DISUSUN OLEH :
Fitriyanti
G3A019003
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri perut pada regio epigastrium dan hipocondriac dextra.
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan sebelum masuk RS, mengeluh nyeri perut pada epigastrium, saat nyeri
datang disertai dengan sesak napas, mau makan terasa mual, setelah makan sering
muntah,setelah seminggu nyeri belum kunjung sembuh maka keluarga membawa klien
ke Rumah Sakit.
Pada saat pengkajian tanggal 18/08/2019, klien mengeluh nyeri pada perut dibagian
epigastrium dan menyebar sampai ke hipocondriac dextra, mual (+), muntah > 5 x/hari,
sesak napas RR: 24x/menit, badan lemas (+), Kehilangan napsu makan dan pusing.
3. Riwayat perawatan dan kesehatan dahulu
Klien mengatakan punya riwayat penyakit Maag dan dahulu pernah dirawat di Rumah
Sakit dengan Hipertensi.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti yang sedang dialami Ny.
N
7. Eliminasi
a. Gejala (Subjektif) :
1) Pola BAB :
Sebelum sakit :
Frekwensi : 1 kali sehari pada pagi hari
Konsistensi : lembek dan padat
Saat sakit :
Frekwensi : 1-2 kali sehari pada pagi hari
Konsistensi : kadang lunak, kadang juga padat
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB : tidak ada alat bantu BAB
3) Kesulitan BAB : Konstipasi : iya, Diare : tidak
4) Penggunaan laksatif : tidak
5) Waktu BAB terakhir : 2 hari yang lalu
6) Riwayat perdarahan : tidak pernah, Hemoroid : tidak ada
7) Riwayat inkontinensia alvi : tidak
8) Penggunaan alat-alat : terpasang kateter urine
9) Riwayat penggunaan diuretik : tidak
10) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK : tidak ada
11) Kesulitan BAK : tidak
12) Keluhan BAK lain : tidak ada
b. Tanda (Objektif) :
1) Abdomen :
a) Inspeksi : abdomen membuncit : ada. Karena ada pembesaran kantong
empedu
b) Auskultasi : bising usus : 15 x/m.
c) Perkusi :
(1) Bunyi timpani dan pekak : ada, Kembung : ada.
(2) Bunyi abnomal lain : ada, bunyi cairan
d) Palpasi :
(1) Nyeri tekan : ada. Nyeri lepas : ada
Nyeri tekan dan lepas muncul dikarenakan pembesaran kantung empedu.
(2) Distensi kandung kemih : tidak ada
2) Pola eliminasi
a) Pola BAB : Konsistensi : lunak, Warna abnormal : iya (kuning keputihan)
b) Pola BAK : inkontinensia tidak ada, Resistensi tidak
c) Karakteristik urine : Warna : kuning, jumlah : 700-900 ml/hari, Bau : khas
d) Bila terpasang urostomy, colostomy atau ileustomi : tidak
8. Neurosensori dan Kognitif
a. Gejala (subjektif) :
1) Adanya nyeri :
P = Nyeri dirasakan saat duduk dan berkurang saat berbaring
menyamping
Q = Nyeri dirasakan seperti diremas-remas dan muter-muter
R = Lokasi nyeri di regio epigastrium
S = Skala nyari 4 (1-10)
T = Nyeri intermiten, dan lamanya nyeri saat muncul sekitar5 menit.
2) Rasa ingin pingsan/pusing : tidak ada.
3) Sakit kepala : tidak ada
4) Kesemutan : tidak ada
5) Mata : penurunan penglihatan : tidak ada.
6) Pendengaran : penurunan pendengaran : tidak
Telinga berdengung : tidak
7) Epiktasis : tidak
b. Tanda (objektif) :
1) Status mental
Kesadaran : composmentis
2) Skala Coma Glasgow : E : 4 M : 6 V : 5
3) Persepsi sensori : ilusi tidak, halusinasi tidak
4) Delusi tidak, afek tidak
5) Memori : saat ini baik, masa lalu baik.
6) Penggunaan alat bantu penglihatan/pendengaran : kacamata
7) Reaksi pupil terhadap cahaya : ka/ki +/+, ukuran pupil 2/2
8) Fascial drop tidak, postur tegap, reflek baik.
9) Penampilan umum tampak kesakitan : ada. Menjaga area sakit : iya, respon
emosional baik, penyempitan fokus baik.
9. Keamanan
a. Gejala (subjektif) :
1) Alergi : tidak ada
2) Obat-obatan : tidak
3) Makanan : tidak
4) Faktor lingkungan : tidak ada
a) Riwayat penyakit hub seksual : tidak ada
b) Riwayat transfusi darah : tidak pernah.
c) Riwayat adanya reaksi transfusi : tidak ada
5) Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
6) Riwayat cidera : tidak ada
7) Riwayat kejang : tidak ada
b. Tanda (objektif) :
1) Suhu tubuh 36,5 oC, diaforesis tidak ada
2) Integritas jaringan : baik
3) Jaringan parut : tidak ada
4) Kemerahan/pucat : tidak ada
5) Adanya luka : tidak ada
6) Ekimosis/tanda perdarahan lain tidak ada
7) Faktor resiko : terpasang alat invasif : tidak ada, jelaskan.
8) Gangguan keseimbangan : tidak ada.
9) Kekuatan umum : baik, tonus otot : normal, parese atau paralisa : tidak ada
10. Seksual dan Reproduksi
a. Gejala (subjektif)
1) Gangguan hubungan seksual : tidak ada keluhan.
2) Permasalahan selama aktifitas seksual : tidak ada
3) Pengkajian perempuan :
a) Riwayat menstruasi : teratur, tidak ada keluhan
b) Riwayat kehamilan : hamil 3x , abortus tidak ada, partus 3
c) Riwayat pemeriksaan ginekologi : tidak ada
b. Tanda (objektif) :
1) Pemeriksaan payudara : tidak dilakukan pemeriksaan.
2) Kutil genital/lesi : tidak dilakukan pemeriksaan
11. Persepsi Diri, Konsep diri dan mekanisme koping
a. Gejala (subjektif) :
1) Faktor stress : klien merasa cemas dengan penyakitnya.
2) Pengambil keputusan : biasanya dibantu sama anggota keluarga (suami)
3) Pemecahan masalah : jika ada masalah didiskusikan dengan anggota keluarga.
4) Upaya pasien dalam menghadapi masalah : pasien lebih banyak mendekatkan diri
kepada sang pencipta.
5) Perasaan cemas/takut : ada, takut sakitnya tak kunjung sembuh
6) Perasaan keputusasaan : tidak ada.
7) Konsep diri :
a) Citra diri : penyakit yang diderita mempengaruhi aktivitasnya
b) Ideal diri : harapan klien ingin cepat sembuh
c) Harga diri : klien tidak merasa rendah terhadap dirinya.
d) Identitas diri : klien menyukai identitas sebagai ibu rumah tangga
e) Konflik dalam peran : tidak terdapat konflik.
b. Tanda (objektif) :
1) Status emosional : tenang dan sedikit gelisah
2) Respon fisiologis : tidak terdapat perubahan signifikan pada TTV
12. Interaksi Sosial
a. Gejala (subjektif) :
1) Orang yang terdekat dan lebih berpengaruh adalah suami
2) Tidak ada kesulitan dalam hubungan dengan orang tua, saudara, pasangan
3) Tidak ada kesulitan dalam hubungan dengan tenaga kesehatan di RS
b. Tanda (objektif) :
1) Kemampuan bicara : Jelas
2) Pola bicara : tidak terdapat gangguan.
3) Pengguanaan alat banti bicara: tidak ada (-)
4) Perilaku menarik diri : tidak ada (-)
13. Pola nilai Kepercayaan dan Spiritual
a. Gejala (subjektif) :
1) Sumber kekuatan bagi pasien : Tuhan dan keluarga
2) Perasaan menyalahkan Tuhan: tidak ada.
3) Beribadah : klien masih jarang melakukan
ibadah seperti sholat 5 waktu.
b. Tanda (objektif) :
1) Perubahan perilaku :
a) Menarik diri : tidak ada
b) Marah/sarkasme : tidak ada
c) Mudah tersinggung : tidak ada
d) Mudah menangis : tidak ada
2) Menolak pengobatan : tidak ada
D. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 17/8/2019
Hb : 9,0 (normal :13,0-18,0 g/dl)
Ht : 26,90 (normal :12-16 gr/dl)
Leukosit : 5,0 (normal :3500 – 1100 (/ul) )
Trombosit : 129 (normal :150 – 400 mcl)
Asam Urat : 7,0 (normal : 2 – 6,5 mg/dl)
Kolesterol : 171 (normal : 200 – 239 mg/dl)
Trigliseril : 103 (normal : 150 – 199 mg/dl)
SGOT : 85 (normal :3 – 45 u/l)
SGPT : 39 (normal :0 – 35 u/l)
Nat : 131,0 (normal :135 – 145 mEq/L)
Kalium : 4,10 ( normal: 3,5 – 5 mmol/L)
Calsium : 1,16 (normal : 8,8 – 10,4 mg/dl)
HBsAg : negatif
2. EKG
3. Pemeriksaan USG ( tgl : 18-08-2019)
Hepar : ukuran dan bentuk normal, struktur parenkim homogen, ekogenisitas normal,
tepi rata , sudut tajam, tak tampak nodul,V.porta dan v. Hepatika tidak melebar.
Vesika velea : tak membesar, dinding tak menebal, tak tampak batu.
Lien : ukuran normal, parenkim homogen
Pankreas : ukuran normal, parenkim homogen
Ginjal kanan-kiri : ukuran normal,parenkim homogen
Aorta : tak tampak melebar
Gaster : terdapat dilatasi gaster
4. Obat-obatan :
Oral
o Amlodipin 1x10
o Ulsafat syr 3x1
o Bisolfon 2x 10 mg
o domperidon
Injeksi
o Omeprazol 2 x 40 mg
o Ketorolac 2 x 30 mg
o Ondansentron 2 x 4
o Ranitidine 2x4
Infus
o RL 20 tpm
E. ANALISA DATA
Data (Ds Dan Do) Masalah (P) Etiologi (E)
Ds : Nausea Distensi lambung
Klien mengatakan rasa mual (+)
Klien mengatakan muntah > 5 kali
Rasa tidak enak pada perut, terasa
kembung
Rasa tidak ingin makan.
Do :
Klien tampak lemas
Turgor kulit pucat
Nadi : 90 x/mnt
Hasil USG terdapat dilatasi gaster
Ds : Nyeri akut Agen cedera
Klien mengatakan nyeri perut regio fisiologis
epigastrium
o P = Nyeri hebat saat terlentang
o Q = Nyeri dirasakan seperti
diremas-remas dan muter-muter
o R = Lokasi nyeri di regio
epigastrium
o S = Skala nyari 4 (1-10)
o T = Nyeri tidak menentu kadang
tiba.
Do :
Tampak menahan nyeri
Skala nyeri 4
TD : 100/70
N : 90x/mnt
RR : 24x/mnt
S : 36,50C
Ds : Resiko defisit Kehilangan volume
Klien mengatakan terasa haus volume cairan cairan secara aktif
Klien mengatakan mutah > 5 kali
Mual (+)
Napsu makan menurun
Do :
Klien tampak lemah
Turgor kulit menurun
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea b.d distensi lambung
2. Nyeri akut b/d agen cedera fisiologis
3. Resiko defisit volume cairan b/d kehilangan volume cairan
secara aktif
G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Waktu Tujuan & Kriteria Rencana
Rasional
Dx (Tgl/Jam) (Noc) (Nic)
1 18-09- Setelah dilakukan 1. Kaji frekuensi mual, 1. mengetahui kondisi
2018 tindakan durasi, tingkat keparahan nausea
keperawatan selama keparahan, faktor 2. makan sedikit demi
3 x 24 jam frekuensi, faktor sedikit untuk
diharapkan nausea presipitasi yang mencegah timbulnya
berkurang dengan menyebabkan mual mual.
kriteria hasil : 2. Anjurkan pada 3. Makanan hangat
Penurunan pasien makan sedikit lebih nyaman di
terjadinya demi sedikit tapi pencernaan dan
intensitas mual sering. mengurangi nyeri
muntah 3. Anjurkan kepada 4. Pemberian
Penurunan pasien makan selagi antiemetik untuk
terjadinya mual hangat. mencegah mual
muntah 4. Kolaborasi muntah secara
pemberian terapi berlebihan
antiemetik.
2 19-09- Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Berguna untuk
2018 tindakan nyeri secara mengetahui masalah
keperawatan selama komprehensif nyeri secara detail.
3 x 24 jam ( PQRST). 2. Reaksi non-verbal
diharapkan nyeri 2. Observasi reaksi dapat
akut dapat teratasi non-verbal dari menggambarkan
dengan kriteria ketidaknyamanan. kondisi dan keadaan
hasil : 3. Gunakan teknik bila terjadi nyeri.
Mampu komunkasi 3. Komunikasi
mengontrol nyeri terapeutik untuk terapeutik dapat
Mampu mengetahui mengetahui
mengenali nyeri pengalaman nyeri permasalahan yang
Rasa nyaman pasien. terjadi pada klien
setelah nyeri 4. Kolaborasi 4. Analgetik digunakan
berkurang pemberian analgetik di saat nyeri tak
Tanda vital dalam 5. Monitor tanda-tanda tertahankan.
batas normal vital 5. Tanda tanda vital
menggambarkan
kondisi
perkembangan klien.
3 20-09- Setelah dilakukan 1. Monitor status 1. Mengetahui
2018 tindakan hidrasi perkembangan
keperawatan selama 2. Lakukan terapi IV hidrasi yang adekuat
3 x 24 jam 3. Berikan cairan yang 2. Terapi IV dapat
diharapkan resiko adekuat memudahkan
defisit volume cairan 4. Dorong keluarga pemberian terapi
dapat teratasi dengan untuk membantu farmakologik
kriteria hasil : pasien makan dan 3. Cairan yang adekuat
Tidak ada tanda minum mencegah dehidrasi
dehidrasi 4. Untuk mengganti
Elastisitas output yang
turgor kulit baik berlebihan
Membram
mukosa lembab
Tidak ada rasa
haus yang
berlebihan.
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No . Tgl/Jam Ttd &
Tindakan Respon Ps
Dx Tgl jam Nama
1 18-08- 08.0 1. Mengkaji faktor yang S : klien mengatakan Fitri
2019 0 menyebabkan mual dan mual dan muntah karena
WIB muntah nyeri padabagian
perutdan lambung
O : klien tampak
meringis kesakitan
2. Menganjurkan pada
09.0 pasien makan sedikit S : klien mengatakan
0 tapi sering akan melakukan sesua
WIB iinstruksi
O : klien mengerti dan
3. Menganjurkan klien paham
10.0 makan selagi hangat
0 S : klien mengatakan
WIB akan melakukan sesuai
4. Melakukan pemberian intruksi
obat omeprazol dan O : klien mengerti
12.0 ondansentron
0 S : klien mengatakan
WIB mual dan muntah
berkurang
O : klien tampak lebih
baik dan rileks
O : klien tampak
kecapean, lemas, terlihat
mata panda pada area
2. Mengobservasi reaksi mata
09.0 non verbal dari
0 ketidaknyamanan. S : klien mengatakan
WIB merasa lebih nyaman
dengan lingkungan yang
3. Melakukan pemberian tenang
obat ketorolak O : klien tampak lebih
10.0 rileks
0
WIB S : klien mengatakan
4. Memonitoring TTV nyeri sedikit berkurang
jika diberikan analgetik
O : klien tampak sedikit
12.0 rileks
0
WIB S:-
O : TD : 100/70 mmhg,
N : 90x/menit, RR :
24xmenit, S : 36,50C
S:-
16.0 2. Melakukan terapi IV, O : klien terpasang infus
0 memasang infus.
WIB S:-
3. Pemberian cairan infus O : klien tampak lemas
17.0 RL 20 tpm
0 S : klien mengatakan
WIB 4. Mendorong keluarga makan dibantu keluarga
untuk membantu klien O : -
17.3 makan dan minum
0
WIB
P : lanjutkan intervensi :
Mengkaji faktor yang menyebabkan mual
dan muntah
Menganjurkan pada pasien makan sedikit
tapi sering
Menganjurkan klien makan selagi hangat
Melakukan kolaborasi pemberian
antiemetik.
Memonitoring TTV
P : lanjutkan intervensi :
Melakukan pengkajian nyeri
Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
Memonitoring TTV
3 S : klien mengatakan badan terasa lemas, dan rasa Fitri
haus
P : lanjutkan intervensi :
Memonitor status hidrasi
Pemberian cairan infus RL 20 tpm
Mendorong keluarga untuk membantu
klien makan dan minum
P : lanjutkan intervensi :
Mengkaji faktor yang menyebabkan mual
dan muntah
Menganjurkan pada pasien makan sedikit
tapi sering
Menganjurkan klien makan selagi hangat
Melakukan kolaborasi pemberian
antiemetik.
Memonitoring TTV
P : lanjutkan intervensi :
Melakukan pengkajian nyeri jam
Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
Memonitoring TTV
3 S : klien mengatakan badan terasa lemas, dan rasa Fitri
haus
P : lanjutkan intervensi :
Memonitor status hidrasi
Pemberian cairan infus RL 20 tpm
Mendorong keluarga untuk membantu
klien makan dan minum
P : lanjutkan intervensi :
Mengkaji faktor yang menyebabkan mual
dan muntah
Menganjurkan pada pasien makan sedikit
tapi sering
Menganjurkan klien makan selagi hangat
Melakukan kolaborasi pemberian
antiemetik.
Memonitoring TTV
P : lanjutkan intervensi :
Melakukan pengkajian nyeri jam
Mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Melakukan kolaborasi pemberian
analgetik
Memonitoring TTV
3 S : klien mengatakan badan terasa lemas, dan rasa Fitri
haus
P : lanjutkan intervensi :
Memonitor status hidrasi
Pemberian cairan infus RL 20 tpm
Mendorong keluarga untuk membantu
klien makan dan minum