Di Susun Oleh :
Kelompok 4
Andi Asrul (22202004)
Fitri Fadillah (22202010)
Gaza Algifari (22202012)
Hendra Sastiawan (22202013)
Kevin Manguyun (22202017)
Muhammad Rezky Yusuf (22202026)
Putri Rahmadani (22202028)
Sapira Pongtuluran (22202033)
Yuskariyadi
Wahyu Hidayat
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Tujuan..........................................................................................................................5
1.3 Manfaat........................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Teori Api......................................................................................................................6
2.2 Teori Kebakaran..........................................................................................................7
2.3 Klasifikasi Kebakaran.................................................................................................7
2.4 Sarana Pemadam Kebakaran.......................................................................................9
2.5 Cara /Metode Memadamkan Api..............................................................................10
2.6 Manajemen Pencegahan Kebakaran..........................................................................10
2.7 Hal yang harus dilakukan jika terjebak dalam kebakaran.........................................11
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................13
3.2 SARAN......................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu dan
unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah
kecelakaan dapat dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik. Dengan
mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan tempat kerjanya dan
melakukan upaya pemadaman kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3
unsur yaitu bahan yang dapat terbakar, suhu penyalaan/titiknyala dan zat pembakar
(O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan mencegah
bertemunya salah satu dari dua unsur lainnya.
Saat ini, masalah kebakaran bukan saja merupakan masalah pribadi,akan tetapi
sudah merupakan masalah nasional, apalagi kalau kita melihat data timbulnya
kebakaran akhir-akhir ini yang selain disebabkan oleh karena peledakan kompor,
listrik, dan kelengahan-kelengahan lainnya, juga dapat merupakan usaha subversi
yang sangat membahayakan keamanan sosial dan politik, juga sangat berpengaruh
terhadap kestabilan ekonomi yang yang pada akhirnya akan merusak dan
menghambat pelaksanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu, untuk mengurangi
kasus kebakaran perlu adanya pengetahuan oleh setiap individu dan masyarakat
tentang kebakaran dan bagaimana cara mencegah, menghadapi dan menanggulangi
adanya kebakaran.
iv
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Makalah ini dapat menjadi bahan edukasi yang efektif bagi pembaca,
informasi yang disajikan dapat mencakup teori kebakaran dan api, klasifikasi
kebakaran, alat pemadaman api serta langkah-langkah yang dapat diambil
untuk mencegah kebakaran, tindakan yang harus diambil saat terjadi
kebakaran, dan pentingnya perencanaan darurat. Melalui penulisan makalah
ini di harapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan
pengetahuan pembaca tentang keamanan dan keselamatan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Api adalah “Suatu massa zat gas yang timbul karena adanya reaksieksotermis
dan dapat menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap, dan bara.”Suatu reaksi kimia
yang diikuti radiasi chaya dan panas. Reaksi kimiadisini mengandung pengertian
adaya proses yag sedang berlangsungsecara kimiawi. (Dinas Kebakaran DKI Jakarta,
1994).
Api merupakan proses Peaksi berantai yang terjadi begitu cepat dan
melibatkan 3 unsur elemen pembentuk yang dikenal sebagai segitiga api atau fire
triangle. Fire triangle digambarkan dengansegitiga sama sisi, dan untuk tiap sisinya
diberi penamaan dari tiap elemen yaitu bahan bakar (fuel), sumber panas atau api
(heat), dan oksigen. Bahan bakar (fuel), yaitu berupa unsur baik padat, gas atau cair
yang dapat terbakar di idara kctika bercampur dengan oksigen. Panas (heat), pemicu
kebakaran dengan adanya energi yang cukup untuk menyalakan campuran antara
bahan bakar dan oksigen dari udara. Kebakaran tidak dapat terjadi tapa adanya
oksigen (Ramli,2010).
b. Thetrahedron Api
Proses rantai reaksi ini akan berlanjut sampai seluruh bahanyang terkait
mencapai area yang lebih dingin di nyala api. Selama tersedia bahan bakar dan
oksigen dalam jumlah yang cukup, danselama temperatur mendukung, reaksi rantai
akan meningkatkanreaksi pembakaran. Sehingga dengan demikian segitiga api
dengan adanya faktor rantai reaksi kimia, yang juga termasuk komponen pembakaran,
vi
berubah menjadi satu bangunan tiga dimensi segitiga piramida api (The Fire
Tetrahedron) (Tarwaka, 2012).
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang
tidak kita kehendaki, merugikan, pada umumnya sukar dikendalikan (Perda DKI,
1992).
Kebakaran adalah suatu nyala api atau bencana yang tidak dikehendaki
bersama, karena dapat menimbulkan bencana bagi masyarakat (Departemen
penerangan RI, 1978).
vii
terbakar
Kelas C listrik Kebakaran instalasi listrik
bertegangan
Kelas D bahan logam Kebakaran dengan bahan
bakar logam
a. Kelas A
Bahan padat selain logam yang mayoritas ketika terjadi kebakaran tidak
terbakar dengan sendirinya, kebakaran kelas ini disebabkan adanya panas dari
luar, kemudian molekul-molekul benda padar terurai dengan membentuk gas dan
terbakar. Hal utama dari kebakaran benda padat ini adalah bahan bakar yang tidak
mengalir dan mampu menyimpan panas dalam bentuk bara. Contoh kayu, kertas,
kain, plastik, arang, karet. Media pemadam yang cocok untuk klasifikasi
kebakaran kelas A adalah dry chemical.
b. Kelas B
Kebakaran yang terjadi pada benda cair atau gas. Seperti bahan cair, gas tidak
dapat terbakar dengan sendirinya. Pada bahan bakar cair, bunga api sanggup
menciptakan api yang akan menimbulkan bahaya kebakaran. Karena sift cairan ini
mudah mengalir dan menyalakan api ketempat lain. Contohnya: minyak tanah,
solar, bensin dil. Media pemadam untuk bahan jenis cair berupa foam atau busa,
sedangkan untuk bahan jenis gas berupa dry chemical atau tepung kimia kering
dan APAR CO2.
c. Kelas C
Kebakaran yang terjadi pada peralatan listrik bertegangan. Kebakaran kelas ini
biasanya terjadi akibat korsleting listrik sehingga menimbulkan percikan api yang
dapat membakar benda-benda disekitarnya. Media pemadam untuk kelas C adalah
dry chemical atau tepung kimia kering, APAR CO2, APAR HCFC.
d. Kelas D
viii
Kebakaran yang terjadi pada bahan logam (magnesium, titanium, alumunium,
kalium dsb). Kebakaran kelas ini sangat berbahaya karena proses dari kebakaran
kelas D melalui tahapan berupa pemanasan awal dengan temperatur yang sangat
tinggi sehingga perlu alat pemadam khusus, yaitu APAR sodium chloride dry
powder. Air dan APAR berbahan baku air sebaiknya tidak digunakan, karena pada
kebakaran jenis logam tertentu air akan menyebabkan terjadinya reaksi ledakan.
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus disi ulang
sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Berdasarkan Peratuan Mentri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No: PER.04/MEN/1980, Alat pemadam api ringan ialah alat
yang ringan serta mudah di layani oleh satu rang memadamkan api pada mulai
terjadi kebakaran.
Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja
secara otomatis.
ix
1) Hidran Kebakaran
a. Cooling
b. Menghilangkan factor panas dengan mendinginkan api sampai pada titik uap
api / panas tidak lagi diproduksi.
c. Smothering
d. Menghilangkan factor panas dengan memisahkan udara oksigen hingga
mematikan pembakaran.
e. Starving
f. Menyingkirkan bahan bakar / bahan yang mudah terbakar sampai pada
titik dimana tidak terdapat apapun yang dapat terbakar.
g. Breaking chain reaction
h. Mencegah reaksi nyala api dengan menyingkirkan rangkaian reaksi kimia di
daerah nyala api. Dengan demikian proses pembakaran akan terhenti.
x
Dalam upaya rosedur tanggap darurat secara garis bsar meliputi rencana
rencana dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan penangulagan
keadaan darurat, pendidikan dan latihan penanggulangan keadaan darurat seperti
proses evakuasi atau pemindahan dan penutupan (Jusuf,1999).
xi
bagian bawah api, bukan di atasnya karena itulah akarnya. Hal ini akan
percuma jika kebakaran sudah terjadi beberapa lama.
2) Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruang
lainnya.
3) Sebelum memasuki ruang lainnya, sentuh bagian atas pintu karena jika
terasa panas berarti ruang itu sudah terbakar.
4) Dengan cepat tetapi tanpa membuat keributan, keluarkan seluruh
anggota keluarga. Keributan akan membuat panik dan semua orang
tidak bisa menyelamatkan diri dengan baik.
5) Jika kebakaran terjadi di malam hari, tutupi tubuh anda dengan selimut
segera dibanding mencari baju luar.
6) Carilah jalan keluar lalu pergilah ke tempat berkumpul dan teleponlah
pemadam kebakaran.
xii
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat
yang tidak kita kehendaki, merugikan, pada umumnya sukar dikendalikan.
Kebakaran merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak pihak
yang dapat mengakibatkan kerugian materil dan berpotensi terhadap
kematian yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian akan
keselamatan masyarakat. Adanya kasus kebakaran yang terus meningkat
menyebabkan pemerintah mengeluarkan undang-undang dan peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan kebakaran. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang kebakaran dan upaya penanggulangan bahaya
kebakaran sejak dini sangat penting agar masyarakat mengetahui adanya
potensi bahaya kebakaran di semua tempat, antara lain, di rumah, tempat
kerja, tempat ibadah, tempat-tempat umum dan lain-lain. Sehingga, kasus
kebakaran di Indonesia bisa diminimalisir.
3.2 SARAN
xiii
DAFTAR PUSTAKA
14
15