Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Agak sulit mengkaji kejadian kekerasan pada perempuan, biasanya mereka cenderung
menutup diri dan tidak mau menceritakan pengalaman KDRT nya kepada orang lain.
b. Pengkajian tentang kekerasan selama kehamilan direkomendasikan di kaji pada awal
ibu berkunjung ke antenatal care, karena biasanya ibu jarang memeriksakan
kehamilannya karena terkendala ijin dari pasangan, hal ini untuk mengantisipasi
permasalahan secara dini yang dapat timbul pada bayi yang dikandungnya (Amerika
Academy of pediatric, 2010)
c. Perlu pendekatan dan perlu di bangun hubungan saling percaya antara ibu dengan
perawat (Murray & McKinney,2014).
d. Saat pengkajian kekerasan sebaiknya dilakukan saat klien tidak bersama
pasangannya.
e. Waspada pada pasangan yang selalu menjawab pertanyaan terkait luka yang dialami
istrinya saat hamil, karena bisa jadi itu luka akibat tidakan kekerasan. (Murray &
McKinney,2014).
2. ANAMNESA
a. Pengantar :
Banyak diantara pasien kami mengalami ketegangan dalam hubungannya dengan
suami dst “
b. Tak langsung :
c. “gejala yang ibu alami mungkin akibat stres. Apakah ibu dan suami sedang
bertengkar?”
d. Langsung :
“apakah suami pernah menyakiti?”
e. Contoh lain :
 Apa yang terjadi apabila terjadi ketidak sepakatan antara anda dengan suami?
 Apakah anda merasa aman dan tenteram bila di rumah?
 Pernahkah anda ke dokter karena luka akibat kekerasan?
 Pernahkah anda takut bahwa anak anda akan disakiti orang dekat anda?
3. PEDOMAN UMUM
 Perhatikan kerahasiaan klien
 Berikan kepercayaan
 Nyatakan bahwa itu bukan kesalahannya
 Hormati hak klien dalam mengambil keputusan
 Bantu klien buat rencana penyelamatan diri
 Bantu peroleh layanan lainnya
4. PEMERIKSAAN FISIK
 Menyeluruh
a. Umum
b. Lokal pada (dugaan) cedera
c. Ginekologis
 Dapat dituntun oleh temuan dalam anamnesa berpedoman pada standar
 Dapat dibantu dengan pemeriksaan radiologis, usg, dll
5. TANDA TANDA KDRT
 Tidak bicara sendiri
 Diawasi terus oleh pasangannya
 Keluhan khronis tanpa penyakit
 Cedera yg tak jelas sebabnya
 Trauma fisik pada kehamilan
 Riwayat percobaan bunuh diri
 Terlambat cari pertolongan medis
 Cedera bilateral atau multiple
 Beberapa cedera dengan berbagai tahap penyembuhan
 Cedera yg tak sesuai dengan keterangan
 Infeksi tr urogenital
 Sindroma gangguan pencernaan
 Gangguan seksual
 Gangguan mental
 Mengikat anda diawal hubungan
 Cemburu yang berlebihan
 Hipersensitif
 Ekspetasi yang tidak realitas
 Mengisolir anda dari dunia
 Selalu menyalahkan orang lain
 Membuat anda bersalah
 Mengontrol kehidupan anda
 Jahat dalam hewan dan anak –anak

6. LUKA SPESIFIK
Interpretasi dengan tajam :
 Nilai derajat keparahan, lokasi, jumlah, bentuk yang khas
 Marginal haematome
 Jejak ikatan, jerat, cekikan
 Luka tusuk, bacok, tembak
 Luka bakar : rokok, setrika
 Patah tulang
7. KULIT DAN RAMBUT
 Cedera :
a. Memar,
b. Lecet,
c. Luka terbuka
 Jaringan parut
 Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi
 Alopecia
 Kuku-kuku
8. WAJAH
 Hematom, edema, krepitasi
 Fraktura tulang wajah
 Mata : perdarahan, kelainan kornea, visus, lapang pandang,
 Telinga : luka, membran timpani
 Hidung : fraktura, perdarahan
 Mulut : perdarahan, luka lama, keutuhan gigi
9. DADA DAN PERUT
 Kelainan kulit, nyeri, fraktura iga,
 Hati-hati : hematoma intra-muskulatur, retro-peritoneal, intra-abdominal
 Pemeriksaan rutin cardiovaskuler, respirasi
 Digestive
 Genito-urinary
 Usg atau ct scan bila perlu
10. SSP
 Syaraf pusat : sensoris, motorik
 Uji awal kemampuan kognitif dan status mental
 Riwayat amnesia, pusing, sakit kepala, muntah, mual, dll
 Ct scan bila ada indikasi
11. GIENEKOLOGIS
 Usahakan agar selalu dilakukan (harus ada consent)
 Dysuri, gangguan menstruasi, perdarahan per-vag, masalah seks, nyeri dubur, dll
 Cedera di bagian luar : pubis, v / v, perineum, anus
 Lakukan seperti pada korban kejahatan seksual
12. NURSING DIAGNOSIS KASUS KDRT PADA PEREMPUAN
 Resiko perdarahan
 Resiko Trauma
 Resiko Infeksi
 Ketakutan, Cemas
 Gangguan body image,
 Penderitaan yang kronis,
 Konflik pengambilan keputusan,
 Gangguan proses keluarga,
 Kehilangan kepercayaan diri
 Gangguan interaksi sosial,
 Isolasi sosial\
 Coping yang tidak efektif,
 Ketidakberdayaan,
 Risiko gangguan tumbuh kembang janin
 Risiko gangguan parenting
 Risiko gangguan pemeliharaan kesehatan,
 Risiko terjadinya distres spiritual (Murray &mckinney, 2014).
13. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEREMPUAN KORBAN KDRT
 Wanita korban kekerasan mengakui serangan fisik yang dialaminya,
 Membuat rencana spesifik untuk menghindari siklus kekerasan lagi,
 Mengidentifikasi sumber-sumber di lingkungan yang dapat membantu melindungi ibu
dan bayinya.
14. INTERVENSI
 Mendengarkan, dengan menggunakan komunikasi terapeutik
 Membangun perencanaan untuk keamanan,
 Yakinkan bahwa ibu tidak bersalah,
 Memberikan pendidikan kesehatan, dan
 Memberikan tindakan rujukan
15. EVALUASI
 Tindakan keperawatan di anggap berhasil jika:
Ibu mengakuikekerasan yang dialaminya dirumah,
Ibu mampu membuat rencanya yang nyata untuk perlindungan diiri dan bayinya dari
trauma di masa mendatang,
 Ibu mampu menggunakan sumber daya di sekitarnya untuk melindungi diri dan
bayinya terhadap trauma kekerasan.
 Tentunya dalam menangani semua masalah KDRT perlu peran serta dari semua pihak
agar dapat teratasi secara tuntas
16. RINGKASAN MANAGEMEN KDRT KEPERAWATAN
 Mengidentifikasi kekerasan
 Melindungi korban
 Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri korban
 Meningkatkan kesadaran diri bahwa korban layak untuk dihargai dan perlu minta
tolong untuk keluar dari permasalahan.
 Meningkatkan pengetahuan ttg alternatif penyelesaian masalah
 Melakukan perawatan fisik dan perlindungan anak/janin.

Anda mungkin juga menyukai