KOLIK ABDOMEN
Disusun Oleh :
Syabrina Asmi Lestari
NIM :
220201037
2. Anatomi Fisiologi
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati
dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J. gaster akan berakhir
pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan
membuka saat pengisian dan pengosongan lambung Gaster berlanjut kedalam duodenu
yang berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejunum dan ileum, hanya
saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan berakhir pada ligament-ligamen treltz berupa
sebuah ligament yang berjalan dari sist kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus
dan melekat pada perbatasan duodenum dan jejunium sisa dari usus halus adalah jejunum
¾ bagian akhir disebut ileum.
Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kin sedangkan ileum dibagian kanan
Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan
melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar
kedalam usus halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis. Colon (usus
besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari ceacum, colon pars desendens, colon
pars aseenden, colon transversum dan rectum, lapisan usus besar terdin dan tunika serosa
tunika submukosa, tunika muskularis, tunika mukosa.
3. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu : a.
Secara mekanis
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada ductus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensiusus tidak dapat
bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yangdisebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalamdarah karena ginjal
tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2015).
4. Klasifikasi
1. Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral dimana intervasi
berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot,
bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karateristik nyeri visceral diantaranya
sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke area dengan struktur
embryonal yang sama.
2. Kolik abdomen adalah nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran
serabut saraf (Reeves, 2015).
5. Pathway
Reeves. 2015.
6. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana - usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas. distensi, muntah empedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bemada tinggi terdengar pada
interval singkat), nyeri tekan difus minimal
b. Mekanika sederhana - usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen distensi berat muntah - sedikit atau tidak ada -
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi "hush" meningkat, nyen tekan
difus minimal.
c. Mekanika sederhana-kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus.nyeri tekan difus minimal
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn gejalanya kram nyen
abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi Gejala berkembang dengan cepat, nyeri parah terus menerus dan
terlokalisir, distensi sedang muntah persisten biasanya bising usus menurun dn nyeri
tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah
atau mengandung darah samar (Reeves, 2015).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik: Tanda-tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid
yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus
h. Arten gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic
9. Komplikasi
a. Kolik ureter (tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus)
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Anamnesa
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik pada sasaran yang dituju, selain itu pengumpulan data dapat
diperoleh dari pasien, keluarga, tenaga Kesehatan, catatan medis, medical record dan
literature. Hal-hal yang dibagi pada pasien antara lain : 1) Identitas : nama, tgl lahir,
umur, agama, alamat, Pendidikan 2) Status Kesehatan :
a) keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien
mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah danlain-lain
b) Riwayat penyakit sekarang
Sejak kapan serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor yang
mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
c) Riwayat kesehatan terdahulu
Pasien tidak memiliki Riwayat penyakit terdahulu.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki penyakit menular.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik perut harus dilakukan dengan teliti dan sistematis dengan cara :
1. Inspeksi
Semua pakaian harus lepas Perut bagian depan dan belakang diteliti apakah
mengalami ekskoriasi atau memar, adakah laserasi tusukan dan sebagainya
dengan caralog rol.
2. Auskultasi
Lakukan untuk mendegarkan bising usus yang terdengar atau tidak.
3. Perkusi
Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena dilatasi lambung
akut di kwadran kiri atas ataupun adanya perkusi redup bila ada hemoperitoneum.
c. Analisa Data
No Data fokus Etiologi Masalah
1 DS : Pasien mengatakan Agen pencedera Nyeri akut
nyeri perut bagian kanan fisiologis
bawah DO :
- Pasien terlihat
memegangi perut
baagian kanan bawah
- Ditemukan skala nyeri
4 dari 10
2 DS : Pasien mengeluh sulit Kurang kontrol tidur Gangguan pola tidur
tidur karena rasa sakit yang
hilang timbul DO :
- Mata pasien terlihat
sayu
2. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan pasien
terlihat memegangi perut bagian kanan bawah dan ditemukan skala nyeri 4 dari 10
(D.0077)
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055)
c. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis (D.0032)
3. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Nyeri akut Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri (I.08238)
(L.08066) Observasi :
Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi,
Tindakan karateristik, durasi,
keperawatan 1 x 24 frekuensi, kualitas nyeri
jam diharapkan 2. Identifikasi skala nyeri
tingkat 3. Identifikasi respon nyeri non
nyeri verbal
menurun 4. Identifikasi faktor yang
dengan memperberat dan
kriteria hasil : memperingan nyeri
1. Keluhan nyeri 5. Identifikasi pengetahuan dan
menurun keyakinan tentang nyeri
2. Meringis 6. Identifikasi pengaruh nyeri
menurun pada kualitas hidup
3. Kesulitan 7. Monitor efek
tidur samping penggunaan
menurun analgetic Terapeutik :
1. Berikan Teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan tenik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu