LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN
KASUS CVA DI RUANGAN IRNA A RSUD SYAMRABU
BANGKALAN
Oleh :
ABDUL MUHYI
NIM.20142010074
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian stroke
otak terganggu. Kurang nya aliran darah dan oksigen dapat merusakkan
stroke. Bukan berati gejala penyakit stroke tidak bisa di kenali (Sudarsini,
2017).
otak baik itu sumbatan karna thrombosis atau embolik. Sedangkan untuk
bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2012). Beberapa
seluruh dunia.
dan perawatan diri memunculkan rasa frustasi dan kemarahan terhadap diri
B. Faktor resikostroke
1) Usia
Stroke dapat terjadi pada semua usia, namun lebih dari 70% kasus
2) Jenis kelamin
3) Ras/ suku
orang eropa, hal ini ada kaitannya dengan lingkungan hidup, pola
4) Riwayat keluarga
1) Hipertensi
risiko stroke 2-4 kali lipat tanpa tergantung pada faktor risiko lainnya.
2) Diabetes
(Pinzon, 2010).
3) Merokok
(Pinzon, 2010).
4) Obesitas
lewat efek snoring atau mendengkur dan tiba-tiba henti napas karena
C. Klasifikasi stroke
1. Stroke hemoragik
sampai ke target organ atau sel otak. Akibatnya, sebagian otak tidak
darah juga bisa terjadi lantaran dinding pembuluh yang lemah, sehingga
2011).
2) Stroke Lacunar
b. Mulut mencong.
c. Bicara pelo.
f. Mudah lupa.
tanpa disadari.
E. Komplikasi stroke
Menurut Budhi (2013) pada pasien stoke yang terpaksa harus terus
a. Dekubitus
Luka –luka lecet pada bagian tubuh yang tergencet karena pasien tidak
posisi tidurnya.
b. Bekuan darah.
c. Pheumonia.
disebabkan pasien tidak dapat menelan dengan baik dan juga tidak dapat batuk.
e. Stress.
Keadaan pangkal bahu yang lepas dari sendinya. Ini disebabkan ptot
F. Pemeriksaan penunjang
86
G. Penatalaksaan stroke
c. Terapi oksigen.
e. Rehabilitasi medik.
H. Patofisiologi CVA
87
Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri
arteri yang membentuk sirkulus Willisi : arteri karotis interna dan sistem
darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark
atau kematian jaringan. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari
berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak.
Patologinya dapat berupa, (1) keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri,
misalnya syok hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau
embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau (4)
patogene stroke, maka perjalanan sakit akan dijabarkan dibawah ini menjadi:
ini umumnya penderita sudah mempunyai faktor risiko atau memiliki gaya hidup
2. Stadium patogenesis, yaitu stadium ini dimulai saat terbentuk lesi patologik
sampai saat lesi tersebut menetap. Gangguan fungsi otak disini adalah akibat
adanya lesi pada otak. Lesi ini umumnya mengalami pemulihan sampai akhirnya
terdapat lesi yang menetap. Secara klinis defisit neurologik yang terjadi juga
defisit neurologik yang cenderung menetap. Usaha yang dapat dilakukan adalah
88
a. Fase hiperakut atau fase emergensi. Fase ini berlangsung selama 0 – 3 / 12 jam
b. Fase akut. Fase ini berlangsung sesudah 12 jam – 14 hari pasca onset.
usaha yang sangat fokus pada restorasi/rehabilitasi dini dan usaha preventif
sekunder.
c. Fase subakut. Fase ini berlangsung sesudah 14 hari – kurang dari 180 hari pasca
onset dan kebanyakan penderita sudah tidak dirawat di rumah sakit serta
penatalaksanaan lebih ditujukkan untuk usaha preventif sekunder serta usaha yang
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
b. Keluhan utama
89
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang
melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan
trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan,
militus.
Pengkajian Fokus:
a. Aktivitas/istirahat:
b. Sirkulasi
90
hipertensi arterial.
c. Integritas Ego
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
e. Makanan/caitan :
f. Nyaman/nyeri
g. Respirasi
ronchi.
h. Keamanan
i. Interaksi social
91
j. Neuro Sensori
dyspalopia, lapang pandang menyempit. Hilangnya daya sensori pada bagian yang
muka.
Pemeriksaan neurologi
VII dan XII central. Penglihatan menurun, diplopia, gangguan rasa pengecapan
satu sisi tubuh, kelemahan, kesemutan, kebas, genggaman tidak sama, refleks
kontralteral.
4. Pemeriksaan refleks
5. Pada fase akut reflek fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah
beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahuli dengan refleks
patologis.
92
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
otak terhambat
kerusakan neurovaskuler
C. Rencana Keperawatan
vital
2. Berfungsinya saraf
TIK meningkat
3. Tanda tanda vital stabil
Terapi
dari sekret
2. Pertahankan jalan
berkomunikasi lagi
2. Dorong klien untuk
dengan kriteeia hasil :
mengulang kata kata
1. Dapat menjawab
3. Berikan arahan atau
psrtanyaan yang diajukan
perintah yang sederhana
94
klien
2. Dapat mengerti dan
melalui gambar