Anda di halaman 1dari 12

Resume Keperawatan gadar

Nama : Tri Wahyuni Retno Wulan Oktaviani

Kelas : Keperawatan 3B

Nim : 18.096.096.01

Pertemuan Pertama

Konsep Triage dab pengkajian primer ABCD, legal etis

Gaster

Duodenum

Colon

Ileus

Rekrum

Abdomen – digestive : nyeri,diet, mual muntah

-perkemihan

-reproduksi

Kegawat daruratan

1. Diare > bab encer lebih dari 7x


Diare menyebabkan nyeri abdomen
a. Apendiks
b. Gerd
c. Gastritis atau magh
d. Dipsesia
2. Infeksi
3. Obtruksi tanda gejala -mual muntah
a. Ileus obtruksi -tidak bisa bab
b. Colon -kembung
- sendawa
- nafsu makan berkurang

Jika terjadi paralisis ( kelumpuhan ) jika terjadi di nereus yang mengatur abdomen

Paralisis

Kelumpuhan

Nervus abdomen

Colon – Ileus

Elektopit = kelahiran di luar rahim

Hernia turun berok atau suatu tinjolan yang turun dari organ atau jaringan melalui bukaan
abnormal

Hernia melibat perut dan usus


4. Peradangan luka

Kolik
5. Hemoragik triage merah

Pendarahaan

Masalah EKG atau masalah jantung. Masuk ke merah

a. Cari trase IGD dan contoh kasus


Tipoid atau DBD Demam lebih 3 hari harus di cek di lab

Diare bledine rawat inap


Masuk di tisae hijau DBD Menyebabkan : HB > trombosit

Pendarahan masif -masuk triase merah

-Syok
b. Nyeri di sekitar tungkai atas

Pertemuan Kedua

Konsep Asuhan Keperawatan pada kegawatandarurat system pencernaan kolik abdomen, trauma
abdomen

A. Kolik Abdomen

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus sepanjang tratus intestinal. Rasa
nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam
abdomen (perut) hal yang mendasari penyakit ini adalah infeksi pada organ di dalam perut
(mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu
empedu, batu ginjal). Rasa sakit ini dapat muncul mendadak pada orang dewasa, bisa juga
berkembang secara bertahap dan semakin kronis.

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal usus sepanjang tratus intestinal. Rasa
nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ yang terdapat dalam
abdomen (perut) hal yang mendasari penyakit ini adalah infeksi pada organ di dalam perut
(mencret, radang kandung empedu, radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu
empedu, batu ginjal). Rasa sakit ini dapat muncul mendadak pada orang dewasa, bisa juga
berkembang secara bertahap dan semakin kronis. penyebabnya cepat diketahui misalnya, makan
terlalu kenyang, makanan yang terlalu banyak asam,pedas, dan kebanyakan minuman yang ber

alkohol. Nyeri abdomen juga dapat terjadi karena diare atau sembelit. Banyakwanita yang
mengalami nyeri pada daerah pinggul dan perut bagian bawah pada waktu haid. Nyeri dapat
terjadi sebelum atau selama haid, atau pada saat ovulasi.

a. Sifat nyeri
Tajam, dipermukaan iritasi peritoneum / nyeri parietal / somatik

a. Hilang timbul, samar-samar, terasa dalam seperti “diperas” nyeri visceral

b. Nyeri “colic” : lumen kecil yg tersumbat spt ureter, saluran empedu

b. gejala kolik abdomen

1) Nyeri ulu hati


2) Mual
3) Tubuh terasa lemas dan panas Terasa perih bagian perut
4) Nyeri punggung
5) Perut kembung
6) Gangguan buang air kecil
7) Diare
8) Distensi berat
9) Distensi ringan
10) Peningkatan bising usus
11) Perut terasa panas
12) Tidak bisa buang angin dan BAB Kehilanagan nafsu makan
13) Nyeri di daerah dada
14) Kram perut
15) Muntah – muntah

c. Diagnosis banding :

1. Kanan atas :

a) Kolesistitis akut
b) prankeas akut
c) perforasi tukak peptik
d) hepatitis akut
e) abses hati
f) kongestif hepatomegali akut
g) pneumonia dengan reaksi pleura

2. Kiri atas

a) Perforasi lambung
b) Pankreatitis akut
c) Perfomasi kolon
d) Pneumonia dengan reaksi pleura
e) Infark Mokard
f) Pielonefritis akut

3. Peri umbilikal :

a) Obstruksi eulus
b) Apendistis
c) Prankeatitis akut
d) Hernia strangulasi
e) Divertikulitis

4. Kanan bawah :

a) Apendisitis
b) Adneksitis
c) Batu ureter
d) Hernia

5. Kiri bawah :

a) Kalkulus renal
b) Adneksitis / sigmoid
c) Batu ureter
d) Hernia
B. Trauma Abdomen
Trauma abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara toraks dan
pelvis. Rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding (abdominal wall) yang terbentuk dari
dari otot-otot abdomen, columna vertebralis, dan ilium. Untuk membantu menetapkan suatu
lokasi di abdomen, yang paling sering dipakai adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang
bayangan horizontal dan dua bidang bayangan vertikal. Bidang bayangan tersebut membagi
dinding anterior abdomen menjadi sembilan daerah (regiones). Dua bidang diantaranya berjalan
horizontal melalui setinggi tulang rawan iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas crista
iliaca dan dua bidang lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga
kedelapan hingga ke pertengahan ligamentum inguinale. Daerah-daerah itu adalah:

1) hypocondriaca dextra
2) Epigastrica
3) hypocondriaca sinistr
4) lateralis dextra
5) umbilicalis
6) lateralis sinistra
7) inguinalis dextra
8) pubica
9) inguinalis sinistra

Proyeksi letak organ abdomen yaitu:

1) Hypocondriaca dextra meliputi organ: lobus kanan hepar, kantung empedu, sebagian
duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar suprarenal kanan.
2) epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian hepar. 3)
hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, lien, bagian kaudal pankreas, fleksura lienalis
kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.
3) lateralis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan, sebagian
duodenum dan jejenum.
4) Umbilicalis meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum, jejenum dan
ileum.
5) Lateralis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri, sebagian jejenum
dan ileum.
6) Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter kanan.
7) Pubica meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada kehamilan).
8) Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.

Pertemuan Ketiga

1. Kombinasi antara luka bakar pada kulit yang luas serta kerusakan organ dalam
menyebabkan meningkatnya kebutuhan cairan akibat banyaknya cairan yang hilang.
Kerusakan pada jantung dan otot dapat menyebabkan myoglobulinuria. Myoglobin
menyebabkan obsruksi dan vasokontriksi serta mebyebabkan gagal ginjal. Pasien dengan
luka bakar bisa mengakibatkan gagal ginjal akut karena separuh dari tubuh kita ini adalah
air jika terjadi luka bakar pada kulit kita akan mengakibatkan kurangnya pasokan air, air
yang kita konsumsi akan keluar lagi melalui luka sehingga air yang harusnya mengalir ke
ginjal itu tidak terjadi, sehingga bisa mengakibatkan dehidrasi dan bisa mengakibatkan
aliran darah tidak maksimal. Luka bakar berpotensi untuk menjadi penyebab terjadinya
gagal multiorgan dengan angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Kombinasi antara
luka bakar pada kulit yang luas serta kerusakan organ dalam menyebabkan meningkatnya
kebutuhan cairan akibat banyaknya cairan yang hilang.Kerusakan pada jantung dan otot
dapat menyebabkan myoglobulinuria. Myoglobin menyebabkan obsruksi dan
vasokontriksi serta mebyebabkan gagal ginjal. Resusitasi cairan menggunakan metode
parkland dan titrasi diharapkan dapat merehidrasi,mengembalikan fungsi ginjal serta
mencegah komplikasi pada ginjal akibat myoglobin pada urin. kejadian gagal ginjal pada
pasien luka bakar yang di resusitasi dengan formula parkland dan titrasi.Resusitasi cairan
yang adekuat sangat penting dalam manajeman dini luka bakar. Formula parkland sudah
banyak digunakan sebagai dasar perhitungan cairan resusitasi. Terdapat hasil yang
bermakna pada hubungan antara pemberian cairan menggunakan formula parland dan
titrasi dengan angka kejadian gagal ginjal,bahwa pemberian cairan berdasarkan formula
parkland dan titrasi dapat menurunkan angka kejadian gagal ginjal pada luka bakar.
Myoglobulinuria sendiri tidak menunjukkan hubungan dengan angka kejadian gagal
ginjal akut, kemungkinan disebabkan karena myoglobulinuria sendiri hanya merupakan
salah satu faktor penyebab gagal gagal ginjal pada luka bakar.
2. Pengkajian gawat darurat :
a.Airways
1.kaji kepatenan jalan nafas pasien
2. Kaji obstruksi jalan nafas ada tidaknya sputum atau benda asing yang menghalangi
jalan nafas
3.kaji adanya suara nafas tambahan karena adanya obstruksi : gargling.snoring,stridor.
b. Breathing
1. Kaji frekuensi pernafasan.
2.Kaji irama pernafasan.3.Kaji bunyi nafas : broncovesikuler,vesikuler dan bronchial.
4.Kaji adanya suara nafas tambahan :wheezing dan ronkhi.
5.Kaji adanya retraksi dinding dada.
6.kaji ada tidaknya penggunaan otot bantu pernafasan.
Circulation :
1.kaji nadi pasien.
2.Kaji akral (hangat/dingin).
3.Kaji tekanan darah.
4.Kaji capillary refill time.5.Kaji saturasi oksigen.
6.kaji adanya sianosis.
Disability :
1.tingkat kesadarana.
Compos mentis : 14-15
Apatis : 13-14
Somnolen : 10-12
Supor : 8-9

3. menurut saya Penatalaksanaan gagal ginjal akut di igd dengan riwayat dehidrasi bersifat
suportif, yaitu perbaikan cairan, tekanan darah, elektrolit dan terapi pengganti
ginjal.Dalam pengobatan gagal ginjal akut, penyebab harus dicari dan dilakukan tata
laksana terhadap penyebab tersebut. Pengobatan bersifat suportif dan sampai sejauh ini
belum ditemukan pengobatan terapeutik. Beberapa modalitas pengobatan gagal ginjal
akut tanpa terapi pengganti ginjal adalah hidrasi, perbaikan tekanan darah, perbaikan
kadar elektrolit, diet dan kontrol gula darah.
a. Perbaikan Status Cairan
Bila terdapat kekurangan cairan pada pasien dengan risiko atau sudah mengalami gagal
ginjal akut, sebaiknya resusitasi dilakukan dengan cairan kristaloid isotonik seperti cairan
salin normal dan ringer laktat. Pengobatan dengan diuretik tidak disarankan untuk
mencegah gagal ginjal akut, kecuali bila terbukti adanya kelebihan cairan tubuh.
Furosemid digunakan untuk mengeluarkan cairan pada saat ginjal masih berespon dengan
obat ini. ginjal terhadap furosemid dapat dikatakan sebagai tanda prognosis yang baik.
b. Perbaikan Kadar Elektrolit dan Keseimbangan Asam Basa
Hiperkalemia berat (≥ 6.5 mmol/L) atau dengan perubahan EKG (contoh: gelombang T
tinggi) dapat diberikan 5-10 unit insulin dengan dextrose agar terjadi pergerakan kalium
ke intrasel. Kalsium glukonas (10 mL pada konsentrasi 10%) diberikan dalam 5 menit
secara intravena, digunakan untuk stabilisasi membran sel dan menurunkan risiko
aritmia. Hiperkalemia juga dapat diatasi dengan penggunaan sodium polystyrene
sulfonate atau furosemide.
Gagal ginjal akut juga dapat menyebabkan asidosis yang perlu dikoreksi dengan
menggunakan bikarbonat.

Gagal Ginjal Akut (GGA)


Gagal ginjal akut adalah suatu keadaan penurunan fungsi ginjal secara mendadak akibat
kegagalan sirkulasi renal, serta gangguan fungsi tubulus dan glomerulus dengan manifestasi
penurunan produksi urine dan terjadi azotemia (peningkatan kadar nitrogen darah, peningkatan
kreatiniin serum, dan retensi
produk metabolik yang harus diekresikan oleh ginjal)
Penyebab
a. Gagal ginjal akut Prerenal.
Gagal ginjal akut prerenal adalah keadan yang paling ringan yang dengan cepat dapat
reversibel, jika perfusi ginjal segera diperbaiki. Gagal ginjal akut prerenal merupakan
kelainan fungsional, tanpa adanya kelainan histologik//morfologik pada nefron. Namun bila
hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan menimbulkan trjadinya nekrosis tubular akut
(NTA).
Etiologi :
a). Penurunan Volume Vascular
1. Kehilangan darah/plasma karena perdarahan, luka bakar.
2. Kehilangan cairan ekstraselular karena muntah, diare.
b). Kenaikan Kapasitas Vascular
1. Sepsis
2. Blokade ganglion
3. Reaksi anafilaksis
c). Penurunan Curah Jantung/kegagalan pompa jantung
1. Renjatan kardiogenik
2. Payah jantung kongesti
3. Tamponade jantung
4. Distritmia
5. Emboli paru
b. Gagal ginjal akut renal.
a). GGA renal sebagai akibat penyakit ginjal primer seperti:
1. Glumerulonefritis
2. Nefrosklerosis
3. Penyakit kolagen
4. Angitis hepersensitif
5. Nefritis interstitialis akut karena obat, kimia, atau kuman
c. Gagal ginjal akut postrenal
GGA postrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun alirannya
dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi, meskipun dapat
juga karena ekstravasasi.
Etiologi:
a.). Obstruksi
1. Saluran kencing: batu, pembekuan darah, tumor, krista,dll
2. Tubuli ginjal: kristal, pigmen, protein (miolema)
b). Ekstravsasi

Penatalaksanaan
a. Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal akut yang serius seperti
hiperkalemia, perikarditis, dan kejang.
b. Penanganan hipekalemia
c. Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada berat badan harian pengukuran
vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah dan status klinis
pasien. Masukkan dan haluaran oral dan parentral dan urine, drainase lambung, feses,
drainase luka dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian
cairan.

Trauma Ginjal
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal cedera pada ginjal yang disebabkan oleh
berbagai macam ruda paksa baik tumpul maupun tajam.baik tumpul maupun tajam. Trauma yang
menyebabkan robekan robekan kapsul sehingga menimbulkan perdarahan perdarahan pada
kantong gerota perlu lebih mendapat perhatian dibanding trauma yang tidak menyebabkan
robekan pada kapsul. Vena renalis renalis kiri terletak ventral aorta sehingga sehingga luka
penetrans didaerah ini bisa menyebabkan trauma pada kedua struktur. Karena letaknya yang
berdekatan antara pancreas dan pole atas ginjal kiri serta duodenum dengan tepi medial ginjal
kanan bisa menyebabkan trauma kombinasi pada pankreas, duodenum dan ginjal. Anatomi ginjal
yang mengalami kelainan mengalami kelainan seperti hidronefrosis atau tumor maligna lebih
mudah mengalami ruptur hanya oleh adanya trauma ringan
Penyebab
Trauma tumpul ( 80-85% ), langsung ke abdomen,flank atau punggung.
a. Kecelakaan kendaraan bermotor,penerbangan,jatuh,dan contact-sports.
b. Kecelakaan kendaraan dengan kecepatan tinggi menyebabkan trauma deselerasi dan
trauma pada vasculer pada vascular besar.
c. Luka tembak dan   tusukan benda tajan menyebkan trauma penetran pada ginjal.
Sehingga setiap trauma
d. tajam didaerah tersebut, dicurigai adanya trauma ginjal,sampai terbukti tidak.
e. Pada luka tusuk gi  Pada luka tusuk ginjal, juga terjadi trauma pada organ visceral
abdomen sekitar 80%.

Anda mungkin juga menyukai