Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSIS KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI


RUANG INTENSIF PRIA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM

STASE KEPERAWATAN JIWA

Tanggal 06 – 11 Juni 2022

Oleh:

Muhammad Khairul Fikri, S.Kep


NIM. 2130913310017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG
INTENSIF PRIA RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM

Tanggal 06 – 11 Juni 2022

Oleh:

Muhammad Khairul Fikri, S.Kep


NIM. 2130913310017

Gambut, 06 Juni 2022


Mengetahui,

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

Dhian Ririn Lestari, S.Kep., Ns., M.Kep. Bakhtiar, S.Kep.,Ns


NIP. 19801215 200812 2 003 NIP. 19770402 200604 1 012
LAPORAN PENDAHULUAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan respon maladaptif dari kemarahan, hasil dari
kemarahan yang ekstrim ataupun panik. Perilaku kekerasan yang timbul pada klien
skizofrenia diawali dengan adanya perasaan tidak berharga, takut,dan ditolak oleh
lingkungan sehingga individu akan menyingkir dari hubungan interpersonal dengan
orang lain (Pardede, Keliat & Yulia, 2015).
Perilaku kekerasan adalah salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh
seorang yang dihadapi oleh seseorang yang ditunjukkan dengan perilaku kekerasan
baik pada diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan baik secara verbal maupun
non-verbal. Bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan bisa amuk, bermusuhan yang
berpotensi melukai, merusak baik fisik maupun kata-kata (Kio, Wardana &
Arimbawa, 2020).

B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Menurut Yusuf (2015), terdapat faktor predisposisi terjadinya perilaku
kekerasan, yaitu:
a. Psikoanalisis
Teori ini menyatakan bahwa perilaku agresif merupakan hasil dari
dorongan insting
b. Psikologis
Berdasarkan teori frustasi-agresif, agresivitas timbul sebagai hasil dari
peningkatan frustasi. Tujuan tidak tercapai dapat menyebabkan frustasi
berkepanjangan.
c. Biologis
Bagian-bagian otak yang berhubungan dengan terjadinya agresivitas
sebagai berikut : (Stuart, 2016).
d. Neurotransmitter
Beberapa neurotransmiter yang berdampak pada agresivitas adalah
serotonin, Dopamin, Norepinephrine, Acetylcholine dan GABA.
e. Perilaku
− Kerusakan organ otak, retardasi mental dan gangguan belajar
mengakibatkan kegagalan kemampuan dalam berespon positif terhadap
frustasi.
− Penekanan emosi berlebihan pada anak-anak atau godaan orang tua
mempengaruhi kepercayaan dan percaya diri individu.
− Perilaku kekerasan di usia muda, baik korban kekerasan pada anak atau
mengobservasi kekerasan dalam keluarga mempengaruhi penggunaan
kekerasan sebagai koping.
f. Sosiokultural
− Norma merupakan kontrol masyarakat pada kekerasan. Hal ini
mendefinisikan ekspresi perilaku kekerasan yang diterima atau tidak
diterima akan menimbulkan sanksi
− Budaya asertif di masyarakat membantu individu yang berespon
terhadap marah yang sehat
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan
orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik, keputusasaan, ketidak
berdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi perilaku kekerasan. Demikian
pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai atau pekerjaan dan kekerasan
merupakan faktor penyebab lain (Parwati, Dewi & Saputra 2018).

C. Tanda dan Gejala


Menurut Keliat (2016), tanda dan gejala perilaku kekerasan sebagai berikut :
1. Emosi: tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah (dendam), dan jengkel
2. Intelektual: mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat, dan meremehkan
3. Fisik: muka merah, pandangan tajam, napas pendek, keringat, sakit fisik,
penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat
4. Spiritual: kemahakuasaan, kebijakan/kebenaran diri, keraguan, tidak bermoral,
kebejatan, kreativitas terlambat.
5. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan humor.
G. Rentang Respon Marah
Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
tanggal MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No
Rumah Sakit dan alamat klien.
b. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah, dan perkembangan yang dicapai.
c. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
criminal. Dan pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social
budaya.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB)
dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
f. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir,
tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
g. Kebutuhan persiapan pulang
1) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan alat makan
kembali.
2) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
3) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
4) Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
h. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan
stimulus internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.

2. Pohon Masalah
Risiko Mencederai Orang Lain (Efek)

Risiko Perilaku Kekerasan (Core Problem)

Koping Tidak Efektif (Causa)

3. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan

4. Rencana Tindakan Keperawatan


Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan klien RPK

SP Untuk pasien SP untuk keluarga


Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi penyebab, tanda dan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
gejala perilaku kekerasan yang dalam merawat pasien
dilakukan dan akibat perilaku 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
kekerasan dan proses terjadinya Perilaku
2. Jelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan (gunakan booklet)
kekerasan : fisik, obat, verbal dan 3. Jelaskan cara merawat pasien
spiritual Perilaku kekerasan
3. Latihan cara mengontrol perilaku 4. Latih satu cara merawat PK dengan
kekerasan secara fisik : tarik napas melakukan kegiatan fisik : tarik nafas
dalam dan pukul kasur dan bantal dalam dan pukul bantal / kasur
4. Masukkan pada jadwal kegiatan 5. Anjurkan untuk membantu sesuai
untuk latihan fisik jadwal kegiatan dan memberikan
pujian
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
beri pujian merawat / melatih pasien cara fisik,
2. Latih cara mengontrol perilaku beri pujian
kekerasan dengan obat (6 benar 2. Jelaskan 6 benar cara memberikan
obat, guna, dosis, frekuensi, cara, obat
kontinuitas minum obat, akibat 3. Latih cara memberikan /
jika obat tidak diminum sesuai membimbing minum obat
program, akibat putus obat) 4. Anjurkan membantu sesuai jadwal
3. Masukkan pada jadwal kegiatan kegiatan dan memberikan pujian
untuk latihan fisik dan minum obat
Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat, serta beri pujian merawat / melatih pasien fisik 1&2
2. Melatih pasien mengontrol dan memberikan obat, berikan pujian
perilaku kekerasan secara verbal 2. Latih keluarga cara membimbing :
(3 cara, yaitu : mengungkapkan, cara berbicara yang baik
meminta, menolak dengan benar) 3. Latih keluarga cara membimbing
3. Masukan pada jadwal kegiatan kegiatan spiritual
untuk latihan fisik, minum obat
dan verbal
Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat dan verbal, beri pujian merawat / melatih pasien fisik 1&2,
2. Latih pasien mengontrol perilaku memberikan obat, cara bicara yang
kekerasan secara spiritual (2 baik dan kegiatan spiritual. Beri
kegiatan) pujian.
3. Masukkan pada jadwal kegiatan 2. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM,
untuk latihan fisik, minum obat, tanda kambuh dan rujukan.
verbal dan spiritual. 3. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian.
Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan 5
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1&2, minum obat, verbal dan merawat / melatih pasien fisik 1&2,
spiritual, beri pujian memberikan obat, cara bicara yang
2. Nilai kemampuan yang telah baik dan kegiatan spiritual dan follow
mandiri up. Beri pujian.
3. Nilai apakah Perilaku Kekerasan 2. Nilai kemampuan keluarga merawat
terkontrol pasien
3. Nilai kemampuan keluarga
melakukan kontrol ke RSJ / PKM
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A 7 Akemat (2016). Keperawatan jiwa : terapi Aktivitas kelompok. Ed.2. EGC
Pardede, J. A., Keliat, B.A., & Yulia, I. (2015). Kebutuhan Dan Komitmen Klien
Skizofrenia Meningkat Setelah Diberikan Acceptance And Commitment
Therapy Dan Pendidikan Kesehatan Kepatuhan Minum Obat. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 3(18), 157-166.
Parwati, I. G., Dewi, P. D., & Saputra, I. M. (2018). Asuhan Keperawatan Perilaku
Kesehatan. https://www.academia.edu/37678637/
asuhan_keperawatan_perilaku_kekerasan
Yusuf, AH. (2015) Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan : Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai