DISUSUN OLEH:
2022
A. Laporan Pendahuluan
A. Pengertian
B. Etiologi
Penyebab terjadinya marah menurut Stuart & Sundeen (1995) : yaitu harga diri
rendah merupakan keadaan perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, gangguan ini dapat
situasional maupun kronik. Bila kondisi ini berlangsung terus tanpa kontrol, maka
akan dapat menimbulkan perilaku kekerasan.
1. Faktor Predisposisi. Faktor predisposisi menurut (Stuart & Sundeen, 1995),
berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
predisposisi, artinya mungkin terjadi atau mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu :
C. Akibat
D. Penatalaksanaan
Penatalaksannan keperawatan :
a.Psikoterapeutik
b.Lingkungan terapieutik
c. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)
d Pendidikan keschatan
e.Thrihexiphenidil, yaitu mengontro perilaku merusak diri
menenangkanhiperaktivitas.
dan
f. ECT (Elektro Convulsive Therapy), yaitu menenanpkan klien bila
mengarah pada keadaan amuk.
E. Pohon Masalah
F. Askep
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan
alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
8. Kebutuhan persiapan pulang
9. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
11. Pengetahuan
Data Obyektif :
a. Wajah tegang dan merah
b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah
SP 1 Pasien
FASE ORIENTASI
“ assalamualaikum, selamat pagi ibu/bpk, perkenalkan nama saya ... saya biasa
dipanggil .... saya perawat yang dinas diruang ini. Hari ini saya dinas pagi dari jam
7 sampai jam 1 siang, jadi saya yang akan merawat ibu/ bpk kali ini. Nama ibu/bpk
siapa?dan senangnya dipanggil siapa?”
“bagaimana perasaan ibu/bpk hari ini?”
“masih ada perasaan kesal atau marah ?”
“baiklah sekarang kita akan berbincang bincang tentang perasaan marah yang ibu
rasakan.”
“berapa lama ibu/bpk mau kita berbincang bincang? Bagaimana kalu 10 menit?”
“ dimana kita akan berbincang bincang? Bagaimana kalau diruang tamu?”
FASE KERJA
“ apa yang menyebabkan ibu/bpk marah? Apakah sebelumnya ibu/bpk pernah
marah? Terus penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Pada saat
penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak
tersedia, air tak tersedia (misalnya ini penyebab klien marah), apa yang ibu/bpk
rasakan? Apakah ibu/bpk merasa kesal? Kemudian dada ibu berdebar debar mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Apa yang ibu lakukan
selanjutnya?”
“apakah dengan ibu/bpk marah marah, keadaan jadi lebih baik?”
“menurut ibu/bpk apakah ada cara lain yang lebih baik selain marah marah?”
“ maukah ibu/bpk belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian? Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikkan rasa marah,hari ini kita
belajar satu dulu.”
“ begini bu/pak, kalau tanda-tanda marah itu sudah ibu/bpk rasakan ibu/bpk berdiri
lalu tarik nafis dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan lahan
dari mulut seperti mengeluarkan kemarahan, coba lagi bu/pak dan lakukan
sebanyak 5 kali. Bagus sekali ibu/bpk sudah dapat melakukannya.”
“ nah sebaiknya latihan ini ibu/bpk lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul ibu/bpk sudah terbiasa melakukannya.”
FASE TERMINASI
“ bagaimana perasaan nya setelah berbincang bincang tentang kemarahan ibu/bpk?
“
“ coba ibu/bpk sebutkan penyebab ibu/bpk marah dan yang ibu/bpk rasakan dan
apa yang ibu/bpk lakukan serta akibatnya. Baik, sekarang latihan tadi kita masukan
ke jadwal harian ya bu/pak”
“ berapa kali sehari ibu/bpk mau latihan nafas dalam? Bagus .... nanti tolong
ibu/bpk tulis M bila ibu/bpk melakukannya tanpa disuruh, tulis B bila ibu/bpk
butuh dibantu dan tulis T bila ibu/bpk tidak melakukannya.”
“ baik bu/pak, bagaimana kalau besok kalau kita latihan cara lain untuk mencegah
dan mengendalikan marah ibu/bpk? Dimana kita akan latihan, bagaimana kalau
tempatnya disini saja ya bu/pak? Berapa lama kita akan lakukan, bagaimana kalau
10 menit saja? Baiklah kalau begitu saya pamit dulu ya ibu/bpk....
assalamualaikum”
FASE ORIENTASI :
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini,
saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil
apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?”
“Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang tamu?”
FASE KERJA
“Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan?
Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu
diperhatikan.”
“Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan
benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa
direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu
artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya
dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara
kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?””
“Nah bu, ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual
latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal,
spiritual dan obat teratur”. Kalau bapak bisa melakukanya jangan lupa di puji ya
bu”
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
bapak?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
“Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita
bicarakan tadi langsung kepada bapak?” “Tempatnya disini saja lagi ya bu?”
“ Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang
perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, kontrol; ke rumah sakit).
Saya rasa mungkin cukup sampai disini dan untuk persiapan pulang pasien lainya
akan segera saya siapkan”
DAFTAR PUSTAKA
https:/www.academin.edu/43809047/LAPORAN PENDAHULUAN_RESIKO
PERILAKU KEKFRASAN
https://www.academin.edu/37822087/LAPORAN PENDAHULUAN_RPKdoc
Direja, A. H. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan liwa. Yogyakarta; Nuha Medika.
Kandar, K., & Iswanti, D. I. (2019). Faktor Predisposisi dan Prestipitasi Pasien Risiko
http://dx.doi.org/10.32584/jiki.v213.226
Pardede, J. A., Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektivitas Behaviour Therapy
8-14. http://114.7.97.221/index.phn/NERS/article/view/1005