Oleh:
Meyta Saskia Regita Putri, S.Ked
1830912320126
Pembimbing
BANJARMASIN
April, 2019
DAFTAR ISI
1. HALAMAN JUDUL 1
2. DAFTAR ISI 2
3. BAB I: PENDAHULUAN 3
7. BAB V: PENUTUP 44
8. DAFTAR PUSTAKA 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan kanker serta penyebab kecacatan nomor satu diseluruh dunia. Dampak stroke
tidak hanya dirasakan oleh penderita, namun juga oleh keluarga dan masyarakat
2013).
Menurut WHO, sebanyak 20,5 juta jiwa di dunia sudah terjangkit stroke
tahun 2011. Dari jumlah tersebut 5,5 juta jiwa telah meninggal dunia.
Diperkirakan jumlah stroke iskemik terjadi 85% dari jumlah stroke yang ada.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke di
penyakit jantung dan kanker. Prevalensi stroke mencapai 8,3 per 1000 penduduk,
sebagian. Hanya 15 % saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke atau
kecacatan (Nasution, 2013; Halim dkk., 2013). Dinas Kesehatan Jawa Tengah
menunjukkan bahwa pravalensi stroke non hemoragik di Jawa Tengah tahun 2014
adalah 0,05% lebih tinggi dibandingkan dengan angka tahun 2013. sebesar 0,03%.
Sedangkan pada tahun 2014 di RSUD Sukoharjo saja terdapat kasus stroke non
2
Stroke non hemoragik dapat didahului oleh oleh banyak faktor pencetus
dan sering kali berhubungan dengan penyakit kronis yang menyebabkan masalah
kolesterol, merokok, dan stres. Pada kenyataannya, banyak pasien yang datang ke
rumah sakit dalam keadaan kesadaran yang sudah jauh menurun dan stroke
merupakan penyakit yang memerlukan penanganan yang cukup lama. Oleh karena
itu peran petugas kesehatan sangat penting dalam melakukan tatalaksana pada
pasien stroke non hemoragik, serta diharapkan tidak hanya fokus terhadap
3
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Definisi
secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda sesuai dengan
daerah fokal di otak yang terganggu. Menurut Geyer (2009) stroke adalah
B. Etiologi
Stroke pada anak-anak dan orang dewasa muda sering ditemukan jauh
lebih sedikit daripada hasil di usia tua, tetapi sebagian stroke pada kelompok
usia yang lebih muda bisa lebih buruk. Kondisi turun temurun predisposisi
untuk stroke termasuk penyakit sel sabit, sifat sel sabit, penyakit
hiperlipidemia akan merespon untuk diet atau mengurangi lemak obat jika
4
perlu. Identifikasi dan pengobatan hiperlipidemia pada usia dini dapat
1) Stroke Iskemik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi
akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada
terdiri atas:
- Completed Stroke.
5
aterosklerotik di arteri: bifurkasio karotis komunis, arteri
karsinoma.
- Vasokonstriksi
2) Stroke Hemoragik
6
obesitas, merokok, alkoholik, hiperurisemia, peninggian hematokrit
(Mansjoer, 2000).
D. Patofisiologi
sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat
bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak
patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang
dapat berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada
(2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok
atau hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah akibat bekuan atau
atau (4) ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid
7
Suatu stroke mungkin didahului oleh Transient Ischemic Attack (TIA)
yang serupa dengan angina pada serangan jantung. TIA adalah serangan-
serangan defisit neurologik yang mendadak dan singkat akibat iskemia otak
1) Stroke Iskemik
aliran darah
8
b. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus atau
perdarahan aterom
emboli
yang tersumbat.
Ketika arteri tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus, maka
area sistem saraf pusat (SSP) yang diperdarahi akan mengalami infark jika
sentral, terdapat ‘penumbra iskemik’ yang tetap viabel untuk suatu waktu,
artinya fungsinya dapat pulih jika aliran darah baik kembali. Iskemia SSP
dapat disertai oleh pembengkakan karena dua alasan: Edema sitotoksik yaitu
akumulasi air pada sel-sel glia dan neuron yang rusak; Edema vasogenik
2. Stroke Hemoragik
9
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari
langsung ke dalam jaringan otak. Sebagian dari lesi vaskular yang dapat
subarakhnoid.
sering terjadi akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur
salah satu dari banyak arteri kecil yang menembus jauh ke dalam jaringan
defisit neurologik fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam
tekanan intrakranial, juga dapat melukai jaringan otak secara langsung oleh
10
karena tekanan yang tinggi saat pertama kali pecah, serta mengiritasi selaput
E. Gambaran Klinis
Tanda dan gejala infark arteri tergantung dari area vaskular yang
terkena.
- Infark lacunar
Hemianopia homonim.
Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak;
gejala seperti sinkop, bingung, dan pusing tidak cukup untuk menegakkan
11
diagnosis. TIA umumnya berlangsung selama beberapa menit saja, jarang
terjadi:
Hemiparesis
Disfasia
retina.
- Vertebrobasilar:
nyeri kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai
tanda Kernig).
papil dan perdarahan retina. Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai
akibat dari:
12
- Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intracranial
F. Diagnosis
ditegakkan dengan:
1) Skor Stroke
2) Pemeriksaan Penunjang
13
akan terlihat adanya gambaran hiperdens, sedangkan pada stroke iskemik
G. Penatalaksanaan
pengobatan stroke sedini mungkin, karena ‘jendela terapi’ dari stroke hanya
- Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas
- Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin normal 0,9 % dengan
- Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas
14
H. Prognosis
prognosis tersebut terjadi pada stroke fase awal atau pasca stroke. Untuk
mencegah agar aspek tersebut tidak menjadi lebih buruk maka semua
umum, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah dan suhu tubuh
Lamsudin, 1998).
activity daily living (ADL) hanya 19 % pada bulan pertama dan meningkat
yang terjadi pada penderita stroke. Hasil akhir yang dipakai sebagai tolok
15
jangka panjang setelah TIA dan stroke batang otak/serebelum ringan secara
dan penyakit arteri karotis yang menyertai. Pasien dengan TIA memiliki
16
I. DATA PRIBADI
Umur : 43 Tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status : Menikah
II. ANAMNESIS
Perjalanan Penyakit : Pasien datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin pada hari
Penurunan kesadaran terjadi 1 hari SMRS (24 Maret 2019) sekitar pukul 08.00
pagi. Penurunan kesadaran terjadi setelah pasien pulang dari gunung. Penurunan
kesadaran juga disertai kelemahan pada tangan sebelah kanan. Sebelumnya pasien
sudah mengalami kelemahan pada kaki kanan sejak 5 bulan SMRS sampai
akhirnya tangan kanan pasien juga mengalami kelemahan 1 hari SMRS. Pasien
17
pernah berobat ke RS TPT dan pasien di diagnosa ada penyumbatan pembuluh
darah di otak. Keluhan demam disangkal, trauma disangkal, mual (+) muntah (-)
Riwayat Penyakit Sekarang: Hipertensi (+) tetapi tidak rutin minum obat,
Diabetes mellitus (+) tetapi tidak rutin minum obat, hiperkolesterolemia (+) tetapi
Riwayat Penyakit Dahulu: Pernah mengalami stroke 5 bulan yang lalu dengan
Thoraks
18
Abdomen : Tampak datar, tidak teraba Hepar, lien dan massa, perkusi
Penyerapan : baik
Kemauan : baik
Psikomotor : aktif
V. STATUS NEUROLOGIS
A.Kesan Umum:
Pembicaraan : Disartri :-
Monoton : -
Scanning : -
Afasia : Motorik :-
Sensorik :-
Anomik :-
Kepala:
Besar : normal
19
Asimetri : tidak ada
Wajah:
B. Pemeriksaan Khusus
Kernig : (-)/(-)
Laseque : (-)/(-)
Bruzinski I : (-)/(-)
Bruzinski II : (-)/(-)
Bruzinski IV : (-)/(-)
2. Saraf Otak
Kanan Kiri
N. Olfaktorius
20
N. Optikus
Kanan Kiri
Pupil
N. Trigeminus
Cabang Motorik
21
Otot Maseter : dalam batas normal dalam batas normal
Kanan Kiri
Cabang Sensorik
Refleks kornea :+ +
N. Facialis
Waktu Diam
Waktu Gerak
Bersiul : bisa
22
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Bagian Motorik:
Bagian Sensorik:
N. Accesorius
Kanan Kiri
23
N. Hypoglossus
3. Sistem Motorik
Kekuatan Otot
+3 +5
- Kekuatan motorik ekstremitas :
+1 +5
- Tubuh :
Istirahat : Normal
- Lengan (Kanan/Kiri)
Fleksi sendi pergelangan tangan : dalam batas normal / dalam batas normal
Ekstensi sendi pergelangan tangan : dalam batas normal / dalam batas normal
24
Membuka jari-jari tangan : dalam batas normal / dalam batas normal
- Tungkai (Kanan/Kiri)
Besar Otot :
Atrofi : (-)/(-)
Palpasi Otot :
Konsistensi : normal
Tonus Otot :
Lengan Tungkai
Hipotoni - - - -
Spastik - - - -
25
Rigid - - - -
Rebound - - - -
Gerakan Involunter
Chorea : -/-
Athetose : -/-
Balismus : -/-
Fasikulasi : -/-
Myokimia : -/-
Koordinasi :
3. Sistem Sensorik
Rasa Eksteroseptik
Rasa Proprioseptik
26
Rasa nyeri tekan : dalam batas normal
Rasa Enteroseptik
Rasa Kombinasi
Fungsi luhur
5. Refleks-refleks
Refleks Biceps : (+ / +)
Refleks Triceps : (+ / +)
Refleks Patella : (+ / +)
27
Refleks Achiles : (+ / +)
Refleks Patologis :
Tungkai
Lengan
Hoffmann-Tromner : -/-
Snout : -
Sucking : -
Palmomental : -
Defekasi : Normal
Salivasi : Normal
7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
28
Gerakan Tubuh Torakolumbal Vertebra
Keterangan :
29
Hasil Pemeriksaan Penunjang
Hb : 12,3 g/dL
30
Pemeriksaan Laboratorium (25 Maret 2019)
Hb : 4,5 g/dL
31
Foto EKG (25 Maret 2019)
32
Pemeriksaan CT Scan (25 Maret 2019)
33
Cardiomegaly, CTR 54%
34
C. RESUME PENYAKIT
1. ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin pada hari senin, 25 Maret
terjadi 1 hari SMRS (24 Maret 2019) sekitar pukul 08.00 pagi. Penurunan
kesadaran terjadi setelah pasien pulang dari gunung. Penurunan kesadaran juga
mengalami kelemahan pada kaki kanan sejak 5 bulan SMRS sampai akhirnya
tangan kanan pasien juga mengalami kelemahan 1 hari SMRS. Pasien pernah
otak. Keluhan demam disangkal, trauma disangkal, mual (+) muntah (-). Riwayat
peyakit hipertensi (+) tetapi tidak rutin minum obat, DM (+) tetapi tidak rutin
minum obat, hiperkolesterolemia (+) tetapi tidak rutin minum obat. Pasien Pernah
mengalami stroke 5 bulan yang lalu dengan kelemahan kaki sebelah kanan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
35
Abdomen : dalam batas normal
Status Neurologis:
Nervus Cranialis :
m.sternocleidomastoideus dan
m. trapezius (+)
Motorik :
+3 +5
+1 +5
Sensibilitas :
+5 +5
+5 +5
36
Otonom : normal
Reflex Fisiologis :
Biceps :+|+
Triceps :+|+
Patella :+|+
Achilles :+|+
D. DIAGNOSIS
E. TERAPI
(1/4/2019)
IVFD NS 20 tpm
37
Antrain (k/p)
PO
Cetirizin 2x1
Sulfasferosus 3x2
F. PROGNOSIS
38
PEMBAHASAN
peredaran darah ke otak secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara
cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di
dibagi menjadi :2
Atau serangan iskemik otak sepintas (SOS) adalah penurunan aliran darah
yang berlangsung sepintas (tidak menetap atau tidak permanen) ke area terntentu
2. Stroke in evolution, dengan gejala neurologis yang makin, lama makin berat.
3. Complete stroke, dengan gejala neurologis yang menetap, dapat dibagi lagi
menjadi 2 yaitu :
Stroke dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Stroke Hemoragik dan Stroke
yang menyebabkan terjadinya iskemia otak diikuti infark otak sehingga terjadi
jaringan dan kompresi oleh hematoma dan edema dengan akibat akhir terjadi
39
iskemik otak.1,3 Untuk mendiagnosis banding Stroke Hemoragik dan Stroke Non
40
Menurut Marjono dan Sidharta, satu-satunya cara yang akurat untuk
Scan dan pungsi lumbal. Berdasarkan suatu penyelidikan yang dilakukan pada
masa pra CT Scan, ketepatan diagnosa klinis mengenai stroke hemoragik hanya
pasien dapat ditegakkan. Penatalaksanaan yang dilakukan terhadap pasien ini juga
paresis ekstremitas inferior dextra pada serangan stroke pertama dan terjadi
paresis eksterimats superior dextra pada serangan stroke kedua. Tanda klinis ini
terjadi lebih dari 24 jam, terjadi pada saat penderita sedang beraktivitas yaitu
berjalan jauh. Penurunan kesadaran tidak disertai dengan keluhan kejang dan
muntah. Berdasarkan hal tersebut dan juga pemeriksaan penunjang lainnya maka
Terhadap penderita diukur bukan hanya status neurologisnya saja tetapi juga
kemampuan fungsional yang dapat dicapai. Selain itu perlu juga dilakukan usaha
41
Penatalaksanaan pada penderita stroke dibedakan atas fase akut dan
fase pasca akut. Fase akut adalah hari ke 0 – 14 sesudah onset penyakit, dibagi
- Pernapasan (breath); jalan napas harus bebas, berikan oksigen kalau perlu.
- Darah (blood); tekanan darah dipertahankan agak tinggi agar perfusi oksigen
otak, bila ada kejang segera berikan diazepam atau dilantin intra vena secara
perlahan.
- Saluran kemih (bladder); pelihara balans cairan dan pasang dauer kateter
(penderita wanita) atau kondom kateter (penderita pria) bila ada inkontinensia
uri.
NGT.
2. Pengobatan Khusus
Nootropil.
42
Setelah fase pasca akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan
tahun, maka yang paling penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh
mungkin kecacatan penderita baik fisik maupun mental dengan fisioterapi, terapi
stroke, dengan jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko
stroke:
-
pengobatan hipertensi
-
mengobati diabetes melitus
-
menghindari rokok, obesitas, stess dan lain-lain
-
berolah-raga teratur.1
PENUTUP
43
Telah dilaporkan sebuah kasus Ny.W, umur 43 tahun yang datang dengan
pertama terjadi 5 bulan yang lalu. Pasien masuk RS tanggal 25 Maret 2019.
DAFTAR PUSAKA
44
1. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. 1996. Gambaran Umum
Tentang Gangguan Peredaran Darah Otak . dalam Kapita Selekta Neurologi
Harsono (ed). UGM Press, Yogyakarta
45