Anda di halaman 1dari 9

Proposal Seminar K3

Mahasiswa Stikes Payung Negeri Pekanbaru Tahun 2022

Dosen Pengampu :
Kursiah Warti Ningsih, M.Kes

Oleh
Jamita Purnama Sari 19401006
Meta Yulminesah 19401009
Pahrenaldi Novri Indarto 19401013

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
2022
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan manusia, harta
benda maupun lingkungan. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan
pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin
meningkat.
Ditinjau dari segi pengamanan (Security) kejadian kebakaran merupakan
salah satu unsur gangguan keamanan sedangkan dari segi keselamatan (Safety)
kejadian kebakaran merukan kerugian (Loss)
seperti halnya gangguan keamanan atau kejadian kecelakaan yang terjadinya
secara tiba-tiba dan sulit diramalkan. Demikian juga kejadian kebakaran yang
tidak di tanggulangi akan mendatangkan kerugian harta benda dan kecelakaan
manusia. Oleh karena itu kebakaran harus di cegah dan apabila masih terjadi harus
dipadamkan sedini mungkin.
Dengan demikian pertimbangan utama mengapa perlu upaya
penanggulangan bahaya kebakaran adalah karena adanya potensi bahaya
kebakaran di semua tempat, kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api yang
tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan demikian usaha
pencegahan harus dilakukan oleh setiap indivisu dan unit kerja agar jumlah
peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaann dapat
dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik.

B. Nama Kegiatan
Kegiatan Ini Dinamakan “ Seminar K3 Mahasiswa/I Stikes Payung Negeri
Pekanbaru”
C. Tema Kegiatan
Kebakaran Dalam K3
D. Maksud Dan Tujuan
1. Untuk memperdalam pemahaman mengenai kebakaran dalam K3
2. Untuk mengetahui manfaat dari penerapan pencegahan kebakaran dalam K3
3. Untuk menambah wawasan pada mahasiswa/i mengenai kebakaran dalam
K3
E. Metode Kegiatan
Metode kegiatan ceramah

F. Sasaran kegiatan
Adapun sasaran kegiatan adalah mahasiswa/i Kesmas, serta Mahasiswa/i
program studi umum.

G. Pelaksana kegiatan
Adapun pelaksana kegiatan ini adalah Mahasiswa/i S1 jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat STIKes PAYUNG NEGERI Pekanbaru.

H. Waktu dan Tmpat


Waktu : 08.30 WIB - Selesai
Hari/tanggal : Kamis, 29 September 2022
Tempat : Aula STIKes Payung Negeri Pekanbaru

I. Pemateri Kegiatan
Adapun pemateri pada kegiatan ini adalah Damkar Kota Pekanbaru

J. Susunan Acara
Terlampir

K. Penutup
Demikian Proposal Kegiatan “Seminar K3 Mahasiswa Stikes Payung
Negeri Pekanbaru”, ini kami susun sebagai bahan pertimbangan dan acuan
pelaksanaan kegiatan kami, atas bantuan dan partisipasi dari segenap pihak
yang membantu suksesnya kegiatan ini, kami mengucapkan banyak
terimakasih dan mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat adanya.
Susunan Acara

Penanggung
Tanggal Waktu Kegiatan
Jawab
29 September 08.00 – 08.30
Registrasi Panitia
2022 WIB
Pembukaan
Kepala Stikes
Ka STIKes
Payung Negeri
Kepala Prodi
S1 Kesmas
08.30-09.00 WIB Ka Prodi
Stikes Payung
Negeri
Ketua Panitia
Pelaksana Ketua Pelaksana
Seminar
09.00-10.30 WIB Materi Pemateri
10.30-11.00 WIB Tanya jawab Panitia
11.00-11.30 WIB Penutup Panitia
MATERI

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Api Dan Kebakaran


Api didefinisikan sebagai suatu peristiwa/reaksi kimia yang diikuti oleh
pengeluaran asap, panas, nyala dan gas-gas lainnya. Apa juga dapat diartikan
sebagai hasil dari reaksi pembakaran yang cepat. Untuk bisa terjadi api diperlukan
3 (tiga) unsur yaitu bahan bakar ( fuel), udara (oksigen), dan sumber panas.
Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam suatu konsentrasi yang memenuhi
syarat, maka timbullah reaksi oksidasi atau dikenal sebgai proses pembakaran.
Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi, kebakaran itu
sendiri bisa digolongkan sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan
oleh manusia, bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat karena banyak peluang
yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Sebagaimana diketahui bahwa di dunia
industri banyak sekali ditemukan kondisi dan situasi yang memungkinkan
terjadinya kebakaran karena hampir semua industri yang berbasis pengolahan
memiliki semua unsur dari segi tiga api di lingkungan kerjanya. Begitu banyaknya
peluang akan terjadinya kebakaran sehingga dibutuhkan suatu program
pendidikan dan pelatihan yang tepat untuk memberi pengetahuan yang cukup bagi
pekerja yang bekerja di lingkungan yang berbahaya tersebut.
Kebakaran adalah salah satu bencana yang disebabkan karena perbuatan
manusia. Kebakaran yang terjadi memberikan dampak bagi kehidupan baik
berupa harta maupun korban jiwa, Proses terjadinya kebakaran dapat dijelaskan
melalui teori segitiga api. Teori ini menjelaskan adanya tiga komponen penyebab
terjadinya kebakaran, yaitu panas, bahan bakar, dan oksigen. Bahan bakar
merupakan bahan-bahan yang mudah bereaksi dengan pembaakran seperti kertas,
minyak tanas, LPG, dan sebagainya. Panas dapat dikategorikan ke dalam
beberapa jenis yaitu faktor alam, energi panas listrik, energi panas kimia, dan
sebagainya. Kebakaran dapat terjadi pada rumah warga, biasanya disebabkan oleh
hubungan arus pendek listrik, kompor gas, dan sebagainya.
B. Metode Memadamkan Api
Memadamkan kebakaran adalah suatu teknik menghentikan reaksi
pembakaran/nyala api. Memadamkan kebakaran dapat dilakukan dengan prinsip
menghilangkan salah satu atau beberapa unsur dalam proses nyala. Pembakaran
yang menghasilkan nyala api bisa dipadamkan dengan menurunkan temperatur
(cooling), membatasi oksigen (dilution), menghilangkan atau memindahkan
bahan bakar (starvation), dan memutuskan reaksi rantai api. Teknik pemadaman
dilakukan dengan media yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemadaman
tersebut.
1. Pemadaman Dengan Pendinginan (Cooling)
Salah satu metode pemadaman kebakaran yang paling umum
adalah pendinginan dengan air. Proses pemadaman ini tergantung pada
turunnya temperatur bahan bakar sampai ke titik dimana bahan bakar
tersebut tidak dapat menghasilkan uap/gas untuk pembakaran. Bahan
bakar padat dan bahan bakar cair dengan titik nyala (flash point) tinggi
bisa dipadamkan dengan mendinginkannya. Kebakaran yang melibatkan
cairan dan gas-gas yang mudah menyala yang rendah titik nyalanya tidak
dapat dipadamkan dengan mendinginkannya dengan air karena produksi
uap tidak dapat cukup dikurangi. Penurunan temperatur tergantung pada
penyemprotan aliran yang cukup dalam bentuk yang benar agar dapat
membangkitkan keseimbangan panas negatif.
2. Pemadaman Dengan Pembatasan Oksigen (Dilution)
Pengurangan kandungan oksigen di area juga dapat memadamkan
api. Dengan membatasi/mengurangi oksigen dalam proses pembakaran api
dapat padam. Pembatasan ini biasanya adalah satu cara yang paling mudah
untuk memadamkan api. Untuk pembakaran pada suatu bahan bakar
membutuhkan oksigen yang cukup misalnya: kayu akan mulai menyala
pada permukaan bila kadar oksigen 4- 5%, asetilen memerlukan oksigen
dibawah 5%, sedangkan gas dan uap hidrokarbon biasanya tidak akan
terbakar bila kadar oksigen dibawah 15%.
3. Pemadaman Dengan Mengambil/Memindahkan Bahan Bakar (Starvation)
Dalam beberapa kasus, kebakaran bisa dipadamkan dengan efektif
dengan menyingkirkan sumber bahan bakar. Pemindahan bahan bakar ini
tidak selalu dapat dilakukan karena dalam prakteknya mungkin sulit,
sebagai contoh: memindahkan bahan bakar, yaitu dengan menutup/
membuka kerangan, memompa minyak ke tempat lain, memindahkan
bahan-bahan yang mudah terbakar dan lain- lain.
4. Pemadaman Dengan Memutus Reaksi Rantai Api
Cara yang terakhir untuk memadamkan api adalah dengan
mencegah terjadinya reaksi rantai di dalam proses pembakaran. Pada
beberapa zat kimia mempunyai sifat memecah sehingga terjadi reaksi
rantai oleh atom-atom yang dibutuhkan oleh nyala api untuk tetap
terbakar. Beberapa bahan pemadam seperti bahan kimia kering dan
hidrokarbon terhalogenasi (halon) akan menghentikan reaksi kimia yang
menimbulkan nyala api sehingga akan mematikan nyala api tersebut. Cara
pemadaman ini efektif untuk bahan bakar gas dan cair karena keduanya
akan menyala dahulu sebelum terbakar. Bara api tidak mudah dipadamkan
dengan cara ini, karena saat halon tertutup, udara mempunyai jalan masuk
pada bahan bakar yang sedang membara dan berlanjut sampai membakar.
Pendinginan adalah salah satu cara yang praktis untuk memadamkan api
yang membara.
C. Cara Penggunaan APAR
Cara Penggunaan alat pemadam ringan
1. Tenang dan jangan panik
2. Pilih APAR yang tepat sesuai klasifikasi atau jenis kebakaran di
tempat yang terdekat
3. Tarik pin pengaman yang berada pada valve
4. Lakukan test fungsi, jika APAR tidak berfungsi dengan baik maka
ganti dengan yang lain.
5. Yakinkan berdiri searah angin dan jangan melawan arah angin
6. Pegang nozzle pada ujung hose atau selang dengan tangan
7. Arahkan nozzle atau pangkal selang pada titik api (area kebakaran)
8. Pegang gagang dan tekan
9. Dekati api dengan searah angin, dan berhentilah pada posisi
kira –kira sekitar 3 meter dari api.
10. Harus mengikuti arah angina supaya tidak terjadi pembalikan arah
panas maupun semburan dari sumber api.
11. Maju perlahan –lahan dan meratakan dipermukaan sumber api
12. Segera menghindar apabila media pemadam habis namun api
belum padam
13. Bila api padam, yakinkan dahulu. Kemudian balikkan posisi
tabung dan semprotkan keatas untuk membuang sisa bahan
D. Jenis-jenis APAR
Alat pemadam kebakaran adalah suatu alat proteksi kebakaran yang
digunakan untuk memadamkan kebakaran atau memadamkan api yang berbentuk
tabung pemadam maupun bentuk selang pemadam baik dengan pengoperasian
manual, cara lempar maupun secara sistem otomatis, yang berisi bahan pemadam
kebakaran baik jenis powder (Bubuk), foam (Busa), air, maupun gas cair (Liquid).
Berdasarkan bahan pemadam api yang digunakan, Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Air
APAR jenis air (water) adalah jenis APAR yang diisikan oleh
air dengan tekanan tinggi. APAR jenis air ini merupakan yang paling
ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang dikarenakan oleh
bahan –bahan padat non logam seperti kertas, kain, karet, plastic dan
lain sebagainya (kebakaran kelas A). Tetapi akan sangat berbahaya
jika dipergunakan pada kebakaran yang dikarenakan Instalasi Listrik
yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Busa
APAR jenis busa ini adalah APAR yang terdiri dari bahan
kimia yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film
Forming Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan yang
terbakar sehingga oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran.
APAR jenis busa ini efektif untuk memadamkan api yang
ditimbulkan oleh bahan –bahan padat non-logam seperti kertas, kain, karet
dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang
dikarenakan oleh bahan –bahan cair yang mudah terbakar seperti
minyak, alkohol, dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas B)
3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) serbuk kimia / Dry Chemical powder
APAR jenis serbuk kimia atau Dry Chemical Powder terdiri
dari serbuk kering kimia yang merupakan kombinasi dari Mona-
amonium dan ammonium sulphate. Serbuk kering kimia yang
dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar sehingga
memisahkan Oksigen yang merupakan unsur penting terjadinya
kebakaran. APAR jenis Dry Chemical Powder ini merupakan alat
pemadam api yang serba guna karena efektif untuk memadamkan
kebakaran hampir semua kelas kebakaran seperti (Kebakaran Kelas
A), (Kebakaran Kelas B), (Kebakaran Kelas C), (Kebakaran Kelas D).
4. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) CO² atau karbon dioksida
APAR jenis karbon dioksida ( CO² ) adalah jenis APAR yang
menggunakan bahan karbon dioksida (Carbon Dioxide/ CO²) sebagai
bahan pemadamnya. APAR karbon dioksida sangat cocok untuk
digunakan (Kebakaran Kelas B) bahan cair yang mudah terbakar dan
(Kebakaran Kelas C) Instalasi listrik yang bertegangan.

Anda mungkin juga menyukai