Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

COLIC ABDOMEN

I. Konsep Penyakit

A.Definisi

Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang

traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan

terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011)

Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan

dirasakan seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah

karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau

organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi

penyebab kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena

sumbatan usus halus (Gilroy,2009).

Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus

sepanjang traktus intestinal (Nettina, 2011). Obstruksi terjadi ketika ada

gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi

peristaltiknya normal (Reeves, 2011).

Kolik abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-

tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat ringan

sampai yang bersifat fatal (Slamet suyono, 2012).


B.Anatomi Fisiologi

Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen

bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster

berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai

sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat

pengisian dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum

yang berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejunum dan

ileum, hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan berakhir pada

ligament-ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi

kanan diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada

perbatasan duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾

bagian akhir disebut ileum.


Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri,

sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter

pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal

valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus

halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis. Colon (usus

besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari ceacum, colon pars

desendens, colon pars aseenden, colon transversum dan rectum, lapisan

usus besar terdiri dari tunika serosa tunika submukosa, tunika muskularis,

tunika mukosa.

C.Etiologi

Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :

a. Secara mekanis :

1. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang

berdekatan karena radang)

2. Karsinoma

3. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di

dalam usus)

4. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)

5. Polip (perubahan pada mukosa hidung)

6. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)


b. Fungsional (non mekanik)

1.Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi

usus tidak dapat bergerak)

2. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang

disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)

3.Enteritis regional

4.Ketidak seimbangan elektrolit

5.Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam

darah karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).

D.Patofisiologi

Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba

atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau

tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat

berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot,

lapisan dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri

yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang

berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan

darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai

fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa

mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut.

Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari

tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi

dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.


E. Manifestasi klinis

a). Mekanika sederhana – usus halus atas

Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas,

distensi, muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi

gemerincing bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan

difus minimal.

b)Mekanika sederhana – usus halus bawah

Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah –

sedikit atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan

bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.

c)Mekanika sederhana – kolon

Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul

terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus,

nyeri tekan difus minimal.

d)Obstruksi mekanik parsial

Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.

Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.

e) Strangulasi

Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan

terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus

menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi

berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar(Reeves,

2011).
F. Komplikasi

1. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus


)

2. Kolik biliaris

3. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )

G.Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital

b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri

c. Pemeriksaan rectal

d. Laboratorium : leokosit, HB

e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.

f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara

atau lipatan sigmoid yang tertutup.

g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,

peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan

peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan

khusus.

h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis

metabolik
H.Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Penatalaksanaan kolik abdomen secaraNon farmakologi yaitu :

a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit

b. implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis

c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena

obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi

d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung

e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu

beresiko

f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan

mendekompresi usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.

Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :

a) Terapi Na + K + komponen darah

b) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan

c) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan

intraseluler

d) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus

ke area penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif

dengan pasien berbaring miring ke kanan

e) Antasid ( obat yang melawan keasaman )


II. Asuhan Keperawatan Teoritis

1) Pengkajian

Pengkajian, meliputi :
a. Identitas klien
1) Nama
2) Umur
3) Jenis kelamin
4) Suku bangsa
5) Pekerjaan
6) Pendidikan
7) Alamat
8) Tanggal MRS
9) Diagnosis
b.Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien sebelum MRS dan saat MRS.
Biasanya klien mengeluh nyeri perut, defans muskular, muntah dan
lain-lain.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang
Sejak kapan serangan itu timbul, lokasi, kualitas, dan faktor
yang mempengaruhi dan memperberat keluhan sehingga
dibawa ke Rumah Sakit.
- Riwayat kesehatan dahulu
Pasien mempunyai riwayat penyakit tertentu seperti implamasi
peritonium, appendisitis, diverkulitis, pankreasitis, colesititis,
dan lain-lain.
- Riwayat kesehatan keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan adanya penyakit
keturunan atau menular.
d.Pola- pola fungsi kesehatan
- Pola pesepsi dan tata laksana hidup sehat
Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan
sehingga dapat menimbulkan perawatan diri.
- Pola nutrisi dan metabolisme
Terjadi gangguan nutris karena klien merasakan nyeri sehingga
tidak toleran terhadap makanan dan klien selalu ingin muntah.
- Pola eliminasi
Terjadi gangguan karena klien tidak toleran terhadap makanan
sehingga terjadi konstipasi.
- Pola aktivitas dan latihan
Akan terjadi kelemahan dan kelelahan.
- Pola persepsi dan konsep diri
Tidak terjadi gangguan / perubahan dalam diri klien.
- Pola sensori dan kognitif
Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan collic abdomen
yang berulang.
- Pola reproduksi dan seksual
Tidak terjadi dalam gangguan dalam pola reproduksi dan
seksual.
- Pola hubungan peran
Kemungkinan akan terjadi perubahan peran selama klien sakit
sehubungan dengan proses penyakitnya.
- Pola penanggulangan stress
Meliputi : Penyebab stress, koping terhadap stress dan
pemecahan masalah
- Pola tata nilai dan kepercayaan
Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.
2) Pemeriksaan Fisik, meliputi:

Pemeriksaan fisik abdomen harus dilakukan dengan teliti dan


sistematis dengan cara inspeksi,
: auskultasi, perkusi,dan palpasi.

- Inspeksi

Semua pakaian harus dilepas. Abdomen bagian depan dan belakang


diteliti apakah mengalami ekskoriasi atau memar, adakah laserasi,
tusukan dan sebagainya dengan cara
log roll.

- Auskultasi

Lakukan untuk mendegarkan bising usus terdengar atau tidak.

- Perkusi

Dengan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena


dilatasi lambung akut di kwadran kiri atas ataupun adanya perkusi
redup bila ada hemoperitoneum. Perkusi mengakibatkan
pergerakan peritonium dan mencetuskan tanda peritonitis. Shifting
dullnes (adanya darah dalam abdomen) terjadi kalau pasien
dimiringkan.

- Palpasi

Tujuan palpasi adalah untuk mendapatkan adanya nyeri lepas yang


kadang – kadang dalam.

3) Daftar Masalah Keperawatan

 Nyeri Akut

 Hipovolemia

 Nausea

 Ansietas
4) Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

 Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (mis.


Inflamasi, iskemia, neoplasma) dibuktikan dengan mengeluh nyeri,
tampak meringis, gelisah, sulit tidur

 Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikan


dengan Frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, turgor kulit
menurun, membran mukosa kering.

 Nausea berhubungan dengan peningkatan tekanan intraabdominal


(mis. Keganasan intraabdominal
)

Ansietas berhubungan dengan krisis situasional dibuktikan dengan


merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak
gelisah, sulit tidur.

5) Rencana Tindakan Keperawatan

LUARAN
N DIAGNOSA INTERVENSI
KEPERAWATA
O KEPERAWATAN KEPERAWATAN
N
1. Nyeri akut : Pengalaman Setelah dilakukan Tindakan Keperawatan :
sensorik atau emosional intervensi selama Manajemen Nyeri
yang berkaitan dengan 3x24 jam maka Observasi :
kerusakan jaringan actual tingkat nyeri a)Identifikasi lokasi,
atau fungsional, dengan menurundengan karakteristik, durasi,
onset mendadak atau kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
lambat dan berintensitas - Keluhan nyeri intensitas nyeri
ringan hingga berat yang menurun b)Identifikasi skala
berlangsung kurang dari - Meringis nyeri
3 bulan. menurun c)Identifikasi respons
Penyebab : - Gelisah menurun nyeri non verbal
a)Agen pencedera - Kesulitan tidur d)Identifikasi faktor
fisiologis (mis. menurun yang memperberat
Inflamasi, dan memperingan
iskemia, nyeri
neoplasma) e)Identifikasi
b)Agen pencedera pegetahuan dan
kimiawi (mis. keyakinan tentang
Terbakar, bahan nyeri
kimia intan) f) Identifikasi
c)Agen pencedera pengaruh budaya
fisik (mis. Abses, terhadap respons
amputasi, nyeri
terbakar,terpoton g)Identifikasi
g, mengangkat pengaruh nyeri pada
berat, prosedur kualitas hidup
operasi,trauma, h)Monitor
latihan fisik keberhasilan terapi
berlebihan) komplementer yang
Gejala dan Tanda sudah diberikan
Mayor i) Monitor efek
Subjektif : samping
a)Mengeluh nyeri penggunaan
Objektif : analgetik
a)Tampak meringis Terapeutik
b)Bersikap protektif a)Berikan teknik non
c)Gelisah farmakologis untuk
d)Frekuensi Nadi mengurangi rasa
meningkat nyeri ( mis. TENS,
e)Sulit tidur hypnosis, akupresur,
Gejala dan Tanda Minor terapi music,
Subjektif : biofeedback, terapi
(Tidak tersedia ) pijat, aromatherapy,
Objektif : teknik imajinasi
a)Tekanan darah terbimbing, kompres
meningkat hangat/dingin, terapi
b)Pola napas bermain )
berubah b)Kontrol lingkungan
c)Nafsu makan yang memperberat
berubah rasa nyeri (mis.
d)Proses berpikir Suhu lingkungan,
terganggu pencahayaan,
e)Menarik diri kebisingan )
f) Berfokus pada c)Fasilitasi istirahat
diri sendiri dan tidur
g)Diaforesis d)Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi
a)Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
b)Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c)Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
d)Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
e)Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu

2. Hipovolemia : Penurunan Setelah dilakukan Tindakan Keperawatan :


volume cairan intervensi selama Manajemen
intravaskuler, interstisiel, 3x24 jam maka Hipovolemia
dan/atau intraseluler. Status cairan Observasi :
Penyebab : membaik dengan a)Periksa tanda dan
a)Kehilangan cairan kriteria hasil : gejala
aktif -Membran hipovolemia
b)Kegagalan mukosa lembap (mis. Frekuensi
mekanisme -Frekuensi nadi nadi meningkat,
regulasi membaik nadi teraba
c)Peningkatan -Tekanan darah lemah, , turgor
permeabilitas membaik kulit menurun,
kapiler -Turgor kulit membran mukosa
d)Kekurangan membaik kering,haus,
intake cairan -hemoglobin lemah)
e)Evaporasi membaik b)Monitor intake
Gejala dan Tanda dan output caian
Mayor Terapeutik :
Subjektif : a)Hitung kebutuhan
( Tidak tersedia) cairan
Objektif : b)Berikan posisi
a)Frekuensi nadi modified
meningkat trendelenbrug
b)Nadi teraba c)Berikan asupan
lemah cairan oral
c)Tekanan darah Edukasi :
menurun a)Anjurkan
d)Tekanan nadi memperbanyak
menyempit asupan cairan
e)Turgor kulit oral
menurun b)Anjurkan
f) Membrane menghindari
mukosa kering perubahan posisi
g)Volume urin mendadak
menurun Kolaborasi :
h)Hematocrit a)Kolaborasi
meningkat pemberian cairan
Gejala dan Tanda Minor IV isotonis (mis.
Subjektif : Nacl, RL )
a)Merasa lemah b)Kolaborasi
b)Mengeluh haus pemberian cairan
Objektif : hipotonis (mis.
a)Pengisian vena Glukosa 2,5%,
menurun Nacl 0,4%)
b)Status mental c)Kolaborasi
berubah pemberian
c)Suhu tubuh produk darah
meningkat
d)Konsentrasi urin
meningkat
e)Berat badan turun
tiba-tiba
3. Nausea : Perasaan tidak Setelah dilaukan Tindakan Keperawatan :
nyaman pada bagian intervensi selama Manajemen Muntah
belakang tenggorok atau 3x24jam maka Observasi
lambung yang dapat tingkat nausea a)Identifikasi
mengakibatkan muntah menurun dengan karakteristik
Penyebab : kriteria hasil : muntah (mis.
a)Gangguan -Perasaan ingin Warna, konsistensi,
biokimiawi (mis. muntah menurun adanya darah,
Uremia, -Pucat membaik waktu, frekuensi,
ketoasidosis -Nafsumakan dan durasi )
diabetik) membaik b)Periksa volume
b)Gangguan pada darah
esophagus c)Identifikasi riwayat
c)Distensi lambung diet (mis. Makanan
d)Iritasi lambung yang disuka, tidak
e)Gangguan disukai, dan
pancreas budaya)
f) Peregangan d)Identifikasi faktor
kapsul limpa penyebab muntah
g)Tumor (mis. Pengobatan
terlokalisasi (mis. dan prosedur )
Neuroma akustik, e)Identidikasi
tumor otak primer kerusakan
atau sekunder) esophagus dan
h)Peningkatan faring posterior
tekanan jika muntah terlalu
intraabdominal lama
(mis. Keganasan f) Monitor efek
intraabdomen) manajemen
i) Peningkatan muntah secara
tekanan menyeluruh
intracranial g)Monitor
j) Peningkatan keseimbangan
tekanan cairan dan
intraorbital (mis. elektrolit
Glaucoma) Terapeutik
k)Mabuk perjalanan a)Kontrol faktor
l) Kehamilan lingkungan
m)Aroma tidak penyebab muntah
sedap (mis. Bau tak
n)Rasa sedap, suara, dan
makanan/minuma stimulasi visual
n yang tidak enak yang tidak
o)Stimulus menyenangkan )
penglihatan tidak b)Kurangi atah
menyenangkan hilangkan
p)Faktor psikologis keadaan
(mis. Kecemasan, penyebab muntah
ketakutan, stress) (mis. Kecemasan,
q)Efek agen ketakutan )
farmakologis c)Atur posisi untuk
r) Efek toksin mencegah
Gejala dan Tanda aspirasi
Mayor d)Pertahankan
Subjektif : kepatenan jalan
a)Mengeluh mual nafas
b)Merasa ingin e)Bersihkan mulut
muntah dan hidung
c)Tidak berminat f) Berikan
makan dukungan fisik
Objektif : saat muntah (mis.
( Tidak tersedia) Membantu
Gejala dan Tanda Minor membungkuk
Subjektif : atau
a)Merasa asam menundukkan
dimulut kepala )
b)Sensasi g)Berikan
panas/dingin kenyamanan
c)Sering menelan selama muntah
Objektif : (mis. Kompres
a)Saliva meningkat dingin di dahi,
b)Pucat atau sediakan
c)Diaphoresis pakaian yang
d)Takikardia kering dan
e)Pupil dilatasi bersih )
h)Berikan cairan
yang tidak
mengandung
karbonasi
minimal 30 menit
setelah muntah
Edukasi
a)Anjurkan
membawa
kantong plastic
untuk
menampung
muntah
b)Anjurkan
memperbanyak
istirahat
c)Ajarkan
penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengelola
muntah (mis.
Biofeedback,
hypnosis,
relaksasi, terapi
music,
akupresur )
Kolaborasi
a) Kolaborasi
pemberian
antiemetik, jika
perlu
4. Ansietas : Kondisi Setelah dilakukan Tindakan Keperawatan :
emosional dan intervensi selama Terapi Relaksasi
pengalaman subjektif 3x24jam maka Observasi
individu terhadap objek tingkat ansietas a)Identifikasi
yang tidak jelas dan menurun dengan penurunan tingkat
spesifik akibat antisipasi kriteria hasil : energi,
bahaya yang -Verbalisasi ketidakmampuan
memungkinkan individu kebingungan berkonsentrasi,
melakukan tindakan menurun atau gejala lain
untuk menghadapi - Verbalisasi yang menganggu
ancaman khawatir akibat kemampuan
Penyebab : kondisi yang kognitif
a)Krisis situasional dihadapi menurun b)Identifikasi teknik
b)Kebutuhan tidak - Perilaku gelisah relaksasi yang
terpenuhi menurun pernah efektif
c)Krisis -Pola tidur digunakan
maturasional membaik c)Identifikasi
d)Ancaman kesediaan,
terhadap konsep kemampuan, dan
diri penggunaan teknik
e)Ancaman sebelumnya
terhadap d)Paksa ketegangan
kematian otot, frekuensi
f) Kekhawatiran nadi, tekanan
mengalami darah, dan suhu
kegagalan sebelum dan
g)Disfungsi system sesudah latihan
keluarga e)Monitor respons
h)Hubungan orang terhadap terap
tua-anak tidak relaksasi
memuaskan Terapeutik
i) Faktor keturunan a)Ciptakan
(tempramen lingkungan
mudah teragitasi tenang dan tanpa
sejak kecil) gangguan dengan
j) Penyalahgunaan pencahayaan dan
zat suhu ruang
k)Terpapar bahaya nyaman, jika
lingkungan (mis. memungkinkan.
Toksin, polutan, b)Berikan informasi
dan lain-lain) tertulis tentang
l) Kurang terpapar persiapan dan
informasi prosedur teknik
Gejala dan Tanda relaksasi
Mayor : c)Gunakan pakaian
Subjektif : longgar
a)Merasa bingung d)Gunakan nada
b)Merasa khawatir suara lembut
dengan akibat dengan irama
dari kondisi yang lambat dan
dihadapi berirama
c)Sulit e)Gunakan
berkonsentrasi relaksasi sebagai
Objektif : strategi
a)Tampak gelisah penunjang
b)Tampak tegang dengan analgetik
c)Sulit tidur atau tindakan
Gejala dan Tanda Minor medis lain, jika
Subjektif : sesuai
a)Mengeluh pusing Edukasi
b)Anoreksia a)Jelaskan tujuan,
c)Palpitasi manfaat, batasan
d)Merasa tidak dan jenis
berdaya relaksasi yang
Objektif : tersedia (mis.
a)Frekuensi nadi Music,meditasi,
meningkat nafas dalam,
b)Frekuensi napas relaksasi otot
meningkat progresif )
c)Tekanan darah b)Jelaskan secara
meningkat rinci intervensi
d)Diaphoresis relaksasi yang
e)Tremor dipilih
f) Muka tampak c)Anjurkan
pucat mengambil posisi
g)Suara bergetar nyaman
h)Kontak mata d)Anjurkan rileks
buruk dan merasakan
i) Sering berkemih sensasi relaksasi
j) Berorientasi pada e)Anjurkan sering
masa lalu. mengulangi/melat
ih teknik yang
dipilih
f) Demonstrasikan
dan latih teknik
relaksasi ( mis.
Napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
terbimbing )

g)Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah akibat status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria klien ( Potter and Perry, 2011 )

h)Evaluasi Keperawatan
Menurut ( Craven dan Hirine, 2015 ) evaluasi didefinisikan sebagai
keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan
keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien
yang tampil tujuan dari evaluasi antara lain :
- Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien
- Untuk menilai efektifitas, efisiensi dan produktivitas dan tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
- Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
- Untuk mendapatkan umpan balik
DAFTAR PUSTAKA

-
H. Slamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid II, FKUI Jakarta, 2011.

H. Syaifuddin Drs. B.Ac, Anatomi Fisiologi , EGC Jakarta, 2017.

R. Sjamsuhidajat, Wim dc Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah , EGC, Jakarta,


2011.

M Wilkinso, Jutith. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi


. 7
Jakarta : :EGC
Alteri, R. et al. (2011). Colorectal Cancer Facts & Figure 2011-2013 .
Atlanta: American Cancer Society.

Brunner, & Suddarth. (2015).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.

Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai