Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang

traktusintestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan

terhambatnya aliran usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves,2011) kondisi ini

menyebabkan nyeri hebat pada perut yang sifatnya hilang-timbul.Hal yang mendasari

terjadinyakolik abdomen. Kolik abdomen adalah kontraksi otot, penyumbatan, atau

peradangan pada organ di dalam rongga perut, seperti usus, rektum, kantong empedu,

ginjal, atau saluran kemih.Kejadian penyakit kolik abdomen terjadi karena pola hidup

yang tidak sehat sehingga berdampak pada Kesehatan tubuh(Bare,2010).

Menurut data dari WHO (World Health Organitation) pada tahun 2012 ±7

miliarjiwa, Amerika Serikat berada diposisi pertama dengan penderita kolik abdomen

terbanyak 47% dari 810.000 orang penduduk. Prevelensi colic abdomen diIndonesia

tercatat 40,85% dari 800.000 orang penduduk.Berdasarkan hasil pengamatan dan

penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

(DepkesRI) tahun 2012 diperoleh angka penderita kolik abdomen di Indonesia

cukup tinggi sekitar 91,6%.Penyebab dari kasus kolik abdomen tersebut adalah

makanan yang mengandung pedas dan biji - bijihan seperti:cabai, biji jambu dan biji

tomat (Depkes RI,2012)


Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat nontrauma,dimana

seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan

secepatnya untuk dapat dibebaskan atau diringankan penderitaannya atau mencegah

memburuknya keadaan penderita. Ada banyak penyebab lain nya yang

mengakibatkan colic abdomen salah satunya adhesiintestinal atau bisa disebut

perlengketan usus.kondisi dimana jaringan pencernaan dan otot menempel pada

dinding abdomen. Perlengketan ini dapat berupa lapisan tipis dari jaringan ikatatan

usus atau jaringan fibrosa yang tebal berisi pembuluh darah dan jaringan saraf.

Adhesi intestial juga bisa terjadi karna adanya lukapada jaringan antar organ,

sehingga membuat usus saling menempel. Kondisi ini adalah komplikasi umum

setelah operasi pada bagian perut, sebanyak 90% kasus dari obstruksimekani.

Nyeri abdomen dapat berasal dari dalam organ abdomen termasuk nyeri

visceral dan dari lapisan dinding perut (nyeri somatik) Lokasi nyeri abdomen bisa

mengarah pada penyebab nyeri, walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan

penjalaran dari tempatlain (Bare, 2010). Penatalaksanaan kolik abdomen dapat

dilakukan dengan cara pemeriksaan radiologi yang di dalamnya terdapat aspirasi

abses abdomen dan terapi antibiotik. Pada akhirnya, penanganan pasien kolik

abdomen secara umum adalah dengan menentukan apakah pasien tersebut merupakan

kasus bedah yang harus dilakukan Tindakan operasi atau tidak (Crown,2011).

Prosedur operasi merupakan salah satu bentuk terapi yang dapat menimbulkan

rasa takut, cemas sehingga stress, karena dapat mengancam integritas tubuh, jiwa

dandapat menimbulkan rasa nyeri. Kecemasan adalah emosi, perasaan yang timbul
sebagai respon awal terhadap stress psikis dan ancaman terhadap nilai – nilai yang

berarti bagi individu (Wawan,2017).

Setiap pasien yang akan menjalani prosedur operasi akan dilakukan prosedur

anestesi danefek dari anastesi umum akan memberikan respon pada sistem respirasi

dimana akan terjadi respon depresi pernafasan sekunder dari sisa anastesi

inhalasi,penurunan kemampuan terhadap control kepatenan jalan nafas dimana

kemampuan memposisikan lidah secara fisiologis masih belum optimal,sehingga

cenderung menutup jalan nafas dan juga kemampuan untuk melakukan batuk efektif

dan muntah masih belum optimal. Kondisi ini memberikan manifestasi adanya

masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif (Muttaqin,2009).

Selain masalah psikologis masalah fisik yang paling sering pada passion

operatif adalah risiko tinggi syok hipovolemik, risiko cidera, risiko infeksi, nyeri

akut, dan risikohipotermi (Muttaqin,2009).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membuat laporan tugas

akhiryang berjudul “Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Pasien Dengan Diagnosa

Colic Abdomen (AdhesiveIntestinal) Dengan Tindakan Laparatomi Explorasi

DiRuang Operasi RS Airan Raya Tahun2020.”

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Memberikan gambaran tentang bagaimana asuhan keperawatan perioperative

pada pasien colic abdomen (adhesive intestinal) dengan tindakan laparatomi

explorasi diruang operasi RS Airan Raya Lampung Selatan Tahun 2020


2. TujuanKhusus

a) Memberikan gambaran asuhan keperawatan preoperasi dengan Tindakan

laparatomi explorasi atas indikasi colic abdomen (adhesive intestinal) di

Ruang OK RS Airan Raya

b) Memberikan gambaran asuhan keperawatan intra operasi dengan Tindakan

laparatomi explorasi atas indikasi colic abdomen (adhesive intestinal) di

Ruang OK RS Airan Raya

c) Memberikan gambaran asuhan keperawatan post operasi dengan Tindakan

laparatomi explorasi atas indikasi colic abdomen (adhesive intestinal) di

Ruang OK RS Airan Raya


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus

intestinal, Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya

aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. (Amin Huda: 2015)

Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan

bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut). Hal yang mendasari hal

ini adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu,

radang kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). (Hardi

Kusuma: 2015)

Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan dirasakan seperti

perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial

ataupun total baik oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut

dipengaruhi peristaltik. (gilroy, 2013).

Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan

kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang

bersifat fatal. (Amin Huda: 2015).

B. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :

a. Secara mekanis :

1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena

radang)
2) Karsinoma

3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam

usus)

4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)

5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)

6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)

b. Fungsional (non mekanik)

1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak

dapat bergerak)

2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan

oleh kecelakaan lalu lintas)

3) Enteritis regional

4) Ketidak seimbangan elektrolit

5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena

ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).

C. Gambaran Klinis

1. Mekanika sederhana – usus halus atas

 Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah

empedu   awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi

terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.

2. Mekanika sederhana – usus halus bawah


Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak

ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat,

nyeri tekan difus minimal.

Mekanika sederhana – kolon

Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,

kemudian terjadmuntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus

minimal.

3. Obstruksi mekanik parsial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya

kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.

4. Strangulasi

5. Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;

distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan

terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau

mengandung darah samar.

D. Pathofisiologi

Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus

intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari

organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari adalah infeksi dalam

organ perut (diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih). Sumbatan

dari organ perut (batu empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan

abdomen yang dapat terjadi karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba
dan berlangsung kurang daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut

serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang

spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen,

termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut

abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri

tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari

tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari

nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.(Gilroy: 2013)


E. Pathways

KOLIK ABDOMEN

F.
Apendisitis akut Kehamilan ektopik
Kolesistitis akut Hernia strangulate Aneurisma yang pecah
G.
Pancreatitis akut Hernia inkarserata Pendarahan limpa, hati
Volvulus usus Perforasi organ dalam
H.
Peradangan
I. Perdarahan
Obstruktif
J.

K. INFEKSI Hambatan pasase dalam Peningkatan


RESIKO
organ regangan/tarikan, organ,
L. kontraksi berlebih

M. Peningkatan tekanan intra


Mual, muntah Merangsang peritoneum
luminer
N. viseral
RESIKO
O. VOLUME
DEFISIT
CAIRAN Penurunan aliran darah Nyeri viseral
P.

Q. Hipoksia jarinagn dinding GANGGUAN RASA


saluran NYAMAN NYERI
R.

S. Peningkatan metabolism
anaerob
T.

U.
Penumpukan asam laktat

NYERI

Gelisah gerak paksa

RESIKO CIDERA
F. Pemeriksaan Penunjang

a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus

b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan

sigmoid yang tertutup.

c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah;

peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan

peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.

d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.

(Amin huda: 2015)

G. Penatalaksanaan

1. Medis
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

b. Terapi Na+, K+, komponen darah

c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial

d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler

e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area

penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien

berbaring miring ke kanan.

2. Asuhan Keperawatan

 Pengkajian

Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan NIC-

NOC tinjauan ulang catatan prenatal adanya indikasi untuk kelahiran normal

adalah sebagai berikut :


a. Identitas

Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status

perkawinan, Terdapat juga identitas penanggung jawab misal suami.

b. Status kesehatan saat ini

Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini

c. Kebutuhan Dasar Khusus

1) Pola nutrisi

Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg

2) Pola eliminasi/sistem urogenital

a) Konstipasi , tidak mampu berkemih, retensi urine.

b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius terjadi

karena trauma.

c) Pada fungsi ginjal : proteinuria,diuresis mulai 12 jam

3) Pola personal Hygiene

Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral

hygiene, maupun cuci rambut.

4) Pola istirahat dan tidur

Kurang tidur, mengantuk

5) Pola Aktivitas dan latihan

Terganggu karena nyeri

6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun

ketergantungan obat.
7) Seksualitas / reproduksi

Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri

8) Peran

Perubahan peran sebagai ibu

9) Persepsi diri/konsep diri

Penilaian citra tubuh terganggu

 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing

Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilalan klinis tentang

respon individu, keluarga. atau kornunitas terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan

memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai

tujuan dimana perawat bertanggung gugat.

Menurut Amin Huda, 2015 diagnosa keperawatan yang lazim muncul

pada kasus Kolik Abdomen adalah:

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan

kontraksi organ)

b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis

c. Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif, penurunan

hemoglobin, trombositopeni, hipoksia jaringan

d. Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi

e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena tarikan,

kontraksi berlebihan.
 Rencana Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan

kontraksi organ)

Tabel 2.1 Intervensi nyeri akut


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Paint level Manajemen Nyeri
Pain control Definisi : mengurangi nyeri
Comfort level dan menurunkan tingkat nyeri
Criteria hasil: yang dirasakan pasien.
1. Mengenali faktor penyebab Intervensi :
2. Mengenali onset (lamanya 1. lakukan pengkajian nyeri
sakit) secara komprehensif
3. Menggunakan metode termasuk lokasi,
pencegahan karakteristik, durasi,
4. Menggunakan metode frekuensi, kualitas dan
nonanalgetik untuk faktor presipitasi
mengurangi nyeri 2. gunakan teknik komunikasi
5. Menggunakan analgetik terapeutik untuk
sesuai kebutuhan mengetahui pengalaman
6. Mencari bantuan tenaga nyeri pasien
kesehatan 3. kaji kultur yang
7. Melaporkan gejala pada mempengaruhi respon
tenaga kesehatan 4. evaluasi pengalaman nyeri
8. Menggunakan sumber- masa lampau
sumber yang tersedia 5. kontrol lingkungan yang
9. Mengenali gejala-gejala dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
6. kurangi faktor presipitasi
7. berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
9. tingkatkan istirahat
10. kolaborasikan dengan
dokter jika keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
ANALGETIC
ADMINISTRATION
1. tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. pilih analgetik yang
diperlukan atau kombinasi
dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
4. tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan
beratnya nyeri

b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis

Tabel 2.2 Intervensi Resiko deficit volume cairan


Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Fluid balance Fluid management
Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
Nutritional status diperlukan
Intake 2. Pertahankan catatan intake dan
criteria hasil: output yang akurat
1. Mempertahankan urine 3. Monitor status hidrasi
output sesuai dengan usia (kelembaban membran mukosa,
dan BB, BJ urine normal, nadi adekuat, tekanan darah
HT normal ortostatik), jika diperlukan
2. Tekanan darah, nadi, suhu 4. Monitor vital sign
tubuh dalam batas normal 5. Monitor masukan
3. Tidak ada tanda tanda makanan/cairan dan hitung
dehidrasi, Elastisitas turgor intake kalori harian
kulit baik, membran 6. Lakukan terapi IV
mukosa lembab, tidak ada          Monitor status nutrisi
rasa haus yang berlebihan 7. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
8. Dorong masukan oral
9. Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output
10. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
11. Tawarkan snack (jus buah, buah
segar)
12. Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul meburuk
13. Atur kemungkinan tranfusi
         Persiapan untuk tranfusi
c. Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif, penurunan

hemoglobin, trombositopeni, hipoksia jaringan

Tabel 2.3 Intervensi resiko cidera

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Risk control Environment Management
criteria hasil: (Manajemen lingkungan)
1. Klien terbebas dari cedera 1. Sediakan lingkungan yang aman
2. Klien mampu menjelaskan untuk pasien
cara/metode 2. Identifikasi kebutuhan keamanan
untukmencegah pasien, sesuai dengan kondisi fisik
injury/cedera dan fungsi kognitif  pasien dan
3. Klien mampu menjelaskan riwayat penyakit terdahulu pasien
factor resiko dari 3. Menghindarkan lingkungan yang
lingkungan/perilaku berbahaya (misalnya
personal memindahkan perabotan)
4. Mampumemodifikasi gaya 4. Memasang side rail tempat tidur
hidup untukmencegah 5. Menyediakan tempat tidur yang
injury nyaman dan bersih
5. Menggunakan fasilitas 6. Menempatkan saklar lampu
kesehatan yang ada ditempat yang mudah dijangkau
6. Mampu mengenali pasien.
perubahan status kesehatan 7. Membatasi pengunjung
8. Memberikan penerangan yang
cukup
9. Menganjurkan keluarga untuk
menemani pasien.
10. Mengontrol lingkungan dari
kebisingan
11. Memindahkan barang-barang
yang dapat membahayakan
12. Berikan penjelasan pada pasien
dan keluarga atau pengunjung
adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab
penyakit

d. Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi

Tabel 2.4 Intervensi resiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Immune status Kontrol infeksi
Knowledge: infection Definisi: meminimalkan
control mendapatkan infeksi dan transmisi
Risk control agen infeksi
criteria hasil: Intervensi :
1. tidak didapatkan infeksi 1. Bersihkan lingkungan setelah
berulang dipakai pasien lain
2. tidak didapatkan tumor 2. Pertahankan teknik isolasi
3. status rspirasi sesuai yang 3. Batasi pengunjung bila perlu
diharapkan 4. Instruksikan pengunjung untuk
4. temperatur badan sesuai mencuci tangan saat berkunjung
yang diharapkan dan setelah berkunjung
5. tidak didapatkan fatigue 5. Gunakan sabun anti mikroba untuk
kronis cuci tangan
6. reaksi skintes sesuai 6. Cuci tangan sebelum dan sesudah
paparan tindakan keperawatan
7. Mendeskripsikan proses 7. Gunakan universal precaution dan
penularan penyakit gunakan sarung tangan selma
kontak dengan kulit yang tidak
utuh
8. Tingkatkan intake nutrisi dan
cairan
9. Berikan terapi antibiotik bila perlu
10. Observasi dan laporkan tanda
dan gejal infeksi seperti
kemerahan, panas, nyeri, tumor
11. Kaji temperatur tiap 4 jam
12. Catat dan laporkan hasil
laboratorium, WBC
13. Istirahat yang adekuat
14. Kaji warna kulit, turgor dan
tekstur, cuci kulit dengan hati-
hati
15. Ganti IV line sesuai aturan yang
berlaku
16. Pastikan perawatan aseptik pada
IV line
17. Pastikan teknik perawatan luka
yang tepat
18. Berikan antibiotik sesuai autran
19. Ajari pasien dan keluarga tanda
dan gejal infeksi dan kalau
terjadi melaporkan pada perawat
20. Ajarkan klien dan anggota
keluarga bagaimana mencegah
infeksi

e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena tarikan

berlebihan

Tabel 2.5 intervensi gangguan rasa nyaman

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


(NOC) (NIC)
Ansiety Anxiecty Reduction (Penurunan
Fear leavel kecemasan)
Sleep deprivation 1. Gunakan pendekatan yang
Comfort, readiness for menyenangkan
enchanced 2. Nyatakan dengan jelas
Kriteria hasil: harapan terhadap pelaku
1. Mampu mengontrol pasien
kecemasan 3. Jelaskan semua prosedur dan
2. Status lingkungan yang apa yang disarankan selama
nyaman prosedur
3. Mengontrol nyeri 4. Pahami perspektif pasien
4. Kualitas tidur dan terhadap situasi stres
istirahat adekuat 5. Temani pasien untuk
5. Agresi pengendalian diri memberikan keamanan dan
6. Respon terhadap mengurangi rasa takut
pengobatan 6. Dorong keluarga untuk
7. Control gejala menemani anak
8. Status kenyamanan 7. Identifikasi tingkat
meningkat kecemasan
9. Dapat mengontrol 8. Bantu pasien mengenai
ketakutan situasi yang menimbulkan
10. Support social kecemasan
11. Keinginan untuk hidup 9. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
10. Intruksikan pasien
menggunakn teknik relaksasi
11. Berikan obat untuk
mengurangi keceamasan

Anda mungkin juga menyukai