Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH K3 DIPUSKESMAS

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah dasar keselamatan kerja
Dosen : Lia kurniawati S.KM,MKM

Disusun oleh :

Dea Nurhalisa
20213101010

UNIVERSITAS AL-IHYA KUNINGAN

Jalan Mayasih No.11,Cigugur,Kabupaten Kuningan,Jawa barat 45551


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang K3 dipuskesmas.
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan mempelajari struktur, fisiologis dan cara kerja
jantung.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing kami dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
semua pihak yang membacanya.

Kuningan,31 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)…………………………….3

1.2 Keselamatan Kesehatan Kerja Bedasarkan Undang-Undang………………………..6

1.3 K3 dalam Pelayanan Kesehatan Puskesmas………………………………………….8

1.4 Alat Pelindung Diri Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)……………………………10

BAB III : PENUTUP

A.  KESIMPULAN...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................16


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah turut berperan dalam peningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Terdapat
beberapa upaya yang dilakukan demi derajat kesehatan yang lebih baik. Upaya-upaya
tersebut meliputi pelayanan kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, keluarga berencana,
pelayanan gizi masyarkat, pencegahan penyakit menular dan tidak menular serta pelayanan
kesehatan ibu dan anak. (Permenkes RI 2018). Perlindungan terhadap pekerja puskesmas
merupakan suatu hal yang sangat penting utnuk diterapkan. Bentuk perlindungan tersebut
berupa program- program kesehatan kerja yang bertujuan untuk melindungi pekerja informal
dari kecelakaan akibat kerja serta penyakit akibat kerja. Kesehatan kerja adalah praktek serta
spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran dengan tujuan yaitu agar pekerja memiliki
derajat kesehatan yang tinggi baik fisik, mental maupun sosial melalui usaha-usaha preventif
dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor- faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun terhadap penyakit-penyakit umum (Suma‟mur.
2015). Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan
diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
Program kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu program yang ada di puskesmas
yang berupaya untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan
kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan yang meliputi pekerjaan
formal maupun informal dan berlaku bagi setiap orang yang berada dilingkungan tempat
kerja yang berdasar kepada Kepmenkes nomor 128/MENKES/SK/II 2004 tentang kebijakan
dasar puskesmas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diwilayah kerja termasuk upaya kesehatan kerja. (Kemenkes RI, 2004) Kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan Kecelakaan Akibat Kerja
(KAK) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) melalui upaya pengendalian bahaya ditempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.(Stanhope M& JL, 2016) Berdasarkan data
dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA) pada tahun 2013 penyebab
cedera pada tenaga kesehatan antara lain kelelahan akibat gerakan yang berhubungan dengan
penanganan pasien (48%),terkilir atau terjatuh (25%), bersentuhan dengan alat berbahaya
(13%), tindakan kekerasan dari pasien (9%), terkena paparan zat berbahaya (4%), serta
penyebab lain (1%).(OSHA, 2013). Penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 di Filipina
menyebutkan bahwa cara untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja perawat
Filipina adalah pihak institusi pelayanan kesehatan harus menerapkan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja. Pertama, adanya alur pelaporan yang jelas tentang penyakit
akibat kerja dan kejadian cedera yang dialami perawat pada pihak komite kesehatan dan
keselamatan kerja rumah sakit. Kedua, adanya pelatihan dan pendidikan yang memfasilitasi
pemahaman perawat tentang hubungan antara tempat kerja dan cedera pada penyakit
mungkin mereka dapatkan. Ketiga, perawat harus dilibatkan dalam pembuatan program atau
kebijakan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.(Castro, AB de, 2009) Mengingat
pentingnya mengutamakan penerapan manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
dalam lingkungan kerja sebagai bentuk pengendalian terhadap resiko kecelakaan yang
mengancam pekerja. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana Penerapan
Program Kesehatan dan Keselamayn Kerja di Puskesmas.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja ?
2. Undang – undang kesehatan kerja ?
3.      Kesehatan kerja yang ada di puskesmas ?
4.      Alat – alat pelindung diri dalam kesehatan kerja ?

C.    Tujuan
1.      Tujuan umun
Untuk mengetahui kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja serta stardard oprasional yang
ada di puskesmas.
2.      Tujuan khusus
a.       Untuk mengetahui defenisi kesehatan kerja dan undang undang dalam kesehatan kerja
b.      Untuk mengetahui allat – alat pelindung diri pada kesehatan kerja
c.       Untuk mengetahui kesehatan kerja yang ada di dalam puskesmas

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga
kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat,
serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker
Nomor 463/MEN/1993). Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007, keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah kondisi dan faktor yang mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan kerja serta orang lain yang berada di tempat kerja. Berdasarkan Undang-undang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 pasal 87, bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan
Program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilaksanakan karena tiga faktor penting
sebagai berikut (Moekijat, 2004):

1. Berdasarkan perikemanusiaan. Pertama-tama para manajer akan mengadakan


pencegahan kecelakaan kerja atas dasar perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka
melakukan demikian untuk mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit dari pekerjaan
yang diderita luka serta keluarga. 
2. Berdasarkan Undang-Undang. Ada juga alasan mengadakan program keselamatan
dan kesehatan kerja berdasarkan Undang-Undang federal, Undang-Undang Negara
Bagian dan Undang-Undang kota tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan
sebagian mereka melanggarnya akan dijatuhi hukuman denda. 
3. Berdasarkan Ekonomi. Alasan ekonomi untuk sadar keselamatan kerja karena biaya
kecelakaan dampaknya sangat besar bagi perusahaan.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 


Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, bahwa tujuan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan
tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit
akibat kerja, memberikan perlindungan pada sumber-sumber produksi sehingga dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Menurut Suma’mur (1992), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah sebagai
berikut:

1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja. 
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja. 
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2004), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
adalah: 

1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara
fisik, sosial, dan psikologis. 
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif
mungkin. 
3. Agar semua hasil produksi di pelihara keamanannya. 
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. 
5. Agar meningkatnya kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja. 
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atas
kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 
1.2 Keselamatan Kesehatan Kerja Bedasarkan Undang-Undang
Berikut ini ada beberapa penjelasan terkait undang-undang di Indonesia yang mengatur
Kesehatan dan Keselamatan Kerja :

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970


Tentang Keselamatan Kerja, mengatur secara jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja
dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992


Tentang Kesehatan, telah menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban untuk
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental serta kemampuan fisik pekerja yang baru
maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja tersebut.

Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya, bagi para
pekerja juga memiliki kewajiban untuk memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan
benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang telah diwajibkan.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992


Pasal 23 tentang Kesehatan Kerja juga telah menekankan pentingnya kesehatan kerja.
Tujuannya adalah agar setiap pekerja dapat bekerja dalam keadaan sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya.

Sehingga dapat diperoleh produktivitas kerja yang optimal. Oleh karena itu, kesehatan kerja
juga meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat
kesehatan kerja.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan ketenagakerjaan mulai dari upah
kerja, jam kerja, hak maternal, cuti, hingga keselamatan dan kesehatan kerja.

Peraturan Pemerintah Terkait K3


Sebagai penjabaran dan kelengkapan undang-undang mengenai K3 yang sudah ada,
pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya adalah sebagai berikut
ini:

1.Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan
Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

2.Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
3.Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan
Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.

4.Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Akibat
Hubungan Kerja.

1.3 K3 dalam Pelayanan Kesehatan Puskesmas


Puskesmas merupakan tempat kerja serta tempat berkumpulnya orang-orang sehat (petugas
dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat
yang mempunyai resiko kesehatan mapun kecelakaan kerja resiko tertinggi. Berdasarkan
Kepmenkes Nomer 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaken/kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. (Silalahi bennet dkk, manajemen keselamatan
dan keselamatan kerja, jakarta, sbdodadi, 1995)
1.      Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerja nya dalam bentuk
kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).  Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Menurut
Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis
Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
a.      Perencanaan Puskesmas
Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010. Dalam perencanaan
puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi kemampuan
masyarakat di wilayah kecamatan. Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam penyusunan
perencanaan yaitu :
1)      identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta fasilitas
pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan
2)      identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan
3)       menetapkan kegiatan -kegiatan  untuk menyelesaikan masalah. 
Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan
datang setelah dibahas bersama dengan  Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah
mendapat kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan dapat menggunakan instrumen
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau
dapat memanfaatkan instrument lainnya.
b.      Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari
rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui
instrumen lokakarya mini puskesmas  yang terdiri  dari :
1)      Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan  bulanan
dan juga monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern
puskesmas.
2)      Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring
kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau
badan sejenis dan mitra yang lain puskesmas  sebagai wujud tanggung jawab puskesmas
perihal kegiatan. 
c.       Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian
Untuk terselenggaranya proses pengendalian, pengawasan dan penilaian diperlukan
instrumen yang sederhana.  Instrumen yang telah dikembangkan di  puskesmas adalah:
1)      Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
2)      Penilaian/Evaluasi Kinerja Puskesmas sebagai pengganti dan stratifikasi.
2.      Kesehatan kerja puskesmas
Risiko petugas puskesmas terhadap kesehatan dan kecelakaan kerja dapat digambarkan
sebagai hasil penelitian di Jakarta Timut thn 2004, menunjukkan bahwa rendahnya perilaku
petugas kesehatan di puskesmas terhadap kepatuhan melaksanakan setiap prosedur tahapan
kewaspadaan universal dengan benar hanya 18,3% status vaksinasi Hepatitis B petugas
kesehatan puskesmas masih rendah sekitar 12,5% riwayat pernah tertusuk jarum bekas sekitar
84,2 %. Dalam puskesmas terdapat beberapa kerugian yang didapat jika tidak terlalu
memperhatikan Kesehatan dan  keselamatan Petugas ataupun pasien. Kerugian Akibat
Kecelakaan Kerja dalam Puskesmas antara lain Kerugian Langsung  yaitu Penderitaan
pribadi, rasa kehilangan dari anggota keluarga korban dan Kerugian Tak langsung
(tersembunyi)  yaitu Kerusakan mesin dan peralatan, terganggunya produksi, terganggunya
waktu kerja prtugas Kesehatan  dll. (Silalahi bennet dkk, manajemen keselamatan dan
keselamatan kerja, jakarta, sbdodadi, 1995)

A.Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas


Upaya Kesehatan Kerja Di Puskesmas  Ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja.
Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor fomal dan informal dan
berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Berdasarkan
Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja. Menurut International Labaour
Organisation (ILO) diketahui bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan
kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta kecelakaan, 3000.000
orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK oleh sebab itu diperkirakan ada 160
juta PAHK baru setiap tahunnya. Melihat data tersebut maka sangat perlu diberikan
perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja kepada masyarakat pekerja di wilayah kerja
puskesmas dengan tujuan meningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendiri
sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya peningkatan produktivitas kerja .
Adapun sasaran dari program ini adalah pekerja di sektor kesehatan antara lain masyarakat
pekerja di puskesmas, balai pengobatan/poliklinik, laboraturium kesehatan, Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Jaringan dokter perusahaan bidang kesehatan kerja, masyarakat
pekerja diberbagai sektor pembangunan, dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
Untuk menerapkan pelayanan kesehatan kerja di puskesmas, secara umum kita dapat melihat
langkah-langkah yang dapat diterapkan sebagaimana yang tertuang dalam pedoman
pelayanan kesehatan kerja yang meliputi perencanaan, pelaksanaaan dan evaluasi serta
memperhatikan aspek indikator yang harus dipenuhi. Strategi yang dikembangkan adalah
dengan cara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan puskesmas dan
rujukan, dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna, yang meliputi upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Serta peningkatan pelayanan kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta
aktif masyakarat khususnya masyarakat pekerja. (Suma’mur, keselamatan kerja dan
pencegahan kecelakaan, jakarta, gunung agung, 1986).

1.4 Alat Pelindung Diri Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3)

Bagi seorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal utama. Kesehatan dan

Keselamatan Kerja atau K3 ini juga diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan.

Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai

dengan standar yang berlaku, salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

yang sesuai dengan standarisasi.

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang

fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD

ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan

risiko kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di

sekelilingnya.

Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan

APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.


1. Helm Keselamatan

Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,


pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm
ini juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu
yang ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko yang relatif lebih rendah bisa
menggunakan topi ataupun penutup kepala sebagai pelindung.
2. Sabuk dan tali Keselamatan

Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak pekerja agar tidak


terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan. Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja
untuk berada pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau
memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini terdiri dari harness, lanyard, safety rope,
dan sabuk lainnya yang digunakan bersamaan dengan beberapa alat lainnya seperti
karabiner, rope clamp, decender, dan lain-lain.

3. Sepatu Boot

Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya
ataupun permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya adalah perlindungan yang
lebih maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang
kering.

4. Sepatu Pelindung

Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda
berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia
berbahaya ataupun permukaan licin. Selain fungsi di atas, sepatu safety berkualitas juga
memiliki tingkat keawetan yang baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang
panjang. Berbagai sepatu safety tersedia sesuai dengan kebutuhan. Ada yang antislip,
antipanas, anti-bahan kimia, anti-listrik, dll. Lihat berbagai fungsi safety shoes di sini!

5. Masker

Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara menyaring

vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas.

Sehingga udara yang dihirup masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat.
Masker ini terdiri dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit, kanister, tangki selam dan

regulator, dan alat pembantu pernafasan.

6.Penutup telinga

Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff),
yang berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun tekanan.

7. Kacamata Pengaman

Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi

mata dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di air, percikan benda kecilbenda

panas, ataupun uap panas. Selain itu kacamata pengaman juga berfungsi untuk menghalangi

pancaran cahaya yang langsung ke mata, benturan serta pukulan benda keras dan tajam. Jenis

kacamata pengaman ini bisa berupa spectacles atau googgles.

8. Sarung Tangan

Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu

dingin, radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun

infeksi dari zat patogen seperti virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang

beraneka macam, tergantung dari kebutuhan. Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas,

kain, karet dan sarung tangan safety yang tahan terhadap bahan kimia.

9. Pelindung Wajah

Pelindung wajah atau face shield ini merupakan alat pelindung yang berfungsi untuk

melindungi wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang melayang di udara atau

air, percikan benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras atau
tajam, serta pancaran cahaya. Terdiri dari tameng muka atau face shield, masker selam,

atau full face masker.

10. Pelampung

Pelampung ini digunakan oleh pekerja yang bekerja di atas air atau di permukaan air agar

terhindar dari bahaya tenggelam. Pelampung ini terdiri

dari life jacket, life vest atau bouyancy control device untuk mengatur keterapungan.

Alat Pelindung Diri Untuk Melawan COVID-19

Masker Anti Virus N95

Saat keluar rumah atau bepergian, pastikan untuk selalu menggunakan masker. Terbuat dari
kain yang lembut untuk kulit, masker ini mampu memfiltrasi hingga 95%. Masker ini
berfungsi untuk melindungi Anda dari debu, bakteri, hingga cairan aerosol. Alat ini cocok
digunakan untuk petugas medis maupun penggunaan pribadi.

Galena Pakaian Pelindung Laboratorium & Icu

Pakaian ini cocok untuk petugas medis untuk melindungi dari dari bakteri dan virus saat

menangani pasien. Memiliki fitur lapisan air permeable membrane sehingga Anda bisa

dengan mudah bernafas. Pakaian ini sudah teruji steril dan mendapatkan sertifikasi Medical

Executive Standard Medical Executive Standard EN14126-2003.

APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika APD rusak atau rusak

atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan. Beberapa APD juga

memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan dicatat waktu

pembelian serta masa pemakaiannya.


Dalam Peraturan Menakertrans ini juga disebutkan bahwa pengadaan APD dilakukan oleh

perusahaan, dan pekerja berhak untuk menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan

jika alat keselamatan kerja yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga

kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat,

serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker

Nomor 463/MEN/1993). Berdasarkan Kepmenkes Nomer 128/MENKES/SK/II/2004 tentang

kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menyatakan bahwa puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaken/kota yang bertanggung jawab

dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Upaya Kesehatan

Kerja Di Puskesmas  Ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari

gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan

kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor fomal dan informal dan berlaku bagi setiap

orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. APD adalah suatu alat yang

mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian

atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD ini terdiri dari kelengkapan

wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko kerja yang digunakan

untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di sekelilingnya.


DAFTAR PUSTAKA

http://rama.binahusada.ac.id:81/id/eprint/186/1/DELLA%20MITA.pdf

https://osf.io/sgupd

file:///D:/Documents/Downloads/27-404-1-PB.pdf

https://123dok.com/document/nzwv177q-upaya-kesehatan-kerja-di-puskesmas.html

https://www.ruparupa.com/blog/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/

https://zonak3.com/artikel/keselamatan-kerja-di-puskesmas-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai