Gawat Darurat
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Nurohmah
Badriyah NIM.
2006277037
CIAMIS 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
b a g ai i n t e r m i te n , k r a m a t a u
se ra b u t s a r a f n y e ri b il a t e ra l, ti d a k
k o l i k. P a d a n ye r i i n i, k a r e n a
b e r m i e li n d a n m e m a s u k i k o r d a
spinalis pada tingkat yang beragam, maka nyeri abdomen visera
ini biasanya terasa tumpul, sulit dilokalisasi dan dirasakan
dibagian tengah tubuh. Nyeri visera berasal dari regio abdomen
yang merujuk padaasal organ secara embrionik. Struktur
foregut seperti lambung, duodenum, liver, traktus biliaris dan
pankreas menghasilkan nyeri abdomen atas, sering dirasakan
sebagai nyeri regio epigastrium. Struktur midgut seperti jejunum,
ileum, apendiks, dan kolon asenden menyebabkan nyeri
periumbilikus. Sedangkan struktur hindgut seperti
kolon transversal,
kolondesendens dan sistem genitourinary menyebabkan nyeri
abdomen bagian bawah.
2) Nyeri abdomen parietal (somatik)
2. Etiologi
a. Mekanis (Abdullah & Firmansyah, 2012).
1) Adhesi/perlengketan pasca bedah (pertumbuhan bersatu
bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian
usus di dalam usus)
4) Intusesupsi
5. Komplikasi
1) Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus)
2) Kolik bilier
3) Kolik usus ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
2) Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara
atau lipatan sigmoid yang tertutup.
3) Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah;
Peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi
atau peritonitisdanpeningkatan kadar serum amilase karena
iritasi pankreas oleh lipatan usus.
4) Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis
metabolik.
7. Penatalaksanaan
Tatalaksana awal di ruang gawat darurat meliputi resusitasi
cairan secara agresif, dekompresi usus halus, pemberian analgetik dan
antiemetic dengan indikasi klinis, antibiotik dan konsultasi
operasi yang dini. Dekompresi dilakukan dengan cara memasang
selang NGT untuk dilakukan suction terhadap usus GI dan
untuk mencegah aspirasi. Tidak lupa juga untuk selalu memonitor jalan
napas, pernapasan dan sirkulasi (Syamsiah & Muslihat, 2015).
a. Farmakologi
1. Terapi Na + K + komponen darah
2. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan
intraseluler
4. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari
proksimal usus ke area penyumbatan selang dapat
dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan
5. Antasid ( obat yang melawan keasaman )
6. Antihistamine (adalah obat yang berlawanankerja terhadap
efek histamine)
b. Non Farmakologi
1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein
karena obstruksi kronik, ileus paralitik atau infeksi.
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung
terlalu beresiko
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses
dan mendekompresi usus yang di lakukan sebagai prosedur
kedua.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan
E. Perencanaan
Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama pasien
Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
Latih teknik relaksasi
F. Implementasi Dan Evaluasi
Mala, J., Keperawatan, A., & Waluyo, N. (2016). Pengelolaan Nyeri Akut pada Ny.
M dengan Kolik Abdomen di Ruang Bougenvile RSUD Pandan Arang
Boyolali. Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo.
Manurung, E. D., Nadeak, B., & Ndruru, E. (2020). Implementasi Algoritma Hebb
Rule Pada Diagnosa Penyakit Kolik Abdomen Pada Orang
Dewasa. JURIKOM (Jurnal
Riset Komputer), 7( 2), 250.
https://doi.org/10.30865/jurikom.v7i2.2086
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta. DPP PPNI.