Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN KOLIK ABDOMEN DAN ASKEP

DENGAN PNEUMONIA PADA Ny. M di RS Medika

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS LAPORAN NERS


PADA STASE KEPERAWATAN KMB

Oleh :
Anggia Sapta Oktora
201030200110

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN 2020
A. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak diantara
toraks dan pelvis. rongga ini berisi viscera dan dibungkus dinding abdomen
yang terbentuk dari dari otot abdomen, columna vertebralis, dan tulang
ilium. Untuk membantu menetapkan suatu lokasi di abdomen, yang paling
sering dipakai adalah pembagian abdomen oleh dua buah bidang bayangan
horizontal dan dua bidang bayangan vertikal. Bidang bayangan tersebut
membagi dinding anterior abdomen menjadi sembilan daerah (regiones).
Dua bidang diantaranya berjalan horizontal melalui setinggi tulang rawan
iga kesembilan, yang bawah setinggi bagian atas crista iliaca dan dua
bidang lainnya vertikal di kiri dan kanan tubuh yaitu dari tulang rawan iga
kedelapan hingga ke pertengahan ligamentum inguinale. Regio abdomen
tersebut adalah:

1) hypocondriaca dextra, 2) epigastrica, 3) hypocondriaca sinistra, 4)


lumbalis dextra, 5) umbilical, 6) lumbalis sinistra, 7) inguinalis dextra, 8)
pubica/hipogastrica, 9) inguinalis sinistra.
Pembagian anatomi abdomen berdasarkan lokasi organ yang ada di
dalamnya (Griffith, 2003)
1. Hypocondriaca dextra meliputi organ : lobus kanan hati, kantung empedu,
sebagian duodenum fleksura hepatik kolon, sebagian ginjal kanan dan kelenjar
suprarenal kanan.
2. Epigastrica meliputi organ: pilorus gaster, duodenum, pankreas dan sebagian
dari hepar.
3. Hypocondriaca sinistra meliputi organ: gaster, limpa, bagian kaudal pankreas,
fleksura lienalis kolon, bagian proksimal ginjal kiri dan kelenjar suprarenal kiri.
4. Lumbalis dextra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kanan,
sebagian duodenum dan jejenum.
5. Umbilical meliputi organ: Omentum, mesenterium, bagian bawah duodenum,
jejenum dan ileum.
6. Lumbalis sinistra meliputi organ: kolon ascenden, bagian distal ginjal kiri,
sebagian jejenum dan ileum.
7. Inguinalis dextra meliputi organ: sekum, apendiks, bagian distal ileum dan ureter
kanan.
8. Pubica/Hipogastric meliputi organ: ileum, vesica urinaria dan uterus (pada
kehamilan).
9. Inguinalis sinistra meliputi organ: kolon sigmoid, ureter kiri dan ovarium kiri.
Dengan mengetahui proyeksi organ intra-abdomen tersebut, dapat
memprediksi organ mana yang kemungkinan mengalami cedera jika
dalam pemeriksaan fisik ditemukan kelainan pada daerah atau regio
tersebut (Griffith, 2003) Untuk kepentingan klinis rongga abdomen
dibagi menjadi tiga regio yaitu : rongga peritoneum, rongga
retroperitoneum dan rongga pelvis. rongga pelvis sebenarnya terdiri
dari bagian dari intraperitoneal dan sebagian retroperitoneal. Rongga
peritoneal dibagi menjadi dua yaitu bagian atas dan bawah. rongga
peritoneal atas, yang ditutupi tulang tulang toraks, termasuk diafragma,
liver, lien, gaster dan kolon transversum. Area ini juga dinamakan
sebagai komponen torako-abdominal dari abdomen. Sedangkan rongga
peritoneal bawah berisi usus halus, sebagian kolon ascenden dan
descenden, kolon sigmoid, caecum, dan organ reproduksi pada wanita
(Trauma, 2012)
Rongga retroperitoneal terdapat di abdomen bagian belakang, berisi
aorta abdominalis, vena cava inferior, sebagian besar duodenum,
pancreas, ginjal, dan ureter, permukaan paskaerior kolon ascenden dan
descenden serta komponen retroperitoneal dari rongga pelvis.
Sedangkan rongga pelvis dikelilingi oleh tulang pelvis yang pada
dasarnya adalah bagian bawah dari rongga peritoneal dan
retroperitoneal. Berisi rektum, kandung kencing, pembuluh darah
iliaka, dan organ reproduksi interna pada wanita (Griffith, 2003)
B. Definisi
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang
menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi peristaltik
normal (Reeves, 2011)
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan
dirasakanseperti perasaan tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah
karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh berongga
atau organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang
menjadi penyebab kolik abdomenadalah kolik bilier, kolik renal dan
kolik karena sumbatan usus halus (Gilroy,2009).
Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang
traktus intestinal (Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan
yang menyebabkan terhambatnya aliran isi usus ke depan tetapi
peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
Collic abdomen adalah nyeri perut yang kadang timbul secara tiba-tiba
dan kadang hilang dan merupakan variasi kondisi dari yang sangat
ringan sampai yang bersifat fatal (Ilmu Penyait Dalam, 2001 : 92).
C. Etiologi dan factor resiko
Adapun yang menjadi penyebab dari kolik abdomen yaitu :
1. Secara mekanis :
a. Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan
karena radang)
b. Karsinoma
c. Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di
dalam usus)
d. Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
e. Polip (perubahan pada mukosa hidung)
f. Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
2. Fungsional (non mekanik)
a. Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus
tidak dapat bergerak)
b. Lesi medula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas)
c. Enteritis regional
d. Ketidak seimbangan elektrolit
e. Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah
karena ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011)

D. Patofisiologi dan Pathway


Patofisiologi
Akut abdomen terjadi karena nyeri abdomen yang timbul tiba – tiba
atau sudah berlangsung lama. Nyeri yang dirasakan dapat ditentukan
atau tidak oleh pasien tergantung pada nyeri itu sendiri. Nyeri abdomen
dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk nyeri viseral, dari
otot, lapisan dari dinding perut (nyeri somatic). Nyeri viseral biasanya
nyeri yang ditimbulkan terlokalisasi dan berbentuk khas, sehingga nyeri
yang berasal dari viseral dan berlangsung akut biasanya menyebabkan
tekanan darah dan denyut jantung berubah, pucat dan berkeringat dan
disertai fenomena viseral yaitu muntah dan diare. Lokasi dari nyeri
abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang menjadi penyebab
nyeri tersebut. Walaupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan
penjalaran dari tempat lain. Oleh karena itu nyeri yang dirasakan bisa
merupakan lokasi dari nyeri tersebut atau sekunder dari tempat lain.
Pathway
E. Manifestasi klinik
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi,
muntah empedu awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing
bernada tinggi terdengar pada interval singkat), nyeri tekan difus
minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah –
sedikit atau tidak ada – kemudian mempunyai ampas, bising usus
dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul
terakhir, kemudian terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising
usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn.
Gejalanya kram, nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan
terlokalisir; distensi sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun
dn nyeri tekan terlokalisir hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap
atau berdarah atau mengandung darah samar (Reeves, 2011).          
F. Komplikasi
1. Kolik ureter ( tersumbatnya aliran-aliran dari ginjal ke usus )
2. Kolik biliaris
3. Kolik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usus yang terhalang )
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
1. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
2. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis
3. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi
kronik, ileus paralitik atau infeksi
4. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung
5. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko
6. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
Sedangkan penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
1. Terapi Na + K + komponen darah
2. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
4. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan
5. Antasid ( obat yang melawan keasaman )
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri
3. Pemeriksaan rectal
4. Laboratorium : leokosit, HB
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah,
peningkatan hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan
peningkatan kadar serum amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan
khusus.
8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolic.
I. Askep
KASUS KOLIK

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN
Jam :
Pengkajian tgl : 15 Oktober 2019 16:30
Tanggal MRS : 15 Oktober 2019 NO. RM: 63693
Ruang/Kelas : 415/VIP Dx. Masuk :
Colik Abdomen
Dokter yang
merawat : dr. Ryan
Sp. PD
Identitas
Nama : Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam Penanggung Biaya : BPJS
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Karyawan
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Gria Parung Panjang
Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri tajam di bagian perut kiri bagian bawah
Riwayat Sakit dan Kesehatan

Riwayat penyakit saat ini :


Colik abdomen

Penyakit yang pernah diderita :


Penyakit lambung dan Tipoid

Riwayat penyakit keluarga :

Riwayat alergi:  ya tidak Jelaskan :

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: baik  sedang  lemah
Kesadaran:
Tanda vital TD: 130/85 mmHg Nadi: 80 x/mnt Suhu :
36,6 ºC RR: 21 x/mnt

Pola nafas irama: Teratur  Tidak teratur


Jenis  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain:
Suara nafas:  vesikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi
Pernafasan

Lain-lain:
Sesak nafas  Ya Tidak Batuk  Ya 
Tidak
Masalah:

Irama jantung: Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal


 Ya  Tidak
Nyeri dada:  Ya Tidak
Bunyi jantung: Normal  Murmur  Gallop
Kardiovaskuler

lain-lain
CRT: < 3 dt > 3 dt
Akral:  Hangat  Panas  Dingin kering 
Dingin basah
Masalah:
A. ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi
1 DS : Nyeri akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri di bagian fisiologis
perut kiri
- Pasien mengatakan nyeri saat ditekan
- Pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
- Pasien mengatakan baru pertama kali
merasakan nyeri hebat
DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Skala nyeri : 8
- Pasien tampak gelisah
TTV :
- TD : 130/85 mmHg
- Suhu : 36,60C
- Nadi: 80 x/menit
- RR :20 x/menit

2 DS : Ansietas Krisis situasional


- Pasien mengatakan baru pertama kali
merasakan nyeri hebat
- Pasien mengatakan takut mengalami
penyakit yang berbahaya
DO :
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak gugup
TTV :
- TD : 130/85 mmHg
- Suhu : 36,60C
- Nadi: 80 x/menit
- RR :20 x/menit

3 DS : Gangguan rasa nyaman Gejala penyakit


- Pasien mengatakan tidak nyaman jika
melakukan gerakan
- Pasien mengatakan susah untuk rileks
- Pasien mengatakan nyeri hebat
DO :
- Pasien tampak tidak nyaman
- Pasien tampak mengeluh
- Pasien tampak sangat gugup dan
tidak rileks
TTV :
- TD : 130/85 mmHg
- Suhu : 36,60C
- Nadi: 80 x/menit
- RR :20 x/menit

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis
2. Ansietas b/d krisis situasional
3. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. M Nama Mahasiswa : Anggia Sapta Oktora
Ruang : 415/VIP NPM : 201030100110
No.M.R. : 63693
No Tanggal dan Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
jam Keperawatan (PES) Hasil
1 15/10/19 Nyeri akut b/d Agen Setelah dilakukan - Identifikasi lokasi,
17.00 pencedera fisiologis intervensi karakteristik, durasi,
keperawatan 2x 24 frekuensi, kualitas,
jam, maka nyeri akut intensitas nyeri
menurun dengan - Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil : - Berikan teknik
- Keluhan nonfarmakologis untuk
nyeri : 5 mengurangi rasa nyeri
- Meringis : 5 ( terapi music )
- Gelisah : 5 - Jelaskan strategi
- Perasaan meredakan nyeri
takut : 5 - Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasipemberian
analgetik, jika perlu

2 15/10/19 Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan - Identifikasi saat tingkat


17.30 situasional intervensi ansietas berubah
keperawatan 2x 24 - Identifikasi kemampuan
jam, maka ansietas mengambil keputusan
menurun dengan - Monitor tanda-tanda
kriteria hasil : ansietas
- Verbalisasi - Ciptakan suasana
khawatir terapeutik untuk
akibat kondisi menumbuhkan
yang di hadapi kepercayaan
:5 - Dengarkan dengan
- Perilaku penuh perhatian
tegang : 5 - Latih teknik relaksasi
- Perilaku - Latih kegiatan
gelisah : 5 pengalihan untuk
mengurangi ketegangan

3 15/10/19 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan - Monitor respons


18.00 b/d gejala penyakit intervensi terhadap relaksasi
keperawatan 2x 24 - Anjurkan rileks dan
jam, maka gangguan merasakan sensasi
rasa nyaman relaksasi
meningkat dengan - Gunakan nada suara
kriteria hasil : lembut dengan irama
- Rileks lambat berirama
meningkat - Anjurkan sering
- Keluhan tidak mengulangi atau melatih
nyaman teknik yang dipilih
menurun
- Gelisah
menurun
- Merintih
menurun
- Menangis
menurun

D. CATATAN PERAWATAN
Nama Klien : Ny. M
Diagnosis Medis : Kolik Abdomen
Ruang Rawat : 415/VIP
Tgl No. DK Implementasi Tanda Tangan
15/10/19 1 - Mengidentifikasi lokasi, Anggi
17.00 karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( terapi
music )
- Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Berkolaborasipemberian
analgetik, jika perlu
15/10/19 2 - Mengidentifikasi saat tingkat Anggi
17.30 ansietas berubah
- Mengidentifikasi kemampuan
mengambil keputusan
- Memonitor tanda-tanda
ansietas
- Menciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
- Mendengarkan dengan penuh
perhatian
- Melatih teknik relaksasi
- Melatih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan

15/10/19 3 - Memonitor respons terhadap Anggi


18.00 relaksasi
- Menganjurkan rileks dan
merasakan sensasi relaksasi
- Menggunakan nada suara
lembut dengan irama lambat
berirama
- Menganjurkan sering
mengulangi atau melatih teknik
yang dipilih

E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny. M
Diagnosis Medis : Kolik Abdomen
Ruang Rawat : 415/VIP

Tgl No. DK SOAP Tanda


Tangan
15/10/19 1 S:
17.00 - Pasien mengatakan
masih terasa nyeri
tetapi berkurang
- Pasien mengatakan
nyeri seperti di tusuk-
tusuk
- Pasien mengatakan
nyeri ada di perut
sebelah kiri
O:
- Pasien tampak lebih
rileks
- Pasien tampak masih
meringis sedikit
- Skala nyeri pasien
berkurang
- Pasien tampak bisa
menahan nyeri tanpa
farmakologi
- PQRST :
P : nyeri dirasa akibat
proses penyakit
Q : seperti di tusuk-
tusuk
R : nyeri dirasakan
sagat tajam di bagian
perut kiri bawah
S : skala nyeri 6
T : nyeri dirasakan
secara bertahap
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

15/10/19
2 S:
17.45
- Pasien mengatakan
sudah tidak marasa
cemas
- Pasien mengatakan
sudah merasa tenang
- Pasien mengatakan
gugup menghilang
O:
- Pasien tampak
gugupnya menghilang
- Pasien tampak merasa
tenang
- Pasien tampak tenang
setelah diberikan
relaksasi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

15/10/19
18.10 3 S:
- Pasien mengatakan
belum merasa nyaman
- Pasien mengatan masih
merasa nyeri
- Pasien mengatakan
belum nyaman jika
bergerak
O:
- Pasien tampak tidak
nyaman dengan nyeri
- Pasien tampak tidak
melakukan gerakan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

16/10/1 1 S:
9 - Pasien mengatakan
08.00 masih terasa nyeri jika
di tekan
- Pasien mengatakan
nyeri hilang timbul
- Pasien mengatakan
nyeri ada di perut
sebelah kiri
O:
- Pasien tampak lebih
rileks
- Pasien tampak masih
meringis jika di tekan
- Skala nyeri pasien
berkurang
- Pasien tampak bisa
menahan nyeri tanpa
farmakologi
- PQRST :
P : nyeri dirasa akibat
proses penyakit
Q : seperti di tusuk-
tusuk
R : nyeri dirasakan
sagat tajam di bagian
perut kiri bawah
S : skala nyeri 6
T : nyeri dirasakan
secara bertahap
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
3 S:
16/10/1 - Pasien mengatakan
9 sudah merasa nyaman
08.45 - Pasien mengatakan
merasa nyeri hanya jika
di tekan
- Pasien mengatakn
sudah tidak takut lagi
O:
- Pasien tampak sudah
biasa dengan nyerinya
- Pasien tampak tidak
takut
- Pasien tampak sudah
nyaman jika melakukan
pergerakan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

17/10/1 1 S:
9 - Pasien mengatakan
08.00 nyeri sudah menghilang
- Pasien mengatakan
sudah merasa nyaman
dan tidak nyeri tekan
- Pasien mengatakan
terapi relaksasi sangat
membantu untuk
nyerinya
O:
- Pasien tampak sudah
tidak gelisah karena
nyeri
- Pasien tampak sudah
bisa bergerak
- pasien tampak sudah
tidak ada nyeri tekan
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/38022626/lp_colik_abdomen_benar_doc
x
https://www.academia.edu/36399015/COLIC_ABDOMEN
Huda , Amin, dkk. 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Dignosa Medisdan Nanda Nic Noc Edisi Revisi Jilid 3
Jogjakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016, Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016, Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016, Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai