Anda di halaman 1dari 19

KONSEP MANAJEMEN BENCANA KEBAKARAN

Mata Kuliah: Keperawatan Bencana


Dosen Koordinator: Ns. Kiki Hardiansyah, M.Kep., Sp.KMB
Disusun Oleh:
Kelompok 2

 Elma Agustina ( 1806206201 )  Ratna Putri Agustini ( 1808508501 )


 Irma Wati Hidayah ( 1806706701 )  Revia Novertin K ( 1808708701 )
 Isnaini Qurotul Khasanah ( 1806806801 )  Rhesti Noer Aisyach ( 1808808801 )
 Kristina Nona Elvin ( 1807107101 )  Rina Novianti ( 1808908901 )
 Lusiana Aprilia Simamora ( 1807207201 )  Riska Wulandari ( 1809009001 )
 Maria Katarina ( 1807307301 )  Rutiyani Palimbunga ( 1809109101 )
 Maria Mayangsari ( 1807407401 )  Sarah Exlesia ( 1809209201 )
 Nevia Rika Lestari ( 1807807801 )  Siti Rosidah ( 1809309301 )
 Nurul Hidayah ( 1808008001 )  Ulfa Dwi Anggraini ( 1809809801 )
 Oktarina Dwijayanti ( 1808108101 )  Riyan Sulkal Bional ( 1711911901 )
 Panca Wahyudi Isro M ( 1808208201 )  Bona Fentura Liah ( 1707607601 )
 Parel Masing ( 1808308301 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2021

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahmat dan BimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ”Konsep Manajemen Bencana Kebakaran” penulisan makalah
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dari penyusunan makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan
semua proses tepat pada waktunya. Oleh karena itu, perkenakanlah kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada Ns. Kiki Hardiansyah, M.Kep., Sp.KMB ep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Bencana yang telah meyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan kami dalam penyusunan tugas ini. Dan semua pihak yang telah
membantu penyelsaian makalah ini, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
berkenan membalas kebaikan kita semua dan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu.

Samarinda, 01 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
D. Manfaat.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi............................................................................................................3
B. Penyebab..........................................................................................................3
C. Karakteristik....................................................................................................5
D. Rapid Health Assesmen...................................................................................6
E. Pengurangan Risiko Bencana..........................................................................6
F. Manajemen Bencana.......................................................................................7
G. Mitigasi............................................................................................................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal


waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di
sana-sini masih banyak terjadi. Hal ini menunjukkan betapa perlunya
kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran perlu ditingkatkan. Kebakaran
dapat dicegah dengan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran mulai dari perencanaan darurat kebakaran, organisasi/unit
penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi, penyediaan sarana dan
fasilitas dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan latihan.

Kebakaran merupakan salah satu bencana yang memerlukan tindakan


penanganan secara cepat dan tepat. Semakin cepat dan tepat penanganan bencana
kebakaran, maka kerugian (baik kerugian berupa hilangnya nyawa, cederanya
manusia maupun kemgian materil) yang timbul akibat kebakaran ini akan
semakin kecil. Tidak terkecuali apabila bencana kebakaran teriadi di rnunah sakit.

Penanganan bencana kebakaran di rumah sakit meliputi dua kegiatan besar,


yaitu kegiatan pemadaman kebakaran itu sendiri dan kegiatan kedua adalah
tindakan evakuasi terhadap penghuni gedung apabila ternyata kebakaran tidak
dapat Iagi diatasi. Agar kedua kegiatan tersebut dapat berialan dengan cepat,
maka semua sumber daya di rumah sakit tersebut harus dapat berfungsi dengan
baik, dengan cara penetapan masing-masing tugas dan tanggung jawab pada
sumber daya manusia yang ada, serta kesiapan dan ketersediaan sumber daya
peralatan yang memadai.

Bencana kebakaran harus dikelola dengan baik dan terencana mulai dari
pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi setelah terjadi kebakaran, karena
kecenderungan masyarakat selama ini hanya bereaksi setelah kebakaran terjadi
bahkan bahaya kebakaran sering diabaikan dan tidak mendapat perhatian dari
sistem manajemen.

Pengelolaan bencana kebakaran juga bukan sekedar menyediakan alat


pemadam atau melakukan latihan peran kebakaran, namun diperlukan suatu
program yang terencana dalam suatu sistem manajemen kebakaran yang
merupakan upaya terpadu untuk mengelola resiko kebakaran mulai dari
perecanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tindak lanjutnya (Ramli, 2014).

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah, maka bisa dirumuskan beberapa masalah
berikut ini :
a. Apa itu definisi kebakaran ?
b. Apa saja penyebab kebakaran ?
c. Bagaimana karakteristik kebakaran ?
d. Bagaimana Rapid Health Assesmen (RHA) kebakaran ?
e. Bagaimana Pengurangan Risiko Bencana (PRB) kebakaran ?
f. Bagaimana Manajemen Bencana kebakaran ?
g. Bagaimana mitigasi kebakaran ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui definisi kebakaran.
b. Untuk mengetahui penyebab kebakaran.
c. Untuk mengetahui karakteristik kebakaran.
d. Untuk mengetahui Rapid Health Assesmen (RHA) kebakaran.
e. Untuk mengetahui Pengurangan Risiko Bencana (PRB) kebakaran.
f. Untuk mengetahui Manajemen Bencana kebakaran.
g. Untuk mengetahui mitigasi kebakaran.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat mengetahui tentang konsep manajemen bencana

kebakaran.

b. Bagi Pembaca

Manfaat Penulisan makalah ini menjadi sumber informasi dan referensi

bagi orang yang memebaca makalah ini supaya mengetahui dan

mendalami tentang konsep manajemen bencana kebakaran.

c. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menganalisis dan acuan dalam memberikan

pertolongan yang tepat tentang konsep manajemen bencana kebakaran.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kebakaran
Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau
pembakaran tidak terkawal, membahayakan nyawa manusia, bangunan atau
ekologi.
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan bakar,
oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera
bahkan sampai kematian.

Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N),


kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak
dikehendaki yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi (berupa
harta benda, bangunan fisik, deposit/asuransi, fasilitas sarana dan prasarana, dan
lain-lain) maupun kerugian non materi (rasa takut, shock, ketakutan, dan lain-lain)
hingga kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran
tersebut.

Sifat kebakaran seperti dijelaskan dalam bahan training keselamatan kerja


penanggulangan kebakaran adalah terjadi secara tidak diduga, tidak akan padam
apabila tidak dipadamkan, dan kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila
konsentrasi keseimbangan hubungan 3 unsur dalam segitiga api tidak terpenuhi
lagi.

Definisi lain datang dari BNBP (2017), menurut Undang-undang Nomor 24


Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis.

B. Penyebab Kebakaran
Menurut Agus Triyono (2019), kebakaran terjadi karena manusia, peristiwa
alam, penyalaan sendiri dan unsur kesengajaan.

3
a. Kebakaran karena manusia yang bersifat kelalaian, seperti:
1. Kurangnya pengertian, pengetahuan tentang penanggulangan bahaya
kebakaran.
2. Kurang hati-hati dalam menggunakan alat atau bahan yang dapat
menimbulkan api.
3. Kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
b. Kebakaran karena peristiwa alam terutama menyangkut cuaca dan gunung
berapi, seperti sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir,
angin dan topan.
c. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang-gudang
bahan kimia dimana bahan-bahan tersebut bereaksi dengan udara, air dan
juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
d. Kebakaran karena unsur kesengajaan, untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya:
1. Sabotase untuk menimbulkan huru-hara, kebanyakan dengan alasan
politis.
2. Mencari keuntungan pribadi karena ingin mendapatkan ganti rugi
melalui asuransi kebakaran.
3. Untuk menghilangkan jejak kejahatan dengan cara membakar dokumen
atau bukti-bukti yang dapat memberatkannya.
4. Untuk jalan taktis dalam pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Penyebab kebakaran dapat bermacam-macam. Penyebab ini harus dapat
diidentifikasi pihak managemen, sehingga penyebab kebakaran dapat dicegah.
Berikut beberapa penyebab yang menimbulkan kebakaran :
a. Bahaya listrik
Kebakaran akibat listrik sering terjadi di kantor – kantor dibandingkan
dengan rumah. Penyebabnya bisa berawal dari kontak/sirkuit listrik yang
terlalu banyak atau kontak yang terlalu panas, dan kabel – kabel yang tidak
aman. Kekurangan jumlah stop kontak yang menyebabkan penggunaan
adaptor juga akan menyebabkan kebakaran. Bahaya listrik memerlukan
electrical audit untuk mengecek kabel yang tidak aman maupun kabel yang
memiliki terlalu banyak beban.
b. Hot work
Kebakaran yang disebabkan oleh hot work sering berasal dari sumber –
sumber yang tidak diperkirakan, sehingga sebaiknya perkantoran
mengurangi portable heater seperti oven, kompor dan lain – lain.
c. Mesin
Mesin yang sangat panas dapat menyebabkan kebakaran, sehingga harus
secara teratur di servis. Tempat pembuangan udaranya harus selalu
dibersihkan untuk mencegah terjadinya pemanasan mesin.

4
d. Rokok
Merupakan salah satu penyebab kebakaran di tempat kerja. Rokok
seharusnya dilarang di daerah kerja dimana bahan – bahannya mudah
terbakar.
e. Cairan yang mudah terbakar
Dalam pencegahannya, cairan yang mudah terbakar seharusnya disimpan
dalam tempat yang tertutup logam. LPG juga merupakan cairan yang mudah
terbakar dan harus disimpan secara aman.
f. Bad Housekeeping
Seperti print-out komputer atau berkas – berkas yang masih berserakan di
atas meja, peralatan listrik seperti komputer yang masih tersambung aliran
listrik bisa saja memicu timbulnya kebakaran. Perlu ada kebijakan kantor
yang membiasakan seluruh karyawannya untuk disiplin melakukan
prosedur-prosedur pencegahan sebelum meninggalkan ruang kerjanya pada
jam pulang kantor.
g. Kebakaran yang disengaja
Merupakan usaha percobaan untuk menutupi kriminalitas atau berasal dari
perselisihan perorangan. Perusahaan dapat mencegah kebakaran yang
disengaja dengan memastikan sistem proteksi kebakaran dites secara
berkala.

C. Karakteristik Kebakaran
a) Karakteristik Kebakaran Segitiga Api
Api akan menyebar merata ketika didukung tiga komponen utama
terjadinya percikan api, yaitu oksigen, bahan bakar dan kalor. Sehingga
karakteristik kebakaran dapat dikatakan mudah menyebar karena ketiga
komponen tersebut mudah dijumpai. Apabila hal tersebut terjadi, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menyelamatkan diri. Apabila kondisi
masih terkendali , segera identifikasi materi penyebab kebakaran , kemudian
lakukan pemadaman dengan zat kimia yang sesuai.
Resiko kebakaran selalu mengintai dimanapun, karena itu tingkatkan
kembali kewaspadaan diri terhadap bahaya api . Selain itu, perlu
ditanamkan bahwa pencegahan lebih utama dari pada penanganan.
b) Karakteristik Kebakaran dan Pemicunya
Secara dasar, api terjadi akibat adanya segitiga api. Syaratnya sangat
sederhana , yaitu kondisi dimana bahan bakar bertemu dengan kalor dan
oksigen. Karakteristik kebakaran ditentukan faktor material atau bahan
bakar.Kita semua tahu bahwa sekarang banyak didirikan pasar tradisional,
Mall , Perpustakaan, museum dan bangunan lainnya yang mengandung
banyak bahan yang mudah bterbakar. Bangunan tersebut mengandung buku,
arsip, perabotan yang diantaranya mengandung kayu, plastik dan bahan

5
kimia yang mudah terbakar. Bangunan itu juga mengandung beberapa
sumber yang berpotensi menyala yaitu aksi dan proses yang dapat
menghasilkan panas. Hal ini meliputi listrik, pemanasan yang terjadi di AC,
dan konversi energi lainnya.
Ketika kalor bereaksi dengan bahan bakar, kebakaran dapat terjadi.
Karakteristik kebakaran memiliki indikasi awal dengan munculnya asap.
Dengan sistem fire alarm yang canggih, detektor asap akan menstimulasi
menyalanya alarm. Dengan begitu petugas setempat segera dapat melakukan
penanganan awal menggunakan APAR.
Kebakaran dan resiko yang mengelilinginya dapat lebih mudah ditangani
apabila proteksi didukung dengan sistem yang memadai seperti sistem
hydrant dan sprinkler.

D. Rapid Health Assesmen (RHA) Kebakaran


Rapid Health Assesmen (RHA) adalah Tim yang bertugas untuk menilai di
lokasi bencana atau tempat kejadian untuk menentukan tingkat keparahan dan
bantuan yang di perlukan.
Prosedur kegiatan Rapid Health Assesment :
1. Menilai lokasi bencana/ musibah missal.
2. Menentukan tingkat keparahan bencana.
3. Menilai prakiraan jumlah korban dan bantuan yang diperlukan.
4. Petugas TIM RHA datang di lokasi kejadian/bencana.
5. TIM RHA melapor ke komando bencana setempat untuk mendapat ijin
memasuki lokasi.
6. Petugas RHA menentukan skala bencana, luas wilayah,jumlah korban,
jenis penyakit, sarana dan prasarana yang tersisa, sisa SDM yang masih
ada, akses jalan menuju lokasi bencana.
7. Tim RHA menyampaikan hasil survey awal ke Rumah Sakit untuk
pengambilan keputusan.
8. Petugas RHA menilai tingkat kegawatan korban, untuk pasien yang luka
ringan di beri pertolongan pertama.
9. Korban luka sedang di bawa ke Rumah Sakit lapangan.
10. Korban luka berat segera dievakuasi ke Rumah Sakit Rujukan wilayah
terdekat.

E. Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Kebakaran


Upaya Mitigasi dan Pengurangan Bencana
1. Kampanye dan sosialisasi kebijakan pengendalian kebakaran lahan dan
hutan.
2. Peningkatan masyarakat peduli api (MPA).
3. Peningkatan penegakan hukum.

6
4. Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk
penanggulangan kebakaran secara dini.
5. Pembuatan waduk (embung) di daerahnya untuk pemadaman api.
6. Pembuatan sekat bakar, terutama antara lahan, perkebunan, pertanian
dengan hutan.
7. Hindarkan pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
8. Hindarkan penanaman tanaman sejenis untuk daerah yang luas.
9. Melakukan pengawasan pembakaran lahan untuk pembukaan lahan secara
ketat.
10. Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman
yang heterogen.
11. Partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya.
12. Pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa membakar (pembuatan
kompos, briket arang dll).
13. Kesatuan persepsi dalam pengendalian kebakaran lahan dan hutan.
14. Penyediaan dana tanggap darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan dan
hutan disetiap unit kerja terkait.
15. Pengelolaan bahan bakar secara intensif untuk menghindari kebakaran
yang lebih luas.
F. Manajemen Bencana Kebakaran
Manajemen Bencana Merupakan sistem yang komprehensif untuk
menanggulangi seluruh kejadian secara cepat, tepat dan akurat untuk menekan
korban dan kerugian yang ditimbulkan . Manajemen bencana adalah suatu
proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-
langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana

Mengelola kebakaran bukan sekedar menyediakan alat-alat pemadam


kebakaran, atau melakukan latihan pemadaman secara berkala setiap tahunnya,
namun memerlukan program terencana dalam suatu sistem yang disebut
manajemen kebakaran dan dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu pencegahan
dilakukan sebelum kebakaran terjadi (pra kebakaran), penanggulangan
dilakukan saat terjadi kebakaran dan rehabilitasi dijalankan setelah kebakaran
(pasca kebakaran).
a. Pra kebakaran
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum kebakaran terjadi,uapaya yang
harus dilakukan dalam menghadapi pra kebakaran adalah :
1) Tim pemadam
2) Para pekerja
3) Sistem proteksi

7
4) Inpeksi kebakaran
5) Pengendalian

b. Bencana kebakaran
Jika kebakaran tidak dapat dicegah dan terjadi kebakaran maka
langkah terpenting yang harus dilakukan adalah mengenalikan kebakaran
dengan cepat, tepat dan aman. Langkah ini hanya dapat dicapai melalui
proses tanggap darurat yang baik dan terencana, untuk mengatasi kebakaran
yang terjadi dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia sebelum,
bantuan dari luar.

c. Pasca bencana kebakaran

1. Penyeledikan dan pelaporan


Bertujuan untuk mengetahui sebab kebakaran sehingga sehingga dapat
diambil langkah pencegahan.
2. Audit kebakaran
Bertujuan untuk melihat dan mengavaluasi kesesuaian sistem manajemen
kebakaran dengan ketentuan yang diberlakukan untuk mengambil
langkah perbaikan.

G. Mitigasi Kebakaran
Upaya mitigasi bencana kebakaran rumah dan gedung .Gedung dibagi menjadi
duabagian,yaitu :
a. upaya mitigasi non-struktural ( bukan upaya pembangunan fisik )
1) Kampanye dan sosialisasi kebijakan pengendalian kebakaran.
2) Jangan berbaring tidur bila : sedang masak pakai kompor BBM atau gas
elpiji, menyalakan lilin, memasang setrika listrik, masak dengan oven
listrik, merokok atau ketika anak-anak bermain sendiri tanpa pengawasan.
3) Peningkatan masyarakat peduli kebakaran.
4) Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khusus untuk
penanggulangan dini kebakaran.
5) Pelatihan untuk mencegah kebakaran dirumah dan gedung dan cara-cara
memadamkan kebakaran dengan berbagai alat pemadam kebakaran.
b. upaya mitigasi structural (upaya pembangunan fisik )
1) membangun rumah dan gedung dengan struktur bangunan yang dapat
memperkecil terjadinya kebakaran.
2) Pemasangan kabel listrik rumah dan gedung secara benar dengan
memakai kabel listrik yang baik. Sebaiknya pemasangan instalasi
listrik.
3) Menyediakan alat pemadam kebakaran portable.

8
4) Pengolahan bahan bakar zat kimia dan bahan-bahan yang mudah
terbakar secara baik dan benar serta hati-hati untuk menghindari
kebakaran rumah atau gedung .
5) Pemerintah atau masyarakat bersama-sama membeli mobil pemadam
kebakaran dan menyiapkan petugas pemadam kebakaran dengan baik.
6) Jangan membuat teralis besi permanen dirumah-rumah yang
menghambat orang keluar dari jendela bila terjadi kebakaran.
7) Membuat penampungan air diatas gedung .
8) Pembangunan rumah atau gedung yang tidak saling berhimpitan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan
bakar, oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda
atau cidera bahkan sampai kematian.

Bencana kebakaran harus dikelola dengan baik dan terencana mulai dari
pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi setelah terjadi kebakaran,
karena kecenderungan masyarakat selama ini hanya bereaksi setelah
kebakaran terjadi bahkan bahaya kebakaran sering diabaikan dan tidak
mendapat perhatian dari sistem manajemen.

Pengelolaan bencana kebakaran juga bukan sekedar menyediakan alat


pemadam atau melakukan latihan peran kebakaran, namun diperlukan suatu
program yang terencana dalam suatu sistem manajemen kebakaran yang
merupakan upaya terpadu untuk mengelola resiko kebakaran mulai dari
perecanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan tindak lanjutnya.

B. Saran

Sebagai masyarakat seharusnya kita mengetahui cara pemadaman


kebakaran yang benar agar jika kebakaran sewaktu waktu terjadi di sekitar
kita , kita mampu melakukan tindakan yang benar dan tepat dan kita harus
melakukan pencegahan caranya dengan melakukan pengecekan berkala
terhadap barang barang yang dengan mudah menyebabkan kebakaran. Dinas
pemadam kebakaran harus kebih sering memberikan informasi ke masyarakat
tentang bahaya kebakaran dan cara penanganan yang tepat jika kebakaran itu
terjadi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penanggulangan Bencana.(2017). Definisi Bencana Undang-undang Nomor


24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.Jakarta
Badan Penggulangan Bencana. (2019). Peraturan menteri kesehatan republik
indonesia nomor 75 tahun 2019 tentang penanggulangan krisis
kesehatan.Jakarta
Mawan, A. A. (2020). Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan Tentang Sistem
Tanggap Darurat Kebakaran Pekerja di Area Produksi SCA Pt. Inalum Kuala
Tanjung Tahun 2020.

Syarifah, H., Poli, D. T., Ali, M., Rahmat, H. K., & Widana, I. D. K. K. (2020).
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan
dalam Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan
Lahan. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 398-407.

Tanjung, R., Mulyadi, D., Arifudin, O., & Rusmana, F. D. (2020). MANAJEMEN
MITIGASI BENCANA.

11
LAMPIRAN

ROLEPLAY KEBAKARAN

pada tanggal 29 september 2021 telah terjadinya kebakaran dijalan kadrio


ening tepatnya dikampus ITKES WHS digedung B, kebakaran ini disebabkan
adanya konslet listrik dibesment.

pada tanggal 29 september 2021 terjadinya proses pembelajaran seperti


biasanya, pada pukul 13.00 tiba – tiba alaram pemberitahuan berbunyi
menandakan terjadinya kebakaran

Dosen : mengucapkan salam kepada para mahasiswa ( selamat siang………..)

Mahasiswa : selamat siang ibu

Dosen : ( memulai menyampaikan materi )

Mahasiswa : ( mendengarkan dengan seksama materi yang disampaikan dosen )

Tiba – tiba terdengar alaram pemberitahuan kebakaran berbunyi ( suara


alaram kebakaran ) seketika suasana hening…..

diruang team siaga para team membagi tugas :

ketua : ( membagi tugas ) setelah itu memnghubungi petugas pemadam


kebakaran

Team 1 – 4 : menuju titik yang ditentukan

mahasiswa : ibu sepertinya alaram pemberitahun kebakaran berbunyi mahasiswa

( semua berteriak dikarenakan panik )

Dosen : tetap tenang

tiba- tiba team siaga berpencar datang ……

Team siaga 1 & 4 : ( naik ke lantai 2-4 ) dan mengarahkan para mahasiswa dan
dosen untuk mengarah ke jalur evakuasi

Mahasiswa : kearah mana ni..( sambil berteriak )

Dosen : ikuti arahan team siaga

Team siaga 4 : semuanya jangan panik, ikuti saya, jangan terburu – buru….

12
kerena panik para mahasiswa tidak mendengarkan arahan dari team
siaga,,,sehingga banyak yang berlari dan saling mendorong yang menyebabkan
ada salah satu mahasiswa terjatuh dan terinjak sihingga mengalami cedera.

Mahasiswa : aduh…aduh….aduhh,,, tolong …..tolong…. sambal menangis

Team siaga 4 : tenang dek, jangan nangis, saya bantu jalan

mahasiswa :aduh kaki saya sakit,nggak bisa jalan

team siaga 4 : ( mengecek kaki mahasiswa ) permisi dek saya gendong

situasi di lantai 4 terkendali

Team siaga 3 : semuanya jangan panik, ikuti arahan saya …

Dosen : anak- anak silahkan ikuti arahan team siaga,,, bawah barang

yang penting saja

Mahasiswa : baik bu.( sambal mengambil barang )

Mahasiswa & dosen : menggikuti arahan team siaga 3

team siaga 2 : semuanya jangan panik, ikuti arahan saya …

Mahasiswa : api – api

Mahasiswa : dimana….diamana

team siaga 2 : semuanya ikuti saya, jangan panic

salah satu mahasiswa membuka pintu darurat , dikarenakan mahasiswa


tersebut panik namun api menyambar dengan cepat dari arah bawah, karena
sumber api tepat berada dibawah. dan api menyambar mahasiswa tersebut

Mahasiswa : tolong….tolong…..( improfisasi )

Mahasiswa lain : ( berlari dan berteriak ) tolong ….tolong ada yang terbakar

Team siaga : menggarahkan mahasiswa untuk tetap tenang dan tetap

menggikuti arah jalur yang telah ditentukan

Team siaga : ( berlari mengarah ke mahasiswa yang berteriak minta

tolong)

Team siaga : mengarahkan mahasiswa tersebut untuk berguling untuk

memadamkkan api yang membakar celana mahasiswa

tersebut dan mahasiswa menggukiti arahan team siaga 2 api

pun padam.

13
Team siaga 2 segera mengendong mahasiswa tersebut menuju ke titik kumpul,
diperjalan menuju titik kumpul team siaga melihat salah satu mahasiswa
terduduk diam,sambal memegang dada.

mahasiswa : terduduk diam sambil memegang dada

Team siaga 2 : ( berteriak sambal mengendong ) tandu….tandu dan

membawa nebulezer

Team siaga 3 & 4 : ( berlari menuju team siaga 2 sambil membawah tandu dan

nebulezer )

Team siaga 2 : ada mahasiswa dilantai 2 (di depan runag perpustakaan)

didalam tolong diamankan

Team siaga 4 : baik ( lalu sambal berlari menuju kelantai 2 )

Team siaga 4 : kenapa dek

Mahasiswa : memukul dada

Team siaga 4 : (memberikan pertolongan pertama) lalu segera membawa

mahasiswa menuju titik kumpul

Situasi di lantai 1 ( sumber api ) mencoba untuk memadamkan api


menggunakan APAR, tetapi api semakin membesar , tiba sekitar 30 menit
kemudian petugas pemadam kebakaran tiba di tempat, dan langsung bergegas
memadamkan api.

situasi dititik kumpul para medis memberikan penangan kepada para korban
cedera.

14
LEMBAR KONSULTASI MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA
MAHASISWA SEMESTER 7

ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA 2021

Judul Makalah: KONSEP MANAJEMEN BENCANA KEBAKARAN


Kelompok : 2 ( Dua )

Supervisor : Ns. Kiki Hardiansyah, M.Kep., Sp.KMB

Hari/ Materi Konsultasi Saran Tanda Tangan


Tanggal

15

Anda mungkin juga menyukai