Anda di halaman 1dari 14

VISI

Pada tahun 2025 menghasilkan Ners


yang unggul dalamAsuhan Keperawatan
lanjut usia dengan menerapkan Ilmu dan
Teknologi Keperawatan

LAPORAN PENDAHULUAN
KOLIK ABDOMEN

Disusun Oleh:
Iqbal Amanullah Pratama

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN DAN PRODI


PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI JURUSAN
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN MINGGU PERTAMA
KOLIK ABDOMEN

A. Konsep Dasar KOLIK Abdomen


1. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik
normal.
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakanseperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau
organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi
penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena
sumbatan usus halus.
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus
sepanjang traktus intestinal. Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya
normal.
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-
tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat
ringan sampai yang bersifat fatal.
2. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
a. Secara mekanis :
1) Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalam usus)
4) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b. Fungsional (non mekanik)
1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi
usus tidak dapat bergerak)
2) Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidak seimbangan elektrolit
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah
karena ginjal tidak bekerja secara efektif).
3. Anatomi Sistem Pencernaan

Gaster terletak melintang dari kiri ke kanan melintasi abdomen


bagian atas antara hati dan diafragma. Dalam keadaan kosong gaster
berbentuk huruf J, gaster akan berakhir pada pylorus yang mempunyai
sebuah otot sphincter yang berfungsi menutup dan membuka saat pengisian
dan pengosongan lambung. Gaster berlanjut kedalam duodenum yang
berjalan secara anatomis dan visual sulit dibedakan dan jejunum dan ileum,
hanya saja panjang duodenum kira-kira 25cm dan berakhir pada ligament-
ligamen treltz berupa sebuah ligament yang berjalan dari sisi kanan
diafragma dekat dengan hiafus esophagus dan melekat pada perbatasan
duodenum dan jejunum sisa dari usus halus adalah jejunum ¾ bagian akhir
disebut ileum. Secara anatomis letak jejenum adalah diperut bagian kiri,
sedangkan ileum dibagian kanan. Makanan masuk melalui sphincter
pylorium keduodenum, maka sisa makanan akan melalui katub ileoccal
valve, yang mencegah berbaliknya makanan dari usus besar kedalam usus
halus. Pada ujung caecum terdapat appendix vermicularis. Colon (usus
besar) lebih besar dari usus halus yang terdiri dari ceacum, colon pars
desendens, colon pars aseenden, colon transversum dan rectum, lapisan usus
besar terdiri dari tunika serosa tunika submukosa, tunika muskularis, tunika
mukosa.
4. Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba
atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau
tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen dapat
berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari otot, lapisan
dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya nyeri yang
ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal
dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan
denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan disertai fenomena viseral
yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada
lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut. Walaupun sebagian
nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh karena
itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau
sekunder dari tempat lain.
5. Manifestasi klinis
a. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
b. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah –
sedikit atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus dan
bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
c. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul
terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus,
nyeri tekan difus minimal.
d. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus
menurun dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi
berwarna gelap atau berdarah atau mengandung darah samar.
6. Klasifikasi
a. Kolik abdomen visceral
Berasal dari organ dalam, visceral di mana intervasi berasal dari
saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan kontraksi otot,
bukan karena iritasi lokal, robekan atau luka karakteristik nyeri visceral
diantaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar, dan cenderung beralih ke
area dengan struktur embrional yang sama.
b. Kolik abdomen alih
Nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat penjalaran
serabut saraf
7. Komplikasi
a. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital
b. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
c. Pemeriksaan rectal
d. Laboratorium : leokosit, HB
e. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
f. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau
lipatan sigmoid yang tertutup.
g. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis
dan peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh
lipatan khusus.
h. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
b. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi
d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu
beresiko
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan
mendekompresi usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
a) Terapi Na + K + komponen darah
b) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
a) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
b) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke
area penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif
dengan pasien berbaring miring ke kanan
c) Antasid ( obat yang melawan keasaman )

B. Asuhan Keperawatan KOLIK Abdomen


1. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak
tidur semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas,pembatasan
aktivitas/kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.
Tanda : Diam, malas, mudah capek.
b. Sirkulasi
Gejala : Tachikardi ( respons terhadp demam, dehidrasi, proses
inflamasi, dan nyeri )
Tanda : TD : hipotermi, termasuk postural.
c. Kulit/membran mukosa : Turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah
(dehidrasi /maal nutrisi).
d. Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misal : merasa tidak
berdaya/tak ada harapan.
Faktor stress akut/kronik, misal : hubungan dengan keluarga/
pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Faktor budaya meningkatkan prevalensi pada populasi yahudi.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi
e. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk sampai bau dan berair.
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering
tak dapat dikontrol ( sebanyak 20-30 kali defekasi/hari ); perasaan
dorong/kram ( tenesmus ); defekasi berperdarahan per rektal.
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak adanya peristaltik ataw adanya
peristaltuk yang dapat dilihat. Hemoroid, fisura anal (25%); fistula
ferienal.
f. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual/muntah, penurunan berat badan, tidak toleran
terhadap diet/sensitif misalnya buah/sayut, prroduk susu, makanan
berlemak.
Tanda : Penurunan lemak subkutan/massa otot, kelemahan tonus otot
dan turgor kulit buruk.
Membran mukosa; luka, inflamasi rongga mulut
g. Higien
Gejala : Ketidak mampuan mempertahankan keperawatan diri,
stomatitis menunjukkan kurangnya vitamin.
Tanda : Bau badan.
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
defekasi ).
Titik nyeri berpindah, nyeri tekan ( atritis ).
Nyeri mata, fotofobia (iritis).
i. Keamanan
Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik, vaskulitis.,
atritis ( memperburuk gejala dengan eksarbasi penyakt usus ).
Tanda : Lesi kulit mungkin ada misalnya : eritema nudusum (
meningkat, nyeri tekan, kemerahan dan membengkak.
2. Analisa data
N0 DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Nyeri Akut
- Perubahan selera
makan Virus/bakteri
- Perubahan tekanan
darah, frekuensi
pernafasan dan jantung Infeksi
- Mengekpresikan
prilaku (gelisah, Hipotalamus
merengek, menangis,
mendesah dan Mediator nyeri
waspada)
- Masker wajah Nyeri Akut
(meringis, mata kurang
bercahaya/tetap pada
satu fokus)
- Prilaku terjaga
melindungi lokasi nyeri
- Indikasi nyeri yang
dapat diatasi
- Perubahan posisi yang
dapat diamati
- Melaporkan nyeri
secaraverbal
- Gangguan pola tidur
2. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Ketidakseimbangan
- Nyeri abdomen nutrisi kurang dari
- Menghindari makanan Virus/bakteri kebutuhan tubuh
- Penurunan Berat badan
dengan asupan makan
adekuat Infeksi
- Diare
- Kehilangan rambut Terjadi inflamasi
berlebihan
- Bising usus berlebihan Peningkatan suhu tubuh

- Kurang informasi
- Kurang minat pada
makanan
Anoreksia
- Membrane mukosa
pucat
Ketidakefektifan nutrisi kurang
- Ketidakmampuan
dari kebutuhan tubuh
mencerna makanan
- Tonus otot menurun
- Mengeluh gangguan
sensasi rasa
- Cepat kenyang setelah
mencerna makanan
- Sariawan rongga mulut
- Kelemahan otot untuk
mengunyah dan
menelan
4. Batasan karakteristik : Batu saluran kemih Hambatan mobilitas
- Postur tubuh yang tidak fisik
stabil selama melakukan Virus/bakteri
kegiatan rutin harian
- Keterbatasan Infeksi
kemampuan melakukan
keterampilan motorik Hipotalamus
kasar dan halus
- Tidak ada kordinasi atau Mediator nyeri
atau pergerakan yang
tersentak-sentak Nyeri Akut
- Keterbatasn ROM
- Kesulitan berbalik Gangguan rasa nyaman
- Perubahan gaya berjalan
(penurunan kecepatan
berjalan, kesulitan
memulai jalan, langkah Ketidakmampuan beraktivitas
sempit, kaki diseret)
- Penurunan waktu reaksi hambatan mobilitas fisik
- Bergerak menyebabkan
nafas menjadi pendek
- Pergerakan yang lambat
- Bergerak menyebabkan
tremor

Faktor yang berhubungan:


- Pengobatan
- Terapi pembatsan gerak
- Kurang pengetahuan
tentang kegunaan
pergerakan fisik
- Kerusakan persepsi
sensori
- Tidak nyaman atau
nyeri
- Kerusakan
musculoskeletal dan
neuromuscular
- Intoleran
aktivitas/penurunan
kekuatan dan stamina
- Penurunan kekuatan
otot, control dan atau
masa
- Keengganan untuk
memulai gerak
- Gaya hidup yang
menetap
5. Batasan karakteristik : Batu saluran kemih Ansietas
- Mengekpresikan
kekhawatiran karena Virus/bakteri
perubahan dalam
peristiwa hidup Infeksi
- Gelisah
- Insomnia perubahan status kesehatan
- Kontak mata buruk
- Mengintai, tampak Defisit informasi
waspada, ketakutan,
wajah tegang Ansietas
- Tremor, suara bergetar,
anoreksia
- Peningkatan nadi,
peningkatan nafas,
pupil melebar
- Anoreksia, mual, diare
- Gangguan tidur
6. Batasan karakteristik: Batu saluran kemih Defisiensi
- Perilaku hiperbola pengetahuan
- Ketidakakuratan Virus/bakteri
mengikuti perintah
- Ketidakakuratan Infeksi
performa uji
- Perilaku tidak tepat perubahan status kesehatan
(mis. hysteria,
bermusuhan, agitasi, Defisit informasi
apatis)
- Pengungkapan masalah Defisiensi pengetahuan

3. Masalah keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Kerusakan integritas kulit
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Gangguan mobilitas fisik
e. Ansietas
f. Defisiensi pengetahuan
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan b.d agent cedera biologis.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorbsi nutrisi dan gangguan hipermetabolik
ditandai dengan penurunan berat badan, anoreksia, mual muntah.
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake
cairan dalam tubuh ditandai dengan mukosa bibir kering, turgor
kulit jelek.
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri dan perubahan
status kesehatan ditandai dengan wajah tampak tegang, dan
ketakutan.
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interpretasi
informasi ditandai dengan selalu bertanya-bertanya, tidak
mengetahui tentang penyakitnya, tidak ada informasi

Anda mungkin juga menyukai