Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KOLIK ABDOMEN

Disusun Oleh :
ARDIANUS ALFIAN ( SRP30217067 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK


PRODI S1 NON REGULAR KEPERAWATAN
2020/2021

LAPORAN PENDAHULUAN
KOLIK ABDOMEN

A. Pengertian
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal,
obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan
tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakanseperti
perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial ataupun total
dari organ tubuh berongga atau organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang
menjadi penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus
halus (Gilroy,2010).
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal
(Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi
usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2011).
B. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
1. Secara mekanis :
a. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena radang)
b. Karsinoma
c. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)
d. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
e. Polip (perubahan pada mukosa hidung)
f. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
2. Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat bergerak)
b. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas)
c. Enteritis regional
d. Ketidak seimbangan elektrolit
e. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal tidak
bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
C. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah berlangsung
lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu
sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot,
lapisan dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang ditimbulkan
terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan berlangsung akut
biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan
disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada
lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan
merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan
lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain (Reeves, 2011).
D. Pathway
E. Manifestasi klinis
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu awal,
peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat),
nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada –
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus
minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian terjadi
muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram, nyeri
abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi sedang;
muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau
vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar (Reeves,
2011).               
F. Klasifikasi
1. Kolik abdomen visceral
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari saraf memiliki respon
terutama terhadap distensi dan kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka
karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih
ke area dengan struktur embrional yang sama.
2. Kolik abdomen alih
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran serabut saraf (Reeves, 2011).
G. Komplikasi
1. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
2. Kolik biliaris
3. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
3. Pemeriksaan rectal
4. Laboratorium : leokosit, HB
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid yang
tertutup.
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan hitung SDP
dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase karena
iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.
8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2. implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus paralitik
atau infeksi
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang di lakukan
sebagai prosedur kedua.
Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
1. Terapi Na + K + komponen darah
2. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
4. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area penyumbatan
selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
5. Antasid ( obat yang melawan keasaman )
J. Tinjauan Teoritis Keperawatan
Menurut Dongoes (2010), proses keperawatan terbagi atas :
1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala :    kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalaman karena
diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses
penyakit.
Tanda :     Diam, malas, mudah capek.
b.  Sirkulasi
Gejala  :    Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan nyeri )
Tanda  :    TD : hipotermi, termasuk postural.
Kulit/membran mukosa : Turgor buruk, kering, lidah  pecah-pecah (dehidrasi /maal nutrisi)
d.    Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi,  kesal, misal : merasa tidak berdaya/tak ada harapan.
Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/ pekerjaan, pengobatan yang
mahal.
Faktor budaya meningkatkan prevalensi pada populasi yahudi.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi
e. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair. Episode diare berdarah tak
dapat diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol ( sebanyak 20-30 kali
defekasi/hari ); perasaan dorong/kram ( tenesmus ); defekasi berperdarahan per rektal.
Tanda :  Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya peristaltuk yang dapat
dilihat.
Hemoroid, fisura anal (25%); fistula ferienal
f. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah.
Penurunan berat badan.Tidak toleran terhadap diet/sensitif misalnya buah/sayut, prroduk susu,
makanan berlemak.
Tanda : Penurunan lemak subkutan/massa otot
Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk.
Membran mukosa; luka, inflamasi rongga mulut
g. Higien
Gejala : Ketidak mampuan mempertahankan keperawatan diri.
Stomatitis menunjukkan kurangnya vitamin
Tanda : Bau badan.
h.Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan defekasi ).
Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( atritis ).
Nyeri mata, fotofobia (iritis).
i.Keamanan
Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis.
Artritis ( memperburuk gejala dengan eksarbasi penyakt usus ).
Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema nudusum ( meningkat, nyeri tekan,
kemerahan dan membengkak.
2. Masalah keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Kerusakan integritas kulit
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Ansietas
f. Defisiensi pengetahuan
3. Diagnosa Keperawatan
a) Nyeri Akut berhubungan b.d agent cedera biologis
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi
nutrisi dan gangguan hipermetabolik ditandai dengan penurunan berat badan, anoreksia,
mual muntah
c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dalam tubuh
ditandai dengan mukosa bibir kering, turgor kulit jelek
d) Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan perubahan status kesehatan ditandai
dengan wajah tampak tegang, dan ketakutan
e) Kurang pengetahuan berhubungan  dengan kesalahan interpretasi informasi ditandai dengan
selalu bertanya-bertanya, tidak mengetahui tentang penyakitnya, tidak ada informasi
DAFTAR PUSTAKA

Dongoes M. E. et all, 2010, Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta

Syaifudin . 2010. Anatomi Fisiologi . Gajah Mada University Press,


Yogyakarta.

Reeves, 2011, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Medikal Bedah. EGC, Jakarta
Indonesia.

Gilroy.2010, Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Pencernaan,


FIK-UI, Jakarta.

Nettina sandra, M., 2010, Pedoman Praktik keperawatan Ali.,jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai