Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian

Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus

intestinal, Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran

isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal. (Amin Huda: 2015)

Colic Abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan

bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen (perut).Hal yang mendasari hal ini

adalah infeksi pada organ di dalam perut (mencret, radang kandung empedu, radang

kandung kemih), sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal).(Hardi Kusuma:

2015)

Kolik abdomen merupakan nyeri yan gdapat terlokalisasi dan

dirasakansepertiperasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan

baik parsialataupun total baik oragan tubuh berongga atau organ yang terlibat

tersebutdipengaruhi peristaltik. (gilroy, 2013).

Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dankadang

hilang dan merupakan variasi kondisi dariyang sangat ringan sampai yangbersifat fatal.

(Amin Huda: 2015).

2. Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :


a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena
radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat
bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena ginjal
tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
3. Klasifikasi

Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral dimana
intervasi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot,
bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit
terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional
yang sama.
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan
lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas
kasus bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur
penderita, yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat
dikelompokkan menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal.
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan: organik
(fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab
organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik . Cara
pendekatan seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biayaPada umumnya batu
empedu dapat dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Tipe kolesterol.
b. Tipe pigmen empedu.
c. Tipe campuran.
Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol
berlebihan hingga kadarnya diatas nilai kritis ke larutan kolesterol dalam empedu.
Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu
yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin
dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin. (amin huda:2015)
4. Patofisiologi
Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang traktus
intestinal.Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber dari organ
yang terdapat dalam abdomen.Hal yang mendasari adalah infeksi dalam organ perut
(diare, radang kandung empedu, radang kandung kemih).Sumbatan dari organ perut (batu
empedu, batu ginjal).Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi
karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang daari 24
jam.Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi, diare,
dan gejala gastrointestinal yang spesifik.Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal dari
organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral.Dari otot lapisan dinding perut.Lokasi
nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri
tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan dari tempat lain.
Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau
sekunder dari tempat lain.(Gilroy: 2013)
5. Pathway
6. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah
empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar
pada interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
b. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan
difus minimal.
c. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadmuntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.Gejalanya kram
nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
f. Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;
distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dnnyeri tekan
terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau
mengandung darah samar.
7. Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)
d. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan. Gangren
kandung empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh infeksi pada organ-
organ tersebut.
e. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah.Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan darah
turun.
f. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ.Batu empedu
mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu, menimbulkan saluran
baru ke lambung, usus dan rongga perut.
g. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang
steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke rongga perut.
h. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu berukuran
cukup besar.(Amin huda: 2015)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.(Amin
huda: 2015)
9. Penatalaksanaan
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b. Terapi Na+, K+, komponen darah
c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi kronik,
ileus paralitik atau infeksi.
h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus
dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai prosedur kedua.
(Amin huda: 2015)

.
10. Pengkajian

Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan NIC-NOC
tinjauan ulang catatan prenatal adanya indikasi untuk kelahiran normal adalah sebagai
berikut :
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan,
Terdapat juga identitas penanggung jawab misal suami.
b. Status kesehatan saat ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini
c. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Pola nutrisi
Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg
2) Pola eliminasi/sistem urogenital
a) Konstipasi , tidak mampu berkemih, retensi urine.
b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius terjadi karena
trauma.
c) Pada fungsi ginjal : proteinuria,diuresis mulai 12 jam
3) Pola personal Hygiene
Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral hygiene, maupun
cuci rambut.
4) Pola istirahat dan tidur
Kurang tidur, mengantuk
5) Pola Aktivitas dan latihan
Terganggu karena nyeri
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun ketergantungan obat.
7) Seksualitas / reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri
8) Peran
Perubahan peran sebagai ibu
9) Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit, Jam II : tiap 30 menit, Jam III: tiap 4 jam, Setelah 24 jam :
8 jam

d) Berat badan
e) Tinggi badan
2) Head to toe
a) Kepala
Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah
b) Wajah
Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera ikterus.
c) Leher
1. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada kelenjar tiroid
membear, pembuluh limfe, pelebaran vena jungularis.
d) Thoraks
1. Payudara
a. Terdapat perubahan payudara , payudara membesar. Putting mulai erektil,
2. Jantung
a. Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu.
e) Abdomen
1. Memeriksakan bising usus pada empat kuadran
2. Memeriksakan fundus uteri,konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi fundus.

11. Diagnosa keperawatan

12. Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Kurang Pengetahuan NOC: NIC :


Berhubungan dengan :  Kowlwdge : disease
 Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
keterbatasan kognitif, process
keluarga
interpretasi terhadap  Kowledge : health
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit
informasi yang salah, Behavior
dan bagaimana hal ini berhubungan
kurangnya keinginan untuk Setelah dilakukan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan
mencari informasi, tidak tindakan keperawatan
cara yang tepat.
mengetahui sumber-sumber selama …. pasien
informasi. menunjukkan  Gambarkan tanda dan gejala yang
pengetahuan tentang biasa muncul pada penyakit, dengan
proses penyakit dengan cara yang tepat
DS: Menyatakan secara kriteria hasil:  Gambarkan proses penyakit, dengan
verbal adanya masalah  Pasien dan keluarga cara yang tepat
DO: ketidakakuratan menyatakan  Identifikasi kemungkinan penyebab,
mengikuti instruksi, pemahaman tentang dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai penyakit, kondisi,  Sediakan informasi pada pasien
prognosis dan program tentang kondisi, dengan cara yang
pengobatan tepat
 Pasien dan keluarga  Sediakan bagi keluarga informasi
mampu melaksanakan tentang kemajuan pasien dengan cara
prosedur yang yang tepat
dijelaskan secara  Diskusikan pilihan terapi atau
benar penanganan
 Pasien dan keluarga  Dukung pasien untuk mengeksplorasi
mampu menjelaskan atau mendapatkan second opinion
kembali apa yang dengan cara yang tepat atau
dijelaskan perawat/tim diindikasikan
kesehatan lainnya  Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat

Gangguan pola tidur NOC: NIC


berhubungan dengan: ❖ Anxiety Control
- Psikologis : usia tua, ❖ Comfort Level Sleep Enhancement
kecemasan, agen ❖ Pain Level
biokimia, suhu tubuh, ❖ Rest : Extent and
pola aktivitas, depresi, Pattern  Determinasi efek-efek medikasi
kelelahan, takut, ❖ Sleep : Extent ang terhadap pola tidur
kesendirian. Pattern  Jelaskan pentingnya tidur yang
- Lingkungan : Setelah dilakukan adekuat
kelembaban, kurangnya tindakan keperawatan  Fasilitasi untuk mempertahankan
privacy/kontrol tidur, selama …. gangguan pola aktivitas sebelum tidur
pencahayaan, medikasi tidur pasien teratasi (membaca)
(depresan, dengan kriteria hasil:  Ciptakan lingkungan yang
stimulan),kebisingan. ❖ Jumlah jam tidur nyaman
Fisiologis : Demam, mual, dalam batas normal  Kolaburasi pemberian obat tidur
posisi, urgensi urin. ❖ Pola tidur,kualitas
DS: dalam batas normal
- Bangun lebih awal/lebih ❖ Perasaan fresh sesudah
lambat tidur/istirahat
- Secara verbal ❖ Mampu
menyatakan tidak fresh mengidentifikasi hal-
sesudah tidur hal yang
DO : meningkatkan tidur
- Penurunan kemempuan
fungsi
- Penurunan proporsi
tidur REM
- Penurunan proporsi
pada tahap 3 dan 4 tidur.
- Peningkatan proporsi
pada tahap 1 tidur
- Jumlah tidur kurang dari
normal sesuai usia
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan: ❖ Pain Level,
Agen injuri (biologi, kimia, ❖ pain control,
▪ Lakukan pengkajian nyeri secara
fisik, psikologis), kerusakan ❖ comfort level komprehensif termasuk lokasi,
jaringan Setelah dilakukan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
tinfakan keperawatan dan faktor presipitasi
DS: selama …. Pasien tidak ▪ Observasi reaksi nonverbal dari
- Laporan secara verbal mengalami nyeri, dengan ketidaknyamanan
DO: kriteria hasil:
▪ Bantu pasien dan keluarga untuk
- Posisi untuk menahan ●Mampu mengontrol mencari dan menemukan dukungan
nyeri nyeri (tahu penyebab ▪ Kontrol lingkungan yang dapat
- Tingkah laku berhati-hati nyeri, mampu mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Gangguan tidur (mata menggunakan tehnik
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
sayu, tampak capek, sulit nonfarmakologi untuk
▪ Kurangi faktor presipitasi nyeri
atau gerakan kacau, mengurangi nyeri,
▪ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menyeringai) mencari bantuan)
menentukan intervensi
- Terfokus pada diri sendiri ●Melaporkan bahwa
- Fokus menyempit nyeri berkurang dengan ▪ Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
(penurunan persepsi menggunakan napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
waktu, kerusakan proses manajemen nyeri hangat/ dingin
berpikir, penurunan ●Mampu mengenali nyeri ▪ Berikan analgetik untuk mengurangi
interaksi dengan orang (skala, intensitas, nyeri: ……...
dan lingkungan) frekuensi dan tanda ▪ Tingkatkan istirahat
- Tingkah laku distraksi, nyeri) ▪ Berikan informasi tentang nyeri seperti
contoh : jalan-jalan, ●Menyatakan rasa penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
menemui orang lain nyaman setelah nyeri berkurang dan antisipasi
dan/atau aktivitas, berkurang ketidaknyamanan dari prosedur
aktivitas berulang-ulang) ●Tanda vital dalam ▪ Monitor vital sign sebelum dan sesudah
- Respon autonom (seperti rentang normal pemberian analgesik pertama kali
diaphoresis, perubahan ●Tidak mengalami
tekanan darah, perubahan gangguan tidur
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

Risiko infeksi NOC : NIC :


 Immune Status
Faktor-faktor risiko :  Knowledge : Infection  Pertahankan teknik aseptif
- Prosedur Infasif control  Batasi pengunjung bila perlu
- Kerusakan jaringan dan  Risk control
 Cuci tangan setiap sebelum dan
peningkatan paparan Setelah dilakukan sesudah tindakan keperawatan
lingkungan tindakan keperawatan  Gunakan baju, sarung tangan sebagai
- Malnutrisi selama…… pasien tidak alat pelindung
- Peningkatan paparan mengalami infeksi dengan  Ganti letak IV perifer dan dressing
lingkungan patogen kriteria hasil: sesuai dengan petunjuk umum
- Imonusupresi  Klien bebas dari tanda  Gunakan kateter intermiten untuk
- Tidak adekuat pertahanan dan gejala infeksi menurunkan infeksi kandung kencing
sekunder (penurunan Hb,  Menunjukkan  Tingkatkan intake nutrisi
Leukopenia, penekanan kemampuan untuk  Berikan terapi
respon inflamasi) mencegah timbulnya antibiotik:.................................
- Penyakit kronik infeksi
 Monitor tanda dan gejala infeksi
- Imunosupresi  Jumlah leukosit dalam
sistemik dan lokal
- Malnutrisi batas normal
 Pertahankan teknik isolasi k/p
- Pertahan primer tidak  Menunjukkan perilaku
adekuat (kerusakan kulit, hidup sehat  Inspeksi kulit dan membran mukosa
trauma jaringan,  Status imun, terhadap kemerahan, panas, drainase
gangguan peristaltik) gastrointestinal,  Monitor adanya luka
genitourinaria dalam  Dorong masukan cairan
batas normal  Dorong istirahat
 Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
 Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
Ketidakseimbangan nutrisi NOC:  Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan tubuh a. Nutritional status:  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Berhubungan dengan : Adequacy of nutrient menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Ketidakmampuan untuk b. Nutritional Status : yang dibutuhkan pasien
memasukkan atau mencerna food and Fluid Intake  Yakinkan diet yang dimakan
nutrisi oleh karena faktor c. Weight Control mengandung tinggi serat untuk
biologis, psikologis atau Setelah dilakukan mencegah konstipasi
ekonomi. tindakan keperawatan  Ajarkan pasien bagaimana membuat
DS: selama….nutrisi kurang catatan makanan harian.
- Nyeri abdomen teratasi dengan indikator:  Monitor adanya penurunan BB dan gula
- Muntah  Albumin serum darah
- Kejang perut  Pre albumin serum  Monitor lingkungan selama makan
- Rasa penuh tiba-tiba  Hematokrit  Jadwalkan pengobatan dan tindakan
setelah makan  Hemoglobin tidak selama jam makan
DO:  Total iron binding  Monitor turgor kulit
- Diare capacity  Monitor kekeringan, rambut kusam, total
- Rontok rambut yang  Jumlah limfosit protein, Hb dan kadar Ht
berlebih  Monitor mual dan muntah
- Kurang nafsu makan  Monitor pucat, kemerahan, dan
- Bising usus berlebih kekeringan jaringan konjungtiva
- Konjungtiva pucat  Monitor intake nuntrisi
- Denyut nadi lemah  Informasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
 Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
 Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
 Kelola pemberan anti emetik:.....
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan terapi IV line
 Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan:  Fluid balance  Pertahankan catatan intake dan
- Kehilangan volume  Hydration output yang akurat
cairan secara aktif  Nutritional Status :  Monitor status hidrasi ( kelembaban
- Kegagalan mekanisme Food and Fluid Intake membran mukosa, nadi adekuat,
pengaturan Setelah dilakukan tekanan darah ortostatik ), jika
tindakan keperawatan diperlukan
DS : selama….. defisit volume  Monitor hasil lab yang sesuai dengan
- Haus cairan teratasi dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
DO: kriteria hasil: osmolalitas urin, albumin, total
- Penurunan turgor  Mempertahankan protein )
kulit/lidah urine output sesuai  Monitor vital sign setiap 15menit – 1
- Membran mukosa/kulit dengan usia dan BB, jam
kering BJ urine normal,  Kolaborasi pemberian cairan IV
- Peningkatan denyut nadi,  Tekanan darah, nadi,  Monitor status nutrisi
penurunan tekanan darah, suhu tubuh dalam  Berikan cairan oral
penurunan batas normal  Berikan penggantian nasogatrik
volume/tekanan nadi  Tidak ada tanda tanda sesuai output (50 – 100cc/jam)
- Pengisian vena menurun dehidrasi, Elastisitas  Dorong keluarga untuk membantu
- Perubahan status mental turgor kulit baik, pasien makan
- Konsentrasi urine membran mukosa  Kolaborasi dokter jika tanda cairan
meningkat lembab, tidak ada rasa berlebih muncul meburuk
- Temperatur tubuh haus yang berlebihan  Atur kemungkinan tranfusi
meningkat  Orientasi terhadap  Persiapan untuk tranfusi
- Kehilangan berat badan waktu dan tempat baik  Pasang kateter jika perlu
secara tiba-tiba  Jumlah dan irama  Monitor intake dan urin output setiap
- Penurunan urine output pernapasan dalam 8 jam
- HMT meningkat batas normal
- Kelemahan  Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas normal
 pH urin dalam batas
normal
 Intake oral dan
intravena adekuat

Anda mungkin juga menyukai