“COLIC ABDOMEN ”
Disusun Oleh:
Sinur liani
Nim :
2020242034
( ) ( )
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
COLIC ABDOMEN
I. Konsep Penyakit
A. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal,
obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan
tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011)
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan seperti
perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial
ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang terlibattersebut dipengaruhi
peristaltik. Beberapa yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik
renal dan kolik karena sumbatan usus halus (Gilroy,2009).
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2011). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2011).
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba- tiba dan kadang hilang dan
merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Slamet suyono,
2012).
B. Anatomi Fisiologi
Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen bagian atas antara hati
dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster berbentuk huruf J, gaster akan berakhir
pada pylorus yang mempunyai sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan
membuka saat pengisian dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum yang
berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejunum dan ileum, hanya saja panjang
duodenum kira-kira 25cm dan berakhir pada ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament
yang berjalan dari sisi kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat
pada perbatasan duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagian akhir
disebut ileum.
Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri, sedangkan ileum dibagian
kanan. Makanan masuk melalui sphincter pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan
melalui katub ileoccal valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus
halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis. Colon (usus besar) lebih besar
dari usus halus yang terdiri dari ceacum, colon pars desendens, colon pars aseenden, colon
transversum dan rectum, lapisan usus besar terdiri dari tunika serosa tunika submukosa, tunika
muskularis, tunika mukosa.
C. Etiologi
a. Secara mekanis :
2. Karsinoma
3. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)
1. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat bergerak)
2. Lesi medulla spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas)
3. Enteritis regional
5. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal
tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
D. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah berlangsung
lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu
sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari
otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang di timbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut
biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan
disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada
lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut.
Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu
nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
E. Manifestasi klinis
a) . Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat),
nyeri tekan difus minimal.
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah–sedikit atau tidak ada – kemudian
mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi muntah
(fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram, nyeri
abdomen, distensi ringan dan diare.
e) Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang;
muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau
vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar(Reeves,2011).
F. Komplikasi
2. Kolik biliaris
G. Pemeriksaan Diagnostik
c. Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium : leokosit, HB
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan hitung SDP
dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi
pannkreas oleh lipatan khusus.
c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik
atau infeksi
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang di
lakukan sebagai prosedur kedua.
d) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan
selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
a. Pengkajian
pengkajian merupakan langkah pertama dan proses penggabungan melalui kegiatan pada data
perolehan data yang akurat dari klien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS. Biasanya klien mengeluh nyeri
perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
Sejak kapan serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan factor yang mempengaruhi dan
memperberat keluhan sehingga dibawa ke Rumah Sakit.
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adanya penyakit keturunan atau menular. duksi dan
seksual Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan seksual.
Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit sehubungan dengan proses
penyakitnya.
Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan dengan teliti dan sistematis dengan cara : inspeksi,
auskultasi, perkusi, dan palpasi.
- Inspeksi
Semua pakaian harus dilepas. Abdomen bagian depan dan belakang diteliti apakah mengalami
ekskoriasi atau memar, adakah laserasi, tusukan dan sebagainya dengan cara log roll.
- Auskultasi
- Perkusi
Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena dilatasi lambung akut di kwadran
kiri atas ataupun adanya perkusi redup bila ada hemoperitoneum. Perkusi mengakibatkan
pergerakan peritonium dan mencetuskan tanda peritonitis. Shifting dullnes (adanya darah
dalam abdomen) terjadi kalau pasien dimiringkan.
- Palpasi
Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadang – kadang dalam.
- Nyeri Akut
- Hipovolemia
- Nausea
- Ansietas
Keganasan intraabdominal)
g) Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah akibat status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria klien ( Potter and Perry, 2011 )
h) Evaluasi Keperawatan
Menurut ( Craven dan Hirine, 2015 ) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas
asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon
perilaku klien yang tampil tujuan dari evaluasi antara lain :
-Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktivitas dan tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
-Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
2011.
Jakarta : :EGC
Jakarta: EGC.