanakan serta memantau Program Audit
Internal serta Tinjauan Manajemen.
h. Mengontrol dokumen, seperti menerbitkan, perubahan, distribusi,
penomoran dan pemusnahan.
i. Memelihara dokumen, seperti master dokumen Manual K3, Prosedur,
K3 Plan, Form, Catatan K3, Laporan Audit dan hasil Rapat Sistem
Manajemen K3.
j. Sebagai penghubung perusahaan dengan pihak luar yang
berhubungan dengan Sistem Manajemen K3.
3. Manager Proyek
a. Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kesehatan dari seluruh
pekerja, kontraktor, tamu dan masyarakat ketika berada di bidang
kerjanya.
b. Bertanggung jawab menyediakan sumber daya untuk penerapan sistem
manajemen K3 di lingkungannya masing-masing
c. Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peraturan perundangan
dibidang K3 yang berlaku bagi perusahaan telah dipenuhi
d. Berwenang untuk menentukan suatu kegiatan dapat diteruskan atau
harus dihentikan berdasarkan penilaian resiko
e. Berwenang untuk mengeluarkan Laporan ketidak sesuaian
f. Berwenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan-
tindakan yang dapat membahayakan K3
g. Berwenang untuk memberlakukan keadaan dalam darurat (emergency)
4. Manager HSE:
a. Bertanggung jawab terjaganya dokumentasi sistem manajemen K3
b. Menerima tanggung jawab untuk memastikan sistem diterapkan
diseluruh bagian/fungsi
c. Bertanggung jawab untuk memastikan sistem berjalan efektif dan tetap
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan
d. Bertanggung jawab mendapatkan informasi peraturan yang terbaru
e. Bertanggung jawab untuk mengaudit sistem dan melaporkan kepada
Management Representative
f. Bertanggung jawab untuk melaksanakan komunikasi dengan eksternal
g. Bertanggung jawab mengevaluasi bahaya-bahaya dari proses yang ada
atau yang baru dan untuk menekan resiko-resikonya
h. Bertanggung jawab menetapkan dan mengembangkan rencana tanggap
darurat
i. Berwenang untuk mengeluarkan laporan kecelakaan, laporan ketidak
sesuaian dan tindakan perbaikan
5. Seluruh Manager:
a. Bertanggung jawab untuk memastikan penerapan sistem manajemen
K3 di tempat kerjanya dan memastikan bahwa seluruh resiko yang ada
di areanya telah diidentifikasi, terdokumentasi, direkam dan
dikendalikan
b. Memastikan bahwa program peningkatan K3 di area kerja mereka
telah dijalankan dengan baik
c. Membina dan memastikan bahwa pekerja bawahannya termasuk pihak
ketiga telah memahami dan mematuhi semua ketentuan keselamatan
kerja yang berlaku.
6. Seluruh pekerja:
a. Bertanggung jawab untuk memenuhi persyaratan sistem manajemen K3
setiap saat di dalam menjalankan pekerjaannya masing-masing.
b. Bertanggung jawab melaporkan kecelakaan atau insiden atau tindakan
yang dapat mengarah pada insiden (unsafe condition) kepada atasannya
dan merekamnya dalam buku kecelakaan dan insiden
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan keselamatan dan cara
kerja aman yang berlaku untuk pekerjaannya masing-masing, termasuk
penggunaan alat keselamatan yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat
harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus
dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat
berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk
memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku perawat.
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial,
dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,
serta terhadap penyakit-penyakit umum.
B. Saran
Makalah ini membahas tentang keperawatan komunitas yang membahas
komunitas perawat pada sector perusahaan dengan berfokuskan pada tenaga kerja.
Sehingga dengan pembahasan ini sudah semestinya setiap mahasiswa mendapatkan
gambaran akan system K3 ini, sehingga menjadikan mahasiswa tidak memandang
sempit keprofesiannya nanti.
DAFTAR PUSTAKA

Dedi. (2014, September). makalah konsep dasar keperawatan. Retrieved Mei 11, 2020, from
https://dedikun.blogspot.com/2014/09/makalah-konsep-dasar-keperawatan.html

Henny. (2010). pengertian k3. Retrieved Mei 11, 2020, from


K3https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html

max. (2014, Juni). pengertian k3. Retrieved Mei 11, 2020, from
K3https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-k3.html

Wina. (2015, Agustus). penertian dasar hukum dan ruang. Retrieved Mei 11, 2020, from
sistem manajemen keselamatan kerja:
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2015/08/pengertian-
dasar-hukum-dan-ruang.html

Anda mungkin juga menyukai