Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA NY. J DENGAN DIAGNOSA MEDIS COLIC ABDOMEN

DIRUANG PENYAKIT DALAM RUANG CEMPAKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

STEFANIA FRANSISCA

20220305037

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

MEDIKAL BEDAH NERS

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

TAHUN 2023
A. Pengertian
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjangtraktus intestinal,
obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebab kanter hambatnya aliran isi usus ke
depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011)
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dandirasakan seperti
perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalahkarena sumbatan baik parsial
ataupun total dari organ tubuh berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi
peristaltik. Beberapa yang menjadi penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik
renal dan kolik karena sumbatan usus halus (Gilroy,2009).
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usussepanjang traktus
intestinal (Nettina, 2011). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan
terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2011).
Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang
dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Slamet
suyono, 2012).

B. Penyebab dan faktor predisposisi


Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena
radang)
2. Karsinoma
3. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus didalam usus)
4. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5. Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak dapat
bergerak)
2. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas)
3. Enteritis regional
4. Ketidak seimbangan elektrolit
5. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena
ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011)
C. Manifestasi klinik (tanda & gejala)
a. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas,distensi, muntah
empedu awal, peningkatan bising usus (bunyigemerincing bernada tinggi terdengar
pada interval singkat), nyeri tekandifus minimal.
b. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan mid abdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada
– kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus
minimal.
c. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus,nyeri tekan difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.Gejalanya kram,
nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir;
distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan
terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau
mengandung darah samar(Reeves,2011).

D. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba atau sudah
berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien tergantung
pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk
nyeri viseral, dari otot,lapisan dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya
nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari
viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung
berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare.
Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab
nyeri tersebut.Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari
tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut
atau sekunder dari tempat lain.
E. Pathway keperawatan (jalan munculnya semua masalah keperawatan sesuai teori)
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
b. implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi
d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang
di lakukan sebagai prosedur kedua.

Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :

a. Terapi Na + K + komponen darah


b. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
c. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
d. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal ususke area penyumbatan
selang dapat dimasukkan sengan lenih efektifdengan pasien berbaring miring ke
kanan
e. Antasid ( obat yang melawan keasaman )

G. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium : leokosit, HBe.
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,peningkatan hitung
SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum amilase
karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik

H. Pengkajian focus (pengkajian riwayat kesehatan, perubahan pola fungsi, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang terfokus pada kasus)
a. Pengkajian
Meliputi:
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS.Biasanya klien
mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan lain-lain.
3. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak kapan serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktoryang
mempengaruhi dan memperberat keluhan sehinggadibawa ke Rumah Sakit
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti implamasiperitonium,
appendisitis, diverkulitis, pankreasitis, colesititis,dan lain-lain
4. Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adanya penyakitketurunan atau menular
5. Pola- pola fungsi kesehatan
c. Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat
menimbulkan perawatan diri
d. Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi gangguan nutrisi karena klien merasakan nyeri sehingga tidak toleran
terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.
e. Pola eliminasi
Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan sehingga terjadi
konstipasi.
f. Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.
h. Pola sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen yang berulang
i. Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi danseksual.
j. Pola hubungan peran Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien
sakit sehubungan dengan proses penyakitnya.
k. Pola penanggulangan stress
Meliputi : Penyebab stress, koping terhadap stress dan pemecahan masalah
l. Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan dengan teliti dan sistematis dengan
cara : inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.
1. Inspeksi
Semua pakaian harus dilepas. Abdomen bagian depan dan belakangditeliti apakah
mengalami ekskoriasi atau memar, adakah laserasi,tusukan dan sebagainya dengan
cara log roll.
2. Auskultasi
Lakukan untuk mendegarkan bising usus terdengar atau tidak.
3. Perkusi
Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karenadilatasi
lambung akut di kwadran kiri atas ataupun adanya perkusiredup bila ada
hemoperitoneum. Perkusi mengakibatkan pergerakan peritonium dan mencetuskan
tanda peritonitis. Shifting dullnes (adanya darah dalam abdomen) terjadi kalau
pasien dimiringkan.
4. Palpasi
Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadang – kadang
dalam.
c. Daftar Maslaah Keperawatan
1. Nyeri Akut
2. Hipovolemia
3. Nausea
4. Ansietas

I. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.Inflamasi,
iskemia, neoplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri,tampak meringis, gelisah,
sulit tidur
b. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikandengan Frekuensi
nadi meningkat, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering.
c. Nausea berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdominal (mis. Keganasan
intra abdominal)
d. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan merasa
khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah, sulit tidur

J. Perencanaan keperawatan (prioritas diagnosa keperawatan, tujuan dan kriteria hasil dan
rencana tindakan disertai rasional sesuai teori)

No Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1 Nyeri akut : Pengalaman Setelah Tindakan Keperawatan :
sensorik atau emosional yang dilakukan Manajemen Nyeri
berkaitan dengan kerusakan intervensi selama Observasi :
jaringan actual atau fungsional, 3x24 jam maka a. Identifikasi lokasi,
dengan onset mendadak atau tingkat nyeri karakteristik, durasi,
lambat dan berintensitas menurun dengan frekuensi, kualitas,
ringan hingga berat yang kriteria hasil : intensitas nyeri
berlangsung kurang dari 3 a. Keluhan b. Identifikasi skala nyeri
bulan. nyeri c. Identifikasi respons nyeri
Penyebab : menurun non verbal
a) Agen pencedera fisiologis b. Meringis d. Identifikasi faktor yang
(mis.Inflamasi, iskemia, menurun memperberat dan
neoplasma) c. Gelisah memperingan nyeri
b) Agen pencedera kimiawi menurun e. Identifikasi pegetahuan dan
(mis.Terbakar, bahan kimia d. Kesulitan keyakinan tentang nyeri
intan) tidur f. Identifikasi pengaruh
c) Agen pencederafisik (mis. menurun budaya terhadap respons
Abses, amputasi, terbakar, nyeri
terpotong, mengangkat g. Identifikasi pengaruh nyeri
berat, prosedur pada kualitas hidup
operasi,trauma, latihan fisik h. Monitor keberhasilan terapi
berlebihan). komplementer yang sudah
diberikan
Gejala dan Tanda Mayor i. Monitor efek samping
Data Subjektif : penggunaan analgetik
a) Mengeluh nyeri
Terapeutik
Data Objektif : a. Berikan teknik non
a) Tampak meringis farmakologis untuk
b) Bersikap protektif mengurangi rasa nyeri
c) Gelisah ( mis. TENS, hypnosis,
d) Frekuensi Nadi akupresur, terapi music,
meningkate) Sulit tidur biofeedback, terapi pijat,
aromatherapy, teknik
Gejala dan Tanda Minor imajinasi terbimbing,
Data Subjektif : kompres hangat/dingin,
(Tidak tersedia ) terapi bermain )
b. Kontrol lingkungan yang
Data Objektif : memperberat rasa nyeri
a) Tekanan darah meningkat (mis. Suhu lingkungan,
b) Pola napas berubah pencahayaan, kebisingan )
c) Nafsu makan berubah c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Proses berpikir terganggu d. Pertimbangkan jenis dan
e) Menarik diri sumber nyeri dalam
f) Berfokus pada diri sendiri pemilihan strategi
g) Diaforesis meredakan nyeri.

Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Hipovolemia : Penurunan Setelah Tindakan Keperawatan :


volume cairan intravaskuler, dilakukan Manajemen Hipovolemia
interstisiel,dan/atau intraseluler. intervensi selama
Penyebab : 3x24 jam maka Observasi :
a) Kehilangan cairan aktif Status cairan a. Periksa tanda dan gejala
b) Kegagalan mekanisme membaik dengan hypovolemia (mis.
regulasi kriteria hasil Frekuensinadi meningkat,
c) Peningkatan permeabilitas a. Membran nadi teraba lemah, ,
kapiler mukosa turgor kulit menurun,
d) Kekurangan intake cairan lembap membran mukosa kering,
e) Evaporasi b. Frekuensi haus, lemah)
nadi b. Monitor intake dan output
Gejala dan TandaMayor membaik caian
Data Subjektif : c. Tekanan
( Tidak tersedia ) darah Terapeutik :
Data Objektif : membaik a. Hitung kebutuhan cairan
a) Frekuensi nadimeningkat d. Turgor kulit b. Berikan posisi modified
b) Nadi terabalemah membaik trendelenbrug
c) Tekanan darahmenurun e. hemoglobin c. Berikan asupan cairan oral
d) Tekanan nadimenyempit membaik
e) Turgor kulitmenurun Edukasi :

f) Membra nemukosa kering a. Anjurkan memperbanyak

g) Volume urin menurun asupan cairan oral

h) Hematocrit meningkat b. Anjurkan menghindari


perubahan posisi mendadak
Gejala dan Tanda Minor
Data Subjektif : Kolaborasi :

a) Merasa lemah a. Kolaborasi pemberian

b) Mengeluh haus cairan IV isotonis


(mis.Nacl, RL )
Data Objektif : b. Kolaborasi pemberian
a) Pengisian vena menurun cairan hipotonis (mis.
b) Status mental berubah Glukosa 2,5%,Nacl 0,4%)
c) Suhu tubuh meningkat c. Kolaborasi pemberian
d) Konsentrasi urin produk darah
meningkat
e) BB menurun tiba-tiba
3 Nausea : Perasaan tidak Setelah dilaukan Tindakan Keperawatan :
nyaman pada bagian belakang intervensi selama Manajemen Muntah
tenggorok atau lambung yang 3x24 jam maka Observasi
dapat mengakibatkan muntah tingkat nausea a. Identifikasi karakteristik
Penyebab : menurun dengan muntah (mis. Warna,
a) Gangguan biokimiawi kriteria hasil : konsistensi, adanya darah,
(mis. Uremia, ketoasidosis a. Perasaan waktu, frekuensi, dan
diabetik) ingin durasi )
b) Gangguan pada esophagus muntah b. Periksa volume darah
c) Distensi lambung menurun c. Identifikasi riwayat diet
d) Iritasi lambung b. Pucat (mis. Makanan yang
e) Gangguanpancreas membaik disuka, tidak disukai, dan
f) Peregangan kapsul limpa c. Nafsu budaya)
g) Tumorterlokalisasi (mis. makan d. Identifikasi faktor
Neuroma akustik, tumor membaik penyebab muntah (mis.
otak primer atau sekunder) Pengobatan dan prosedur )
h) Peningkatan tekanan intra e. Identidikasi kerusakan
abdominal (mis. esophagus dan faring
Keganasan intra abdomen) posterior jika muntah
i) Peningkatan tekanan terlalu lama
intracranial f. Monitor efek manajemen
j) Peningkatan tekanan muntah secara menyeluruh
intraorbital g. Monitor keseimbangan
(mis.Glaucoma) cairan dan elektrolit
k) Mabuk perjalanan
l) Kehamilan Terapeutik
m) Aroma tidak sedap a. Kontrol faktor lingkungan
n) Rasa makanan/minuman penyebab muntah (mis. Bau
yang tidak enak tak sedap, suara, dan
o) Stimulus penglihatan tidak stimulasi visual yang tidak
menyenangkan menyenangkan)
p) Faktor psikologis (mis. b. Kurangi atah hilangkan
Kecemasan, ketakutan, keadaan penyebab muntah
stress) (mis. Kecemasan,
q) Efek agen farmakologis ketakutan )
r) Efek toksin c. Atur posisi untuk mencegah
aspirasi
Gejala dan Tanda Mayor d. Pertahankan kepatenan
Data Subjektif : jalan nafas
a) Mengeluh mual e. Bersihkan mulut dan
b) Merasa ingin muntah hidung
c) Tidak berminat makan f. Berikan dukungan fisik saat
muntah (mis.Membantu
Data Objektif : membungkuk atau
(Tidak tersedia ) menundukkan kepala )
g. Berikan kenyamanan
Gejala dan Tanda Minor selama muntah (mis.
Data Subjektif : Kompres dingin di dahi,
a) Merasa asam dimulut atau sediakan pakaian yang
b) Sensasi panas/dingin kering dan bersih
c) Sering menelan h. Berikan cairan yang tidak
mengandung karbonasi
minimal 30 menit setelah
muntah

Data Objektif :
Edukasi
a) Saliva meningkat
a. Anjurkan membawa
b) Pucat
kantong plastic untuk
c) Diaphoresis
menampung muntah
d) Takika
b. Anjurkan memperbanyak
istirahat
c. Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologis untuk
mengelola muntah (mis.
Biofeedback, hypnosis,
relaksasi, terapi music,
akupresur )

Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
antiemetik, jika perlu

4 Ansietas : Kondisiemosional Setelah Tindakan Keperawatan : Terapi


dan pengalaman subjektif dilakukan Relaksasi
individu terhadap objek yang intervensi
tidak jelas dan spesifik akibat selama 3x24 jam Observasi
antisipasi bahaya yang maka tingkat a. Identifikasi penurunan
memungkinkan individu ansietas menurun tingkat energi,
melakukan tindakan untuk dengan kriteria ketidakmampuan
menghadapi ancaman hasil : berkonsentrasi, atau gejala
Penyebab : a. Verbalisasi lain yang menganggu
a) Krisis situasional kebingungan kemampuan kognitif
b) Kebutuhan tidak terpenuhi menurun b. Identifikasi teknik relaksasi
c) Krisis maturasional b. Verbalisasi yang pernah efektif
d) Ancaman terhadap konsep khawatir digunakan
diri akibat c. Identifikasi kesediaan,
e) Ancaman terhadap kematian kondisi kemampuan, dan
f) Kekhawatiran mengalami yang penggunaan teknik
kegagalan dihadapi sebelumnya
g) Disfungsi system keluarga menurun d. Paksa ketegangan otot,
h) Hubungan orangtua-anak c. Perilaku frekuensi nadi, tekanan
tidak memuaskani) gelisah darah, dan suhu sebelum
i) Faktor keturunan menurun dan sesudah latihan
(tempramen mudah d. Pola tidur e. Monitor respons terhadap
teragitasi sejak kecil) membaik terap relaksasi
j) Penyalah gunaan zat
k) Terpapar bahaya lingkungan Terapeutik

(mis.Toksin, polutan,dan a. Ciptakan lingkungan

lain-lain) tenang dan tanpa gangguan

l) Kurang terpapar informasi dengan pencahayaan dan


suhu ruang nyaman, jika
Gejala dan Tanda Mayor : memungkinkan.
Data Subjektif : b. Berikan informasi tertulis
a) Merasa bingung tentang persiapan dan
b) Merasa khawatir dengan prosedur teknik relaksasi
akibatdari kondisi yang c. Gunakan pakaian longgar
dihadapi d. Gunakan nada suara lembut
c) Sulit berkonsentrasi dengan irama lambat dan
berirama
Data Objektif : e. Gunakan relaksasi sebagai
a) Tampak gelisah strategi penunjang dengan
b) Tampak tegang analgetik atau tindakan
c) Sulit tidur medis lain, jika sesuai

Gejala dan Tanda Minor Edukasi


a. Jelaskan tujuan, manfaat,
Data Subjektif : batasan dan jenis relaksasi
a) Mengeluh pusing yang tersedia (mis. Music,
b) Anoreksia meditasi, nafas dalam,
c) Palpitasi relaksasi otot progresif )
d) Merasa tidak berdaya b. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
Data Objektif : dipilih
a) Frekuensi nadi meningkat c. Anjurkan mengambil posisi
b) Frekuensi napas meningkat nyaman
c) Tekanan darah meningkat d. Anjurkan rileks dan
d) Diaphoresis merasakan sensasi relaksasi
e) Tremor e. Anjurkan sering
f) Muka tampakpucat mengulangi/melatih teknik
g) Suara bergetar yang dipilih
h) Kontak mata buruk f. Demonstrasikan dan latih
i) Sering berkemih teknik relaksasi ( mis.
j) Berorientasi pada masa lalu Napas dalam, peregangan,
atau imajinasi terbimbing )
DAFTAR PUSTAKA

H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI Jakarta, 2011.

H. Syaifuddin Drs. B.Ac, Anatomi Fisiologi, EGC Jakarta, 2017.

R. Sjamsuhidajat, Wim dc Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta,2011.

M Wilkinso, Jutith. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7.Jakarta : :EGC

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sriwijaya/akuntansi-keuangan-lanjutan/lp-colic-2-lpl/
13508314

https://imgv2-2-f.scribdassets.com/img/document/542971765/original/0027a33369/1684071955?v=1

Anda mungkin juga menyukai