Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

FARMAKOTERAPI 1
“STROKE DAN HIPERTENSI”

DosenPengampu: apt. Made LaksmiMeiliana, M.Farm.Klin

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Andreas dal andy
2. Brilian hendrico
3. Maria Yusnita
4. Sang Saifudin
5. Nurul hidayah

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA
BANDAR LAMPUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Batasan
Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak akibat
terhambatnya aliran darah keotak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala
dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna,
sembuhdengancacat, ataukematian (Junaidi, 2011). Stroke merupakanserangan pada
otak yang timbul secara mendadak dimana terjadinya gangguan fungsi otak sebagian
atau menyeluruh akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya
pembuluh darah tertentu di otak, yang mengakibatkan sel-sel otak kekurangan oksigen
atau zat-zatmakanan dan akhirnya menyebabkan kematian sel dalam waktu yang
relative singkat (Nastiti, 2012).
Stroke menjadi salah satu masalah kesehatan yang memerlukan perhatian
khusus. Stroke menempati penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju
setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. World Health Organisation (WHO) tahun
2015, memperkirakan terdapat 20 juta orang yang akan meninggal dunia karena
stroke, disertai dengan meningkatnya kematian akibat penyakit jantung dan kanker.
Di Amerika Serikat sekitar 795.000 orang setiap tahunnya mengalami stroke, dimana
610.000 orang mengalami serangan stroke yang pertama dan 134.000 orang
meninggal akibatstroke (Nastiti, 2012).
Hipertensi merupakan factor risiko utama untuk terjadinya stroke, hipertensi
sering disebut the silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko terjadinya stroke
sebesar 6 kali, seseorang dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg. Semakin tinggi tekanan darah seseorang makaakan semakin tinggi
pula risiko terjadinya stroke. Hipertensi merusak dinding pembuluh darah yang akan
menyebabkan terjadinya penyumbatan bahkan pecahnya pembuluh darah di
otak(Nastiti, 2012).
Data mengenai factor risiko utama memicu terjadinya stroke yaitu hipertensi
juga mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) 2015, satudari lima orang dewasa diseluruh dunia mengalami peningkatan
tekanan darah. Prevalensi masyarakat mengalami hipertensi di seluruh dunia sekitar
972 juta orang atau 26,4%. Pada tahun 2030 kemungkinan hipertensi akan meningkat
menjadi 29,2%. Dari 972 juta penderita hipertensi, 333 juta diantaranya berada di
negara maju dan sisanya 639 jutaberada di negara berkembang.
1.2 Etiologi
1. Etiologi Penyebab stroke menurut Rendi dan Margareth (2015) :
a. Infarkotak (80%)
1) Emboli Emboli kardiogenik, fibrilasi atrium dan aritmialain, thrombus mural dan
ventrikelkiri, penyakaitkatub mitral atau aorta, endokarditis (infeksiatau non infeksi).
2) Emboli paradoksal Emboli arkus aorta, aterotrombotik (penyakit pembuluh darah
sedang-besar), penyakit eksrakanial, arterikarotis interna, arterivertebralis.
3) Penyakit intracranial Arterikarotis interna, arteriserebri interna, arteribasilaris,
lakuner (oklusiarteri perforanskecil).
b. Pendarahanintraserebral (15%) Hipertensi, malformasiarteri-vena, angipatiamiloid.
c. Pendarahansubaraknoid (5%)
d. Penyebab lain (dapat menimbulkan infark/pendarahan) Trobus sinus dura,
diseksiarterikarotis/vertebralis, vaskulitissistem sarafpusat, penyakitmoya-moya
(oklusiarteribesar intra cranial yang progresif), migren, kondisihi perkoagulasi,
penyalah gunaan obat, dan kelainan hematologist (anemiaselsabit, polisistema,
atauleukemia), sertamiksoma atrium.
1. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah
M., 2012) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a) Genetik Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b) Jenis kelamin dan usia Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah
menopause berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi
c) Diitkonsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak
yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembang nyapenyakit hipertensi.
d) Berat badan obesitas Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e) Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan konsumsi alcohol sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi
karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya. Hipertens
sekunder disebabkan oleh beberapapenyakit, yaitu :
a) Coarctationaorta
yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada
aorta toraksiatau aorta abdominal. Penyembitan pada aorta tersebut dapat
menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah diatas area
kontriksi.
b) Penyakit parenkim dan vaskularginjal. Penyakit ini merupakan penyakit utama
penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan
penyempitan
c) satu atau lebih arteribesar, yang secara langsung membawa darah keginjal.
Sekitar 90% lesiarteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosisatau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).
Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, sertaperubahan struktur
serta fungsi ginjal.
d) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen).
Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume
expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah
beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
e) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal ataukorteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f) Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g) Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
h) Kehamilan
i) Luka bakar
j) Peningkatantekananvaskuler
k) Merokok.

Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan katekolamin


mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung serta
menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Hipertensi pada usialanjutdibedakanatas (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016) :
1) Hipertensi dimana tekanan sistoliksama atau lebih besar dari 140 mmHg dan
atau tekanan diastoliksama atau lebi hbesar dari 90 mmHg.
2) Hipertensi sistolikterisolasi dimana tekanan distolikl ebhbesardari 160 mmHg da
tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):
1) Elastisitasdinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadikaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5) Meningkatnyaresistensipembuluhdarahperifer.
1.3 Patofisiologi
1) Stroke
Stroke iskemik terjadi karena obstruksi pada pembuluh darah yang
menyebabkan gangguan suplai darah keotak. Sementara itu, stroke hemoragik
terjadi karena rupture pembuluh darah yang menyebabkan terkumpulnya
darah di ronggaintrakranial. Berdasarkan lokasi perdarahan, stroke hemoragik
dapat diklasifikasikan menjadi perdarahan intraserebral atau perdarahan
subarachnoid

Gambar 1. CT scan stroke iskemik. Sumber: anonim, Openi, 2008.


Stroke iskemik dapat disebabkan oleh plak aterosklerosis atau emboli, dan
dapat diperparah dengan hipertensi, diabetes, dan berbagai factor risiko lain. Di lain
pihak, stroke hemoragik umumnya berkaitan dengan pecahnyaa neurisma atau adanya
malformasi arterio-venosa.
2) Hipertensi
Patofisiologi hipertensi melibatkan peningkatan tekanan darah, yang jika
terjadi secara kronis akan menyebabkan kerusakan target organ. Peningkatan
tekanan darah dapat terjadi akibat abnormalitas pada resistensi
periferataupun cardiac output. Patofisiologi hipertensi juga melibatkan sistem
renin-angiotensin-aldosteron.
1.4 MenifestasiKinik / GejalaKlinik
1) Stroke
Stroke iskemik(iofark) adalah stroke yang disebabkan aliran darah keotak
terhenti karena terosklerosisatauemboli yang didiagnosis dengan CT scan
sebagai goldstandar.
Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala utamanya adalah timbulnya
defisit neurologist, secara mendadak/subakut, di dahulu igejala prodromal,
terjadinya pada waktu istirahat ataubangunpagi dan biasanya kesadaran tidak
menurun, kecuali bila embolus cukupbesar, biasanya terjadi pada usia> 50
tahun. Menurut WHO dalam International Statistic DessificationOf Disease
And Realeted Health Problem 10th revitoan, stroke hemoragik dibagi atas
Pendarahan Intra Serebral (PIS) dan Pendarahan Subaraknoid (PSA).
Stroke akibat PIS mempunyai gejala yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala
karena hipertensi, serangan sering kali sianghari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepala hebat sekali, mual dan muntah sering terdapat
Pada pasien PSA gejala prodormal berupa nyeri kepala hebat dan akut,
kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, adagejala/tanda rangsang
maningeal, oedema pupul dapat terjadi bila ada subhialoid karena pecahnya
aneurisma pada arterikomunikans anterior atau arterikarotis interna.
Gejalaneurologis tergantung pada beratringannya gangguan pembuluh darah
dan lokasinya (Rendi, Margareth, 2012).
Manifestasiklinis stroke akut dapat berupa kelumpuhan wajah atau
anggota badan (hemiparesis yang timbul mendadak), gangguan sensabilitas
pada satu atau lebih anggota badan (gangguan hemiparesik), perubahan pada
permulan serangan, kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (60%
terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam s.ddua jam, dan
12% terjadi setelah dua jam, sampai 19 hari) (Rendi, Margareth,
2012).mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor, atau koma),
afasia (bicara tidak lancar, kurangnya ucapan, atau kesulitan memahami
ucapan), disartria (bicarapelo/cadel), gangguan penglihatan
(hemianopia/monokuler, atau diplopia), ataksia (trunkal/anggota badan),
vertigo, mual dan muntah, atau nyerikepala (Rendi, Margareth, 2012).

2) Hipertensi
Menurut Nurarif& Kusuma (2015), tanda dan gejala hipertensi
dibedakan menjadi:
a. Tidak ada gejala tidak ada gejala yang spesifik yang dapat
dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan
tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi
arterial tidak akan pernah terjadi agnosa jika tekanan arteri tidak
diukur.
b. Gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang
menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam
kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis bebera papasien
yang menderita hipertensi mengalami sakit kepala, pusing, lemas,
kelelahan, sesaknafas, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kesadaran
menurun.
1.5 Penatalaksanaan

Gambar 2. AlgoritmaTerapi Stroke Iskemik


BAB II

PROFIL PENDERITA

II.1 Riwayat Penyakit

Nama : Tn. Dion

Umur : 65 tahun

BB/TB : 70 kg/178 cm

Alamat :Jalan Melati 2, Jakarta Pusat

Diagnosa : Stroke Iskemik dan Hipertensi st 2

Keluhan saat ini : Mengalami kesulitan berbicara, mati

rasa lengan kiri dan nyeri kepala dan


demam

Riwayat P. Saat Ini : Pasien dibawa ke rumah sakit (tanggal

5 Desember 2021 pukul 09.00 WIB)


karena tiba-tiba terjatuh ketika
sedang olahraga ringan dirumahnya
(tanggal 5 Desember 2021 pukul
07.00 WIB). Beberapa harilalu pasien
sering merasa kesemutan dan nyeri
kepala

Riwayat P. Terdahulu : Hipertensi sejak 5 tahun

Riwayat P. Keluarga : Stroke, Hipertensi dan DM tipe 2

Riwayat Pengobatan :Amplodipine 5 mg PO di pagi hari

setiap hari

Simvastatin 10 mg PO seebelum
tidur setiap hari

Rutin menggunakan aspirin


Riwayat lingkungan, sosial dan gaya hidup :Pasien pensiunan, tidak merokok, sering

lupa minum obat. dalam satu bulan


terakhir hanya minum obat 1 kali
seminggu.

II.2 Data Klinik dan Data Lab

Jenispemeriksaan 5 Desember 2021 6 Desember 2021 NilaiRujukan


Tanda Vital
Tekanandarah 185/110 179/104 mmg/dL <140/80 mg/dL
mmg/dL
Suhu 39oC 38.5oC 37oC

Darah
WBC 5,9x103/mm3 3,2 – 10 x103/mm3
Na 140 mEq/L 135 – 144 mEq/L
K 4,2 mEq/L ≥ 18 tahun : 3,6 –
4,8 mEq/L
Cl 103 mEq/L 97 - 106 mEq/L
BUN 10 mg/dL 5-18 mg/dL
aPTT 25,3 detik 21-45 detik
BAB III

PROFIL PENGOBATAN

5-12-2021 6-12-2021 7-12-21


No Rut
Nama Obat Dosis S S M P S S M
. e P S M P S
I I I
1. Alteplase 6,3 mg IV 
0.9 mg/ kg bolus 15
menit, 56,7
mg
infusselama
120 menit
2. Aspirin 325 1xsehari Oral  
mg
3. Paracetamol 3x500 mg oral   
4 Ramipril 1x5 mg oral  
5 Simvastatin 1x20 mg oral v v
BAB IV
SOAP
4.1 DATA BASE
Nama tn. Dion Umur,BB,TB 65 tahun, 70kg/178cm
Alamat Jalan Melati 2, Jakarta Alergi -
Pusat
Riwayat Hipertensi sejak 5 tahun lau Riwayatobat Alteplase 0,9 Mg/Kg,
Aspirin 325mg,
penyakit
Paracetanol, Ramipril,
Simvastatin

4.2 LEMBARCPPT(CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI)


1. DataSubjektif : DataObjektif :
a. Mengalami kesulitan berbicara a. Tekanan darah 185/110mmg/dL (5
b. Mati rasa lengan kiri desember 2021)
c. Nyeri kepala 179/104mmg/dL (6 desember 2021)
d. Demam b. Suhu 39 celcius (5 desember 2021)
38,5 celcius ( 6 desember 2021)
Darah :
WBC : 5,9 X 103/MM3
Na : 140 mEq/L
K : 4,2 mEq/L
Cl : 103 mEq/L
BUN : 10 mg/Dl
Aptt: 25,3 detik
2. Assessment
a. Pemberiandual antiplatelet pada pasien bertekanan darah 185/110mg ( aspirin dan
clopidogrel) karena termasuk stroke iskemik memenuhi kriteria NIH untuk terapi
trombolitik.
b. Pada pasien yang menderita hipertensi tipe II pada guidline terapi hipertensi tipe
II obat ACE dan CCB
3. Planning
a. Pada pasien yang memiliki tekanan darah 185/110mmhg/dl bisa diberikan RtPA
(Alteplase) dan aspirin dengan penundaan waktu sampai 24 jam setelah terapi
pemberian dual antiplatelet (aspirin dan antiplatelet) dalam 24 jam selama 21 hari
pada pasien dengan stroke minor bermanfaat untuk mencegah resiko stroke resiko
sekunder hingga 90 hari setelah stokr (kelas II, peringkat bukti B).
b. Ramipril dikombinasikan dengan amlodipin karena merupakan guidline terapi
hipertensi II. ( penggunaan amlodipin kembali dilanjutkan karena untuk
mengkombinasikan antara obat golongan ACE dan CCB).
BAB V
PEMBAHASAN
Pasien Tn.dion 65 tahun dengan berat badan 70kg dan tinggi badan 178cm dengan
keluhan yang dialami saat ini mengalami kesulitan berbicara, mati rasa pada lengan kiri dan
nyeri pada kepala serta. Pasien dibawa ke rumah sakit pada tanggal 5 Desember 2021 pukul
09.00 karena terjatuh tiba-tiba pada saat sedang olahraga ringan di rumahnya pada tanggal 5
Desember 2021 pukul 07.00 karena beberapa hari yang lalu pasien sering merasa kesemutan
dan nyeri kepala dan pasien diagnosa terkena stroke iskemik dan hipertensi stadium 2 dengan
riwayat pengobatan amplodipine 5 mg PO dan simvastatin 10 mg po serta rutin menggunakan
aspirin.
Pasien yang mengalami stroke iskemik terjadi karena obstruksi pada pembuluh darah
yang menyebabkan gangguan suplai darah ke otak. Sementara itu, stroke hemoragik terjadi
karena ruptur pembuluh darah yang menyebabkan terkumpulnya darah di rongga intrakranial.
Berdasarkan lokasi perdarahan, stroke hemoragik dapat diklasifikasikan menjadi perdarahan
intraserebral atau perdarahan subarachnoid.
Hipertensi melibatkan peningkatan tekanan darah, yang jika terjadi secara kronis akan
menyebabkan kerusakan target organ. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi akibat
abnormalitas pada resistensi perifer ataupun cardiac output Patofisiologi hipertensi juga
melibatkan sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Pada pengobatan untuk pasien mengalami stroke karena tekanan darah 185/110
mmg/dl diberikan dual antiplatelet yang berfungsi untuk meninngkatkan kecepatan
rekalinasasi spontan dan perbaikan mikvaskular salah satunya yang efektif yaitu aspirin dan
clopidogrel karena sesuai dari guidline dan alogaritma pada stroke iskemik yang diberikan
untuk terapi trombolitik, dilakukan juga terapi pecegahan stroke iskemik akut yaitu :
1. Pembedahan Pembedahan (Surgical Intervention)
Pembedahan yang dilakukan meliputi carotid endarcerectomy, dan
pembedahan lain. Tujuan terapi pembedahan adalah mencegah
Carotidendarterectomy diindikasikan untuk pasien dengan stenois lebih dari
70%
2. Intervensi Endovaskuler
kekambuhan TIA dengan menghilangkan sumber oklusi lebih dari 70%.
Intervensi Endovaskuler terdiri dari: angioplasty and stenting, mechanical clot
distruption dan clot extraction. Tujuan dari intervensi endovaskuler adalah
menghilangkan trombus dari arteri intrakarnial
Pada pengobatan hipertensi stadium II diberikan ramipril dikombinasikan dengan
amplodipine, penggunaan amplodipine dilanjutkan karena mengkombinasikan dengan obat
golongan ACE, dilakukan juga terapi.
Untuk terapi non farmakologi atau evaluasi pada pasien penderita stroke dan
hipertensi adalah dengan cara:
1. Mengurangi makanan minuman cepat saji
2. Mengurangi makanan yang mengandung kalium (garam)
3. Istirahat yang cukup
4. Minum obat secara teratur dan tepat waktu
5. Hindari stres agar tekanan darah tidak naik
6. Makan makanan yang sehat seperti sayuran dan buah-buahan
7. Mengurangi aktivitas yang berat

Mekanisme kerja obat yang di gunakan


1.Aspirin
Mekanisme kerja aspirin terutama adalah penghambatan sintesis prostaglandin E2 dan
tromboksan A2. Akibat penghambatan ini, maka ada tiga aksi utama dari aspirin,yaitu: (1)
antiinflamasi, karena penurunan sintesisprostaglandin proinflamasi,(2) analgesik, karena
penurunan prostaglandin E2akan menyebabkan penurunan sensitisasi akhiran saraf nosiseptif
terhadap mediator pro inflamasi, dan (3) antipiretik, karena penurunanprostaglandin E2 yang
bertanggungjawab terhadap peningkatan set point pengaturan suhudi hipotalamus.
2. Clopidogrel
Clopidogrel merupakan obat yang memiliki efek anti agregasi dan menghambat
pembentukan trombus obat ini menghambat reseptor p2y12 di platelet secara irreversible
clopidogrel digunakan untuk pencegahan kejadian iskemik pada pasien dengan riwayat gejala
penyakit iskemik clopidogrel dalam kombinasi dengan asetat dosis rendah juga digunakan
untuk sindroma koroner akut tanpa elevasi segmen ST yle dan angina pectoris tidak stabil.
3. Ramipril
Ramipril merupakan obat golongan ACE inhibitor yang bekerja dengan cara
menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin berperan dalam
menyempitkan pembuluh darah. Cara kerja ini akan membuat pembuluh darah melebar,
aliran darah lebih lancar, dan tekanan darah pun menurun
4. Amlodipine
Amlodipine bekerja dengan cara menghambat influks kalsium ke dalam sel otot polos
pembuluh darah dan sel miokardium, sehingga menurunkan resistensi vaskular perifer.
Amlodipine diindikasikan pada pasien hipertensi dan angina.

 Terapi farmakologi
1. Aspirin
Indikasi: profilaksis penyakit cerebrovaskuler atau infrag miokard
Efek samping: bronkuspasme mual muntah nyeri ulserasi dan perdarahan saluran cerna
perdarahan rahim trombositopenia tinnitus
Dosis: 150 sampai 300 mg dan dosis pemeliharaan 75 sampai 100 mg setiap harinya untuk
jangka panjang
2. Clopidogrel
Indikasi: mencegah kejadian aterotrombosit pada pasien yang menderita infrag
miokard stroke iskemik atau penyakit arteri perifer sindrom koroner akut
Efek samping: dispepsia nyeri perut diare perdarahan mual muntah gastritis perut kembung
konstipasi tukak lambung usus besar sakit kepala pusing leukopenia
Dosis: dosis awal 1 x300 mg per hari lalu dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1x 75 MG
per hari
3. Ramipril
Indikasi: penderita hipertensi dal dengan menurunkan tekanan darah
Efek samping: hipotensi gangguan fungsi ginjal batuk kering yang menetap angioederm ruam
kulit gangguan pengecapan gangguan saluran cerna mual muntah dispepsia diare konstipasi
dan nyeri abdomen
Dosis: dosis awal 1 x 2,5 MG per hari dosis pemeliharaan 2,5-5 /MG per hari dosis maksimal
10 mg per hari terapi pada infak miokard akut 2,5-10 mg per hari dalam 1 atau 2 dosis .
4. Amlodipin
Indikasi: hipertensi profilaxis angina
Efek samping: edema prettybial gangguan tidur sakit kepala letih hipertensi tremor aritmia
takikardia mual nyeri perut ruam kulit wajah memerah
Dosis: dosis awal 1 x 5 MG per hari dosis maksimal 10 mg per hari pasien lanjut usia atau
gangguan fungsi hati dosis awal 1 x 2,5 MG per hari
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan

Pada pengobatan pasien dengan penderita kasus stroke dan hipertensi dapat disimpulkan
bahwa:
a. Pada pengobatan untuk pasien mengalami stroke karena tekanan darah 185/110
mmg/dl diberikan dual antiplatelet yang berfungsi untuk meninngkatkan kecepatan
rekalinasasi spontan dan perbaikan mikvaskular salah satunya yang efektif yaitu
aspirin dan clopidogrel karena sesuai dari guidline dan alogaritma pada stroke
iskemik yang diberikan untuk terapi trombolitik.
b. Pada pengobatan hipertensi stadium II diberikan ramipril dikombinasikan dengan
amplodipine, penggunaan amplodipine dilanjutkan karena mengkombinasikan dengan
obat golongan ACE, dilakukan juga terapi.
6.2 Saran
Monitoring terhadap pasien yang mendapat rtPA (alteplase), pemberian aspirin ditunda
sampai 24 jam selama 21 hari pada pasien dengan stroke minor,dan menggunakan
antiplatelet dual (aspirin danclopidogrel) untuk mencegah resiko stroke sekunder dan
pemberian obat antihipertensi ramipril yang dikombonasikan dengan obat golongan CCB
danditerapi.
DAFTAR PUSTAKA
Nastiti, Dian. Gambaran faktor risiko kejadian stroke pada pasien stroke rawat inap di R
Krakatau Medika. Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
Mohamad bachrudin,2015 MODEL DIAGNOSTIK STROKE BERDASARKAN
GEJALA KLINIS. Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai