Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II LAPORAN

PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


Tn.S DENGAN COLIK ABDOMEN
DI RUANG MINA 4 RSI MASYITHOH ”

DOSEN PEMBIMBING :
Ida Zuhroidah, S.Kep., M.Kes,

Disusun Oleh :
Hesti Eka adefani (202303102070)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS PASURUAN
JL.KH.MANSYUR No.207, Tembokrejo, Kec.Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur 67118
Website : www.unej.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN JUDUL

“LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


Ny.M DENGAN COLIK ABDOMEN
DI RUANG MINA 4 RSI MASYITHOH ”

Yang Telah Disahkan Pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing lahan Pembimbing Institusi

Ns. Suhandi Puryanto, S.Kep Ns. Ida Zuhraidah, S.Kep., M.Kes NIP.
NIP. 197 90509 200604 2 023

Mengetahui,
Kepala Ruangan

Ns. Suhandi Puryanto, S.Kep


NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN COLIC ABDOMEN

A. Definisi
Kolik Abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma, dimana
seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan
secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita (Nettina,
2017).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan
seperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan
baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga atau berongga atau organ yan
organ yang terlibat tersebut dipengaruhi peristaltik. Collic abdomen adalah nyeri
perut yang kadang timbul secara tiba-tiba dan kadang hilang dan merupakan variasi
kondisi dari yang sangat ringan sampai yang bersifat fatal (Manurung et al., 2020).
Nyeri abdomen dihasilkan dari 3 jalur yaitu (Mahadevan, 2017): a.
Nyeri abdomen Visera
Biasanya disebabkan karena distensi organ berongga atau penegangan kapsul dari organ
padat. Penyebab yang jarang berupa iskemi atau inflamasi ketika jaringan mengalami
kongesti sehingga mensensitisasi ujung saraf nyeri visera dan menurunkan ambang
batas nyerinya.
b. Nyeri abdomen parietal (somatik)
Nyeri abdomen parietal atau somatik dihasilkan dari iskemia, inflamasi atau
penegangan dari peritoneum parietal. Serabut saraf aferen yang bermielinisasi
mentransmisikan stimulus nyeri ke akar ganglion dorsal pada sisi dan dermatomal yang
sama dari asal nyeri.
c. Nyeri alih
Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada jarak dari organ yang sakit. Nyeri ini
dihasilkan dari jalur-jalur neuron aferen sentral yang berasal dari lokasi yang berbeda.

B. Klasifikasi
1. Kolik abdomen viseral adalah berasal dari organ dalam, viseral dimana
intervensi berasal dari saraf memiliki respon terutama terhadap distensi dan
kontraksi otot, bukan karena iritasi local, robekan atau luka karakteristik nyeri
visceral di antaranya sulit terlokalisir, tumpul, samar dan cenderung beralih ke
area dengan struktur embrional yang sama.
2. Kolik abdomen alih dalah nyeri yang dirasakan jauh dari sumber nyeri akibat
penjalaran serabut saraf

C. Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu : a.
Mekanis (Abdullah & Firmansyah, 2017).
1) Adhesi/perlengketan pasca bedah (pertumbuhan bersatu bagian-bagian
tubuh yang berdekatan karena radang)
2) Karsinoma
3) Volvulus (penyumbatan isi usus isi usus karena terbelitnya sebagian usus
di dalam usus)
4) Intusesupsi
5) Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
6) Polip (perubahan pada mukosa hidung)
7) Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)

b. Fungsional (non mekanik)


1) Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak
dapat bergerak)
2) Lesi medulla spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan
oleh kecelakaan lalu lintas)
3) Enteritis regional
4) Ketidakseimbangan elektrolit.
5) Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah
karena ginjal tidak bekerja secara efektif)
c. Etiologi lain yang mungkin bisa muncul, yaitu
1) Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, app endicitis, diverti
kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
2) Kelainan mukosa viseral : tukak peptik, inflamatory bowel disease,
kulitisinfeksi, esofagitis.
3) Obstrukti viseral : ileus obstruksi, kolik bilier atau renal karena batu. 4)
Regangan kopsula organ : hepatitis kista ovarium, pilelonefritis 5)
Gangguan vaskuler : iskemia atau infark intestinal.
6) Gangguan motilitas : irritable bowel syndrome, dispepsia fungsional.
7) Ekstra abdominal : hespes trauma muskuloskeletal, infark miokard dan
parudan lainnya

D. Patofisiologi
Penyebab dari colic adalah menyebabkan inflamasi obstruksi dan perdarahan pada
abdomen. Dari hal ini abdomen menjadi tidak nyaman dan menimbulkan rasa nyeri. Dari
hal ini sendiri dapat menimbulkan banyak masalah-masalah lain yang dapat muncul pada
pasien colic abdomen
Kolik Abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba-tiba atau sudah berlangsung
lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri
itu sendiri. Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral,
dari otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatik). Nyeri viseral biasanya nyeri yang
ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri yang berasal dari viseral dan
berlangsung akut biasanya menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat
dan berkeringat dan disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri
abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab nyeri tersebut.
Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain. Oleh
karena itu nyeri yang dirasakan bisa merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari
tempat lain (Darsini & Praptini, 2019).

E. Manifestasi klinis
Obstruksi memiliki karakteristik berupa pasial atau komplit dengansederhana atau
strangulasi. Manifestasinya dapat berupa (Abdullah & Firmansyah, 2017).
1. Nyeri perut (karakteristik pada ke ik pada kebanyakan pas kan pasien).
2. Nyeri, sering digambarkan sebagai kram dan intermiten, yang lebih menonjol
pada obstruksi sederhana.
3. Seringkali, tampilan klinis dapat memberikan petunjuk kepada perkiraan lokasi
dan sifat obstruksi. Nyeri berlangsung selama beberapa hari, yang menjadi
progresif dan dengan distensi perut, mungkin khas untuk obstruksi yang lebih
distal.
4. Perubahan karakter nyeri dapat menunjukkan perkembangan komplikasi yang
lebih serius (misalnya, nyeri konstan usus strangulasi atau iskemik).
5. Mual
6. Muntah, yang lebih berhubungan dengan obstruksi proksimal
7. Diare (temuan awal)
8. Sembelit (sebuah temuan akhi uan akhir) yang dibuktikan dengan tidak adanya
gerakan usus atau buang angin.
9. Demam dan takik dan takikardia, terjadi belakangan dan mungkin terkait
dengan strangulasi.
10. Riwayat operasi abdomen atau pelvis dahulu
11. Riwayat keganasan (terutama ovarium dan usus)

F. Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
2) Laboratorium
3) USG
4) Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.

5) Penurunan kadar serum natrium, kalium , dan klorida akibat muntah;


Peningkatan hitung SDP dengan nekrosis dengan nekrosis, strangulasi

G. Penatalaksanaan
Tatalaksana awal di ruang gawat darurat meliputi resusitasi cairan secara agresif, dekompre
secara agresif, dekompresi usus halus, pemberian analgetik dan antiemetic dengan indikasi
klinis, antibiotik dan konsultasi operasi yang dini. Dekompresi dilakukan dengan cara
memasang selang NGT untuk dilakukan suction terhadap usus GI dan untuk m encegah
aspirasi. Tidak lupa juga untuk selalu memonitor jalan napas, pernapasan dan sirkulasi
(Syamsiah & Muslihat, 2017). a. Farmakologi
1) Terapi Na + K + komponen darah
2) Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3) Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
4) Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan ukkan sengan lenih efektif
lenih efektif dengan pasien berbaring miring ke kanan
5) Antasid ( obat yang melawan keasaman )

6) Antihistamine (adalah obat yang berlawanankerja terhadap efek histamine)


b. Non Farmakologi
1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2. Implementasikan pengobatannya untuk syo tuk syok dan per k dan peritonitis
3. Hiperalimentasi untuk meng oreksi def esiensi pr otein karena obstruksi kronik,
ileus paralitik atau infeksi.
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5. Ostomi barr el gan da jik a anas tomisis dari is dari ujung ke ujung terlalu beresiko
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus
yang di lakukan sebagai prosedur kedua.

H. Komplikasi
a. Kolik ureter (tersumbatnya aliran-aliran dan ginjal ke usus)
b. kolik biliaris
c. kolik intestinal (Obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang)
d. gangren gangren adalah b--- yang disebabkan karena kematian sel/ jaringan.
Gangren kandung empedu, saluran empedu, dan pankreas diawali oleh infeksi
pada organ-organ tersebut.
e. Sepsis
Sepsis adalah menyebarnya agen infeksi (misalnya bakteri) ke seluruh tubuh
melalui peredaran darah. Sepsis berat dapat menimbulkan syok, dimana tekanan
darah turun.
f. Fistula
Fistula adalah saluran abnormal yang terbentuk antara dua organ. Batu empedu
mengerasi didnding kandung empedu atau saluran empedu, menimbulkan
saluran baru ke lambung, usus dan rongga perut
g. Peritorisis
Peritorisis adalah radang rongga perut, disebabkan karena rongga perut yang
steril terkontaminasi oleh cairan empedu melalui suatu pistula ke rongga perut. h.
Ileus
Ileus dapat terjadi karena batu menyumbat isi usus. Dapat terjadi bila batu
berukuran cukup besar.

I. Pathway

Pola makan tidak teratur, infeksi, pola hidup, pola


makanan

Batu Empedu Batu Ginjal Peradangan usus

Colic abdomen

Pelepasan bakteri dan


laksin usus yang nekrotik kehilangan cairan menuju ruang Tekanan
ke dalam peritosisum dan infralu men
Gangguan
kebutuhan istirahat Peradangan
Syok Hipovolemik
dan tidur

Nyeri Akut Difisit nutrisi

Peningkatan suhu
hipotalamus tubuh

Mediator nyeri
Anoreksia Mual, muntah

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan p
melalui kegiatan pengumpulan data engumpulan data atau perolehan data atau
perolehan data yang akurat yang akurat dari klien guna mengetahui berbagai
permasalahan yang ada (Mala et al., 2016) a. Identitas Klien dan Keluarga
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat, tanggal masuk rumah
sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan daiagnosa. Identitas ini digunakan
untuk membedakan klien satu dengan yang lain. Jenis kelamin, umur dan alamat
dapat mempercepat atau memperberat keadaan mempercepat atau memperberat
keadaan penyakit infek penyakit infeksi.
b. Riwayat Penyakit
a) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien sehingga menyebabkan
klien datang untuk mencari bantuan kesehatan (Aziz, 2017). b) Riwayat
Penyakit Sekarang
Bagaimana awal mula gejala timbul, lokasi, kualitas, dan factor yang
mempengaruhi dan juga yang memperberat keluhan sehingga di bawa ke RS. c)
Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah klien pernah sakit seperti ini dan apakah klien menderi
klien menderita HT atau penyakit keturun atau penyakit keturunan lainnya
yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan saat ini.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Gambaran mengenai kesehatan keluarga dan Gambaran mengenai kesehatan
keluarga dan apakah pen apakah penyakit keturunan atau menular
c. Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Apakah ada perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan
sehingga dapat menimbulkan perawatan diri. b) Pola Aktivitas Latihan
Hal ini penting untuk dikaji sehingga perawat megetahui aktivitas yang
dilakukan klien saat sehat. Apakah ada kelemahan atau kelelahan.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen anjury biolohi (penyakit kolik
abdomen)
b. Difisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan mual
muntah
c. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan peradangan pada
abdomen.

3. Intervensi
Diagnosa Luaran Intervensi
Keperawatan
(D.0077) Nyeri Luaran Utama : Intervensi Utama :
Akut berhubungan (L.08066) Tingkat Nyeri (1.08238) Manajemen nyeri
dengan agen
pencedera fisiologis Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
selama 2 x 24 jam diharapkan Tingkat - identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri menurun dengan kriteria hasil :
durasi, frekuensi, kualitas,
- Kemampuan menuntaskan intensitas nyeri
aktivitas meningkat - identifikasi respons nyeri non
- Keluhan nyeri menurun verbal
- meringis menurun - identifikasi faktor yang
- kesulitan tidur menurun memperberat dan memperingan
- ketegangan otot menurun nyeri
- muntah menurun - monitor efek samping
- mual menurun penggunaan analgetik
- pola nafas membaik Terapeutik
- kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan, perncahayaan,
kebisingan)
- fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri
- anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
kolaborasi
- kolaborasi pemberian analgetik

(D.0055) Gangguan Luaran Utama : Intervensi Utama :


pola tidur (L.05045) Pola Tidur (1.05174) Dukungan Tidur
berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan
dengan kurang selama 1 x 24 jam diharapkan pola tidur
Observasi
membaik dengan kriteria hasil :
kontrol tidur - identifikasi pola aktivitas dan
- keluhan sulit tidur menurun
- kemampuan beraktivitas tidur
meningkat - identifikasi faktor pengganggu
tidur (fisik dan psikologis)

Terapeutik
- fasilitasi menghilangkan stres
sebelum tidur
- sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur terjaga
Edukasi
- anjurkan menghindari makanan
dan minuman yang mengganggu
tidur
- ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur
(mis.psikologis,gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
- ajarkan relaksasi otot autogenik
atau cara
nonfarmakologi lainnya)

4. Implementasi
Implementasi merupakan kegiatan dari tahap proses keperawatan, implementasi
mancakup empat aspek yaitu observasi, tindakan mandiri, health education (HE),
dan kolaborasi. Implementasi yang dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang
telah ditetapkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lain.

Daftar pustaka

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator

Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

Nettina, Sandra M. 2017. Pedoman praktik keperawatan. Jakarta: EGC

Manurung, N. (2020). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan

NANDA NIC NOC. Jakarta: TIM.

Mahadevan N, Shivali, Kamboj P., 2017, Hibiscus sabdariffa Linn, an overview,

Natural Product, Radiance, 8 (1), 77-83.

Abdullah, M & Firmansyah, A. 2017. Critical appraisal on journal of clinical

trial. The Indonesian Journal Medicine. 4 (44):337-347.

http://www.inaactamedica.org.

Syamsiah, N., & Muslihat, E. (2017). Pengaruh Terapi Relaksasi Autogenik

Terhadap Tingkat Nyeri Akut Pada Pasien Abdominal Pain Di Igd Rsud

Karawang 2014. Jurnal Ilmu Keperawatan. 3(1) : 11–17.

A, Aziz, Hidayat. (2017). Metode penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai