Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN ANAK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TBC

Tanggal 09 – 14 Mei 2022

Oleh:
Muhammad Khairul Fikri, S.Kep.
NIM. 2130913310017

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
STASE KEPERAWATAN ANAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TBC

Oleh:
Muhammad Khairul Fikri, S.Kep.
NIM. 2130913310017

Banjarmasin, Mei 2022

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructor

Eka Santi, S.Kep., Ns., M.Kep. Handoko, S.Kep., Ns.


NIP. 19780615 200812 2 001 NIP.19681008 199103 1 005
LAPORAN PENDAHULUAN TBC PARU

Definisi (2–4) Manifestasi Klinis (5)


TB (Tuberkulosis)  penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru dan organ 1. Gejala umum
lainnya. a. Batuk berdahak 30 hari disertai nyeri
Bakteri TBC merupakan BTA (Bakteri Tahan Asam)  sehingga b. Produksi sputum meningkat
menjadi salah satu pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis TBC c. Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
d. Berat badan menurun selama 3 bulan
e. Demama lama/berulang > 2 minggu
f. Keringat malam
Klasifikasi (6) Cara Penularan (5)
g. Diare
1. Lokasi anatomi h. Rasa kurang enakk badan (malaise)
Penyebaran melalui batuk / dahak yang i. Sesak nafas
a. TB Paru b. TB Ekstraparu
menyebar di udara dalam bentuk  Droplet
2. Riwayat pengobatan
a. Kasus baru 2. Gejala spesifik
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan a. TBC kulit/ skrofuloderma
b. Kasus riwayat pengobatan sebelumnya (kambuh,
kuman TB dari udara b. TBC tulang dan sendi :Tulang
pengobatan gagal, putus obat, hasil tidak
1. Banyaknya percikan droplet dalam udara punggung (spondilitis), Tulang
didokumentasikan, pindahan) panggul (koksitis), Tulang lutut.
2. Lamanya menghirup udara pajanan
3. Hasil pemeriksaan bakteriologis & uji resistensi obat Tulang kaki dan tangan
3. Kurangnya ventilasi dalam ruang
a. Apusan dahak BTA positif c. TBC Otak dan saraf : meningitis
4. Kurangnya sinar matahari langsung yang
b. Apusan dahak BTA negatif dengan gejala kaku kuduk, muntah,
dapat membunuh kuman TB
4. Status HIV  positif, negatif, tidak diketahui dan kesadaran menurun

Etiologi (1) Pemeriksaan Penunjang (2,8) Penatalaksanaan (7)


Mycobacterium tuberculosis  berbentuk batang, ukuran 1-4/mm
x 0,3-0,6/mm. Dilapisi asam lemak (lipid) sehingga tahan dengan a. Uji Tuberkulin  Uji mantoux 1. Edukasi
asam. b. Pemeriksaan bakteriologi
i. Pemeriksaan dahak mikroskopis 2. Medikasi
ii. Tes Cepat Molekuler (TCM) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan, saluran
a. Lini 1 : isoniazid, rifampisin,
cerna, dan luka terbuka di kulit  membuat reaksi peradangan dan iii. Pemeriksaan biakan
pirazinamid, streptomisin, etambutol
mengakibatkan pneumonia akut (pada organ pernafasan) dan c. Pemeriksaan radiologi  foto toraks
b. Lini 2 : gol.florokuinolon
membentuk tuberkel serta memunculkan beragam gejala. d. Pemeriksaan histopatologi  dicurigai (Levofloksasin, moksifloksasin,
TB ekstraparu gatifloksasin), OAT suntik, OAT oral,
Fenomena akut yaitu bakteri melalui pembuluh darah ke dalam e. Pemeriksaan serologi dan golongan obat D1-D3.
organ-organ tubuh mengakibatkan TBC ekstraparu.
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN TBC PARU (9–11)

Pengkajian Diagnosis Keperawatan


1. Identitas 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Keluhan utama 2. Hambatan rasa nyaman
3. Riwayat penyakit 3. Ansietas
4. Pemeriksaan laboratorium 4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
5. Keletihan
5. Pemeriksaan fisik
6. Intoleransi Aktivitas
6. Pemeriksaan radiologi 7. Hambatan pertukaran gas

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (00031) Hambatan Rasa Nyaman (00214) Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari
Kebutuhan (00002)
NOC NOC NOC
Status Pernafasan: Kepatenan Jalan Nafas Status Kenyamanan Status Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 3 jam, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 2 Setelah dilakukan askep 3 x 8 jam, pasien membaik
klien mampu membaik dengan kriteria hasil: jam, klien menunjukkan rasa nyaman dengan kriteria dengan kriteria hasil:
1. Frekuensi pernafasan kisaran normal hasil: 1. Intake nutisi baik
2. Irama pernafasan kisaran normal 1. Kesejahteraan fisik meningkat 2. Intake makanan baik
3. Mampu mengeluarkan sekret 2. Lingkungan fisik nyaman dan mendukung 3. Asupan cairan cukup
4. Tidak ada suara nafas 3. Adanya dukungan sosial dan keluarga 4. Peristaltic usus normal
5. Tidak ada dispnea 5. Berat badan meningkat
6. Tidak ada penggunaan otot bantu nafas NIC
Teknik Relaksasi
NIC 1. Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi NIC
Manajemen Jalan Nafas serta jenis relaksasi yang tersedia Manajemen Nutrisi
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan kesulitan 2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa 1. Monitor catatan intake nutrisi dan kalori
bernafas distraksi dengan lampu yang redup dan suhu 2. Anjurkan intake kalori sesia dengan
2. Catata pergerakan dada, kesimetrisan, otot bantu lingkungan yang nyaman kebutuhan
nafas, dan retraksi otot 3. Tunjukkan dan praktikan Teknik relaksasi pada 3. Anjurkan penyiapan dan penyajian makanan
3. Monitor suara nafas tambahan dan pola nafas klien dengan Teknik aman
4. Bersihkan jalan nafas dengan chin lift/jaw thrust 4. Kaji adanya alergi makanan
5. Posisikan pasien memaksimalkan ventilasi
6. Identifikasi kebutuhan pasien membuka jalan nafas 5. Monitor adanya penurunan BB
7. Lakukan fisioterapi dada 6. Monitor mual muntah
8. Ajarkan batuk efektif 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
9. Lakukan suction, jika ada lendir
10. Auskultasi suara nafas
11. Berikan terapi nafas jika perlu (misal oksigen dan
nebulizer)

Ansietas (00146) Keletihan (00093) Hambatan Pertukaran Gas (00030)


NOC NOC NOC
Kontrol kecemasan diri Tingkat Kelelahan Status Pernafasan: Pertukaran Gas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 8 jam, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 2 Setelah dilakukan askep 2 x 2 jam, pasien membaik
klien mampu mengontrol kecemasan dengan kriteria hasil: jam, klien membaik dengan kriteria hasil: dengan kriteria hasil:
1. Menggunakan Teknik relaksasi untuk mengurangi 1. Memverbalisasikan peningkatan energi dan 1. PaO2, PaCO2, dan SpO2 kisaran normal
kecemasan merasa lebih baik 2. Keseimbangan ventilasi dan perfusi kisaran
2. Memonitor durasi tiap episode cemas 2. Menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi normal
3. Mempertahankan tidur adekuat kelelahan Tanda-tanda Vital
4. Mempertahankan hubungan sosial 3. Mempertahankan kemampuan untuk Setelah dilakukan askep 2 x 2 jam, pasien membaik
5. Mengendalikan respon cemas berkonsentrasi dengan kriteria hasil:
1. Suhu, nadi, tekanan darah kisaran normal
NIC NIC 2. Tingkat dan irama pernafasan kisaran normal
Pengurangan kecemasan Manajemen Energi
1. Dengarkan klien 1. Evaluasi deskripsi keleahan pasien tingkat
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan keparahan dari waktu ke waktu, perubahan, NIC
3. Jelaskan semua prosedur yang akan dialami pasien agregasi atau faktor pengurang Terapi Oksigen
4. Dorong keluarga untuk mendampingi klien 2. Tentukan kemungkinan penyebab kelelahan 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Ajarkan relaksasi 3. Observasi kemampuan pasien untuk melakukan 2. Siapkan oksigen dan berikan melalui sistem
ADL humidifer
4. Observasi konsumsi nutrisi pasien untuk sumber 3. Monitor aliran oksigen
energi dan kebutuhan metabolik 4. Monitor efektifitas terapi oksigen
5. Evaluasi perkiraan pasien untuk keletihan lelah, 5. Amati tanda-tanda hipoventilasi induksi
keinginan untuk berpartisipasi dalam strategi
mengurangi kelelahan dan tingkat dukungan oksigen
keluarga dan sosial 6. Konsultasi tenkes lain penggunaan oksigen
tambahan selama kegiatan dan tidur
Monitor Tanda-tanda Vital
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernafasan
2. Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipo
dan hipertermi
3. Monitor suara paru-paru
4. Monitor warna kulit, suhu, dan kelembapan
5. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
TTV

Intoleransi Aktivitas (00092)


NOC
Konservasi Energi
Setelah dilakukan askep 2 x 12 jam, pasien membaik dengan kriteria hasil:
1. Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, N, RR
2. Mampu melakukan aktivitas sehari secara mandiri
3. Tanda-tanda vital normal
4. Energi psikomotor baik
5. Level kelemahan rendah
6. Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat
7. Status kardiopulmonari adekuat
8. Sirkulasi status baik
9. Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat

NIC
Manajemen energi
1. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitas medik
2. Bantu identifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3. Bantu identifikasi dan dapatkan sumber yang diperlukan untuk beraktivitas
4. Benatu klien membuat jadwal Latihan di waktu luang
5. Sediakan penguatan positif yang aktif
6. Bantu klien mengembangkan motivasi
7. Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA

1. Fitriani D, Pratiwi RD, Betty. TBC, Askep dan Pengawasan Minum Obat dengan
Media Telepon. Tangerang Selatan: STIkes Widya Dharma Husada; 2020.
2. Menteri Kesehatan RI. Permenkes RI No.67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 67 Tahun 2016
Indonesia; 2016 p. 1–163.
3. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin: Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI; 2018. 1–10 p.
4. Alnur RD, Pangestika R. Faktor Risiko Tuberkulosis Paru Pada Masyarakat Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bambu Apus Kota Tangerang Selatan. ARKESMAS.
2018;3(2):112–7.
5. Marlinae L, Arifin HS, Noor IH, Rahayu A, Zubaidah T, Waskito A. Desain
Kemandirian Pola Perilaku Kepatuhan Minum Obat pada Penderita TB Anak Berbasis
Android. Yogyakarta: CV Mine; 2019.
6. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana
Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.
7. Nasution N. Peran Kader Tuberkulosis dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis
di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara; 2020.
8. Werdhani RA. Patofisiologi, Daignosis, dan Klasifikasi Tuberkulosis. Jakarta:
Departemen Imu Kedokteran Komunitas, Okupasi dan Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013.
9. Herdman TH, Kamitsuru S. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. 11th ed. Keliat BA, Mediani HS, Tahlil T, editors. Jakarta:
EGC; 2017.
10. Moorhead S, Johnson M, Maas ML, Swanson E. Nursing Outcomes Classification
(NOC). 5th ed. Nurjannah I, Tumanggor RD, editors. Singapura: CV. Mocomedia;
2013.
11. Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM, Wagner CM. Nursing Interventions
Classification (NIC). 6th ed. Nurjannah I, Tumanggor RD, editors. Singapura: CV.
Mocomedia; 2013.

Anda mungkin juga menyukai