“KOLIK ABDOMEN”
OLEH
NIM : B0218311
C1 LAHAN C2 INSTITUSI
PRODI KEPERAWATAN
2. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang
berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus
di dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi
usus tidak dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam
darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).
3. Klasifikasi
Kolik abdomen visceral adalah berasal dari organ dalam, visceral
dimana intervasi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap
distensi dan kontraksi otot, bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka
karakteristik nyeri visceral diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar,
dan cenderung beralih ke area dengan struktur embrional yang sama.
Pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya
serangan dan lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang
kemudian dibagi lagi atas kasus bedah dan non bedah (pediatrik).
Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur penderita, yang di bawah
2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan
menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal.
Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2
golongan: organik (fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya
harus dicari dulu penyebab organik, bila tidak ditemukan bisa dipikirkan
kemungkinan penyebab psikogenik . Cara pendekatan seperti ini tentu
akan banyak memakan waktu dan biayaPada umumnya batu empedu dapat
dibagi menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Tipe kolesterol.
b. Tipe pigmen empedu.
c. Tipe campuran.
Batu kolesterol terjadi akibat gangguan hati yang mengekskresikan
kolesterol berlebihan hingga kadarnya diatas nilai kritis ke larutan
kolesterol dalam empedu.
Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E.
Coli ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida
menjadi bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi Kristal kalsium
bilirubin. (amin huda:2015)
4. Patofisiologi
Colic abdome adalah gangguan pada aliran normal usus seoanjang
traktus intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang timbul dan
bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen. Hal yang mendasari
adalah infeksi dalam organ perut (diare, radang kandung empedu, radang
kandung kemih). Sumbatan dari organ perut (batu empedu, batu ginjal).
Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena
masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurang
daari 24 jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti
muntah, konstipasi, diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada
kolik abdomen nyeri dapat berasal dari organ dalam abdomen, termasuk
nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut. Lokasi nyeri perut abdomen
biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri
tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan
dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bisa merupakan
lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.(Gilroy: 2013)
5. Manifestasi Klinis
a. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
b. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit
atau tidak ada kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi
“hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir,
kemudian terjadmuntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan
difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dan nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
6. Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)
d. Gangren
Gangren adalah borok yang disebabkan karena kematian sel/jaringan.
Gangren kandung empedu, saluran empedu dan pankreas diawali oleh
infeksi pada organ-organ tersebut.
e. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh
tubuh melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok,
dimana tekanan darah turun.
f. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu
empedu mengerosi dinding kandung empedu atau salurang empedu,
menimbulkan saluran baru ke lambung, usus dan rongga perut.
g. Peritonitis
Peritonitis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut
yang steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu fistula ke
rongga perut.
h. Ileus
Ilues dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila
batu berukuran cukup besar.(Amin huda: 2015)
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
b. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
c. Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah;
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pankreas oleh
lipatan usus.
d. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik. (Amin huda: 2015)
8. Penatalaksanaan
a. Koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
b. Terapi Na+, K+, komponen darah
c. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan interstisial
d. Dekstrosa dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang dari proksimal usus ke
area penyumbatan selang dapat dimasukkan dengan lebih efektif
dengan pasien berbaring miring ke kanan.
f. Implementasikan pengobatan unutk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defisiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi.
h. Reseksi usus dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
i. Ostomi barrel-ganda jika anastomosis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko.
j. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus dengan reseksi usus yang dilakukan sebagai
prosedur kedua.
(Amin huda: 2015)
9. Pathway
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut Amin Huda (2015) dalam buku Aplikasi Nanda dan
NIC-NOC tinjauan ulang catatan prenatal adanya indikasi untuk kelahiran
normal adalah sebagai berikut :
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status
perkawinan, Terdapat juga identitas penanggung jawab misal suami.
b. Status kesehatan saat ini
Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini
c. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Pola nutrisi
Nafsu makan meningkat, kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg
2) Pola eliminasi/sistem urogenital
a) Konstipasi , tidak mampu berkemih, retensi urine.
b) Edema pada kandung kemih , uretra dan meatus urinarius
terjadi karena trauma.
c) Pada fungsi ginjal : proteinuria,diuresis mulai 12 jam
3) Pola personal Hygiene
Bagaimana frekuensi personal hygien klien, seperti mandi, pral
hygiene, maupun cuci rambut.
4) Pola istirahat dan tidur
Kurang tidur, mengantuk
5) Pola Aktivitas dan latihan
Terganggu karena nyeri
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun
ketergantungan obat.
7) Seksualitas / reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri
8) Peran
Perubahan peran sebagai ibu
9) Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) GCS
b) Tingkat Kesadaran
c) Tanda-tanda Vital
Jam I : tiap 15 menit, Jam II : tiap 30 menit, Jam III : tiap 4 jam,
Setelah 24 jam : 8 jam
d) Berat badan
e) Tinggi badan
2) Head to toe
a) Kepala
Memeriksakan apakah terjadi edema pada wajah
b) Wajah
Memeriksakan apakah kongjungtiva pucat, apakah skelera ikterus.
c) Leher
1. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah ada
kelenjar tiroid membear, pembuluh limfe, pelebaran vena
jungularis.
d) Thoraks
1. Payudara
a. Terdapat perubahan payudara , payudara membesar. Putting
mulai erektil,
2. Jantung
a. Volume darah
Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4
minggu.
e) Abdomen
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilalan klinis tentang
respon individu, keluarga. atau kornunitas terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan
memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan dimana perawat bertanggung gugat.
Menurut Amin Huda, 2015 diagnosa keperawatan yang lazim
muncul pada kasus Kolik Abdomen adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (peningkatan
kontraksi organ)
b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis
c. Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif , penurunan
hemoglobin, trombositopeni, hipoksia jaringan
d. Resiko infeksi berhubungan dengan proses inflamasi
e. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri karena tarikan,
kontraksi berlebihan.
3. Rencana Keperawatan
kontraksi organ)
b. Resiko defisit volume cairan b/d intake yang kurang dan diaphoresis
Tabel 2.2 Intervensi Resiko deficit volume cairan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Fluid balance Fluid management
Hydration 1. Timbang popok/pembalut jika
Nutritional status diperlukan
Intake 2. Pertahankan catatan intake dan
criteria hasil: output yang akurat
1. Mempertahankan urine 3. Monitor status hidrasi
output sesuai dengan usia (kelembaban membran
dan BB, BJ urine normal, mukosa, nadi adekuat, tekanan
HT normal darah ortostatik), jika
2. Tekanan darah, nadi, suhu diperlukan
tubuh dalam batas normal 4. Monitor vital sign
3. Tidak ada tanda tanda 5. Monitor masukan
dehidrasi, Elastisitas makanan/cairan dan hitung
turgor kulit baik, intake kalori harian
membran mukosa 6. Lakukan terapi IV
lembab, tidak ada rasa 7. Monitor status nutrisi
haus yang berlebihan 8. Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
9. Dorong masukan oral
10. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
11. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
12. Tawarkan snack (jus buah,
buah segar)
13. Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
memburuk
14. Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
c. Resiko cidera berhubungan dengan orientasi efektif , penurunan
berlebihan
Keluhan saat ini Nyeri pada Abdomen, Sulit Tidur, Sulit Untuk BAB dan Merasa Pusing
( ) Tidak pernah opname (V) Pernah opname dengan sakit : Luka Lambung dan Jantung Di RS :
Masalah Keperawatan :
ELIMINASI OKSIGENIASI
- Abdomen :
Lunak/keras :
lunak
Massa : Ukuran/lingkar Abdomen :
- Terpasang kateter urine : ( ) Tidak (√ )
ya (dimulai tgl : di :
- Pengguna alkohol : Jumlah/frekwensi :
- Lain-lain :
- Lama Tidur : Malam : 3 Jam Siang : jam - Penglihatan : (√) TAK ( ) masalah :
- Lain-lain : - Lain-lain :
Masalah Keparawatan (√) gangguan pola tidur Masalah Keparawatan
( ) Resiko Injury ( ) Resiko trauma
( ) Gannguan presepsi sensorik
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : Alergi / sensitivitas :
Kesadaran : ( ) mengantuk ( ) letargi ( ) stupor Perubahan system imun sebelumnya : Penyebab :
( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) delusi Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) :privasi
( ) halusinasi afek (gambarkan) : Perilaku resiko tinggi : periksa :
- Memori : saat ini : baik yang lalu : Transfuse darah/jumlah :tidak Kapan : Gambaran reaksi :
- Kaca mata: tidak
Riwayat cedera kecelakaan : close fraktur tibia fibula
- kontak lensa : tidak Masalah punggung : tidak ada
- Alat bantu dengar : (√) tidak ( ) ya di : Pembesaran nodus : Kekuatan umum :
Cara berjalan :
- Ukuran/reaksi pupil : mm ka/ki : isokor/an isokor
- Babinsky : ( ) tidak ( ) ya
- Chaddock : ( ) tidak ( ) ya
- Brudinsky : ( ) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi Vit K
( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi oportunistik
baru).
SEKSUALITAS
- Aktif melakukan hubungan seksual : ( ) tidak () ya Pria
- Durasi :
Ket :
= Laki-Laki/Ayah
= Perempuan/Ibu
= Meninggal
= Hubungan Perkawinan
= Garis Keturunan
MASALAH
No. DATA KEPERAWATAN
1 2 3
DS : 1. Nyeri Akut
- Klien mengatakan nyeri pada bagian 2. Hambatan mobilitas fisik
abdomen 3. Gangguan pola tidur
- Klien mengatakan susah tidur 4. Konstipasi
- Klien mengatakan susah untuk BAB
- Klien mengatakan sulit bergerak akibat
penyakitnya
- Klien mengatakan belum pernah mandi
selama dirawat di rumah sakit
DO :
- Vital Sign
TD : 110/70
Suhu : 36,6 oC
Pernapasan : 20 x/mnt
Nadi : 87 x/mnt
- Skala nyeri 4
- Klien tampak meringis bila sering bergerak
- Airway bebas : Normal
- Breathing
Frekuensi nafas : Veskuler
Irama nafas : Teratur
Penggunaan otot bantu nafas : Retraksi dada
Jenis pernapasan : pernapasan Perut
- Circulation : akral teraba hangat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TGL TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis 17 Oktober 2021
2. Gangguan Mobilitas Fisik b.d nyeri 17 Oktober 2021
3. Gangguan Pola Tidur b.d hambatan 17 Oktober 2021
lingkungan
4. Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen 17 Oktober 2021
RENCANA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
NO TUJUAN &
DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA
KEPERAWATAN
HASIL
1 2 3 4 5
1.Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan Observasi :
keperawatan 1x24 1. Identifikasi lokasi,
jam maka tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun frekuensi, intensitas
dengan kriteria nyeri
hasil : 2. Identifikasi skala
- Keluhan nyeri nyeri
menurun 3. Identifikasi respons
- Meringis nyeri non verbal
menurun 4. Identifikasi factor
- Kesulitan tidur yang memperberat
menurun dan memperingan
- Frekuensi nadi nyeri
membaik 5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
8. Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yng
sudah diberikan
9. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik :
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Control lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
4. Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
secara tepat
5. Anjurkan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
2.Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi
Fisik tindakan Observasi :
keperawatan 1x24 1. Identifikasi adanya
jam maka nyeri atau keluhan
mobilitas fisik fisik lainnya
meningkat dengan 2. Identifikasi toleransi
kriteria hasil fisik melakukan
- Nyeri menurun pergerakan
- Gerakan terbatas 3. Monitor frekuensi
menurun jantung dan tekanan
darah sebelum
memulai mobilisasi
4. Monitor kondisi
umum selama
mobilisasi
Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan, jika
perlu
3. Libarkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisadi dini
3. Ajarkan mobilisadi
sederhana yang
harus dilakukan
3.Gangguan Pola Setelah dilakukan Dukungan Tidur :
Tidur tindakan Observasi :
keperawatan 1x24 1. Dukungan pola
jam maka pola aktivitas dan tidur
tidur membaik 2. Identifikasi factor
dengan kriteria pengganggu
hasil : 3. Identifikasi
- Keluhan makanan dan
kesulitan tidur minuman yang
menurun mengganggu tidur
- Kemampuan 4. Identifikasi obat
beraktivitas tidur yang
meningkat dikonsumsi
Terapeutik :
1. Modifikasi
lingkungan
2. Batasi waktu tidur
siang
3. Fasilitasi
menghilangkan
stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal
tidur rutin
5. Lakukan prosedur
untuk meningkat
kenyamanan
6. Sesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/atau tindakan
untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
Edukasi :
1. Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
2. Ajurkan menepati
kebiasaan waku
tidur
3. Anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang menggangu
tidur
4. Anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
5. Ajarkan faktor-
faktor yang yang
berkontibusi
terhadap gangguan
pola tidur
6. Ajarkan relaksasi
otot autogenic atau
cara
nonfarmakologi
lainnya.
4.Konstipasi Setelah dilakukan Manajemen Konstipasi
tindakan Observasi :
keperawatan 1. Periksa tanda dan
selama 1x24 jam gejala konstipasi
maka eliminasi 2. Periksa pergerakan
fekal membaik usus, karakteristik
dengan kriteria feses
hasil : 3. Identifikasi factor
- Nyeri abdomen risiko konstipasi
menurun 4. Monitor tanda dan
gejala rupture usus
dan/atau peritonitis
Terapeutik :
1. Anjurkan diet tinggi
serta
2. Lakukan masase
abdomen, jika perlu
3. Lakukan evakuasi
feses secara manual,
jika perlu
4. Berikan enema atau
irigasi, jika perlu
Edukasi :
1. Jelaskan etiologi
masalah dan alas an
tindakan
2. Anjurkan
peningkatan asupan
cairan, jika tidak
ada kontraindikasi
3. Latih buang air
besar secara teratur
4. Ajarkan cara
mengatasi
konstipasi/impikasi
Kolaborasi :
1. Konsultasi dengan
tim medis tentang
penurunan/peningka
tan frekuensi suara
usus
2. Kolaborasi
penggunaan obat
pencahar, jika perlu.