Oleh:
Meta Yulminesah (19401009)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Terimakasih
kepada ibu Kursiah Warti Ningsih, M.Kes selaku dosen pengampu yang telah
membimbing dan memberikan tugas sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas Mata Kuliah Peraturan Perundang-Undangan K3.
Makalah ini berisikan tentang “Peraturan Perundangan K3”. Penulis
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang membantu. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................4
B. Tujuan..........................................................................................................5
1. Tujuan Umum..........................................................................................5
2. Tujuan Khusus........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Pengertian K3..............................................................................................6
B. Undang-Undang K3....................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja atau lebih dikenal dengan K3 merupakan
instrumen yang melindungi pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan dari
hal-hal merugikan yang dapat diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan. Menurut
Mathis dan Jackson, K3 adalah tindakan ataupun kegiatan untuk menjamin
terwujudnya kondisi kerja yang aman bagi karyawan, menghindarkannya dari
gangguan fisik dan mental, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan tugas,
serta memberikan bantuan, baik dari lembaga pemerintah maupun perusahaan. K3
berperan untuk menjamin setiap tenaga kerja mendapat perlindungan kesehatan
dan keselamatan saat bekerja, menjamin setiap sumber produksi layak dan aman
digunakan sehingga mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan
kerja.
Penetapan kebijakan K3 serta perencanaan K3 yang baik akan berkorelasi
dengan berkurangnya angka kecelakaan kerja, dibeberapa perusahaan di Indonesia
kecelakaan kerja masih terjadi meskipun perusahaan telah menetapkan kebijakan
K3 dan perencanaan K3.
Tingginya angka kecelakaan kerja menimbulkan kerugian bagi tenaga
kerja, perusahaan dan pemerintah. Kerugian bagi pekerja adalah kurang
terlindungi hak dasar tenaga kerja dan kelangsungan pendapatan bagi tenaga kerja
dan keluarga. Bagi perusahaan apabila banyak pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja maupun Penyakit Akibat Kerja (PAK) baik disadari atau tidak,
kerugiannya cukup besar antara lain berupa kerugian akibat kerusakan asset
perusahaan, meningkatnya biaya pengobatan, kehilangan pekerja terampil,
meningkatnya angka mangkir kerja, menurunnya produktifitas dll. Bagi
pemerintah, kerugiannya antara lain adalah meningkatnya pengangguran,
kemiskinan, menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum adalah untuk menjelaskan tentang
Peraturan perundang-undagngan K3
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengertian K3
b. Untuk mengetahui peraturan perudangan K3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian K3
K3 merupakan hal yang penting secara ekonomi, moral, dan hukum,
keselamatan dan kesehatan kerja telah menjadi isu penting. Perusahaan sedang
berusaha untuk tetap menguntungkan dalam ekonomi global yang semakin
kompetitif, untuk ini perusahaan menerapkan keselamatan dan kesehatan
kerja agar praktik bisnis tetap berjalan dengan baik. Bagi banyak perusahaan
besar program keselamatan, kesehatan, dan lingkungan merupakan bentuk
perlindungan kelangsungan hidup pekerjanya
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya
perlindungan yang ditujukan pada semua potensi bahaya yang dapat menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, agar tenaga kerja dan orang lain yang
berada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. Potensi – potensi
bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat
berasal dari mesin, lingkungan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja dan proses
produksi. Dalam pengertian yang luas, K3 mengarah kepada pengendalian factor
bahaya dan risiko untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja, promosi dan
pemeliharaan kesehatan baik fisik, mental, kesejahteraan sosial, pencegahan
terjadinya penyakit akibat kerja atau gangguan kesehatan lainya yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan.
Keselamatan kerja menurut (Fridayanti & Kusumasmoro, 2016)
adalah perlindungan karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan
yang terkait dengan pekerjaan (Fridayanti & Kusumasmoro, 2016). Resiko
keselamatan adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang bia mengakibatkan
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah
tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Kesehatan kerja
adalah kebebasan dari kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-
faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang
ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik
(Soputan, Sompie, & Mandagi, 2014)
Tujuan akhir daripada penerapan keselamatan kerja adalah mencapai
kecelakaan nihil (Zero Accident). Perusahaan yang bisa mencapai kecelakaan
nihil adalah perusahaan yang bebas dari kerugian baik manusia maupun harta
benda. Seperti yang telah kita ketahui bahwa tugas dan fungsi dokter perusahaan
adalah melakukan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, mencegah
kecelakaan merupakan fungsi promotif dan preventif. Untuk itu keselamatan kerja
merupakan aspek penting untuk kelangsungan jalannya proses produksi sebagai
bisnis yang sukses. Keselamatan sama pentingnya dengan produksi, kualitas,
profit dan kepercayaan stake holder (moral) karena kelima aspek ini akan saling
berkaitan, sehingga untuk kelangsungan bisnis yang sukses, kelima aspek ini
harus berjalan seirama. Bila salah satu dari aspek ini gagal maka akan
menghancurkan aspek lainnya.
2. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah (disingkat PP) adalah Peraturan
Perundang-undangan di Indonesia yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.
Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan
Undang-Undang. Selain undang-undang, hukum K3 juga diatur dalam
peraturan pemerintah, yaitu:
a. Peraturan Uap tahun 1930 (Stoom Verordening)
b. Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan
Atas Peredaran, Penyimpanan dan Peredaran Pestisida
c. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan
d. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentang Keselamatan
Kerja Pada Pemurnia dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi
3. Peraturan Menteri
Peraturan Menteri menurut Penjelasan Undang Undang Nomor
12 Tahun 2011 diartikan sebagai peraturan yang ditetapkan
oleh menteri berdasarkan materi muatan dalam rangka
penyelenggaran urusan tertentu dalam pemerintahan.
a. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. : Kep. 155/MEN/1984
Tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Dan
Transmigrasi Nomor Kep. 125/MEN/82, Tentang Pembentukan,
Susunan Dan Tata Kerja Dewan Keselamatan Dan Kesehtan
Kerja Nasional, Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Wilayah Dan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
b. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri
Pekerjaan Umum No.: Kep. 174/MEN/1986. No.:
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.:
KEPTS.333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990
tentang Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
f. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Kep.51/MEN/1999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Kep.197/MEN/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
i. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No.:
Kep.-75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) No. SMI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
j. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia No.: Kep.235/MEN/2003 Tentang Jenis-Jenis
Pekerjaan Yang Membahayakan Kesehatan, Keselamatan Atau
Moral Anak
k. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I. No.:
Kep.68/MEN/IV/2004 Tentang Pencegahan Dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
4. Instruksi menteri
instruksi menteri adalah petunjuk-petunjuk dinas yang
diberikan oleh menteri kepada pejabat bawahannya tentang cara
pelaksanaan dari kebijaksanaan dengan berdasarkan atau bersumber
pada perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya. Didalam
hukum K3 instruksi menteri mengatur tentang penanggulangan
kebaran yang terjadi.
a. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997 tentang
Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran