2021
2
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat Rahmat dan BimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ”Konsep Manajemen Bencana Kebakaran” penulisan makalah
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dari penyusunan makalah ini, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan
semua proses tepat pada waktunya. Oleh karena itu, perkenakanlah kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus
kepada Ns. Kiki Hardiansyah, M.Kep., Sp.KMB ep selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Bencana yang telah meyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk
mengarahkan kami dalam penyusunan tugas ini. Dan semua pihak yang telah
membantu penyelsaian makalah ini, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
berkenan membalas kebaikan kita semua dan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana kebakaran harus dikelola dengan baik dan terencana mulai dari
pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi setelah terjadi kebakaran, karena
kecenderungan masyarakat selama ini hanya bereaksi setelah kebakaran terjadi
bahkan bahaya kebakaran sering diabaikan dan tidak mendapat perhatian dari
sistem manajemen.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah, maka bisa dirumuskan beberapa masalah
berikut ini :
a. Apa itu definisi kebakaran ?
b. Apa saja penyebab kebakaran ?
c. Bagaimana karakteristik kebakaran ?
d. Bagaimana Rapid Health Assesmen (RHA) kebakaran ?
e. Bagaimana Pengurangan Risiko Bencana (PRB) kebakaran ?
f. Bagaimana Manajemen Bencana kebakaran ?
g. Bagaimana mitigasi kebakaran ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui definisi kebakaran.
b. Untuk mengetahui penyebab kebakaran.
c. Untuk mengetahui karakteristik kebakaran.
d. Untuk mengetahui Rapid Health Assesmen (RHA) kebakaran.
e. Untuk mengetahui Pengurangan Risiko Bencana (PRB) kebakaran.
f. Untuk mengetahui Manajemen Bencana kebakaran.
g. Untuk mengetahui mitigasi kebakaran.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan adalah sebagai berikut :
a. Bagi Masyarakat
kebakaran.
b. Bagi Pembaca
c. Bagi Mahasiswa
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kebakaran
Kebakaran merupakan sesuatu bencana yang disebabkan oleh api atau
pembakaran tidak terkawal, membahayakan nyawa manusia, bangunan atau
ekologi.
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan bakar,
oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera
bahkan sampai kematian.
B. Penyebab Kebakaran
Menurut Agus Triyono (2019), kebakaran terjadi karena manusia, peristiwa
alam, penyalaan sendiri dan unsur kesengajaan.
3
a. Kebakaran karena manusia yang bersifat kelalaian, seperti:
1. Kurangnya pengertian, pengetahuan tentang penanggulangan bahaya
kebakaran.
2. Kurang hati-hati dalam menggunakan alat atau bahan yang dapat
menimbulkan api.
3. Kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
b. Kebakaran karena peristiwa alam terutama menyangkut cuaca dan gunung
berapi, seperti sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir,
angin dan topan.
c. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang-gudang
bahan kimia dimana bahan-bahan tersebut bereaksi dengan udara, air dan
juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
d. Kebakaran karena unsur kesengajaan, untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya:
1. Sabotase untuk menimbulkan huru-hara, kebanyakan dengan alasan
politis.
2. Mencari keuntungan pribadi karena ingin mendapatkan ganti rugi
melalui asuransi kebakaran.
3. Untuk menghilangkan jejak kejahatan dengan cara membakar dokumen
atau bukti-bukti yang dapat memberatkannya.
4. Untuk jalan taktis dalam pertempuran dengan jalan bumi hangus.
Penyebab kebakaran dapat bermacam-macam. Penyebab ini harus dapat
diidentifikasi pihak managemen, sehingga penyebab kebakaran dapat dicegah.
Berikut beberapa penyebab yang menimbulkan kebakaran :
a. Bahaya listrik
Kebakaran akibat listrik sering terjadi di kantor – kantor dibandingkan
dengan rumah. Penyebabnya bisa berawal dari kontak/sirkuit listrik yang
terlalu banyak atau kontak yang terlalu panas, dan kabel – kabel yang tidak
aman. Kekurangan jumlah stop kontak yang menyebabkan penggunaan
adaptor juga akan menyebabkan kebakaran. Bahaya listrik memerlukan
electrical audit untuk mengecek kabel yang tidak aman maupun kabel yang
memiliki terlalu banyak beban.
b. Hot work
Kebakaran yang disebabkan oleh hot work sering berasal dari sumber –
sumber yang tidak diperkirakan, sehingga sebaiknya perkantoran
mengurangi portable heater seperti oven, kompor dan lain – lain.
c. Mesin
Mesin yang sangat panas dapat menyebabkan kebakaran, sehingga harus
secara teratur di servis. Tempat pembuangan udaranya harus selalu
dibersihkan untuk mencegah terjadinya pemanasan mesin.
4
d. Rokok
Merupakan salah satu penyebab kebakaran di tempat kerja. Rokok
seharusnya dilarang di daerah kerja dimana bahan – bahannya mudah
terbakar.
e. Cairan yang mudah terbakar
Dalam pencegahannya, cairan yang mudah terbakar seharusnya disimpan
dalam tempat yang tertutup logam. LPG juga merupakan cairan yang mudah
terbakar dan harus disimpan secara aman.
f. Bad Housekeeping
Seperti print-out komputer atau berkas – berkas yang masih berserakan di
atas meja, peralatan listrik seperti komputer yang masih tersambung aliran
listrik bisa saja memicu timbulnya kebakaran. Perlu ada kebijakan kantor
yang membiasakan seluruh karyawannya untuk disiplin melakukan
prosedur-prosedur pencegahan sebelum meninggalkan ruang kerjanya pada
jam pulang kantor.
g. Kebakaran yang disengaja
Merupakan usaha percobaan untuk menutupi kriminalitas atau berasal dari
perselisihan perorangan. Perusahaan dapat mencegah kebakaran yang
disengaja dengan memastikan sistem proteksi kebakaran dites secara
berkala.
C. Karakteristik Kebakaran
a) Karakteristik Kebakaran Segitiga Api
Api akan menyebar merata ketika didukung tiga komponen utama
terjadinya percikan api, yaitu oksigen, bahan bakar dan kalor. Sehingga
karakteristik kebakaran dapat dikatakan mudah menyebar karena ketiga
komponen tersebut mudah dijumpai. Apabila hal tersebut terjadi, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah menyelamatkan diri. Apabila kondisi
masih terkendali , segera identifikasi materi penyebab kebakaran , kemudian
lakukan pemadaman dengan zat kimia yang sesuai.
Resiko kebakaran selalu mengintai dimanapun, karena itu tingkatkan
kembali kewaspadaan diri terhadap bahaya api . Selain itu, perlu
ditanamkan bahwa pencegahan lebih utama dari pada penanganan.
b) Karakteristik Kebakaran dan Pemicunya
Secara dasar, api terjadi akibat adanya segitiga api. Syaratnya sangat
sederhana , yaitu kondisi dimana bahan bakar bertemu dengan kalor dan
oksigen. Karakteristik kebakaran ditentukan faktor material atau bahan
bakar.Kita semua tahu bahwa sekarang banyak didirikan pasar tradisional,
Mall , Perpustakaan, museum dan bangunan lainnya yang mengandung
banyak bahan yang mudah bterbakar. Bangunan tersebut mengandung buku,
arsip, perabotan yang diantaranya mengandung kayu, plastik dan bahan
5
kimia yang mudah terbakar. Bangunan itu juga mengandung beberapa
sumber yang berpotensi menyala yaitu aksi dan proses yang dapat
menghasilkan panas. Hal ini meliputi listrik, pemanasan yang terjadi di AC,
dan konversi energi lainnya.
Ketika kalor bereaksi dengan bahan bakar, kebakaran dapat terjadi.
Karakteristik kebakaran memiliki indikasi awal dengan munculnya asap.
Dengan sistem fire alarm yang canggih, detektor asap akan menstimulasi
menyalanya alarm. Dengan begitu petugas setempat segera dapat melakukan
penanganan awal menggunakan APAR.
Kebakaran dan resiko yang mengelilinginya dapat lebih mudah ditangani
apabila proteksi didukung dengan sistem yang memadai seperti sistem
hydrant dan sprinkler.
6
4. Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk
penanggulangan kebakaran secara dini.
5. Pembuatan waduk (embung) di daerahnya untuk pemadaman api.
6. Pembuatan sekat bakar, terutama antara lahan, perkebunan, pertanian
dengan hutan.
7. Hindarkan pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
8. Hindarkan penanaman tanaman sejenis untuk daerah yang luas.
9. Melakukan pengawasan pembakaran lahan untuk pembukaan lahan secara
ketat.
10. Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman
yang heterogen.
11. Partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di daerahnya.
12. Pengembangan teknologi pembukaan lahan tanpa membakar (pembuatan
kompos, briket arang dll).
13. Kesatuan persepsi dalam pengendalian kebakaran lahan dan hutan.
14. Penyediaan dana tanggap darurat untuk penanggulangan kebakaran lahan dan
hutan disetiap unit kerja terkait.
15. Pengelolaan bahan bakar secara intensif untuk menghindari kebakaran
yang lebih luas.
F. Manajemen Bencana Kebakaran
Manajemen Bencana Merupakan sistem yang komprehensif untuk
menanggulangi seluruh kejadian secara cepat, tepat dan akurat untuk menekan
korban dan kerugian yang ditimbulkan . Manajemen bencana adalah suatu
proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-
langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi bencana
7
4) Inpeksi kebakaran
5) Pengendalian
b. Bencana kebakaran
Jika kebakaran tidak dapat dicegah dan terjadi kebakaran maka
langkah terpenting yang harus dilakukan adalah mengenalikan kebakaran
dengan cepat, tepat dan aman. Langkah ini hanya dapat dicapai melalui
proses tanggap darurat yang baik dan terencana, untuk mengatasi kebakaran
yang terjadi dengan mengerahkan sumber daya yang tersedia sebelum,
bantuan dari luar.
G. Mitigasi Kebakaran
Upaya mitigasi bencana kebakaran rumah dan gedung .Gedung dibagi menjadi
duabagian,yaitu :
a. upaya mitigasi non-struktural ( bukan upaya pembangunan fisik )
1) Kampanye dan sosialisasi kebijakan pengendalian kebakaran.
2) Jangan berbaring tidur bila : sedang masak pakai kompor BBM atau gas
elpiji, menyalakan lilin, memasang setrika listrik, masak dengan oven
listrik, merokok atau ketika anak-anak bermain sendiri tanpa pengawasan.
3) Peningkatan masyarakat peduli kebakaran.
4) Pembentukan pasukan pemadaman kebakaran khusus untuk
penanggulangan dini kebakaran.
5) Pelatihan untuk mencegah kebakaran dirumah dan gedung dan cara-cara
memadamkan kebakaran dengan berbagai alat pemadam kebakaran.
b. upaya mitigasi structural (upaya pembangunan fisik )
1) membangun rumah dan gedung dengan struktur bangunan yang dapat
memperkecil terjadinya kebakaran.
2) Pemasangan kabel listrik rumah dan gedung secara benar dengan
memakai kabel listrik yang baik. Sebaiknya pemasangan instalasi
listrik.
3) Menyediakan alat pemadam kebakaran portable.
8
4) Pengolahan bahan bakar zat kimia dan bahan-bahan yang mudah
terbakar secara baik dan benar serta hati-hati untuk menghindari
kebakaran rumah atau gedung .
5) Pemerintah atau masyarakat bersama-sama membeli mobil pemadam
kebakaran dan menyiapkan petugas pemadam kebakaran dengan baik.
6) Jangan membuat teralis besi permanen dirumah-rumah yang
menghambat orang keluar dari jendela bila terjadi kebakaran.
7) Membuat penampungan air diatas gedung .
8) Pembangunan rumah atau gedung yang tidak saling berhimpitan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebakaran adalah suatu peristiwa oksidasi dengan ketiga unsur (bahan
bakar, oksigen dan panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda
atau cidera bahkan sampai kematian.
Bencana kebakaran harus dikelola dengan baik dan terencana mulai dari
pencegahan, penanggulangan dan rehabilitasi setelah terjadi kebakaran,
karena kecenderungan masyarakat selama ini hanya bereaksi setelah
kebakaran terjadi bahkan bahaya kebakaran sering diabaikan dan tidak
mendapat perhatian dari sistem manajemen.
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Syarifah, H., Poli, D. T., Ali, M., Rahmat, H. K., & Widana, I. D. K. K. (2020).
Kapabilitas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Balikpapan
dalam Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan
Lahan. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 398-407.
Tanjung, R., Mulyadi, D., Arifudin, O., & Rusmana, F. D. (2020). MANAJEMEN
MITIGASI BENCANA.
11
LAMPIRAN
ROLEPLAY KEBAKARAN
Team siaga 1 & 4 : ( naik ke lantai 2-4 ) dan mengarahkan para mahasiswa dan
dosen untuk mengarah ke jalur evakuasi
Team siaga 4 : semuanya jangan panik, ikuti saya, jangan terburu – buru….
12
kerena panik para mahasiswa tidak mendengarkan arahan dari team
siaga,,,sehingga banyak yang berlari dan saling mendorong yang menyebabkan
ada salah satu mahasiswa terjatuh dan terinjak sihingga mengalami cedera.
Dosen : anak- anak silahkan ikuti arahan team siaga,,, bawah barang
Mahasiswa : dimana….diamana
Mahasiswa lain : ( berlari dan berteriak ) tolong ….tolong ada yang terbakar
tolong)
pun padam.
13
Team siaga 2 segera mengendong mahasiswa tersebut menuju ke titik kumpul,
diperjalan menuju titik kumpul team siaga melihat salah satu mahasiswa
terduduk diam,sambal memegang dada.
membawa nebulezer
Team siaga 3 & 4 : ( berlari menuju team siaga 2 sambil membawah tandu dan
nebulezer )
situasi dititik kumpul para medis memberikan penangan kepada para korban
cedera.
14
LEMBAR KONSULTASI MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA
MAHASISWA SEMESTER 7
15