Anda di halaman 1dari 24

FORMAT PENGKAJIAN

PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN


REKAMAN ASUHAN KEPERAWATAN UMUM
DIRUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH
A. IDENTITAS
Nama : Tn.B Ruang Rawat : Kemuning
Umur : 57Tahun No. Rekam Medik : 10 96 67
Pendidikan : SMA Tgl/Jama Masuk :09 November 2021, 18:15 wita
Pekerjaan : Pegawai Swasta Tgl/Jam Pengambilan Data : 10 November 2021
Suku : mandar , 14:20 wita
Agama : Islam Diagnosa Masuk : CHF
Status perkawinan : Menikah Cara masuk : ()Berjalan () Kursi Roda (√ ) Brankar
Alamat : Majene Pindahan Dari : IGD
Sumber Informasi : Pasien dan keluarga
pasien
B. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan : sesak
Utama : klien mengatakan sesak ,batuk tidak berdahak,tidur akan nyaman jika posisi semi
Keluhan saat fowler,belum BAB selama 3 hari,perut terasa kembung
ini
(√) Tidak pernah opname () Pernah opname dengan sakit Di RS :
Pernah mendapat pengobatan : (√) Tidak () Ya
BB Sebelum Sakit : 83 Kg Pernah Operasi : (√) Tidak () Ya Pasca Operasi Hari Ke :
C. KEADAAN UMUM
Kesadaran : ( √ ) CM ( ) Somnolen ( ) Apatis ( ) Soporos Koma ( ) Koma
Pasien Mengerti Tentang Penyakitnya : (√) Tidak () Ya
D. KEBUTUHAN DASAR
RASA NYAMAN NYERI
- Suhu : 36 0C ( √) Gelisah () Nyeri ( ) Skala Nyeri : (0-10)

- Gambaran nyeri :

- Lokasi - Durasi : menit

- Respon Emosional : baik Lain-lain :


Masalah Keperawatan :
( ) Nyeri ( ) Hipertermia ( ) Hipotermia
NUTRISI KEBERSIHAN PERORANGAN
- TB : 172 Cm BB : 83 kg - Kebiasaan mandi : tidak pernah
- Kebiasaan makan : 3x sehari Teratur (√) - Cuci rambut : tidak pernah
Tidak teratur ( ) - Kebiasaan gosok gigi : tidak pernah
- Keluhan saat ini : makan sedikit - Kebersihan badan : (√) Bersih () Kotor
(√ ) TAK () Tidak Nafsu makan ( ) Mual - Keadaan rambut : (√ ) Bersih ( ) Kotor
( ) Muntah
- Keadaan kulit kepala : (√) Bersih ( ) Kotor
( ) Sukar/Sakit Menelan ( ) Sakit gigi ( )
- Keadaan kuku : ( ) Pendek (√ ) panjang (√)
Stomatitis
Bersih () Kotor
() Nyeri ulu hati/salah cernah,
- Keadaan vulva/perineal : ( ) Bersih ( ) Kotor :
- Di sembuhkan dengan : -
- Keluhan saat ini : (√) TAK ( ) Eritema ( ) gatal-
- Pembesaran tiroid : tidak ada
gatal ( ) luka
- Penampilan lidah : baik Bunyi
- Integritas kulit : (√ ) TAK ( ) Jaringan parut ( )
Usus : ( √) terpasang Infus
kemerahan
(dimulai tgl : 09/11/2021 Jenis cairan:
( ) laserasi ( ) userasi ( ) ekimosis ( ) lepuh ( )
NaCl tpm Dipasang di : tangan kiri
Drainase
- Porsi makan yang di habiskan : tidak habis
- Luka bakar : tidak ada
- Makanan yang di sukai : semua jenis makan
(Derajat/Persen)
disuka
- Tandai lokasi dengan menggambar bentuk depan
- Diet : makanan porsi sedikit tapi tinggi
dan belakang tubuh
protein
- Keadaan Luka: ( ) Bersih ( ) Kotor
- Lain-lain :
- Lain-lain
Masalah keperawatan : Masalah Keperawatan :
() Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari ( ) Penurunan Rawat diri
kebutuhan ( ) Gangguan integritas kulit
( ) Ketidak seimbangan nutrisi lebih dari
kebutuhan
( )resiko defisit nutrisi
CAIRAN AKTIVITAS & LATIHAN
- Kebisaan minum : 1500 cc/hari - Aktivitas waktu luang : baring
Jenis : air putih Aktivitas/Hoby : -
- Turgor kulit : ( ) Kering ( ) Tidak - Kesulitan bergerak : ( ) Tidak ( √) Ya
elastic ( √ ) Baik - Kekuatan otot :
- Punggung kuku : baik Warna : pink 4 4
Pengisian kapiler : - detik 4 4
- Mata cekung : (√ ) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki
- Tonus otot : tidak ada
- Konjungtiva : baik Sklera : baik
- Keluhan saat ini : tidak ada : (√) Tidak ( )Ya
- Edema : ( √) Tidak ( ) Ya : Ka/Ki
( ) Nyeri Otot ( ) Kaku otot ( ) Lemah Otot
- Terpasang infuse : ( ) Tidak ( √) Ya:
( ) Kelelahan ( ) Amputasi ( ) Deformitas
22 tts/menit di ; tangan kiri
Kelainan bentuk ekstremitas :
cairan : NaCl
- Pelaksanaan aktivitas : ( ) Mandiri ( √) Parsial ()
- Lain-lain :
Total
- Jenis aktifitas yang perlu dibantu : duduk
- Lain-lain :
Masalah Keperawatan Masalah Keperawatan
( ) Penurunan volume cairan () Hambatan mobilitas fisik
( ) Kelebihan volume cairan
ELIMINASI OKSIGENIASI

- Kebisaan BAB : tidak pernah selama - Nadi : 92 x/menit Pernafasan : 26 x/menit


dirumah sakit x/hari BAK : - - TD : 140/90 mmHg Bunyi Nafas : tidak ada
- Menggunakan laxsan : (√) tidak ( ) ya. - Sirkulasi oksigenasi : ()TAK (√ )Pusing ( )
Jenis : Sianosis
- Menggunakan diuretik : (√ ) tidak ( ) ya. ( ) akral dingin ( ) clubbing finger
Jenis : - Dada : (√) TAK ( ) retraksi dada ( ) nyeri dada
- Keluhan BAK Saai ini : tidak ada ( ) berdebar-debar ( ) Deviasi trackhea
(√ ) Retensi urin ( ) inkontinensia urin ( ) Bunyi jantung Normal (frekwensi : - x/m
disuria ( )Mur-mur ( ) gallop
( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) - Riwayat penyakit : ( ) bronchitis ( )Asma
Nocturia ( ) Tuberkulosis ( ) Empisema (√ ) hipertensi ( )
- Peristaltik usus : demam rematik ( ) flebitis ( ) kesemutan
( ) tidak ada peristaltik ( ) Hiperperistaltik - Lain-lain : kolestrol dan DM
- Keluhan BAB saat ini : Tidak pernah BAB
(√ ) Belum pernah BAB selama 3 hari
- Abdomen : -
Lunak/keras : -
Massa : ( ) ada (√) tidak ada
Ukuran/lingkar Abdomen : - cm
- Terpasang kateter urine : ( ) Tidak (√) ya
(dimulai tgl : 9 november 2021
- Pengguna alkohol : tidak
Jumlah/frekwensi : -
- Lain-lain :
Masalah keperawatan Masalah keperawatan
( ) Diare (√ ) Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) ( ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
Retensi urin ( ) Intoleran aktifitas (√ ) Pola nafas tidak efektif
( ) Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) Ggn pertukarn gas ( ) Penurunan Curah Jantung
( ) Urgensi ( ) Risiko ganguan perfusi jaringan.......................

TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA


- Kebiasaan tidur : (√) Malam (√ ) Siang - Refleksi : (√) TAK ( ) kelumpuhan
- Lama Tidur : Malam : 6 Jam - Penglihatan : (√ ) TAK ( ) masalah :
Siang : 3 jam - Pendengaran: (√) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : Ya - Penciuman : (√ ) TAK ( ) masalah :
- Kebiasaan tidur : ( ) tidak (√ ) Ya, - Perabaan : (√ ) TAK ( ) masalah :
- dipengaruhi oleh faktor : - - Lain-lain :
- Lain-lain :
Masalah Keparawatan Masalah Keparawatan
( ) gangguan pola tidur ( ) Resiko Injury ( ) Resiko trauma
( ) Gannguan presepsi sensorik
NEOROSENSORIS KEAMANAN
Status Mental : baik Alergi / sensitivitas :
Kesadaran : ( ) mengantuk ( ) letargi ( ) Perubahan system imun sebelumnya : -
stupor Penyebab : -
( ) koma ( ) kooperatif ( ) menyerang ( ) Riwayat penyakit hubungan seksual (tanggal/tipe) : -
delusi Perilaku resiko tinggi : - periksa : -
( ) halusinasi afek (gambarkan) : - Transfuse darah/jumlah : - Kapan : -
1.Memori : saat ini : ( ) yang lalu : Gambaran reaksi : -
2.Kaca mata: tidak ada Riwayat cedera kecelakaan : -
3. kontak lensa : - Masalah punggung : -
4.Alat bantu dengar : (√ ) tidak ( ) ya di : - Pembesaran nodus : -
5.Ukuran/reaksi pupil : - mm ka/ki : Kekuatan umum : -
isokor/an isokor Cara berjalan : -
6.Facial drop : (√ ) tidak ( ) kaku kuduk (√ )
tidak ( ) ya
7.Genggaman tangan/lepas : ka/ki : postur
:-
8.Koordinasi :............. refleks patella ka/ki : -
9.Refleks tendom dalam bisep/trisep : -
1. Kernig sign : (√ ) tidak ( ) ya
2. Babinsky : (√ ) tidak ( ) ya
3. Chaddock : (√ ) tidak ( ) ya
4. Brudinsky : (√ ) tidak ( ) ya
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
( ) Risti perluasan infeksi (sepsis/serangan infeksi
oportunistik baru).
SEKSUALITAS
5. Aktif melakukan hubungan seksual : () Pria
tidak () ya 13. Gangguan Prostat :
6. Penggunaan kondom : tidak 14. Sirkumsisi : ( ) tidak () ya Vasektomi : ()
7. Masalah-masalah/kesulitan seksual Tidak ( ) Ya
:tida ada 15. Payudara/testis :
- Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat Tanda ( Obyektif)
Wanita Pemeriksaan :
8. Usia menarke : - payudara/Penis/Testis :
9. Thn, lamanya siklus : - Kulit genetalia/Lest :

10. Durasi : -
11. Periode menstruasi terakhir : -
12. Perdarahan antar periode -
Masala Keperawatan : ( ) Perdarahan ( ) Gangguan citra tubuh (
) Disfungsi seksualitas
( ) Gangguan pemenuhan kebutuhan seksualitas
KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN RESIKO SERTA INTERAKSI SOSIAL
16. Lama perkawinan : hidup dengan: 24. Sosiologis : (√ ) TAK ( ) menarik diri
anak (√ ) komunikasi lancar ( ) komunikasi tidak lancar
17. Masalah-masalah kesahatan/stress : - ( ) afasia ( ) isolasi diri ( ) amuk
18. Cara mengatasi stress : - 25. Perubahan bicara : -

19. Orang Pendukung Lain : keluarga 26. Adanya laringektomi :-

20. Peran Dalam Struktur Keluarga : 27. Komunikasi verbal/nonverbal dengan

21. Masalah-masalah Yang berhubungan keluarga/orang terdekat lain : -

Dengan Penyakit/Kondisi : - 28. Spiritual : (√ ) TAK

22. Psikologis : (√ )Tak ()gelisah ( ) 29. Kegiatan keagamaan : -


Takut 30. Lain-lain : -
( )Sedih ( )Rendah diri ( )Hiperaktif ( )
acuh tak acuh
( )Marah ( )Mudah Tersinggung
( ) Merasa Kurang sempurna ( ) Eurofik
( ) tidak Sabar
23. Lain-lain : -
Masalah keperawatan : ( ) kecemasan ( ) ketakutan ( ) koping individu tidak
efektif ( ) isolasi diri
( ) hambatan komunikasi verbal ( ) spiritual distress ( ) resiko merusak diri ()
harga diri rendah
E. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN
1. Bahasa dominan (khusus) : mandar
( ) Buta huruf : tidak Ô Ketidakmampuan belajar khusus :
-
( ) Keterbatasan kognitif :-
2. Informasi yang telah disampaikan :
(√) pengaturan jam besuk (√) hak dan kewajiban klien (√) tim
/ petugas yang merawat
Ô lain-lain : informasi tentang sakit yang di derita
3. Masalah yang telah dijelaskan :
(√) Ô perawatan diri dirumah sakit (√ ) obat-obatan yang diberikan Ô lain-
lain :-
Obat yang diresepkan (lingkari dosis yang terakhir) :
Obat Dosis Waktu Diminum secara Tujuan
teratur
furosemic 1 tab 8 /jam Oral Mengeluarlan cairan berlebih dari
dalam tubuh melalui urine
NTG Amp/d 8 /jam Iv Mengurangi dan mencegah nyeri
rip dada

CPG 1 tab 8/ jam Oral Mengencerkan darah dan


mencegah terjadinya pembekuan
darah

aspilet 10 tab 8/jam Oral Mencegah proses agregasi


trombosit pada pasien
infarkmiokard dan angina tidak
stabil
cardesantan 1a 8 /jam Iv Menurunkan tekanan darah pada
hipertensi
lansoprazole 1a 8 /jam Iv Mengatasi gangguan pada
lambung
Riwayat pengobatan, obat tanpa resep / obat-obatan bebas : -
Obat-obatan jalanan / jamu : tidak pernah
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : -
4. Factor resiko keluarga (tandai hubungan) :
(√) Ô diabetes mellitus Ô tuberculosis Ô penyakit jantung Ô stroke (√)
Ô TD tinggi
Ô epilepsy Ô penyakit ginjal Ô kanker Ô penyakit jiwa Ô
lain-lain : kolestrol

F. DATA GENOGRAM

1
3
2 3 4 5

Keterangan:
Laki-laki :
Perempuan:
Pasien:
Meninggal:
Generasi I : meninggal karna suatu sebab yang tidak diketahui
Generasi II : orang tua pasien
Generasi III: pasien anak I dari 5 bersaudara

G. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG (diagnostic & laboratorium)


Laboratorium : jam :
DATA FOKUS
Nama Pasien : Tn. B Dx. Medik : CHF
Umur : 57 tahun Ruangan : Kemuning
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 10/11/2021

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

31. Klien mengatakan sesak 36. klien tampak lemas


32. Batuk tidak berdahak 37. terpasang infus di tangan kiri : NaCl 22 tpm
33. Klien mengatakan pusing 38. terpasang kateter
34. Klien menyatakan tidak pernah 39. TTV
buang air besar selama 3 hari 40. TTD : 140/90
dirumah sakit 41. S :36,0 C
35. klien menyatakan perut 42. N : 92x/menit
kembung 43. P : 26 x/menit

ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn. B Dx. Medik : CHF


Umur : 57 tahun Ruangan : Kemuning
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 10/11/2021
MASALAH
No. DATA ETIOLOGI KEPERAWA
TAN
1 2 3 4
1 DS : - Depresi pusat Pola nafas
- Pasien mengatakan sesak pernapasan tidak efektif
- Batuk tidak berdahak - Deformitas dinding
- Pusing dada
DO: - Penurunan energy
- Pasien tampak lemah - Posisi tubuh yang
- Tampak posisi semifowler menghambat ekspansi
- Terpasang infus paru
- TD:140/90 mmHg - kecemasan
- N:92x/ menit
- P:26x/menit

2 DS :  penurunan motilitas Konstipasi


- klien mengatakan belum gastrointestinal
pernah BAB selama 3 hari di  kelemahan otot
rs abdomen
- perut terasa kembung
DO:
- pasien tampak lemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. B Dx. Medik : CHF
Umur : 57 tahun Ruangan : Kemuning
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 10/11/2021
TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TERATASI
DITEMUKAN

1 Pola nafas tidak Efektif 10/11/2021 -

2 Konstipasi 10/11/2021 -

INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. B Dx. Medik : CHF


Umur : 57 tahun Ruangan : Kemuning
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 10/11/2021

PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN & KRITERIA
KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
1 2 3 4

1 Pola nafas tidak Setelah dilakukan Tindakan Observasi


efektif intervensi selama 2x24 jam 1. Monitor pola napas
maka diharapkan pola 2. Monitor bunyi napas
napas pasien membaik 3. Monitor sputum
dengan kriteria hasil: Tindakan Terapeutik
 Frekuensi napas 1. Posisikan semi-fowler
membaik 2. Berikan air minum hangat
 Kedalaman napas 3. Berikan oksigen jika perlu
membaik Edukasi
 Ekskursi dada 1. Anjurkan asupan cairan
membaik 2000ml/hari,jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolitik
, jika perlu
Tindakan observasi
1. Identifikasi pengobatan yang
Setelah dilakukan tindakan berefek pada kondisi
2 Konstipasi keperawatan selama 2x24 gastrointestinal
jam diharapkan eliminasi 2. Monitor buang air besar
fekal membaik dengan Tindakan terapeutik
kriteria hasil: 1. Berikan air hangat setelah
 Konsistensi feses makan
membaik 2. Jadwalkan waktu defekasi
 Frekuensi defekasi bersama pasien
membaik Edukasi
1. Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi serat
2. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan,jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
supositoria anal,jika perlu

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : Tn. B Dx. Medik : CHF
Umur : 57 tahun Ruangan : Kemuning
Jenis Kelamin : Laki-laki Tanggal : 10/11/2021
No. Jam
Diagnos Implementasi Evaluasi
a
1 14.00 1. Memonitor frekuensi, Tanggal 11 November 2021
irama, kedalaman, dan Jam 14.00
upaya napas. S: klien mengatakan nafas terasa
2. Hasil : didapatkan sesak
pernapasan pasien 26 O: klien tampak kesulitan dalam
kali/menit bernafas, tanda-tanda vital: TD:
3. Memonitor pola napas 140/90 mmHg HR: 92x/menit RR:
(seperti bradipnea, 26x/menit S: 36,0℃
takipnea, hiperventilasi, A: Masalah pola nafas tidak teratasi
Kussmaul, Cheyne- P: lanjutkan intervensi
Stokes, Biot.
4. Hasil : didapatkan
pernapasan pasien 26
kali/menit ( takipnea)
5. Memonitor kemampuan
batuk efektif.
6. Hasil : pasien mampu
batuk efektif
7. Memonitor adanya
produksi sputum.
8. Hasil : tidak terdapat
produksi sputum

2 08:00 1. identikasi pengobatan yang Tanggal 11 November 2021


berefek pada kondisi Jam 08:00
gastrointestinal S: pasien mengatakan sudah tidak
Hasil: pasien mengatakan merasa kembung
susah buang air besar sejak O: pasien tampak terlihat tenang
masuk rs A: masalah teratasi
2. Monitor buang air besar P: hentikan intervensi
Hasil: pasien merasa rileks
3. Berikan air hangat setelah
makan
Hasil: pasien mengatakan
perut sudah tidak terlalu
kembung
4. Menganjurkan pasien untuk
mengkonsumsi makanan
tinggi serat
Hasil: pasien merasa lebih
baik
5. Berikan air hangat setelah
makan
Hasil: pasien mengatakan
perut sudah tidak terlalu
kembung
6. Menganjurkan pasien untuk
mengkonsumsi makanan
tinggi serat
Hasil: pasien merasa lebih
baik

LAPORAN PENDAHULUAN

 Congestive Heart Failure (CHF)


A. Konsep CHF
1. Definisi
Gagal Jantung Akut didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung
untukmemompa darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh akanoksigen dan nutrisi (Black & Hawks, 2009).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
mengalamikegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel-
sel tubuh akannutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak
untuk dipompakan ke seluruh tubuhatau mengakibatkan otot jantung kaku dan
menebal. Jantung hanya mampu memompadarah untuk waktu yang singkat dan
dinding otot jantung yang melemah tidak mampumemompa dengan kuat.
Sebagai akibatnya, ginjal sering merespons dengan menahanair dan garam. Hal
ini akan mengakibatkan bendungan cairan dalam beberapa organtubuh seperti
tangan, kaki, paru, atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak
(congestive) (Udjianti, 2010).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainanfungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhikebutuhan metabolisme jaringan dan/ kemampuannya hanya ada
kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal (Mansjoer dan
Triyanti, 2007).
2. Etiologi
Menurut Udjianti (2010), etiologi gagal jantung kongestif (CHF)
dikelompokan berdasarkan faktor etiolgi eksterna maupun interna, yaitu:
a. Faktor eksterna (dari luar jantung); hipertensi renal, hipertiroid, dan
anemia kronis/ berat.
b. Faktor interna (dari dalam jantung)
1) Disfungsi katup: Ventricular Septum Defect (VSD), Atria Septum
Defect (ASD), stenosis mitral, dan insufisiensi mitral.
2) Disritmia: atrial fibrilasi, ventrikel fibrilasi, dan heart block.
3) Kerusakan miokard: kardiomiopati, miokarditis, dan infark miokard
4) Infeksi: endokarditis bacterial sub-akut
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan
kemampuankontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih
rendah dari normal. Dapatdijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV di
mana curah jantung (CO: Cardiacoutput ) adalah fungsi frekuensi jantung (HR:
Heart Rate) x Volume Sekuncup (SV: Stroke Volume). Frekuensi jantung
adalah fungsi dari sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem
saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untukmempertahankan
curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untukmempertahankan
perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglahyang harus
menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.
Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap
kontraksi, yang tergantung pada 3 faktor, yaitu: (1) Preload (yaitu sinonim
dengan Hukum Starling pada jantung yang menyatakan bahwa jumlah darah
yang mengisi jantung berbandinglangsung dengan tekanan yang ditimbulkan
oleh panjangnya regangan serabut jantung); (2) Kontraktilitas (mengacu pada
perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi padatingkat sel dan berhubungan
dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadarkalsium); (3) Afterload
(mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harusdihasilkan untuk
memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan olehtekanan
arteriole).
Jika terjadi gagal jantung, tubuh mengalami beberapa adaptasi yang terjadi
baik pada jantung dan secara sistemik. Jika volume sekuncup kedua ventrikel
berkurangakibat penekanan kontraktilitas atau afterload yang sangat
meningkat, maka volume dantekanan pada akhir diastolik di dalam kedua
ruang jantung akan meningkat. Hal ini akanmeningkatkan panjang serabut
miokardium pada akhir diastolik dan menyebabkanwaktu sistolik menjadi
singkat. Jika kondisi ini berlangsung lama, maka akan terjadidilatasi ventrikel.
Cardiac output pada saat istirahat masih bisa berfungsi dengan baiktapi
peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung lama (kronik) akan dijalarkan
kekedua atrium, sirkulasi pulmoner dan sirkulasi sitemik. Akhirnya tekanan
kapiler akanmeningkat yang akan menyebabkan transudasi cairan dan timbul
edema paru atauedema sistemik.
Penurunan cardiac output, terutama jika berkaitan dengan penurunan
tekananarterial atau penurunan perfusi ginjal, akan mengaktivasi beberapa
sistem saraf danhumoral. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis akan
memacu kontraksi miokardium, frekuensi denyut jantung dan vena; yang akan
meningkatkan volume darahsentral yang selanjutnya meningkatkan preload.
Meskipun adaptasi-adaptasi inidirancang untuk meningkatkan cardiac output,
adaptasi itu sendiri dapat mengganggutubuh. Oleh karena itu, takikardi dan
peningkatan kontraktilitas miokardium dapatmemacu terjadinya iskemia pada
pasien dengan penyakit arteri koroner sebelumnya dan peningkatan preload
dapat memperburuk kongesti pulmoner.
Aktivasi sitem saraf simpatis juga akan meningkatkan resistensi perifer.
Adaptasi ini dirancang untuk mempertahankan perfusi ke organ-organ vital,
tetapi jikaaktivasi ini sangat meningkat malah akan menurunkan aliran ke
ginjal dan jaringan.Salah satu efek penting penurunan cardiac output adalah
penurunan aliran darah ginjaldan penurunan kecepatan filtrasi glomerolus,
yang akan menimbulkan retensi sodiumdan cairan. Sitem rennin-angiotensin-
aldosteron juga akan teraktivasi, menimbulkan peningkatan resistensi vaskuler
perifer selanjutnya dan penigkatan afterload ventrikelkiri sebagaimana retensi
sodium dan cairan.
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin
vasopresindalam sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat
ekskresi cairan. Padagagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik atrial
akibat peningkatan tekananatrium, yang menunjukan bahwa disini terjadi
resistensi terhadap efek natriuretik danvasodilator.
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis CHF menurut Jayanthi (2010), sebagai berikut:
a. Peningkatan volume intravaskular.
b. Kongesti jaringan akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat
turunnyacurah jantung.
c. Edema pulmonal akibat peningkatan tekanan vena pulmonalis yang
menyebabkancairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli; dimanifestasikan
dengan batuk dan nafas pendek.
d. Edema perifer umum dan penambahan berat badan akibat peningkatan
tekanan venasistemik.
e. Pusing, kekacauan mental (confusion), keletihan, intoleransi jantung
terhadap latihandan suhu panas, ekstremitas dingin, dan oliguria akibat
perfusi darah dari jantung ke jaringan dan organ yang rendah. Sekresi
aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan
volumeintravaskuler akibat tekanan perfusi ginjal yang menurun
(pelepasan renin ginjal).

Gagal Jantung Kiri Gagal Jantung Kanan


- Terjadi dispnea atau ortopnea - Pitting edema, dimulai dari tumit
(kesukaran bernafas saat dankaki kemudaian nai ke
berbaring) tungkai, pahadan area genetelia
- Paroxysmal nocturnal dispnea eksterna, anggotatubuh bagian
(POD) yaitu ortopnea yang bawah.
hanya terjadi padamalam hari. - Hepatomegali
- Batuk, bisa kering atau basah - Distensi vena leher
(berdahak). - Asites
- Mudah lelah - Anoreksia dan mual
- Gelisah dan cemas karena - Nokturia (rsa ingin kencing di
terjadigangguan oksigenasi malamhari)
jaringan danstress akibat - Lemah
kesakitan berfas.

5. Diagnosis gagal jantung (Kriteria Framingham)


Kriteria mayor:
a. Paroksimal Noctural Dypsnea (PND) atau orthopnea (OP)
b. Peningkatan tekanan vena jugularis (JVP)
c. Ronkhi basah dan halus
d. Kardiomegali
e. Edema paru akut
f. Irama S3
g. Peningkatan tekanan vena ›16 cm H20
h. Refluks hepatojugular
Kriteria minor:
a. Edema pergelangan kaki
b. Batuk malam hari
c. Dipsnea d’effort (DD)
d. Hepatomegali
e. Efusi pleura
f. Kapasitas vital berkurang menjadi 1/3 maksimum
g. Takikardia (› 120 x/menit)
6. Klasifikasi
New York Heart Association (NYHA) (2011), membuat klasifikasi
fungsionaldalam 4 kelas, yaitu:
a. Kelas 1 Bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan
b. Kelas 2 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari
aktivitas sehari-hari tanpa keluhan.
c. Kelas 3 Bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
keluhan danketika melakukan aktivitas yang sangat ringan dapat
menimbulkan lelah, palpitasi, serta sesak napas.
d. Kelas 4 Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun,
keluhan akansemakin berat pada aktivitas ringan dan harus tirah baring.
7. Pemeriksaan Penunjang CHF
Menurut Udjianti (2010), pemeriksaan penunjang pada CHF antara lain:
a. Hitung sel darah lengkap: anemia berat atau anemia gravis atau polisitemia
vera
b. Hitung sel darah putih: Lekositosis atau keadaan infeksi lain
c. Analisa gas darah (AGD): menilai derajat gangguan keseimbangan asam
basa baikmetabolik maupun respiratorik.
d. Fraksi lemak: peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, LDL yang
merupakanresiko CAD dan penurunan perfusi jaringan
e. Serum katekolamin: Pemeriksaan untuk mengesampingkan penyakit
adrenal
f. Sedimentasi meningkat akibat adanya inflamasi akut.
g. Tes fungsi ginjal dan hati: menilai efek yang terjadi akibat CHF terhadap
fungsihepar atau ginjal
h. Tiroid: menilai peningkatan aktivitas tiroid
i. Echocardiogram: menilai senosis/ inkompetensi, pembesaran ruang
jantung,hipertropi ventrikel
j. Cardiac scan: menilai underperfusion otot jantung, yang menunjang
penurunankemampuan kontraksi.
k. Rontgen toraks: untuk menilai pembesaran jantung dan edema paru.
l. Kateterisasi jantung: Menilai fraksi ejeksi ventrikel.
m. EKG: menilai hipertropi atrium/ ventrikel, iskemia, infark, dan disritmia
8. KOMPLIKASI
a. Syok kardiogenik
b. Gangguan keseimbangan elektrolit
c. edema pulmoner akut
d. infeksi paru
e. kematian
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan CHF menurut Mansjoer dan Triyanti (2007), meliputi: Tujuan
dasar penatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah:
a. Meningkatkan oksigenasi dengan terapi O2 dan menurunkan konsumsi
oksigendengan pembatasan aktivitas.
b. Meningkatkan kontraksi (kontraktilitas) otot jantung dengan digitalisasi.
c. Menurunkan beban jantung dengan diet rendah garam, diuretik, dan
vasodilator.
Penatalaksanaan medis:
a. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/ pembatasan aktifitas
b. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
1) Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tirotoksikosis,
miksedema, danaritmia.
2) Digitalisasia.
 Dosis digitalis
- Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 mg dalam 4 - 6
dosisselama 24 jam dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari.
- Digoksin IV 0,75 - 1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
- Cedilanid IV 1,2 - 1,6 mg dalam 24 jam.
 Dosis penunjang untuk gagal jantung: digoksin 0,25 mg sehari.
untuk pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan.
 Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.
 Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal
akut yang berat:
- Digoksin: 1 - 1,5 mg IV perlahan-lahan.
- Cedilamid 0,4 - 0,8 IV perlahan-lahan.
Terapi Lain
a. Koreksi penyebab-penyebab utama yang dapat diperbaiki antara lain: lesi
katup jantung, iskemia miokard, aritmia, depresi miokardium diinduksi
alkohol, pirauintrakrdial, dan keadaan output tinggi.
b. Edukasi tentang hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
c. Posisi setengah duduk.
d. Oksigenasi (2-3 liter/menit).
e. Diet: pembatasan natrium (2 gr natrium atau 5 gr garam) ditujukan untuk
mencegah,mengatur, dan mengurangi edema, seperti pada hipertensi dan
gagal jantung.Rendah garam 2 gr disarankan pada gagal jantung ringan
dan 1 gr pada gagal jantung berat. Jumlah cairan 1 liter pada gagal jantung
berat dan 1,5 liter pada gagal jantung ringan.
f. Aktivitas fisik: pada gagal jantung berat dengan pembatasan aktivitas,
tetapi bila pasien stabil dianjurkan peningkatan aktivitas secara teratur.
Latihan jasmani dapat berupa jalan kaki 3-5 kali/minggu selama 20-30
menit atau sepeda statis 5kali/minggu selama 20 menit dengan beban 70-
80% denyut jantung maksimal padagagal jantung ringan atau sedang.
g. Hentikan rokok dan alkohol
h. Revaskularisasi koroner
i. Transplantasi jantung
j. Kardoimioplasti

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Primer
1) Airways
 Sumbatan atau penumpukan sekret
 Wheezing atau krekles
2) Breathing
 Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
 RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
 Ronchi, krekles
 Ekspansi dada tidak penuh
 Penggunaan otot bantu nafas terdiri dari: (otot sela iga, otot leher,
otot prut).
 Retraksi dada terdiri dari:
- Sub sterna  di bawah trakea
- Supra sternal  di atas klavikula
- Inter kostal  kosta
- Sub kosta  dibawah kosta

3) Circulationa
 Nadi lemah , tidak teratur
 Takikardi
 TD meningkat / menurun
 Edema
 Gelisah
 Akral dingin
 Kulit pucat, sianosis
 Output urine menurun
b. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Keperawatan
 Keluhan
- Dada terasa berat (seperti memakai baju ketat).
- Palpitasi atau berdebar-debar.
- Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) atau orthopnea, sesak
nafassaat beraktivitas, batuk (hemoptoe), tidur harus pakai
bantal lebih daridua buah.
- Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
- Letargi (kelesuan) atau fatigue (kelelahan
- Insomnia
- Kaki bengkak dan berat badan bertambah
- Jumlah urine menurun
- Serangan timbul mendadak/ sering kambuh.
 Riwayat penyakit: hipertensi renal, angina, infark miokard kronis,
diabetesmelitus, bedah jantung, dan disritmia.
 Riwayat diet: intake gula, garam, lemak, kafein, cairan, alkohol.
 Riwayat pengobatan: toleransi obat, obat-obat penekan fungsi
jantung,steroid, jumlah cairan per-IV, alergi terhadap obat
tertentu.
 Pola eliminasi orine: oliguria, nokturia.
 Merokok: perokok, cara/ jumlah batang per hari, jangka waktu
 Postur, kegelisahan, kecemasan
 Faktor predisposisi dan presipitasi: obesitas, asma, atau COPD
yangmerupakan faktor pencetus peningkatan kerja jantung dan
mempercepat perkembangan CHF.
2) Pemeriksaan Fisik
 Evaluasi status jantung: berat badan, tinggi badan, kelemahan,
toleransiaktivitas, nadi perifer, displace lateral PMI/ iktus kordis,
tekanan darah, mean arterial presure, bunyi jantung, denyut
jantung, pulsus alternans, Gallop’s, murmur.
 Respirasi: dispnea, orthopnea, suara nafas tambahan (ronkhi,
rales,wheezing)
 Tampak pulsasi vena jugularis, JVP > 3 cmH2O, hepatojugular
refluks
 Evaluasi faktor stress: menilai insomnia, gugup atau rasa cemas/
takutyang kronis
 Palpasi abdomen: hepatomegali, splenomegali, asites
 Konjungtiva pucat, sklera ikterik
 Capilary Refill Time (CRT) > 2 detik, suhu akral dingin,
diaforesis, warnakulit pucat, dan pitting edema.

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


a. Penurunan curah jantung b/d respon fisiologis otot jantung, peningkatan
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup
b. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan volume paru
c. Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung, hipoksemia
jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli
d. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan periferyang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah
jantung.
e. Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi cairan
dannatrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan hipertensi
pulmonal
f. Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan peran
dalamlingkungan social atau ketidakmampuan yang permanen.
g. Kurang pengetahuan b/d keterbatasan pengetahuan penyakitnya, tindakan
yangdilakukan, obat obatan yang diberikan, komplikasi yang mungkin
muncul dan perubahan gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai