Latar Belakang
Maraknya pemberitaan di media massa mengenai
kekerasan seksual terhadap anak cukup membuat
masyarakat terkejut. Kasus kekerasan seksual
terhadap anak masih menjadi fenomena gunung es.
Hal ini disebabkan kebanyakan anak yang menjadi
korban kekerasan seksual enggan melapor. Karena itu,
sebagai orang tua harus dapat mengenali tanda -
tanda anak yang mengalami kekerasan seksual.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Pemerkosaan Pada Anak
Pemerkosaan (rape) berasal dari bahasa latin rapare
yang berarti mencari, memaksa, merampas atau
membawa pergi. Pemerkosaan adalah suatu usaha untuk
melampiaskan nafsu seksual yang dilakukan oleh seorang
laki-laki terhadap perempuan dengan cara yang dinilai
melanggar menurut moral dan hukum.
Kekerasan seksual (sexual abuse) merupakan jenis
penganiayaan yang biasanya dibagi dalam kategori
berdasar identitas pelaku terdiri dari:
Familial Abuse
Incest merupakan sexual abuse yang masih dalam
hubungan darah, menjadi bagian dalam keluarga
inti.
Extrafamilial Abuse
Jenis Kekerasan
a.Aniaya fisik (physical abuse)
Contoh aniaya fisik adalah anak menjatuhkan gelas yang
ada di meja, maka dihukum dengan memukul tangan
anak atau anak disiram air.
b. Pengabaian (Child Neglect)
Pengabaian perawatan dan asuhan sehingga anak tidak
mendapatkan pemenuhan kebutuhan sesuai dengan
tingkat perkembangannya dan menurunkan
kesejahteraan anak. Contohnya adalah gagal
menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.
d.Aniaya emosi (emotional maltreatment)
Perlakuan emosional yang salah dari orang tua
dan berdampak pada kerusakan emosi pada anak
sepanjang masa. Contohnya adalah penolakan,
tidak peduli, menyalahkan dengan kata-kata yang
menyakitkan (misal, bodoh, anjing), mengisolasi
anak, dan disiplin dengan peraturan yang tidak
konsisten.
Mekanisme Koping
Klien tidak mau menceritakan masalanya dengan
orang lain dikarenakan takut apabila masalahnya akan
membuat klien lebih tidak bisa menerima kenyataan.
Aspek Medik
Terapi yang diterima klien bisa berupa terapi
farmakologi dan rehabilitas
B. Masalah Keperawatan
1.Sindrom Trauma Perkosaan
Respons maladaptive terus-menerus terhadap
kekerasan hubungan seksual secara paksa yang
bertentangan dengan keinginan dan persetujuan
korban.
2. Ketakutan
Respons terhadap persepsi ancaman yang secara
sadar dikenali sebagai sebuah bahaya
C. Strategi Pelaksanaan
1. Pasien
2. Keluarga
D. Evaluasi
Diagnosa : Sindrom Trauma Perkosaan
Tujuan Umum: Klien dapat berinteraksi dengan orang
lain
Tujuan Khusus: Klien dapat membina hubungan
saling percaya dengan orang lain
Asuhan Keperawatan Pada Korban KDRT
A. Pengkajian
1.Identifikasi Hasil
Kecemasan
4. Evaluasi
Kecemasan
Gangguan tidur
Gangguan seksual
Diagnosa keperawatan
1.Ketakutan
Respon terhadap persepsi ncaman, yang secara sadar
dikenali sebagai sebuah bahaya.
2.Sindrom Pasca Trauma.
Rentan mengalami respon maladaptive yang terus
menerus terhadap peristiwa traumatis dan memilukan
3.Ansietas
Perasaan tidak nyaman kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom; perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
TERIMAKASIH . . . . . . . .